Anda di halaman 1dari 15

BAB I

SINTESIS ETIL ASETAT

1.1. Tujuan Percobaan


- Memahami reaksi esterifikasi asam karboksilat dan alkohol
- Memahami rangkaian proses sintesis etil asetat
- Mampu menghitung yeild etil asetat hasil reaksi
1.2. Tinjauan Pustaka
Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat
dan suatu alkohol melalui reaksi esterifikasi. Ester asam karboksilat adalah suatu
senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril
(Wikipedia, 2014). Ester merupakan salah satu derivat asam karboksilat yang gugus
hidroksilnya digantikan oleh gugus alkoksi -OR (Fauziah, 2009).
O

R C OR'
Gambar 1.1. Rumus kimia ester (Hart, 2003)
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel. Laju
esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam
alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan
peranan kecil dalam laju pembentukan ester (Wikipedia, 2014). Proses esterifikasi
menggunakan katalis asam dimana yang banyak digunakan adalah katalis homogen
asam donor proton dalam pelarut organik (Susanto, dkk., 2008). Esterifikasi
merupakan penukaran gugus ester pada molekul trigliserida, molekul trigiserida, baik
dalam satu molekul maupun antarmolekul triglesrida. Proses ini biasanya dilakukan
untuk memperbaiki sifat-sifat lemak atau minyak (Purwaningsih, 2007).
Mekanisme reaksi esterifikasi merupakan reaksi substitusi asil nukleofil dengan
katalisator asam. Gugus karbonil dari asam kaboksilat tidak cukup kuat sebagai
elektrofil untuk diserang olah alkohol. Katalisator asam akan memprotonasi gugus
karbonil dan mengaktivasinya ke arah penyerangan nukleofil. Pelepasan proton akan
menghasilkan hidrat dari ester, kemudian terjadi transfer proton. Reaksi transesterifikasi
pada dasarnya merupakan reaksi esterifikasi dengan mengganti alkohol R'-OH dengan
jenis alkohol lain R"-OH. Reaksi dapat berlangsung dengan adanya asam mineral
seperti H2SO4 atau HCl. Reaksi Transesterifikasi merupakan reaksi dapat balik hingga
alkohol R"-OH harus dalam keadaan berlebihan untuk memaksimalkan prouk R-
COOR" (Wikipedia, 2014).
Proses ini disebut esterifikasi Fischer, berdasarkan Emil Fischer yang
mengembangkan metode ini. Meskipun reaksi ini berkesetimbangan, reaksi dapat
digeser ke arah kanan dengan beberapa cara. Jika alkohol atau asamnya murah,
gunakanlah secara berlebih. Cara lain, ester dan/atau air dapat dipindahkan segera
setelah terbentuk (lewat penyulingan), sehingga reaksi berjalan ke kanan (Hart, 2003).
Usaha untuk memperbesar hasil esterifikasi:
- Suhu
Pengaruh suhu terhadap penyempurnaan reaksi kecil pengaruhnya, karena reaksi
kecil.
- Menggunakan pereaksi berlebih. Biasanya digunakan alkohol berlebih.
- Pengusiran salah satu hasil
- Distilasi biasa
Bila zat yang bereaksi dan hasil titik didihnya > titik didih air. Misalnya pada
pembuatan gliserida dari gliserol dan asam stearate.
- Distilasi azeotrop
Misalnya pada esterifikasi: asam asetat + etanol etil asetat + air. Campuran
aezeotrop: ester, air dan alkohol. Etil asetat membentuk campuran azeotrop bila
didisteliasi.
- Secara kimia (tidak banyak dilakukan). (Murni, dkk, 2012)
Cara-cara mempertinggi hasil ester (penggeseran keseimbangan ke kanan) antara lain
dengan:
- Penambahan asam atau alkohol.
- Pengeluaran H2O dengan penarikan H2O (dengan H2SO4, ZnCl2 dsb.).
- Pengeluaran ester dengan penyulingan (Setyawardhani, 2005).

