Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kronis yang diderita oleh orang didunia ini, salah satunya penyakit stroke.
Sekitar 85% kasus penyakit stroke penyebabnya iskemik yaitu berasal dari trombosis atau
embioli, 10% disebabkan oleh perdarahan intrasebral dan 5% akibat perdarahan arakhoid.
Stroke merupakan 12% kematian didunia (Bradley, 2007). Cerebrovascular Disease atau
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak
yang timbul secara mendadk atau secara tepat dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan
daerah yang terganggu (Harsono, 2005/dalam Cholik 2014).
Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional akut, fokal maupun global, akibat
gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda
sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau
berakibat kematian (Harsono, 2004).
Harsono (2004) mengatakan bahwa pasien yang berusia diatas 50 tahun, ternyata lebih
banyak daripada pasien yang berusia lebih muda dari usia 50 tahun, yaitu 84,4% kasus.
Pasien laki-laki lebih banyak yang menderita stroke aripada wanita, yaitu 71,11%.
Sedangkan faktor resiko yang paling banyak dijumpai adalah hipertensi yang mencapai 80%
kasus, kemudian disusul penyakit jantung73,3% dan selanjutnya Diabetes Melitus 26,6%
kasus.

1.2 Tujuan Pembeajaran


1.2.1 Untuk mengetahui definisi stroke
1.2.2 Untuk mengetahui faktor resiko stroke
1.2.3 Untuk mengetahui klasifikasi stroke
1.2.4 Untuk mengetahui manifetasi klinis
1.2.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan
1.2.6 Untuk mengetahui peran perawat komunitas
1.2.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada pasien stroke

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Stroke


Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran darah Otak (GPDO),
merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah satu
bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa defisit neurologik atau
kelumpuhan saraf. Stroke disebabkan oleh keadaan ischemic atau proses hemorrhagic yang
seringkali diawali oleh adanya lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri. Dari seluruh
kejadian stroke, duapertiganya adalah ischemic dan sepertiganya adalah hemorrhagic. Disebut
stroke ischemic karena adanya sumbatan pembuluh darah oleh thromboembolic yang
mengakibatkan daerah di bawah sumbatan tersebut mengalami ischemic. Hal ini sangat berbeda
dengan stroke hemorrhagic yang terjadi akibat adanya mycroaneurisme yang pecah (Jurnal
Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012, Cintya Agreayu Dinata,
Yuliarni Safrita, Susila Sastri).

2.2 Faktor Resiko Stroke


Faktor yang dapat menimbulkan stroke dibedakan menjadi faktor risiko yang tidak dapat
diubah atau tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat diubah atau dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah diantaranya peningkatan usia dan jenis kelamin
lakilaki. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, diabetes melitus, dan
dislipidemia. Hipertensi diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang
melebihi batas tekanan darah normal. Hipertensi merupakan faktor risiko yang potensial pada
kejadian stroke karena hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah otak atau
menyebabkan penyempitan pembuluh darah otak. Pecahnya pembuluh darah otak akan
mengakibatkan perdarahan otak, sedangkan jika terjadi penyempitan pembuluh darah otak akan
mengganggu aliran darah ke otak yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel-sel otak(Jurnal
Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012, Cintya Agreayu Dinata,
Yuliarni Safrita, Susila Sastri).

2
2.3 Klasifikasi Stroke
Secara patologi stroke dibedakan menjadi sebagai berikut:
a. Stroke Iskemik
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau
bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Klasifikasi stroke iskemik
berdasarkan waktunya terdiri atas:
1. Transient Ischaemic Attack (TIA): defisit neurologis membaik dalam waktu kurang
dari 30 menit,
2. Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND): defisit neurologis membaik
kurang dari 1 minggu,
3. Stroke In Evolution (SIE)/Progressing Stroke,
4. Completed Stroke (Dewanto dkk, 2009).
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua stroke, dapat
terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan
ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Beberapa penyebab
perdarahan intraserebrum: perdarahan intraserebrum hipertensif; perdarahan
subarakhnoid (PSA) pada ruptura aneurisma sakular (Berry), ruptura malformasi
arteriovena(MAV), trauma; penyalahgunaan kokain, amfetamin; perdarahan akibat tumor
otak; infark hemoragik; penyakit perdarahan sistemik termasuk terapi antikoagulan
(Price, 2005).

