Anda di halaman 1dari 39

Skenario 3

Tiba-tiba lumpuh

Seorang laki-laki berumur 75 tahun datang berobat ke dokter dan mengeluh tiba-
tiba ekstremitas superior dan inferior dextra tidak dapat digerakkan sejak kurang
lebih 30 menit yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis
pasien tersebut menderita stroke hemoragik.

1
Identifikasi Kata Sulit

1. Ekstremitas Superior adalah anggota gerak di bagian atas


2. Ekstremitas Inferior adalah anggota gerak di bagian bawah
3. Dextra adalah bagian kanan
4. Stroke Hemoragik adalah stroke yang terjadi pada otak yang mengalami
kebocoran/pecahnya pembuluh darah

2
Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan:
1. Faktor apa terjadinya stroke hemoragik?
2. Sebutkan bagian dari ekstremitas superior!
3. Sebutkan bagian dari ekstremitas inferior!
4. Kenapa ekstremitas superior dan inferior tidak dapat
digerakkan?
5. Apa bagian pembuluh darah pada otak yang pecah dan
menyebabkan stroke hemoragik?
6. Apa fisiologis otak?
7. Sebutkan bagian-bagian otak!
8. Apa fungsi otak?
9. Apa struktur otak?

Jawaban:

1. -Tekanan darah tinggi -Kelainan darah


-Cedera kepala berat -Pecahnya pembuluh darah di
-ketridaknormalan pembuluh Otak
darah di otak sejak lahir
2. -Os. Clavicula -Os. Humerus -Os. Ulna
-Os. Scapula -Os. Radius -Ossa Manus

3. -Os. Femur -Os. Fibula

-Os. Tibia

4. Karena terjadinya kerusakan pada sistem saraf otak

5. Pembuluh darah kapiler di otak

6. - Otak depan: Thalamus, Hipothalamus, Kelenjar Pituitari

3
- Otak Tengah: Tectum, Tegmentum Colliculus Superior dan

Inferior

- Otak Belakang: Medulla Oblongata, Ponsvaroli, dan

Cerebellum

7. - Cerebrum (Otak Besar)

- Cerebellum (Otak Kecil)

- Medulla Oblongata

8. - Cerebrum (Otak Besar) berfungsi untuk berfikir, menyimpan

memori, merasa, bersifat sadar.

-Cerebellum (Otak Kecil) berfungsi untuk menjaga

keseimbangan tubuh dan koordinasi tubuh.

- Medulla Oblongata berfungsi untuk mengontrol denyut

jantung, tekanan darah, pernapasan, bersifat diluar

kesadaran.

9. Otak depan, otak tengah, otak belakang

4
Skema

Laki-laki usia 75 tahun

Ekstremitas Superior dan Inferior


Dextra

Tidak dapat digerakkan kurang lebih 30 menit

Otak

Saraf Saraf Motorik Pembuluh darah

Struktur Fungsi Struktur Fungsi

5
Sasaran Belajar

LO. 1 Memahami dan Menjelaskan Otak

1.1 Definisi
Otak adalah struktur pusat pengaturan yang terdiri atas 100 juta sel saraf
atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan,
perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Oleh karena itu otak merupakan
organ tubuh paling penting yang memegang kendali kehidupan makhluk
hidup.1

1.2 Struktur

Struktur otak berkaitan dengan fungsi somatik, Otonomik dan refleks.


Pusat pengawasan sistem respirasi, kardiovaskular dan pencernaan terletak di
medulla, bagian otak yang paling primitif. Pons bertugas mengatur inhibisi pusat
pernapasan, pons dan serebelum bersama-sama mengatur gerakan motorik.
Nuklei retrikular di pons dan medulla, merupakan tidur dan eksitasi struktur otak
besar diatasnya.2

Serebelum, menempati bagian belakang batang otak, melekat pada otak


tengah, berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan. Nuklei pusat motorik somatik di
otak tengah mengatur gerakan waktu berjalan, postur tubuh, gerakan kepala dan
bola mata.2

Hipothalamus mempunyai beberapa pusat (nuklei, area) untuk mengatur


keseimbangan internal (hemeostatis), termasuk suhu tubuh, kadar gula darah, lapar
dan kenyang, perilaku seksual dan hormon. Talamus suatu struktur komplek tempat
integrasi sinyal sensori dan memancarkan ke struktur otak diatasnya, terutan ke
korteks serebi. Talamus juga berperan dalam mengendalikan gerak motorik dan
eksitasi korteks.2

6
Otak besar terdiri dari empat lobus: 2

 Lobus frontalis
 Lobus oksifitalis: berfungsi dalam penglihatan ringkat tinggi
 Lobus parietalis: pusat pendengaran
 Lobus temporalis: pusat pengaran, bahasa dan kognitif

Otak besar memiliki dua bagian yang hampir sama yakni hemisfer kiri dan
kanan. Otak besar terdiri atas korteks ganglia basalis, dan sistem limbik. Kedua
hemisfer terbagi menjadi di hubungkan oleh serabut padat: korpus kolosum.2

Hemisfer terbagi menjadi empat lobi yakni: 2

 Lobus frontalis: bagian paling depan (daerah dahi)


 Lobus oksifitalis: bagian belakang kepala
 Lobus parietalis
 Lobus temporalis

1.3 Fungsi
Fungsi otak manusia terdiri dari 3 bagian yaitu: 3
a. Cerebrum (Otak besar): Bagian otak yang paling besar, dan memiliki
lipatan-lipatan. Cerebrum menerima pesan dari seluruh alat indera dan
memiliki beberapa fungsi seperti, memori, berpikir, dan perasa.
b. Cerebellum (Otak kecil): Berfungsi menjaga keseimbangan gerak
tubuh. Semua saraf yang masuk dan meninggalkan otak lalu menuju
ke otot mengirim pesan ke cerebellum. Kerjanya bersifat refleks dan
tidak dapat dikontrol.
c. Medulla oblongata: Mirip dengan sumsum tulang belakang, tetapi
fungsinya sangat berbeda. Medulla oblongata adalah bagian otak yang
berfungsi mengontrol denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
Semua pekerjaan yang ditangani oleh medulla oblongata bersifat
diluar kesadaran.