Gambar 1.2. Etil asetat


Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa
ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak
berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et
mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi dalam skala besar
sebagai pelarut (Wikipedia, 2014).
Disamping itu etil asetat merupakan senyawa yang dihasilkan dari pertukaran
gugus hidroksil pada asam karboksilat dengan gugus hidrokarbon yang terdapat pada
etanol. Etil asetat seringkali disintesis dengan menggunakan katalisator cair berupa
asam sulfat. Penggunaan katalisator asam sulfat dapat menghasilkan konversi yang
cukup tinggi yaitu dapat mencapai 98 %. Tetapi penggunaan asam sulfat sebagai
katalisator mempunyai beberapa kelemahan antara lain, unit pengolahan limbah
mempunyai beban semakin besar dengan adanya asam sulfat yang tidak terpisahkan dari
pemurnian dan tingkat korosifitas yang tinggi terhadap peralatan. Untuk itu diperlukan
suatu langkah untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan penggunaan katlisator
padat yaitu berupa resin penukar ion. Katalisator resin penukar ion mempunyai
beberapa keuntungan diantaranya mudah dalam pemisahan hasil, sehingga masalah
limbah khususnya dari katalisator dapat diatasi (Nuryoto, 2008). Pada prinsipnya
pembuatan etil asetat dari asam asetat dan etanol mengikuti persamaan berikut:
H+4
H2SO
H3C C OH + CH3CH2OH H3C C OCH2CH3 + H2O

O O
(Asam asetat) (Etanol) (Etil asetat) (Air)
Langkah-langkah pembuatan reaksi esterifikasi suasana asam (etil asetat):
Langkah 1
Gugus karbonil dari asam terprotonasi secara reversible. Langkah ini
menjelaskan bagaimana katalis asam bekerja. Protonasi meningkatkan muatan positif
pada karbin kaboksil dan menambah reaktivitasnya terhadap nukleofili.
Langkah 2
Inilah langkah yang menentukan. Alkohol sebagai neukleofili menyerang karbon
karbonil dari asam yang terprotonasi. Inilah langkah yang membentuk ikatan baru C-O
(ikatan ester).
Langkah 3 dan 4
Kedua langkah ini merupakan kesetimbangan yang mana oksigenya lepas atau
memperoleh proton. Kesetimbangan asam-basa seperti ini bersifat reversibel dan
berlangsung cepat dan terus menerus berjalan dalam larutan bersuasana asam dari
senyawa yang mengandung oksigen. Pada langkah 4, tidak jadi masalah mana gugus –
OH yang terprotonasi karena gugus tersebut setara.
Langkah 5
Pada langkah ini terbentuk air, yaitu satu produk dari reaksi keseluruhan. Supaya
langkah ini berlangsung, gugus –OH harus terprotonasi untuk meningkatkan kapasitas
gugus perginya.
Langkah 6
Langkah deprotonasi ini menghasilkan ester dan meregenerasi katalis asam
(Hart, 2003).

Mekanisme reaksi esterifikasi suasana asam (etil asetat):


OH OH
O
R C H+ 2
HO C R HO C R
1
OH
R' O H R' O H

3 -H-

OH OH
H+
R C OH2 HO C R
4
O R' O R'

5 -H2O

OH2 O
H+
R C R C
6
O R'
O R'