2.4 Manifestasi Klinis


a. Infark pada Sistem Saraf Pusat
Tanda dan gejala infark arteri tergantung dari area vaskular yang terkena.
1. Infark total sirkulasi anterior (karotis):
- Hemiplegia (kerusakan pada bagian atas traktus kortikospinal),
- Hemianopia (kerusakan pada radiasio optikus),
- Defisit kortikal, misalnya disfasia (hemisfer dominan), hilangnya fungsi
visuospasial (hemisfer nondominan).
2. Infark parsial sirkulasi anterior:

3
- Hemiplegia dan hemianopia, hanya defisit kortikal saja.
3. Infark lakunar:
- Penyakit intrinsik (lipohialinosis) pada arteri kecil profunda menyebabkan
sindrom yang karakteristik.
4. Infark sirkulasi posterior (vertebrobasilar):
- Tanda-tanda lesi batang otak,
- Hemianopia homonim.
5. Infark medulla spinalis (Price, 2005).
b. Serangan Iskemik Transien Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara
mendadak; gejala seperti sinkop, bingung, dan pusing tidak cukup untuk menegakkan
diagnosis. TIA umumnya berlangsung selama beberapa menit saja, jarang berjam-jam.
Daerah arteri yang terkena akan menentukan gejala yang terjadi:
1. Karotis (paling sering):
a. Hemiparesis,
b. Hilangnya sensasi hemisensorik,
c. Disfasia,
d. Kebutaan monokular (amaurosis fugax) yang disebabkan oleh iskemia retina.
2. Vertebrobasilar:
a. Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif,
b. Kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut),
c. Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia-setidaknya dua dari tiga gejala ini terjadi
secara bersamaan (Price, 2005).
c. Perdarahan Subarakhnoid
Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan gejala nyeri kepala
mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia, mual, muntah, dan
tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda Kernig).
Pada perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan
gangguan kesadaran. Pada funduskopi dapat dilihat edema papil dan perdarahan retina.
Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai akibat dari:
1. Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intrakranial,
2. Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan,

4
3. Spasme pembuluh darah, akibat efek iritasi darah, bersamaan dengan iskemia (Price,
2005).
d. Perdarahan Intraserebral Spontan
Pasien datang dengan tanda-tanda neurologis fokal yang tergantung dari lokasi
perdarahan, kejang, dan gambaran peningkatan tekanan intrakranial. Diagnosis biasanya
jelas dari CT scan (Price, 2005).

2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang cepat, tepat, dan cermat memegang peranan besar dalam menentukan
hasil akhir pengobatan. Betapa pentingnya pengobatan stroke sedini mungkin, karena ‘jendela
terapi’ dari stroke hanya 3-6 jam.
Hal yang harus dilakukan adalah:
a. Stabilitas pasien dengan tindakan ABC (Airway, breathing, Circulation).
b. Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napasPasang jalur
infus intravena dengan larutan salin normal 0,9 % dengan kecepatan 20 ml/jam, jangan
memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air dan salin 0, 45 %, karena dapat
memperhebat edema otak.
c. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung - Jangan memberikan makanan atau
minuman lewat mulut.
d. Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan lakukan foto rontgen toraks.
e. Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan
trombosit, kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum, dan kreatinin), masa protrombin, dan
masa tromboplastin parsial.
f. Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas darah arteri, dan
skrining toksikologi.
g. Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
h. CT Scan atau resonansi magnetik bila alat tersedia (Mansjoer, 2000).

5
2.6 Peran Perawat Komunitas
Upaya yang harus diakukan untuk mengatasi penyakit stroke harus bersifat umum, khusus,
rehabilitasi, serta rencana pemulangan pasien. Usaha yang dapat dilakukan mencakup pelayanan
kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif, sampai dengan rehabilitatif.
Dalam hal ini peran perawat sangatlah penting dalam proses penyembuhan stroke pada
pasien agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Selain itu seorang perawat juga dapat
memberikan asuhan keperawatan berupa support system, dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keparawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembanganya.
Perawat bisa membantu aktifitas sehari-hari dan memberikan pendidikan kesehatan pada
pasien dan anggota keluarga dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan (Hidayat, 2008).