7
LO. 2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Otak

2.1 Makroskopis

Pandangan latelar kiri. Hubungan lobus-lobus cerebrum spesifik dengan


fossa cranii dapat diamati pada gambar ini. Lobus frontalis terletak pada
fossa cranii anterior, lobus temporalis pada fossa cranii media, dan
cerebellum pada fossa cranii posterior. Sinus durae matris berikut dapat
diidentifikasikan: sinus sagitalis superior dan inferior, sinus rectus, sinus
transversus, sinus sigmoideus, sinus cavernosus, dan sinus petrosus
superior dan inferior, serta sinus occipitalis.4

8
9
Dilihat dari kiri. Penampangan ini terletak begitu jauh di medial, sehingga struktur-
struktur Mesencephalon terpenting yang dapat dilihat adalah: Subtansia nigra, Nucleus
ruber, dan Colliculi superior dan inferior. Di depan, Olivia inferior berjalan di Medula
oblongata, jaras piramidal (Tractus pyramidalis) sebagai bagian sistem jaras. Corpus
callosum terpotong dalam dimensi utuh. Jaras fornikal dengan bagian terpanjangnya
terpotong (b). Otak kecil mencapai dimensi terbesarnya; di sini membentuk atap
ventrikel IV (b). Septum pellucidum, yang membentang antara Fornix dan Corpus
callosum, terkena potong sebagian. Hypophysis yang tergambar di (b) pada saat
mengeluarkan otak tertinggal di Sella turcica, artinya organ ini selalu terputus saat
pengambilan otak keluar dari Cranium. 4

10
2.2 Mikroskopis
Secara mikroskopis terdapat beberapa bagian di dalam otak yaitu : 4
a. Lobus Oksipital: Ujung posterior serebrum, terdapat dalam sensori
penglihatan.
b. Lobus Parietal: Memantau seluruh informasi spasial yang berkaitan
dengan posisimata, kepala dan tubuh. Berperan juga dalam kemampuan
numeri.
c. Lobus Temporal:
- Berperan penting dalam fungsi auditori
- Lobus Temporal bagian kiri berperan dalam pemahaman bahasa dan
berperan pula pada perilaku yang berkaitan dengan emosi dan
motivasi.
- Tumor pada lobus temporal menyebabkan adanya halusinasi visual
dan auditor.
d. Lobus Frontal: Mampu mengolah informasi dalam jumlah yang banyak.
e. Sistem Limbik:
- Sirkuit yang mengelilingi thalamus

11
- Mengatur proses perilaku bermotivasi (motivated behavior) yaitu
Fleeing (melarikan diri/menghindar dari bahaya), Feeding (makan),
Fighting (berkelahi/melawan) dan Sexual Behavior
- Bagian-bagiannya: Amygdala, Hipokampus, Bulbus Olfaktori
f. Bangsal Ganglia:
- Struktur dibawah serebrum dan lateral terhadap thalamus
- Terdapat tiga struktur pada bangsal ganglia yaitu nukleus kaudat,
putamen, globuspalidus
- Penurunan fungsi bangsal ganglia ditemukan di pasien Parkinson,
Huntington
g. Diensefalon: Terdapat 2 struktur utama “Thalamus dan Hipothalamus”
h. Thalamus:
- Berasal dari bahasa Yunani yaitu ruangan dalam atau ranjang
pengantin
- Berbentuk seperti dua alpukat yang menjadi satu (satu di belahan
kanan, satu di belahan kiri)
- Hampir semua informasi sensori lewat thalamus sebelum berakhir ke
korteks serebrum
i. Hipothalamus:
- Area kecil di dasar otak yang posisinya di bawah thalamus
- Bentuk mirip thalamus namun kecil
- Berkaitan dengan motivasi, misalnya makan, minum, pengaturan suhu
tubuh, perilaku seksual, perkelahian, tingkat aktivitas tubuh
- Bagian yang penting dekat dengan hipothalamus adalah pituitary gland
j. Kelenjar Pituitari (Pituitary Gland):
- Kelenjar endokrin yang melekat di bawah hipothalamus
- Melepaskan hormone ke pembuluh darah sebagai respon informasi
yang diterima hipothalamus

12
k. Saraf Kranial: Saraf-saraf yang berasal dari otak dan terdapat 12 pasang

LO. 3 Memahami dan Menjelaskan Fisiologis Motorik Otak

Susunan saraf pusat: 2


1. Medula Spinalis
2. Otak Besar
3. Otak Kecil
4. Otak
5. Batang otak

Susunan Saraf Perifer:


1. Susunan saraf somatic
Susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas
otot sadar atau serat lintang.
2. Susunan saraf otonom
Susunan saraf yang mempunyai peranan penting memengaruhi pekerjaan
otot involunter (otot polos) seperti jantung, hati, pancreas, jalan pencernaan,
kelenjar dan lain-lain.
a. Susunan saraf simpatis
b. Susunan saraf parasimpatis

13
Otak
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah tabung yang
mulanya memperhatikan tiga gejala pembesaran otak awal.2
1. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, thalamus, serta
hipotalamus.
2. Otak tengah, tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus.
3. Otak belakang, menjadi pons varoli, medulla oblongata, dan serebelum.

Serebrum
Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu: 2
1. Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang terletak di depan sulkus
sentralis.
2. Lobus parietalis, terdapat di depan sulkus sentralis dan dibelakang oleh korako-
oksipitalis.
3. Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura serebralis dan di depan
lobus oksipitalis.
4. Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.

14
Korteks serebri selain dibagi dalam lobus dapat juga dibagi menurut fungsi dan
banyaknya area. Campbel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area. Secara
umum korteks serebri dibagi menjadi empat bagian: 2
1. Korteks sensoris
Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang mengurus
bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh
bergantung pada fungsi alat yang bersangkutan. Di samping itu juga korteks
sensoris bagian fisura lateralis menangani bagian tubuh bilateral lebih dominan.
2. Korteks asosiasi
Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri merupakan kemampuan
otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berpikir, rangsangan yang
diterima diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan daya yang lain. Bagian
anterior lobus temporalis mempunyai hubungan dengan fungsi luhur dan
disebut psikokorteks.
3. Korteks motoris
Menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi utamanya adalah
kontribusi pada traktur piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.

15
Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap
mental dan kepribadian.

Fungsi serebrum:
1. Mengingat pengalaman yang lalu.
2. Pusat persarafan yang menangani, aktivitas mental, akal, intelegensi, keinginan,
dan memori.
3. Pusat menangis, buang air besar, dan buang air kecil.

Batang otak
Batang otak terdiri dari: 2
1. Diensefalon
Bagian otak yang paling rostral, dan tertanam di antara ke-dua belahan otak
besar (haemispherium cerebri). Diantara diensefalon dan Mesencephalon,
batang otak membengkok hampir sembilah puluh derajat kearah ventral.
Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus temporalis
terdapat kapsula interna dengan sudut menghadap kesamping.
Fungsi dari diensefalon:
a. Vasokonstriktor
Berfungsi untuk mengecilkan pembuluh darah
b. Respiratori
Membantu proses persarafan
c. Mengontrol kegiatan refleks.
d. Membantu kerja jantung.
2. Mesensefalon
Atap dari mesensefalon terdiri dari empat bagian yang menonjol ke atas. Dua
di sebelah atas disebut korpus kuadrigeminus superior dan dua di sebelah
bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior. Serat saraf okulomotorius

16
berjalan ke ventral di bagian medial. Serat nervus troklearis berjalan ke arah
dorsal menyilang garis tengah ke sisi lain.
Fungsinya:
a. Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.
b. Memutar mata dan pusat pergerakan mata.
3. Pons Varoli
Brakium pontis yang menghubungkan mesensefalon dengan pons varoli
dengan serebelum, terletak di depan serebelum di antara otak tengah dan
medula oblongata. Disini terdapat premotoksid yang mengatur gerakan
pernapasan dan refleks. Fungsinya:
a. Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga antara medula
oblongata dengan serebelum atau otak besar.
b. Pusat saraf nervus trigeminus.
4. Medula Oblongata
Bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli
dengan medula spinalis. Bagian bawah medula oblongata merupakan persambungan
medula spinalis ke atas, bagian atas medula oblongata yang melebar disebut kanalis
sentralis di daerah tengah bagian ventral medula oblongata.
Fungsi medula oblongata:
a. Mengontrol kerja jantung.
b. Mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriktor).
c. Pusat pernapasan.
d. Mengontrol kegiatan refleks

17
Serebelum
Serebelum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan
dengan serebrum oleh fisura transversalis dibelakangi oleh pons varoli dan di atas
medula oblongata. Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan
pusat koordinasi dan integrasi.2
Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian
yang melebar pada lateral disebut hemisfer. Serebelum berhubungan dengan batang
otak melalui pendunkulus serebri inferior (korpus retiformi) permukaan luar serebelum
berlipat-lipat menyerupai serebelum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur.
Permukaan serebelum ini mengandung zat kelabu.2
Korteks serebelum dibentuk oleh subtansia grisea, terdiri dari tiga lapisan yaitu
granular luar, lapisan purkinye, lapisan granular dalam. Serabut saraf yang masuk dan
yang keluar dari serebrum harus melewati serebelum.2
Fungsi serebelum : 2
a. Arkhioserebelum (vestibuloserebelum), serabut aferen berasal dari telinga
dalam yang diteruskan oleh nervus VIII (auditorius) untuk keseimbangan dan
rangsangan pendengaran ke otak.
b. Paleaserebelum (spinoserebelum. Sebagai pusat penerima impuls dari reseptor
sensasi umum medula spinalis dan nervus vagus (N. trigeminus) kelopak mata,
rahang atas, dan bawah serta otot pengunyah.

18
c. Neoserebelum (pontoserebelum). Korteks serebelum menerima informasi
tentang gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan dan mengaturgerakan
sisi badan.