Hasil teoritis (theoretical yield) dari suatu hasil reaksi merupakan hasil maksimum
yang mungkin dapat diperoleh jika rektan hanya menghasilkan senyawa tersebut tanpa
adanya reaksi samping. Hasil teoritis adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan. Hasil
yang sebenarnya diperoleh (actual yield) adalah jumlah hasil reksi yang sebenarnya
diperoleh dari percobaan. Hasil persentase (rendemen) adalah ukuran efisiensi suatu
reaksi dan disebut sebagai (Brady,1999):
yield sebenarnya
%Yield   100% ………………………. (1.1)
yield teoritis
air keluar

air masuk

waterbath

(Holic, 2011)
Gambar 1.3. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin balik
(Wulandari, 2011). Refluks, salah satu metode dalam ilmu kimia untuk men-sintesis
suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk
mensistesis senyawa-senyawa yang muda menguap atau volatile. Pada kondisi ini jika
dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai
selesai.
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan
menguappada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut
yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke
dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
Kondensor yang digunakan adalah pendingin bola, bukan pendingin Liebig, tujuannya
untuk menghalangi uap pelarut tetap ada. Apabila menggunakan Liebig, kemungkinan
senyawa yang akan disintesis tidak ada hasilnya, karena kesemuanya sudah menguap
(Styaningrum, 2013).

termometer

pendingin

Air masuk
air keluar
pemanas
produk

Gambar 1.4. Ekstraksi destilasi (Zulfikar, 2010)


Etil asetat banyak digunakan di beberapa industri kimia, contohnya adalah
industri cat, farmasi, makanan, kosmetik, thinner, tinta cetak, tekstil, pelapisan logam
dan lain-lain (Widhiarso, 2011). Disamping itu, ester berguna untuk penggunaan pada
margarin, dressing salad, pembuatan pangan, dan sebagainya (Hartomo, 1993).

1.3. Tinjauan Bahan


Bahan Baku
A. Asam Asetat
Rumus molekul : CH3COOH
Bentuk Fisik : Cair
Berat Molekul : 60,05 g/mol
Suhu Didih : 118,1 oC
Suhu Lebur : 16,6 oC
Suhu Kritis : 321,67 oC
Densitas : 1,049 g/ml
B. Aquadest
Rumus molekul : H2O
Bentuk Fisik : Cair
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Suhu Didih : 100 oC
Densitas : 1 g/ml
C. Etanol
Rumus Molekul : C2H5OH
Bentuk Fisik : Cair
Berat Molekul : 46,04 g/mol
Suhu Didih : 78 oC
Suhu Lebur : -114,1 oC
Densitas : 0,790 g/ml
Bahan Pendukung
D. Asam Sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Bentuk Fisik : Cair
Berat Molekul : 98,08 g/mol
Suhu Didih : 270 oC
Suhu Lebur : -35 oC
Tekanan Kritis : 64 bar
Densitas : 1,84 g/ml
E. Natrium Karbonat
Rumus Molekul : Na2CO3
Bentuk Fisik : Padat
Berat Molekul : 105,99 g/mol
Warna : Putih
Suhu Lebur : 851 oC
Densitas : 2,532 g/ml
Produk
F. Etil Asetat
Rumus Molekul : CH3COOC2H5
Bentuk Fisik : Cair
Berat Molekul : 88,11 g/mol
Suhu Didih : 77 oC
Suhu Lebur : -83 oC
Suhu Kritis : 250 oC
Densitas : 0,902 g/ml
1.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan:
- botol aquadest B. Bahan-bahan yang digunakan:
- corong pemisah - Aquadest (H2O)
- Erlenmeyer - Asam asetat (CH3COOH)
- labu ukur - Asam sulfat pekat (H2SO4)
- Etanol (C2H5OH) 96 %
- Natrium Karbonat (Na2CO3) 20 %
- gelas ukur
- labu destilasi
- labu didih dasar bulat
- pendingin Leibig
- pipet tetes
- pipet volume
- refluks
- termometer
- Waterbath