6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 KASUS

Disuatu Desa terpencil dengan luas desa sangat sempit dan Mahasiswa Keperawatan
Komunitas STIKes HangTuah Pekanbaru akan melakukan pengkajian komunitas didaerah desa
sinambek RT 1 RW 2, Teluk Kuantan, Kecamatan Kuantan singingi yang jumlah penduduknya
berkisar 150 jiwa yang dominan memiliki suku melayu dan beragama islam. Dari data yang
didapatkan lokasi perumahan warga sangat rapat sehingga pencahayaan kurang. Saat melakukan
pengkajian di desa tersebut terdapat 50% warga mengalamistroke dengan riwayat hipertensi,
bicara menjadi kacau dan wajah terlihat menurun. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik
kesehatan didapatkan hasil bahwa individu yang berusia 40-60 tahun mengalami hipertensidan
suka mengkonsumsi makanan yang asin. Terdapat 35% warga yang berusia diatas 40 tahun
jarang berolahrga, dan 40% pemuda diwilayah tersebut suka mengonsumsi alcohol dan perokok
aktif. Setelah dilakukan pengkajian diketahui bahwa 35% warga tidak melakukan pemeriksaan
rutin, hal ini disebabkan karena jauhnya pelayanan kesehatan dan anggota keluarga tidak terlalu
peduli dengan kesehatan keluarga yang lain. Selain itu biaya juga menjadi faktor keluarga tidak
memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan karena sebagian besar masyarakat hanya
sebagai petani.

3.2 ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengakajian
1. Pengkajian Inti
a. Geografi
Desa terpencil dengan luas desa sangat sempit
b. Demografi
Jumlah penduduknya berkisar 150 jiwa
c. Vital Statistik
50% warga mengalami stroke dengan riwayat hipertensi
d. Kelompok Etnis
Dominan memiliki suku melayu

7
e. Nilai dan keyakinan
Beragama islam

B. Pengkajian Subsystem meliputi :


1. Lingkungan Fisik
Lokasi perumahan warga sangat rapat sehingga pencahayaan kurang
2. Pelayanan Kesehatan
Terdapat pelayanan kesehatan, namun jauh dari perumahan warga.
3. Pemerintahan dan politik
Didesa sinambek terdapat tokoh agama
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan kurang karena rata-rata warga bekerja sebagai petani
5. Ekonomi
Ekonomi warga kurang mencukupi karena kurangnya lapangan pekerjaan dan penghasilan
sebagai petani tidak menetap.

C. Analisa Data
Data Masalah
Hasil obsevasi dan angket: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
1. Terdapat 50% warga mengalami stroke
dengan riwayat hipertensi, bicara
menjadi kacau dan wajah terlihat
menurun.
2. Terdapat 35% warga yang berusia
diatas 40 tahun jarang berolahrga.
3. 40% pemuda diwilayah tersebut suka
mengonsumsi alcohol dan perokok aktif.
4. 35% warga tidak melakukan
pemeriksaan rutin, hal ini disebabkan
karena jauhnya pelayanan kesehatan dan
anggota keluarga tidak terlalu peduli

8
dengan kesehatan keluarga yang lain.

Hasil wawancara:
1. Sebagaian besar masyarakat mengatakan
tidak mengetahui tentang masalah
kesehatan, terutama tentang stroke.
2. Warga mengatakan suka mengonsumsi
makanan yang asin.
3. Warga mengatakan jarang berolah raga
dan suka mengonsumsi alcohol serta
perokok aktif.
4. Warga mengatakan tidak ingin
memeriksakan kesehatan karena biaya
dan jarak yang jauh ke pelayanan
kesehatan.

D. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan sumberdaya tidak cukup
(mis., finansial, sosial, pengetahuan) ditandai dengan kurang dukungan sosial, kurang
pengetahuan tentang praktik kesehatan dasar.

E. Intervensi
Nanda Noc Nic
Manajemen Aktivitas
1. Ketidakefektifan 1.Pengetahuan : 1. Peningkatan 1. gunakan
pemeliharaan perilaku kesehatan kesadaran kesehatan komunikasi yang
kesehatan sesuai dan jelas
berhubungan dengan a. manfaat olahraga 2. pertimbangkan
sumberdaya tidak teratur (2) pengalaman pasien
cukup (mis., pengetahuan terbatas terkait dengan sistem