Saraf otak

Urutan saraf Nama Saraf Sifat Saraf Memberikan saraf untuk


dan fungsi
I Nervus Sensorik Hidung, sebagai alat
olfaktorius penciuman
II Nervus optikus Sensorik Bola mata, untuk
penglihatan
III Nervus Motorik Penggerak bola mata dan
okulomotoris mengangkat kelopak mata
IV Nervus Motorik Mata, memutar mata dan
troklearis penggerak bola mata

V Nervus Motorik dan -


trigeminus sensorik
Kulit kepala dan kelopak
N. Oftalmikus Motorik dan mata atas
sensorik Rahang atas, palatum dan
N. Maksilaris hidung
Sensorik Rahang bawah dan lidah
N. Mandibularis
Motorik dan
sensorik

19
VI Nervus abdusen Motorik Mata, penggoyang sisi
mata
VII Nervus fasialis Motorik dan Otot lidah, menggerakkan
Sensorik lidah dan selaput lendir
rongga mulut
VIII Nervus Sensorik Telinga, rangsangan
auditorius pendengaran
IX Nervus vagus Sensorik dan Faring, tonsil, dan lidah,
motorik rangsangan citarasa
X Nervus vagus Sensorik dan Faring, laring, paru-paru
motorik dan esophagus
XI Nervus Motorik Leher, otot leher
asesorius
XII Nervus Motorik Lidah, citarasa, dan otot
hipoglosus lidah

Saraf Otonom
1. Saraf Simpatis
Saraf ini terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut – serabut saraf. Sistem simpatis terdiri dari 3 bagian, yaitu : 2
1. Kornu anterior segmen torakalis ke – 1 sampai ke-12 dan segmen lumbalis
1-3 terdapat nucleus vegetative yang berisi kumpulan – kumpulan sel saraf
simpatis. Sel saraf simpatis ini mempunyai serabut – serabut preganglion
yang keluar dari kornu anterior bersama- sama dengan radiks anterior dan
nucleus spinalis. Setelah keluar dari foramen intervertebralis, serabut –
serabut preganglion ini segera memusnahkan diri dari nucleus spinalis dan
masuk ke trunkus simpatikus serabut. Serabut preganglion ini membentuk

20
sinap terhadap sel – sel simpatis yang ada dalam trunkus simpatikus. Tetapi
ada pula serabut – serabut preganglion setelah berada di dalam trunkus
simpatikus terus keluar lagi dengan terlebih dahulu membentuk sinaps
menuju ganglion – ganglion / pleksus simpatikus.
2. Trunkus simpatikus beserta cabang – cabangnya. Di sebelah kiri dan kanan
vertebra terdapat barisan ganglion saraf simpatikus yang membujur di
sepanjang vertebra. Barisan ganglion – ganglion saraf simpatikus ini
disebut trunkus simpatikus. Ganglion – ganglion ini berisi sel saraf
simpatis. Antara ganglion satu dengan ganglion lainnya, atas, bawah, kiri,
kanan, dihubungkan oleh saraf simpatis yang keluar masuk ke dalam
ganglion – ganglion itu. Hali ini menyebabkan sepasang trunkus simpatikus
juga menerima serabut – serabut saraf yang datang dari kornu anterior.
Trunkus simpatikus di bagi menjadi 4 bagian yaitu : 2
a. Trunkus simpatikus servikalis.
Terdiri dari 3 pasang ganglion. Dari ganglion – ganglion
ini keluar cabang – cabang saraf simpatis yang menuju ke
jantung dari arteri karotis. Disekitar arteri karotis membentuk
pleksus. Dari pleksus ini keluar cabang – cabang yang menuju
ke atas cabang lain mempersarafi pembuluh darah serta organ –
organ yang terletak di kepala. Misalnya faring, kelenjar ludah,
kelenjar lakrimalis, otot – otot dilatators, pupil mata, dan
sebagainya.
b. Trunkus simpatikus torakalis.
Terdiri dari 10-11 ganglion, dari ganglion ini keluar
cabang – cabang simpatis seperti cabang yang mensarafi organ
– organ di dalam toraks ( mis, orta, paru – paru, bronkus,
esophagus, dsb ) dan cabang – cabang yang menembus
diafragma dan masuk ke dalam abdomen, Cabang ini dalam
rongga abdomen mensarafi organ – organ di dalamnya.

21
c. Trunkus simpatikus lumbalis.
Bercabang – cabang menuju ke dalam abdomen, juga ikut
membentuk pleksus solare yang bercabang – cabang ke dalam pelvis
untuk turut membentuk pleksus pelvini.
d. Trunkus simpatikus pelvis.
Bercabang cabang ke dalam pelvis untuk membentuk pleksus
pelvini.

3. Pleksus simpatikus beserta cabang cabangnya. Di dalam abdomen, pelvis,


toraks, serta di dekat organ – organ yang dipersarafi oleh saraf simpatis (
otonom ). 2
Umumnya terdapat pleksus – pleksus yang dibentuk oleh saraf simpatis
/ ganglion yaitu pleksus/ganglion simpatikus. 2
Ganglion lainnya ( simpatis ) berhubungan dengan rangkaian dua ganglion
besar, ini bersama serabutnya membentuk pleksus – pleksus simpatis : 2
a. Pleksus kardio
Terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabangnya
ke daerah tersebut dan paru – paru
b. Pleksus seliaka
Terletak di sebelah belakang lambung dan mempersarafi
organ – organ dalam rongga abdomen
c. Pleksus mesentrikus ( pleksus higratrikus )
Terletak depan sacrum dan mencapai organ – organ pelvis

Tabel 10-2 Organ tubuh dan system pengendalian ganda


Organ Rangsangan simpatis Rangsangan
parasimpatis
Jantung Denyut dipercepat Denyut dipercepat

22
Arteri koronari Dilatasi Konstriksi
Pembuluh darah perifer Vasokonstriksi Vasodilatasi
Tekanan darah Naik Turun
Bronkus Dilatasi Konstriksi
Kelenjar ludah Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar lakrimalis Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Pupil mata Dilatasi Konstriksi
Sistem pencernaan Peristaltik berkurang Peristaltik bertambah
makanan (SPM)
Kelenjar – kelenjar SPM Sekresi berkurang Sekresi bertambah
Kelenjar keringat Ekskresi bertambah Ekskresi berkurang

Fungsi serabut saraf simpatis : 2


1. Mensarafi otot jantung
2. Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
3. Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
4. Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
Mempertahankan tonus semua otot sadar.

Sistem Parasimpatis
Saraf cranial otonom adalah saraf cranial 3, 7, 9, dan 10. Saraf ini merupakan
penghubung, melalui serabut – serabut parasimpatis dalam perjalanan keluar dari otak
menuju organ – organ sebagian dikendalikan oleh serabut – serabut menuju iris. Dan
dengan demikian merangsang gerakan – gerakan saraf ke -3 yaitu saraf okulomotorik.2
Saraf simpatis sacral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah sacral.
Saraf – saraf ini membentuk urat saraf pada alat – alat dalam pelvis dan bersama saraf

23
– saraf simpatis membentuk pleksus yang mempersarafi kolon rectum dan kandung
kemih.2
Refleks miksi juga menghilang bila saraf sensorik kandung kemih mengalami
gangguan. System pengendalian ganda ( simpatis dan parasimpatis ). Sebagian kecil
organ dan kelenjar memiliki satu sumber persarafan yaitu simpatis atau parasimpatis.
Sebagian besar organ memiliki persarafan ganda yaitu : menerima beberapa serabut
dari saraf otonom sacral atau cranial. Kelenjar organ dirangsang oleh sekelompok urat
saraf ( masing – masing bekerja berlawanan ).2
Dengan demikian penyesuaian antara aktivitas dan tempat istirahat tetap
dipertahankan. Demikian pula jantung menerima serabut – serabut ekselevator dari
saraf simpatis dan serabut inhibitor dari nervus vagus. Saluran pencernaan memiliki
urat saraf ekselevator dan inhibitor yang mempercepaT dan memperlambat peristaltic
berturut – turut.2
Fungsi serabut parasimpatis : 2
1. Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis,
dan kelenjar – kelenjar dalam mukosa rongga hidung.
2. Mmepersarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung, berpusat di nuclei
lakrimalis, saraf – sarafnya keluar bersama nervus fasialis.
3. Mempersarafi kelenjar ludah ( sublingualis dan submandibularis ), berpusat di
nucleus salivatorius superior, saraf – saraf ini mengikuti nervus VII
4. Mempersarafi parotis yang berpusat di nucleus salivatoris inferior di dalam
medulla oblongata, saraf ini mengikuti nervus IX
5. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru – paru,
gastrointestinum, ginjal, pancreas, limfa, hepar, dan kelenjar suprarenalis yang
berpusat pada nucleus dorsalis nervus X
6. Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat
kelamin, berpusat di sacral II, III, IV.
7. Miksi dan defekasi pada dasarnya adalah suatu reflex yang berpusat di kornu
lateralis medulla spinalis bagian sacral. Bila kandung kemih dan rectum tegang

24
miksi dan defekasi secara reflex. Pada orang dewasa reflex ini dapat
dikendalikan oleh kehendak. Saraf yang berpengaruh menghambat ini berasal
dari korteks di daerah lotus parasentralis yang berjalan dalam traktus
piramidalis.

LO. 4 Memahami dan Menjelaskan Vaskularisasi Otak

Otak merupakan organ yang memiliki fungsi sangat penting pada setiap
individu. Karena otak merupakan Sistem Saraf Pusat (SSP), di otak terjadi berbagai
kegiatan seperti pengaturan kordinasi gerakan otot, pusat bicara, memahami isi
pembicaraan, dan lain-lain. Dan untuk menunjang fungsi dan metabolismenya secara
optimal, otak membutuhkan pasokan darah yang mengandung oksigen, glukosa,
mineral, serta berbagai nutrisi yang memadai. Kebutuhan ini dapat terpenuhi oleh
pembuluh darah yang terdiri dari pembulah darah arteri, vena, dan percabangannya
yang senantiasa dalam kondisi optimal. Namun ada beberapa hal yang dapat
mengganggu pasokan darah ke otak, salah satunya yaitu emboli seperti yang terdapat
pada kasus yang akan kita bahas dimana seorang pria mengalami kelemahan pada
tangan dan kaki kanannya 30 menit setelah bangun tidur yang disebabkan adanya
emboli pada system vaskularisasi otak yang menyebabkan terjadinya defisit nerologik.5

Vaskularisasi Cerebri
Pada vaskularisasi pada otak ini di bagi menjadi 2 jenis arteri dengan masing-
masing 2 buah pada setiap jenisnya yaitu, 2 arteria carotis interna dan 2 arteria
vertebralis (beberapa buku menyebutnya arteria vertebrobasilaris). Keempat arteri ini
terletak di daerah ruang subarachnoid dan cabang-cabangnya akan beranastomosis
pada permukaan inferior brain yang akan membentuk Circulus Willisi.6

25
26
A. Sistem Carotis

Spesifikasi pada setiap arteri dan alur-alurnya: 6


1. Arteria Carotis Interna
a. Bifurcation arteria karotis communis  terdapat dilatasi, “Sinus karoticus”
b. Arteri naik melewati leher dan tembus basis cranii melewati kanalis
karoticus os temporal
c. Arteri ini terus bersirkulasi ke depan dan horizontal melewati sinus
kavernosus
d. Arteri ini muncul pada sisi medial processus klinoideus anterior
e. Pemunculan ini dengan menembus bagian duramater
f. Masuk ke subarachnoid space dengan cara menembus bagian arachnoid
mater dan membelah ke arah posterior
g. Dari arah tersebut, arteri ini masuk ke ujung medial sulcus lateralis serebri
h. Dari bagian tersebut, arteri ini membelah menjadi 2 bagian yaitu, bagian
arteri serebri anterior dan arteri cerebri medial.