1.5. Prosedur Percobaan


A. Preparasi larutan
- Membuat larutan Na2CO3 20 % sebanyak 100 mL.
B. Pembuatan Etil Asetat
- Memasukkan 25 mL etanol dan 30 mL asam asetat kedalam labu didih
- Menambahkan asam sulfat pekat 5 mL dengan hati-hati kemudian labu
digoyang sempurna sambil didinginkan didalam air
- Menyambungkan labu dengan kondenser refluks terbalik, kemudian
memanaskan campuran dengan Waterbath selama 70 menit
- Setelah dingin, campuran reaksi didestilasi sampai didapat destilat sebanyak
2/3 volume, pada suhu 74-76 oC
- Kemudian memasukkan hasil destilasi kedalam corong pemisah dan
memisahkan lapisan airnya jika ada
- Mencuci lapisan ester dengan larutan Na2CO3 20 % sebanyak 2 kali
- Menghitung volume etil asetat setelah pencucian
- Menimbang berat Erlenmeyer kosong
- Menimbang berat Erlenmeyer + isi
- Menghitung berat isi (Erlenmeyer + isi - Erlenmeyer kosong)
- Memasukkan larutan etil asetat kedalam piknometer hingga penuh
- Menghitung massa jenis etil asetat.
1.6. Data Pengamatan
Tabel 1.6. Tabel Data Pengamatan Sintesis Etil Asetat
No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

1 Na2CO3 + H2O Lar. 1 Warna larutan putih keruh Terjadi


pencampuran
larutan natrium
karbonat dengan
air

2 C2H5OH + HCH
2SO4
2COOH Terjadi
Lar. 1 - Larutan tidak pencampuran
berwarna larutan etanol
- Larutan berbau etanol dengan asam cuka
dan asam cuka
- Larutan menimbulkan
panas
didinginkan
3 Lar. 1 + H2SO4 Lar. 2 Terjadi
Warna larutan putih
pencampuran
bening, berbau balon dan
larutan etil asetat
suhu 27 oC
dengan asam cuka
refluks
4 Terjadi pemisahan
78 oC Lar. 2 Lar. 3 Warna larutan putih
bening, berbau balon dan larutan etanol

suhu 78 oC dengan asam cuka

didestilasi
5 Lar. 3 Lar. 4 + residu Warna larutan putih
78 oC
bening dan berbau balon
dipisahkani Terdapat dua lapisan, Terjadi pemisahan
6 Lar. 4 + Na2CO3 Lar. 5
2x lapisan atas berwarna antara etil asetat
bening (etil asetat) dan dengan residu
putih keruh (Na2CO3 dan
pengotor). Pada
pencucian pertama
didapatkan volume etil
asetat sebanyak 38 ml.
Sedangkan pada
pencucian kedua
didapatkan 34 ml.

7 Uji Densitas Massa Erlenmeyer: m = 30,44 g


V = 34 ml
kosong =103,76 g
ρetil asetat = 0,924
Erlenmeyer +isi = 36,72 g g/cm3
Massa piknometer:
kosong = 16,74 g
piknometer + isi = 39,94 g

1.7. Dokumentasi Pengamatan

Gambar 1.5. Larutan Na2CO3 Gambar 1.6. Hasil di refluks

Gambar 1.7. Hasil refluks di masukkan


Gambar 1.8. Proses pencucian etil
ke proses destilasi asetat dengan menggunakan larutan
Na2CO3 20 %. Terlihat lapisan atas
adalah larutan etil asetat dan lapisan
bawah adalah Na2CO3 dan pengotor
Gambar 1.6. Hasil refluks di masukkan
ke proses destilasi
1.8. Persamaan reaksi
H+4
H2SO
H3C C OH + CH3CH2OH H3C C OCH2CH3 + H2O

O O
(Asam Asetat) (Etanol) (Etil Asetat) (Air)

(Nuryoto, 2008)
1.9. Pembahasan
- Reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam karboksilat dengan etanol
dengan bantuan katalis asam yang menghasilkan senyawa ester yang
mempunyai bau khas dan air. Sintesis etil asetat dibuat dari reaksi antara etanol
dengan asam asetat yang menghasilkan suatu ester yang mempunyai bau yang
khas etil asetat dan air. Untuk mempercepat reaksi, ditambahkan suatu katalis
H2SO4.
- Penggunaan refluks pada proses reaksi esterifikasi antara asam asetat
dengan etanol adalah untuk membantu agar etanol tidak hilang karena
menguap selama proses berlangsung. Hal itu dikarenakan etanol yang menguap
akan kembali mengembun karena adanya kondensor pada refluks. Untuk
memisahkan katalis asam sulfat yang terdapat dalam larutan dan sekaligus
untuk mengurangi jumlah air yang dihasilkan maka dilakukan destilasi dengan
suhu antara 74-76 oC. Kemudian dipisahkan kembali dengan corong
pemisah untuk memaksimalkan hasil pemisahan. Untuk menghilangkan sisa air
dan pengotor yang masih terdapat didalam larutan asam asetat maka larutan
dicuci dengan larutan Na2CO3 20 %. Pada proses pencucian lapisan atas adalah
larutan etil asetat dan lapisan bawah adalah larutan Na 2CO3 dan pengotor. Hal
ini disebabkan karena perbedaan massa jenis etil asetat dan Na2CO3, pencucian
dilakukan sebanyak dua kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dari
proses destilasi didapatkan volume destilat sebanyak 41 ml. Pada proses
pencucian etil asetat dengan menggunakan larutan Na2CO3 20 % dengan
pencucian sebanyak dua kali didapatkan volume pada pencucian pertama
sebanyak 38 ml dan pencucian kedua sebanyak 34 ml. Dengan menggunakan
piknometer didapatkan massa jenis larutan etil asetat sebesar 0,924 g/ml.

- Dari hasil percobaan didapatkan yield sebesar 59,35 %. Beberapa faktor


yang perlu diperhatikan untuk memperkecil tingkat kesalahan yang terjadi
diantaranya:
- Dalam proses pencampuran, larutan etanol perlu diperhatikan karena
sifatnya yang volatil
- Kurangnya ketepatan dalam penimbangan piknometer dan berat zat untuk
perhitungan massa jenis.
- Terjadinya proses pemisahan yang kurang baik pada proses destilasi,
pencucian dengan larutan Na2CO3 dan pemisahan dengan corong pemisah.
1.10. Kesimpulan
- Reaksi esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan
etanol dengan bantuan katalis asam yang menghasilkan senyawa ester yang
mempunyai bau khas etil asetat dan air.
- Proses sintesis etil asetat meliputi: preparasi, refluks, destilasi dan
pencucian dengan natrium karbonat.
- Dari hasil percobaan didapatkan yield sebesar 59,35 %.
APPENDIKS
I. Sintesis Etil Asetat
- Membuat larutan Na2CO3 20% sebanyak 100 ml
w Na 2 CO 3
% Na 2 CO 3 
w Na 2 CO 3  w air
w Na 2 CO 3
% Na 2 CO 3 
w Na 2 CO 3  (ρ  V)air
w Na 2 CO 3
0,2 
w Na 2 CO 3  (1  100)
w Na2CO3 = 25 gram
Jadi, untuk membuat larutan Na2CO3 20% sebanyak 100 ml adalah dengan
menimbang dan melarutkan 25 gram Na2CO3 ke dalam labu ukur 100 ml dengan
aquadest sampai tanda batas.
- Menghitung berat etil asetat
Berat Erlenmeyer kosong = 103,76 gram
Berat Erlenmeyer isi = 134,20 gram
Berat Erlenmeyer isi - Berat Erlenmeyer kosong = 134,20 - 103,76
= 30,44 gram
Jadi, dari hasil percobaan didapatkan etil asetat sebanyak 30,44 gram
- Menghitung massa jenis etil asetat
Berat piknometer kosong = 16,74 gram
Berat piknometer + isi = 39,84 gram
Berat piknometer + isi - Berat piknometer kosong = 39,84 – 16,74
= 23,10 gram
Dalam praktikum digunakan piknometer 25 ml
m
ρ
V
23,10 g
ρ
25 ml
ρ  0,924 g/ml
Jadi, dari hasil percobaan didapatkan massa jenis etil asetat sebesar 0,924 g/ml