9
finansial, sosial, menjadi (4) perawatan kesehatan,
pengetahuan) pengetahuan banyak termasuk promosi
ditandai dengan kesehatan,
kurang dukungan b. efek kesehatan perlindungan
sosial, kurang yang merugikan dari kesehatan,
pengetahuan tentang penggunaan pencegahan penyakit,
praktik kesehatan tembakau dari (2) perawatan kesehatan
dasar. pengetahuan terbatas dan pemeliharaan
menjadi (4) serta sistem navigasi
pengetahuan banyak perawatan kesehatan
3. pertimbangkan
c. efek kesehatan status kesadaran,
yang merugi akibat kesehatan pasien
penggunaan diawal kontak
alkohol(2) melalui pengkajian
pengetahuan terbatas informal dan formal
menjadi (4) 4. pertimbangkan hal
pengetahuan banyak yang telah pasien
ketahui tentang
d. layanan kondisi kesehatannya
peningkatan dan resikonya dan
kesehatan (2) menghubungkan
pengetahuan terbatas informasi baru
menjadi (4) dengan apa yang
pengetahuan banyak sudah pasien ketahui
5. motivasi individu
untuk mengajukan
pertanyaan dan
meminta penjelasan
(misalnya apa
masalah utama saya)

10
6. dorong
penggunaan langkah-
langkah efektif untuk
memiliki koping
terhadap gangguan
kesadaran kesehatan
2. peningkatan sistem 1. identifikasi respon
dukungan psikologis terhadap
situasi dan
ketersediaan sistem
dukungan
2. identifikasi tingkat
dukungan keluarga,
dukungan keuangan,
dan sumber daya
lainnya
3. tentukan hambatan
terhadap sistem
dukungan yang tidak
terpakai dan kurang
dimanfaatkan
4. monitor situasi
keluarga saat ini dan
jaringan dukungan
5. sediakan layanan
dengan sikap peduli
dan mendukung
6. libatkan keluarga,
orang terdekat dan
teman-teman dalam
perawatan dan

11
perencanaan
7. identifikasi
sumber daya yang
tersedia terkait
dengan dukungan
pemberi perawatan
8. jelaskan dengan
pihak penting lain
bagaimana mereka
dapat membantu

3.3 PEMBAHASAN
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran darah Otak (GPDO),
merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah
satu bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa defisit neurologik
atau kelumpuhan saraf. Didalam kasus faktor resiko stroke yaitu hipertensi, jarang
berolahraga, memakan makanan yang asin, mengkonsumsi alkohol danmerokok. Sama
hanya yang ada di teori faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, diabetes
melitus, dan dislipidemia. Berdasarkan teori manifestasi stroke salah satunya adalah
hemiparase yaitu kelemahan anggota tubuh, dan didalam kasus wajah terlihat menurun itu
termasuk hemiparase. Kelompok mengangkat diagnosa ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan karena didalam kasus banyak sekali kebiasaan yang memperparah keadaan atau
penyakit yang dialami yaitu stroke.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran darah Otak (GPDO),
merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah pada salah satu
bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak berupa defisit neurologik atau
kelumpuhan saraf. Stroke disebabkan oleh keadaan ischemic atau proses hemorrhagic yang
seringkali diawali oleh adanya lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri. Faktor yang dapat
menimbulkan stroke dibedakan menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah atau tidak dapat
dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat diubah atau dapat dimodifikasi. Upaya yang harus
diakukan untuk mengatasi penyakit stroke harus bersifat umum, khusus, rehabilitasi, serta
rencana pemulangan pasien. Usaha yang dapat dilakukan mencakup pelayanan kesehatan mulai
dari promotif, preventif, kuratif, sampai dengan rehabilitatif.

4.2 Saran

Di harapkan kepada pembaca bisa memahami makalah kami dengan baik, bisa menambah
wawasan pembaca. Jika terdapat kesalahan pada makalah kami di harapkan saran untuk makalah
ini

13
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat A.A. (2008). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Arif, Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3.Jakarta: Medica Aesculpalus.
http://eprints.ums.ac.id/18613/9/BAB_II.pdf

Dewanto, G. dkk. (2009). Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. hal.25.
Jakarta: EGC. http://eprints.ums.ac.id/18613/9/BAB_II.pdf

Cintya Agreayu Dinata, Yuliarni Safrita, Susila Sastri. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke
pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan
Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(2)
http://jurnal.fk.unand.ac.id

Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Price, S.A., dan Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, Edisi
6, Vol. 2, diterjemahkan oleh Pendit, B. U., Hartanto, H., Wulansari, p., Mahanani, D.A.
Penerbit : Buku Kedokteran EGC, Jakarta.http://eprints.ums.ac.id/18613/9/BAB_II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai