Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN

PANDUAN PROGRAM KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAMPEONG
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

I. DEFINISI
Panduan program lingkungan fisik Puskesmas Lampeong adalah suatu
perencanaan dan pelaksanaan program lingkungan fisik Puskesmas
Lampeong yang efektif untuk menjamin keamanan lingkungan fisik dan
dikelola oleh tenaga yang kompeten

II. RUANG LINGKUP


1. Keselamatan dan keamanan
Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground dan peralatan puskesmas tidak menimbulkan bahaya
atau resiko bagi pasien,staf atau pengunjung.
Keamanan adalah proteksi dari kehilangan,pengrusakan dan kerusakan
atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang
2. Bahan berbahaya yang meliputi penanganan ,penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan bahan
limbah berbahaya harus dibuang secara aman
3. Manajemen Emergensi yaitu tanggapan terhadap wabah,bencana dan
keadaan emergensi
4. Pengamanan wabah,bencana dan keadaan emergensi
5. Pengamanan kebakaran ; puskesmas wajib melindungi properti dan
penghuninya dari kebakaran dan asap
6. Peralatan medis;untuk mengurangi risiko ,peralatan dipilih,dipelihara dan
digunakan sesuai ketentuan

III. TATA LAKSANA


PenatalaksaLampeong tertuang dalam
1. SOP Pemantauan lingkungan fisik puskesmas
 Petugas Kesling memeriksa lingkungan fisik Puskesmas
Lampeong
 Petugas Kesling memantau lingkungan fisik Puskesmas
Lampeong tiap satu minggu sekali
 Petugas Kesling mengecek jika ada gangguan yang dilaporkan
dari masing-masing unit kerja
 Petugas Kesling memastikan apakah jenis gangguan dapat
diperbaiki atau tidak

2
 Petugas Kesling melakukan perbaikan terhadap masalah yang
ada
 Petugas Kesling melaporkan kepada Kepala Puskesmas jika tidak
dapat diperbaiki
 Kepala Puskesmas memberikan arahan kepada Petugas Kesling
 Petugas Kesling melakukan tindak lanjut sesuai dengan arahan
Kepala Puskesmas
2. SOP Tindakan jika terjadi kebakaran
 Petugas Puskesmas yang berada di lokasi sumber kebakaran
mencari sumber api
 Petugas Puskesmas yang berada di lokasi sumber kebakaran
memutuskan hubungan listrik atau mematikan kompor
 Petugas Puskesmas Lampeong yang berada di lokasi sumber
kebakaran memadamkan api dengan APAR yang tersedia
 Jika tidak dapat di padamkan Petugas Puskesmas Lampeong
yang berada di sumber kebakaran menutup semua pintu yang
menuju ke lokasi kebakaran
 Petugas Puskesmas yang berada di dekat lokasi api membantu
memadamkan api dengan APAR yang tersedia
 Apabila api tetap tidak padam petugas Puskesmas dapat
menggunakan air atau pasir untuk memadamkan api
3. SOP Pemantauan ,pemeliharaan dan perbaikan sarana dan peralatan
 Petugas Kesling memeriksa sarana dan peralatan
 Petugas Kesling memantau sarana dan peralatan tiap satu
minggu sekali
 Petugas Kesling mengecek jika ada gangguan yang dilaporkan
dari masing-masing unit kerja
 Petugas Kesling memastikan apakah jenis gangguan dapat
diperbaiki atau tidak
 Petugas Kesling melakukan terhadap masalah yang ada
 Petugas Kesling melaporkan kepada Kepala Puskesmas jika
gangguan sarana dan peralatan tidak dapat diperbaiki
 Kepala Puskesmas memberikan arahan kepada Petugas Kesling
 Petugas Kesling melakukan tindak lanjut sesuai dengan arahan
Kepala Puskesmas

4. SOP Pemantauan pelaksanaan penanganan bahan berbahaya


 Mendata bahan-bahan yang berbahaya.
 Bahan berbahaya dikelola dengan penggolongan bahan berbahaya
untuk memudahkan pengenalan dan, cara penanganan