Percabangan arteri: 7
a) Arteri opthalmica
Arteri ini berasal dari arteri carotis interna yang muncul dari bagian
sinus cavernosus. Arteri ini masuk ke daerah orbita dengan melalui
canalis opticus di bawah dan lateral nervus opticus
Arteri ini memperdarahi struktur-struktur orbita lainnya dan cabang
terminalnya memperdarahi bagian frontal kulit kepala, sinus
ethmoidalis, sinus frontalis, dan dorsum nasi.
b) Arteria communican posterior (gambar C)
Merupakan pembuluh darah kecil yang berasal dari arteri carotis
interna yang bagiannya dekat dengan bagian terminasinya (arteri
carotis interna).

27
Arteri ini berjalan ke arah posterior di atas nervus occulomotoric
untung bergabung dengan arteria cerebri posterior untuk ikut
membentuk circulus willis.
c) Arteria choroidea
Arteri ini berjalan ke arah posterior di dekat traktus opticus,
masuk ke dalam cornu inferior ventrikuli lateralis, dan berakhir pada
bagian Plexus choroideus.
Arteri ini pula ikut membentuk cabang-cabang pada daerah Crus
cerebri, corpus geniculatum laterale, tractus opticus, dan capsula
interna.
d) Arteri cerebri anterior (gambar A)
- Arteri ini berjalan ke depan dan ke arah medial, juga superior terhadap
nervus opticus yang masuk ke daerah fisura longitudinal cerebri
- Arteri ini berhubungan dengan arteri cerebri anterior di sisi
kontralateral
- Dengan melewati daerah arteri communicans anterior
- Selanjutnya, arteri ini melengkung di atas bagia corpus colosum dan
beranastomosis dengan arteri cerebri posterior
- Diketahui cabang-cabang kortikal ini memperdarahi seluruh bagian
permukaan medial cortex cerebri di bagian posterior hingga mencapai
sulcus parieto-occipitalis.
e) Arteri cerebri media (gambar B)
Berjalan ke arah lateral sulcus lateralis cerebri
Arteri ini memperdarahi seluruh daerah lateral hemisphere lateral,
kecuali daerah pita sempit yang di suplai oleh arteria cerebri anterior,
polus occipitalis, dan permukaan inferolateral hemispherium cerebri,
yang diperdarahi oleh arteri cerebri posterior.

28
Diketahui bahwa arteri ini juga memperdarahi semua area motorik,
kecuali “area Tungkai”.

Arteri cerebri anterior (gambar A).5

29
Arteri cerebri media (gambar B).5

Arteria communican posterior (gambar C).5

B. Sistem Vertebrobasilar
Suplai darah otak terbagi atas arteri karotis interna disebut dengan sistem karotis
dan arteri vertebralis disebut dengan sistem vertebro-basilar.3,4 Struktur supratentorium
mendapat suplai darah dari sistem vertebro-basilar dan karotis, sedangkan struktur
infratentorium hanya mendapat suplai darah dari sistem vertebro-basilar. Sistem
vertebro-basilar mengurus sebagian lobus temporalis, keseluruhan lobus oksipitalis,
mesensefalon, pons, medulla oblongata, bagian kaudal diensefalon, serebelum, telinga
dan bagian atas medulla spinalis.7
a. Susunan Vaskular Sistem Vertebro-basilar
Arteri vertebralis merupakan cabang utama arteri subklavia, berjalan keatas dan
memasuki foramen prosesus tranversus vertebrae C6. Arteri vertebralis keluar dari

30
tulang vertebrae melalui foramen prosesus tranversus C1 dan melengkung kebelakang
melingkari tulang atlas dan berada pada sulcus arteri vertebralis berjalan ventral antara
occiput dan atlas, lalu melewati membran atlanto-accipital. Arteri vertebralis
memasuki duramater setinggi foramen magnum. Pada ruang subarachnoid A.
Vertebralis berjalan pada bagian ventral dan cranial sekitar batang otak. A. Vertebralis
kiri dan kanan menyatu membentuk arteri basilaris pada batas kaudal pons.6

Gambar 1. Arteri vertebralis dan basilar 4

Percabangan arteri vertebralis dan arteri basilaris:


1. Cabang-cabang intracranial A. Vertebralis adalah :
 A. Spinalis anterior, memperdarahi medulla spinalis dan medial medulla
oblongata
 A. Spinalis posterior, memperdarahi medulla oblongata posterior
 A. Serebellaris inferior posterior, memperdarahi bagian dorsolateral medula
oblongata, bagian basal hemisfer serebelli, vermis inferior, nuclei serebellar
dan pleksus koroid ventrikel empat
2. Cabang-cabang A. Basilaris: 5