- Menghitung randemen etil asetat hasil reaksi


Asam Asetat
m massa
ρ  mol 
V
BM
m  ρV
62,94 g
m  1,049 g/ml  60 ml mol 
60,05 mol
m  62,94 g
mol  1,04 g/mol
Etanol
m
ρ  massa
V mol 
m  ρ V BM
39,5 g
m  0,790 g/ml  50 ml mol 
46,04 mol
m  39,5 g
mol  0,85 g/mol
H2SO4
C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O
Mula-mula : 0,85 1,04 - -
Bereaksi : 0,85 0,85 0,85 0,85
Setimbang : - 0,19 0,85 0,85
Etil asetat
massa
mol 
BM
massa  mol  BM
massa  0,85 mol  88,11 g/mol
massa  74,8935 g

massa praktek - massa teori


Y   100%
massa teori
30,44 - 74,8935
Y   100%
74,8935
Y  59,35%
Jadi, dalam percobaan sintesis etil asetat didapatkan yield sebesar 59,35%.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid Satu. Binarupa Aksara:
Jakarta.
Hart, Harold, dkk. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas.
Erlangga: Jakarta.
Hartomo, A.J. dan Widiatmoko, M.C. 1993. Emulsi dan Pangan Instat Ber-lesitin. Andi
Offset: Yogyakarta.
Purwaningsih, Eko. 2007. Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Ganeca
Fauziah, Norma. 2009. Studi Rekasi Esterifikasi Asam p-Hidroksi Benzoat Dengan
Etilen Glikol Menggunakan Katalis Asam Homogen dan Heterogen,
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20181840-S30352-Norma%20Fauziah.pdf.,
diakses tanggal 21 November 2014.
Murni, dkk. 2012. Esterifikasi, http://hmtkupnyogya.files.wordpress.com/2012/02/6-
esterifikasi.pdf., diakases tanggal 21 November 2014.
Nuryoto. 2008. Studi Kinerja Katalisator Lewatit Monoplus s-100 pada Rekasi
Esterifikasi antara Etanol dan Asam Asetat, http://journal.ugm.ac.id/jrekpros/
article/download/551/369., diakses tanggal 21 November 2014.
Setyawardhani, dkk. 2005. Kinetika Reaksi Esterifikasi Asam Format Dengan Etanol
Pada Variasi Suhu dan Konsentrasi Katalis, http://eprints.uns.ac.id/664/
1/Kinetika_Reaksi_Asam_Formiat_dengan_Etanol_pada_Variasi_Suhu_dan_Kata
lis.pdf., diakses tanggal 27 November 2014.
Styaningrum, R.W. 2013. Pembuatan Etil Asetat Melalui Reaksi Esterifikasi,
http://www.scribd.com/doc/143276015/PEMBUATAN-ETIL-ASETAT-
MELALUI-REAKSI-ESTERIFIKASI., diakses tanggal 27 November 2014.
Wikipedia. 2014. Rendemen Kimia, http://id.wikipedia.org/wiki/Rendemen_Kimia.,
diakses tanggal 22 November 2014.
Wikipedia. 2014. Etil Asetat, http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetat., diakses tanggal 22
November 2014.
Widhiarso. 2011. Prarancangan Pabrik Etil Asetat dari Asam Asetat dan Etanol
dengan Katalis Asam Sulfat, http://repository.upnyk.ac.id/1040/1/EKSUM.pdf.,
diakses tanggal 21 November 2014.
Wulandari. 2011. Metode Ekstraksi, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
26083/4/Chapter%20II.pdf., diakses tanggal 27 November 2014.

Anda mungkin juga menyukai