3
 Bahan berbahaya penyimpanannya dengan cara :
o Stok bahan berbahaya disimpan dalam ruang khusus
o Bahan berbahaya yang mudah terbakar harus disimpan dalam
ruang terpisah.
 Jangan menyimpan bahan berbahaya berdasarkan urutan abjad.
Hal ini dapat menyebabkan bahan yang seharusnya tidak
tercampur terletak berdekatan satu sama lain.
5. SOP Pemisahan dan penyimpanan alat yang disterilisasi
 Petugas memisahkan alat-alat medik yang sudah dipakai sesuai
jenis peralatannya.
 Petugas membersihkan peralatan medis yang sudah dipakai
dengan air mengalir.
 Petugas mengeringkan peralatan medis yang telah dibersihkan
 Petugas mensterilkan alat yang telah dikeringkan
 Petugas menyimpan peralatan medis sesuai di unit yang
memakai
6. SOP Sterilisasi alat
A. Dekontaminasi (alat yang sudah terkontaminasi)
1) Petugas yang akan menyeteril memakai sarung tangan
2) Petugas yang akan menyeteril menyiapkan bak perendaman yang
diisi dengan larutan klorin 0,5 % dengan cara :
a. Mencampur 1 sendok makan kaporit dengan 1 liter air.
b. Mengaduk larutan sampai terlarut.
2) Petugas yang akan menyeteril memasukkan alat – alat kesehatan
atau alat laboratorium yang sudah terpakai dan bisa digunakan lagi
kedalam bak perendaman dengan cara :
a. Mengambil satu persatu alkes dengan korentang.
b. Memasukan satu persatu alkes atau peralatan laboratorium
kedalam bak perendaman klorin 0,5% dengan korentang.
3) Biarkan selama kurang lebih 10 menit.

B. Pencucian dan Pembilasan


1) Petugas yang akan menyeteril membuka kran air dengan cara
memutar searah jarum jam (model kran bukan putaran) dengan
tangan kanan.

o Petugas mengambil peralatan bekas pakai yang sudah


didekontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan yang tajam,
seperti gunting dan jarum jahit). Agar tidak merusak benda –

4
benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara
bersamaan dengan peralatan dari logam atau kaca.

o Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda


caranya dengan mengambil satu persatu alkes atau peralatan
laboratorium yang sudah didekontaminasi dengan korentang.

o Petugas mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang


terbuat dari kaca dengan cara :

 Petugas menggunakan sikat dengan air dan sabun untuk


menghilangkan sisa darah dan kotoran dengan cara :
menyikat dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di
bawah air mengalir sampai sisa darah dan kotoran bersih di
semua permukaan.

 Petugas membuka engsel, gunting dan klem dengan cara


memutar skrup secara perlahan ke kiri sampai terlepas.
Menyikat dengan seksama terutama pada bagian
sambungan dan sudut peralatan dengan cara : menyikat
dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air
mengalir sampai tidak tampak noda darah atau kotoran.

 Petugas memastikan sudah tidak ada sisa darah dan


kotoran yang tertinggal pada peralatan dengan cara melihat
dengan membolak balik di bawah penerangan yang cukup
terang.

2) Petugas yang akan menyeteril mengulangi prosedur di atas setiap


benda sedikitnya tiga kali( atau lebih bila perlu ) dengan air dan
sabun atau detergen. Petugas membilas benda- benda tersebut
dengan air bersih dengan :

 Mengambil satu persatu alkes dan peralatan laboratorium.

 Membilas satu persatu di bawah air mengalir.

3) Mengulangi prosedur tersebut untuk benda- benda lain. Jika


peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi ( misalkan
dalam larutan klorin 0,5%), tempatkan peralatan dalam wadah yang
bersih dan biarkan kering sebelum mulai proses ( DTT ) dengan
cara:

5
 Menyiapkan baki yang bersih dan kering.

 Ambil alat satu-persatu sesuai dengan jenisnya ( mis : tabung


reaksi dengan tabung reaksi, beaker glass dengan beaker
glass).

 Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara


dikukus / rebus, atau di sterilisasi di dalam autoclave / oven
panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses
sterilisasi dimulai.

 Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan


dengan air dan sabun, kemudian bilas dengan seksama
menggunakan air bersih dengan cara :

 Meletakan tangan yang masih bersarung tangan di bawah


air mengalir.
 Mengambil sabun.
 Menggosokkan kedua tangan dengan sabun sampai bersih.
 Melepas sarung tangan
 Menggantung sarung tangan dan biarkan kering dengan
cara diangin-anginkan dengan cara :
 Menggantung sarung tangan dengan posisi jari dari sarung
tangan di bawah, kemudian dijepit memakai jepitan yang
telah dicuci di tempat jemuran.
 Meletakan jemuran di tempat yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung.
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

C. METODE STERILISASI DRYING OVEN


1. Hubungkan drying oven dengan sumber listrik
2. Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi
kemudian atur dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.
3. Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian
lampu di drying oven akan berkedip.
4. Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika
peralatan terbuat dari plastic, dan bahan yang mudah berubah
volume seperti pipet ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak

6
melebihi 100°C.
• Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam
• Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam
• Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam
• Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam
5. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara
otomatis kemali ke nol
6. Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium
mendingin didalam oven, setelah mendingin keluarkan peralatan
laboratorium dan tata kembali peralatan laboratorium dengan rapi.
7. Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan.
Catatan
Memberi label pada peralatan yang sudah steril dengan mencantumkan nama,
jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.

7. SOP Sterilisasi BHP


1. Hubungkan drying oven dengan sumber listrik
2. Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian
atur dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.
3. Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian
lampu di drying oven akan berkedip.
4. Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika
peralatan terbuat dari plastic, dan bahan yang mudah berubah
volume seperti pipet ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak
melebihi 100°C.
• Bila suhu 1700C, atur waktu 1 jam
• Bila suhu 1600C, atur waktu 2 jam
• Bila suhu 1500C, atur waktu 2,5 jam
• Bila suhu 1400C, atur waktu 3 jam
5. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu
secara
otomatis kemali ke nol
6. Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium
mendingin didalam oven, setelah mendingin keluarkan peralatan
laboratorium dan tata kembali peralatan laboratorium dengan
rapi.
7. Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan

7
8. SOP Kontrol peralatan,testing dan perawatan secara rutin untuk
peralatan klinis yang digunakan
 Petugas Kesling memeriksa peralatan medis setiap bulan sekali
 Petugas Kesling melakukan uji coba peralatan medis setiap bulan
sekali

 Petugas Kesling mengecek jika ada gangguan yang ditemukan


 Petugas Kesling memastikan apakah jenis gangguan dapat
diperbaiki atau tidak
 Petugas Kesling melakukan perbaikan terhadap masalah yang
ada
 Petugas Kesling melaporkan kepada Kepala Puskesmas jika
gangguan peralatan tidak dapat diperbaiki
 Kepala Puskesmas memberikan arahan kepada Petugas Kesling
 Petugas Kesling melakukan tindak lanjut sesuai dengan arahan
Kepala Puskesmas

IV.KEGIATAN POKOK
1. Perencanaan program keamanan lingkungan fisik Puskesmas
2. Pelaksanaan program keamanan lingkungan fisik Puskesmas
3. Pemantauan program keamanan lingkungan fisik Puskesmas
4. Pelatihan petugas keamanan lingkungan fisik Puskesmas
5. Evaluasi program keamanan lingkungan fisik Puskesmas

V.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan program

VI.SASARAN
1. Lingkungan fisik Puskesmas
2.Petugas keamanan lingkungan fisik Puskesmas

VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Penanggung
N Waktu(bulan) Ket
Kegiatan jawab
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Perencanaan X

2 Pelaksanaan X X X X X X X X X X X X

3 Pemantauan X X X X X X X X X X X X

4 Pelatihan X

5 Evaluasi X X X X

8
VIII. DOKUMENTASI
a. Buku pemeliharaan alat
b. Catatan harian petugas keamanan

Mengetahui
Kepala Puskesmas Lampeong

Eddy Supiano, AMK


19670224 198902 1 002

9
10

Anda mungkin juga menyukai