31
Cabang utamanya adalah A. Serebellaris anterior inferior, A. Serebellaris superior
serta A. Serebri posterior
 A. Serebellaris inferior anterior, memperdarahi permukaan anterior
hemisfer serebelum dan flokulus
 A. serebellaris superior, memperdarahi hemisfer serebelum bagian rostral
dan bagian atas vermis, sebagian mesensefalon serta tegmentum
 A. serebri posterior dicabangkan oleh A basilaris pada akhir dari A.
Basilaris. Cabang-cabang dari A. Serebri Posterior adalah:
- A. Talamogenikulatum, memperdarahi bagian lateral dari thalamus dan
corpus genikulatum
- A. Khoroidea posterior, memperdarahi pleksus koroid ventrikel lateral,
postero-superior thalamus dan hipokampus
- Cabang yang memperdarahi korteks serebri terdiri dari A. Temporalis
anterior, A. Temporalis posterior, A. Parieto occipitalis, A. Kalkarina.
Cabang-cabang ini memperdarahi bagian inferior-medial lobus
temporalis, lobus oksipitalis dan area visual (17, 18, 19)
 A. Basilaris memberikan cabang-cabang kecil ke batang otak melalui
cabang paramedian, sirkumferensia brevis dan sirkumferensia longus.
Memperdarahi medial medulla oblongata dan pons
 Cabang Interpedunkulus, memperdarahi nucleus merah, substansia nigra,
nucleus N III, substansi retikuler batang otak atas.
 A. auditori interna, memperdarahi telinga dalam, kanalis semisirkularis,
sakulus, utrikulus dan koklea

32
Gambar 2. Vaskularisasi serebral 6
b. Gangguan Sirkulasi Sistem Vertebro-Basilar: 5
1. Sindrom Medula oblongata kontralateral (Wallenberg)
Penyebab  Obstruksi arteri serebellaris inferior posterior. Gejala:
 Onset mendadak dengan Vertigo
 Nistagmus
 Mual dan muntah
 Disartria dan disfonia
 Singultus
2. Sindrom medulla oblongata medial (Dejerine)
Penyebab  Obstruksi cabang paramedian dari arteri vertebralis atau basilaris.
Gejala:
 Paralisis flaccid ipsilateral dari saraf hipoglosus
 Hemiplegia kontralateral (tidak spastik) dengan Babinski (+)
 Hipestesia kontralateral untuk rasa raba, getaran dan posisi
 Nistagmus
3. Sindrom Pons basis kaudal (Millard-Gubler atau Foville)

33
Penyebab  Obstruksi cabang sirkumferensial dari arteri basilaris.6
Gejala:
 Paralisis ipsilateral dari saraf abdusen (perifer) dan saraf fasialis (nucleus)
 Hemiplegia kontralateral
 Analgesia kontralateral dan termanestesia
 Gangguan rasa raba, getaran dan posisi
4. Sindrom tegmentum pontin kaudal
Penyebab  Obstruksi cabang brevis dan longus sirkumferensial dari arteri
basilaris. Gejala:
 Paralisis nuklear ipsilateral dari saraf abdusen dan fasialis
 Nistagmus
 Tidak mampu melihat kesisi lesi
 Hemiataksia dan asinergia ipsilateral
 Analgesia dan termanestesi kontralateral
 Hipestesi untuk rasa raba getar dan dan posisi
 Miomitria ipsilateral dari palatum mole dan faring
5. Sindrom tegmentum pontin rostral
Penyebab  Obstruksi cabang longus sirkumferensia dari arteri basilaris dan
arteri cerebellar superior. Gejala:
 Hilangnya sensorik ipsilateral pada wajah
 Paralisis ipsilateral lateral dari otot-otot pengunyah
 Hemiataksia, tremor yang intens dan adiadochokinesia
 Hilangnya sensorik untuk semua kualitas diseluruh bagian tubuh
kontralateral kecuali wajah
6. Sindrom basis midpontin
Penyebab: Obstruksi cabang paramedian dan sirkumferensial brevis dari arteri
basilaris. Gejala:
 Paralisis flaksid ipsilateral dari otot-otot pengunyah

34
 Hipestesi ipsilateral, analgesia dan termanestesia dari wajah
 Hemiataksia ipsilateral dan asynergia
 Paralisis spastic kontralateral
7. Sindrom nucleus ruber (Benedict)
Penyebab: Obstruksi cabang interpedunkularis dari arteri basilaris atau
serebralis posterior atau keduanya. Gejala:
 Paralisis ipsilateral dari saraf okulomotor dengan midriasis
 Gangguan rasa raba, getaran, dan posisi kontralateral
 Hiperkinesia (tremor, khorea) dan rigiditi kontralateral
8. Sindrom pedunkel serebral (Weber)
Penyebab: Obstruksi cabang interpedunkularis dari arteri serebral posterior atau
arteri koroid posterior atau keduanya. Gejala:
 Paralisis ipsilateral saraf okulomotor
 Hemiparalisis spastic kontralateral
 Distaksia kontralateral
9. Anterior Spinal Artery Syndrome (ASA Syndrome)
Gejala klinis:
 Nyeri pada leher dan punggung,
 Paralisis (unilateral, bilateral, komplit)
 Hilangnya sensasi rasa nyeri dan suhu.
C. Vena cerebri
Arteri ini tidak mempunyai jaringan muscular dan tidak pula mempunyai katup.
Arteri ini bermuara di subarachnoid space yang mana mengalir ke daerah Sinus
Venosus Cranii. Vena cerebri terbagi menjadi dua jenis yaitu, vena cerebri externa
dan interna.5

