Manusia selalu dihadapkan dengan peristiwa yang tidak pasti. Peristiwa yang tidak pasti tersebut
dapat berupa peristiwa menguntungkan atau menyenangkan atau merupakan keuntungan yang
mungkin diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang merugikan baik bagi
dirinya, keluarganya maupun harta bendanya.1 Oleh sebab itu manusia memerlukan proteksi atau
perlindungan. Asuransi dalam bahasa belanda disebut verzekering yang berarti pertanggungan atau
asuransi dalam bahasa inggris disebut insurance.2 Asuransi berasal dari bahasa inggris “assure”
yang berarti menanggung dan “assurance” yang berarti tanggungan 3 .
Dalam hukum asuransi
dikenal bermacam macam istilah. Ada istilah hukum pertanggungan, hukum asuransi. dalam
bahasa belanda disebut verzekering recht dan dalam istilah bahasa inggris disebut insurance law,
sedangkan dalam praktek sejak dalam hindia belanda sampai sekarang banyak dipakai orang
istilah asuransi (assurantie).4
Perusahaan Asuransi Umum, adalah perusahaan yang memberikan jasa pertanggungan risiko yang
memberikan penggantian karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
Pengertian dari sistem asuransi adalah sebuah sistem yang dibentuk untuk meminimalisir sebuah
resiko berupa kehilangan atau kerugian yang terjadi pada seseorang kemudian resiko tersebut
dipindahkan atau disalurkan ke badan usaha lain untuk menanggungnya. Oleh karena itu, asuransi
juga sering disebut atau dikaitkan dengan suatu jalan alternatif untuk memindahkan sebuah resiko
pada orang atau pihak lain sehingga mereka akan mendapatkan akibat yang kecil.
Dalam dunia asuransi, ada juga istilah yang bernama sistem informasi asuransi. Sistem itu dibentuk
untuk merendahkan atau mengurangi kehilangan finansial dengan menyalurkannya kepada pihak
lain. Sistem-sistem dalam sebuah perusahaan asuransi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
peningkatan kompleksitas dalam sebuah tugas manajemen, peningkatan kemampuan karyawan
dalam menggunakan komputer, dan juga perkembangan teknologi untuk menunjang terbentuknya
sebuah sistem yang utuh dan solid.
Kategori Sistem Asuransi di Indonesia
Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem informasi asuransi, sistem asuransi di
Indonesia juga terbagi dalam empat kategori umum di antaranya:
Kegiatan pemrosesan (core processing) yang meliputi seluruh kegiatan administrasi dalam
pembentukan sebuah polis dan juga pemberian pelayanan kepada pemegang polis.
Distribusi (distribution) yang meliputi pelayanan dan juga pemberian jasa pada para agen
asuransi seperti pembuatan pelatihan yang meliputi jenis produk, pembuatan tarif premi,
dan juga pembatasan rating asuransi.
Dokumentasi (documentation) yang meliputi dokumentasi kegiatan investasi, surat
menyurat, pelaporan, serta pembuatan sertifikat yang dilakukan oleh perusahaan.
Infrastruktur (infrastructure) yang meliputi pelayanan organisasi dalam pengambilan
keputusan bisnis oleh perusahaan
2. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Pasal 1320 dan Pasal 1774 6
Dilihat dari ketentuan umum dalam UU No.2 Tahun 1992 menyebutkan bahwa, “Asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, yang mana pihak
penanggung mengikatkan diri dengan pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
KUHP bagian dua menjelaskan bab tentang syarat-syarat terjadinya suatu perjanjian yang
sah, dimana hal tersebut dirinci dan dijelaskan dalam salah satu pasal, yaitu Pasal
1320 yang menyebutkan bahwa “Untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat yaitu
kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan dalam membuat suatu
perikatan, suatu pokok persoalan tertentu, dan suatu sebab yang tidak terlarang.”
Manfaat asuransi adalah memberikan jaminan yang bersifat menguntungkan kepada pihak
tertanggung jika terjadi sesuatu yang merugikan atau merusak dimana kejadian tersebut
tidak dapat dipastikan waktunya. Karena sifat itulah asuransi juga harus menyesuaikan
dengan ketentuan yang terdapat pada Pasal 1774 KUHP, yang menyatakan bahwa “suatu
persetujuan untung-untungan ialah suatu perbuatan yang hasilnya, yaitu mengenai untung
ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, tergantung pada suatu
kejadian yang belum pasti.”
3. KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) Bab 97
Dalam Bab 9 KUHD menjelaskan tentang asuransi dan pertanggungan secara umum yang
dijelaskan secara terperinci dalam Pasal 246-286. Dari sekian banyak pasal yang ada dalam
Bab 9 KUHD, yang paling sesuai dengan penjelasan asuransi secara umum adalah Pasal
246 yang menyebutkan bahwa “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian,
dengan mana seorang penanggung mengikatkan dirinya kepada seorang tertanggung,
dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 19928
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 merupakan ketentuan yang mengatur tentang
penyelenggaraan usaha perasuransian. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 merupakan ketentuan yang mengatur tentang
penyelenggaraan usaha perasuransian. Pengaturan ini diperbaharui dengan diterbitkan
Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Pasal 1 yang mengemukakan bahwa asuransi
adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk : 9
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meningganya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnyatertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 10
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 mengandung perubahan terhadap
beberapa pasal dari undang-undang sebelumnya yang telah disesuaikan dengan kondisi
perkembangan perekonomian negara, diantaranya tentang meningkatnya persyaratan
modal yang harus disetor untuk pendirian perusahaan asuransi baru, adanya laporan yang
harus disampaikan kepada menteri jika terjadi setiap perubahan kepemilikan perusahaan
asuransi, dan perubahan persyaratan untuk mendapatkan izin usaha perusahaan asuransi.
Asuransi
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (UU No.2/1992
tentang Asuransi).
Unsur2 Asuransi
Asuransi Sosial
Asuransi yang ditujukan oleh pemerintah untuk melindungi orang dengan sosial ekonomi rendah
dalam menghadapi segala sesuatu hal yang menimbulkan risiko termasuk didalamnya kecelakaan,
kesehatan, serta jaminan hari tua.
Askes adalah salah satu jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau
perawatan para anggotanya jika jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada 2
perawatan yang ditawarkan perusahaan asuransi yaitu rawat inap, rawat jalan. PT. Askes Indonesia
merupakan BUMN yang ditugaskan pemerintah untuk menyelanggarakan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi PNS, Penerima pensiun, TNI dan POLRI, veteran perintis kemerdekaan beserta
keluarganya dan badan usaha lainnya.
Tujuan Askes
1. Membayar biaya RS
2. Biaya pengobatan dan menggantian kerugian tertanggung atas hilangnya pendapatan karena
cidera akibat kecelakaan atau penyakit
3. Meningkatkan pelayanan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan anggota keluarganya
Daftar Pustaka
1. M. Suparman sastrawidjaya, Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga,
Alumni, Bandung, 1997, hal. 1
2. J.C.T.Simorangkir, Rudy erwin, J.T. Prasetyo, Kamus Hukum, (Jakarta; Sinar Grafika,
2009) hal 182
3. I.P.M. Ranuhandoko, Terminal Hukum : Inggris-Indonesia, (Jakarta; Sinar Grafika,
2006), hal 75
4. Abdul Muis, Hukum Asuransi dan Bentuk-bentuk Perasuransian, (Medan; Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, 2005), hal 1
5. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang usaha
perasuransian.
6. Republik Indonesia, KUHP Pasal 1320 dan Pasal 1774
7. Republik Indonesia, KUHD bab 9 menjelaskan tentang asuransi dan pertanggungan.
8. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992. Tentang.
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.
9. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian.
10. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 tentang usaha
Perasuransian.
11. Chriswardani,S.2013. “ASURANSI KESEHATAN” pengantar kuliah FKM-MIKM
Universitas Diponegoro.
12. Andini, Riasti Sari. 2013. Perbandingan Kepuasan Pelayanan Pasien Rawat Jalan
ASKES dan Pasien Rawat Jalan JAMKESEMAS di Poliklinik Kulit dan Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi. Universita DiponegorO.
13. Jamsos Indonesia. 2015. Prosedur Prosedur ASKES. Internet. Cited 20/6/2019. From :
www.jamsosindonesia.com
14. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 46 /Seojk.05/2017 Tentang Pengendalian
Fraud, Penerapan Strategi Anti Fraud, dan Laporan Strategi Anti Fraud Bagi
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi,
Perusahaan Reasuransi Syar.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2015 tentang
Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada
Sistem Jaminan Sosial Nasional.
16. Sarwo, Yohanes Budi. 2015. “Tinjauan Yuridis terhadap Kecurangan (Fraud) dalam
Industri Asuransi Kesehatan di Indonesia” dalam Jurnal Ilmiah Hukum Unika
Atmajaya 2105.