1. Vena cerebri externa (VCE)


Jenis-jenis dari arteri ini adalah

35
a. VCE Superior
Berjalan ke daerah atas pada bagian lateral hemisphere cerebri yang
bermuara di sinus sagitalis superior
b. VCE superfisialis
- Mengalir ke bagian lateral hemisphere cerebri
- Diketahui pula, berjalan ke bagian inferior dalam sulcus lateralis dan
bermuara di sinus cavernosus
c. VCE media profunda
Mengalir ke insula dan bergabung dengan Vena Cerebri Anterior dan Vena
Striata untuk membentuk Vena Basalis dan bergabung lagi menjadi
Vena Magna Cerebri yang bermuara di Sinus Rectus.
2. Vena Cerebri Interna
Terbentuk dari gabungan-gabungan Vena Thalamo Striata dan Vena
choroidea di Foramen interventrikulate yang berjalan pada bagian posterior
di dalam Tela Choroidea Ventrikuli tertii (thee), setelah itu bergabung di
bagian bawah splenum corporis callosi untuk membentuk Vena Cerebri
magna yang bermuara di Sinus Rectus.8
D. Sinus Vena Duramater

Sinus vena duramater adalah ruangan antara endosteal dan lapisan meningen
dari duramater. Sinus vena terdiri dari darah vena yang membentuk bagian dari otak
atau rongga kranial.5

Sinus terdiri dari garis endotelial yang berlanjut ke vena yang membentuk
struktur sinus. Bagian darah vena yang terbanyak, yang mengalir ke sinus bersumber
dari vena yugular interna.5

Sinus paranasal (misalnya: sinus maksilaris) dengan sinus vena duramater


mempunyai perbedaan yang mendasar. Sinus paranasal adalah ruangan yang terus
berlanjut dengan rongga hidung dan melekat dengan tulang kranial. Sinus – sinus ini

36
terdiri dari air dan mempunyai lapisan mukosa yang terus berlanjut ke mukosa nasal.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa sinus vena dura terdiri dari darah dan sinus
paranasal terdiri dari air.5

Sinus vena dura secara umum dibagi atas dua kelompok besar, yaitu: 6

1.Sinus postero superior, yaitu:

 Sinus sagitalis superior.


 Sinus sagitalis inferior
 Sinus straight
 Sinus transversal

2.Sinus antero inferior, yaitu:

 Sinus cavernosus
 Sinus intracavernosus
 Sinus petrosal superior
 Sinus petrosal inferior
Sinus postero superior berlokasi diatas sebelah belakang dari tulang kranial dan
kelompok antero inferior berada pada dasar tulang kranial.6

Sinus sagitalis superior berada pada batas atas falx cerebri dan dimulai dari
crista galli. Sinus sagitalis superior diisi oleh darah dari vena sentralis superior dan
berakhir pada pertemuan sinus dekat tonjolan dari oksipitalis interna.6

Sinus sagitalis inferior berlokasi pada batas bawah yang bebas dari falk cerebri
antara 2 hemisfer cerebri. Sinus ini dimulai dari depan (anterior) dan berakhir pada
persimpangan dengan sinus straight.6

Sinus straight terdiri dari gabungan vena serebral besar dan sinus sagitalis
inferior. Sinus ini berjalan kearah belakang pada persimpangan dari falx cerebri dan

37
tentorium cerebelli dan kemudian berlanjut dengan satu sinus transversal (bagian
paling banyak ke sebelah kiri).6

Sinus petrosal superior berlokasi diujung dari tentorium serebelli, pada bagian
punggung dari bagian petrous dari tulang temporal. Darah dari sinus petrosal inferior
akan mengalir kearah sinus transversal.6

Sinus petrosal inferior berada pada dasar bagian petrous dari tulang temporal
pada fossa kranial posterior, dimana sinus ini kosong kearah vena jugular interna.
Sinus basilar berhubungan dengan sinus petrosal inferior dan pleksus vertebral interna.5

Sinus transversal berada sebelah lateral dari sinus dekat tentorium cerebelli.
Sinus transversal berjalan kearah ventral untuk bergabung dengan sinus sigmoid pada
masing – masing sisinya.5

Sinus sigmoid menikung seperti kurva huruf S dan berlanjut ke vena yugular
interna melalui foramen yugular.5

Sinus oksipitalis berlokasi dibatas posterior dekat perlengketan dengan falx


cerebri. Sinus oksipitalis mempunyai hubungan kearah superior dengan aliran sinus
dan kearah inferior dengan pleksus vertebra interna.6

38
Daftar Pustaka

1. Beatty, J. (2001) The Human Brain: Essentials of Behavioral Neuroscience.


Thousand Oak, CA: Sage Publicaion.
2. Ratna, Buku kuliah Susunan Saraf Otak Manusia. Ed 1. Jakarta. Sagung Seto. 1996.
Hlm. 5-7.
3. Bauman, M. L. dan Kemper, K.L. (1994). Neuroanatomical Observations of The
Brain in Autism. Dalam The Neurobiology of Autism. Ed 1. (p. 119-145). Baltimore.
MA: The Johns Hopkins University Press.
4. Werdi Unita Rahajeng. Anatomi Otak. Jakarta: 2011. p. 13.

5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2003. h.125-9.


6. Toele JF. Cerebrovasculer Disorder. Third Edition. New York: Reven Press. 1984;
1-17, 78-98.
7. Carlson, N. R. (2011). Foundations of Behavioral Neuroscience. Boston: Allyn and
Bacon.

39

Anda mungkin juga menyukai