UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM METODE GEOLOGI LAPANGAN
ACARA KE- / MODUL : 1 / Pengenalan Alat-Alat Lapangan dan
Mengeplot Titik-Titik di Lapangan dari Tanda-
Tanda Alam , GPS, Peta Kontur dan Gambar
Citra
I. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui alat dan bahan serta kegunaan dan cara penggunaan yang di
lapangan.
2. Mengetahui bagaimana cara plot titik-titik di lapangan dari Tanda-Tanda
Alam , GPS, Peta Kontur Dan Gambar Citra.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Peralatan Lapangan dan Kegunaannya
Geologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang
bumi. Aktivitas geologi selalu dilakukan di lapangan. Sebelum berangkat
ke lapangan, ahli geologi harus mempersiapkan segala sesuatu yang
menyangkut kepentingan lapangan untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
Peralatan lapangan terbagi dua, yaitu peralatan lapangan baku dan
tidak baku. Peralatan baku merupakan peralatan yang harus ada jika
melakukan aktivitas lapangan, peralatan baku yaitu sebagai berikut :
1. Palu (hammer) geologi dan Betel (chisel)
Penggunaan Palu geologi dimanfaatkan untuk memecah batuan
dengan cara dipukulkan. Pada saat akan memecah batuan, cari bagian
sisi batuan yang relatif lunak dengan cara memukul-mukul secara
pelan. Perasaan dengan memperhatikan bunyi pukulan, dapat
menunjukan bagian sisi singkapan batuan yang mudah dipecah dan
bagian sisi singkapan batuan yang sulit dipecah. Palu geologi tidak
dimanfaatkan untuk mencungkil sampel atau sebagai pahat ( apabila
bentuk gagang palu pipih ) atau akan melengkung ( bila bentuk gagang
palu bulat ). Berikut jenis palu geologi :
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
a. Pick point, digunakan secara umum untuk memecah litologi beku dan
metamorf. Bentuk ujung palunya runcing.
b. Chisel point, digunakan untuk memecah litologi sedimen. Bentuk
ujung palunya pipih
c. Crack point, digunakan untuk memecah litologi yang tidak dapat
dihancurkan oleh kedua jenis palu di atas. Menyerupai palu godam
d. Betel, digunakan sebagai alat bantu apabila litologi yang dipecah tidak
hancur, hanya memberikan efek retakan. Dengan betel, retakan tadi
kemudian dengan menggunakan palu dan betel lalu dipisahkan dari
batuan sumbernya.
2. Kompas Geologi
Jenis – jenis kompas yang digunkan dalam kegiatan lapangan
geologi adalah kompas American Brunton, dapat digunakan untuk
mengukur kedudukan batuan (strike dan dip), penentuan sudut lereng,
tidak dapat digunakan untuk penetuan sudut bearing. Kompas
Geologi digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik
ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng,maupun
mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan
lapisan batuan. Berikut kegunaan dari kompas geologi :
a. Koreksi Deklinasi. Karena jarum kompas adalah jarum magnet,
maka arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas adalah arah
utara magnetik.
b. Cara Membaca Arah.
Arah dari suatu titik ke titik lain dapat dinyatakan dengan dua
cara, tergantung jenis/tipe kompas geologi yang digunakan. Kedua
cara tersebut adalah :
Dengan hanya menggunakan satu mata angin yaitu North (N)
memutar melewati East (E).
Dengan menggunakan empat mata angin, yaitu North, East,
South dan West. Arah-arah diukur dari : North ke arah East
untuk yang berada pada kuadran NE, misalnya N 60° E, N 35° E
dsb.
c. Cara Menentukan Arah dengan Menembak (Shooting)
Jika kita berada di suatu tempat yang posisinya di peta tidak
diketahui, tetapi dari tempat kita berada kita dapat melihat 1 atau
lebih titik yang lokasinya di peta diketahui dengan tepat, misainya
puncak bukit, perpotongan dua sungai dan sebagainya, maka lokasi
tempat kita berada dapat ditentukan dengan cara menembak
(shooting) titik-titik yang sudah diketahui posisinya tersebut.
d. Cara Mengukur Jurus dan Kemiringan.
Cara pertama yang dibaca adalah arah dari jurusnya.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
3. Lensa Tangan
Lensa digunakan di lapangan sebagai alat bantu yang
mempermudah seorang geologi dalam melakukan determinasi
lapangan terhadap contoh litologi atau tanah yang dijumpai di
lapangan dengan cara mendekatkan batuan dengan lensa dan mata lalu
melihat kandungan mineral pada contoh litologi atau batuan saat
berada di lapangan.
sudah diketahui posisinya di peta. Tidak selalu dua tanda medan yang
harus dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau
sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan
lainnya yang dibidik.
4.2 Interesection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di
peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali
dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar
untuk dicapai dan tidak terdapat di peta. Pada intersection, kita sudah
yakin pada posisi kita di peta.
III. Metodologi
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Lapangan Metode Geologi Lapangan dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 11 Mei 2019 bertempat di
4. Stasiun 04
Pada stasion 03 dengan koordinat longtitude 119°49'31,351"E;
latitude 0°53'34,256"S. Stasiun ini memiliki relief perbukitan, tingkat
pelapukan sedang, tebal soil sedang, warna soil abu-abu, tata guna
lahan pemukiman, stadia daerah muda, tipe morfologi Denudasional,
vegetasi semak belukar dan pepohonan.
4.2 Pembahasan
Ploting lokasi stasiun pengamatan dilakukan dengan mencari cari
tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang mencolok
dengan mudah orientasikan peta dengan benar, kemudian lakukan
orientasi medan terhadap tanda dan bentuk medan yang ada dengan tepat.
Tandai kedudukan dari dua titik tanda medan atau lebih yang sudah
diamati baik di lapangan maupun di peta, misalnya tanda medan A dan
tanda medan. Bidikkan kompas ke titik ‘A’ dan ‘B’, catat nilai
azimuthnya, Misal: Titik A = 315, Titik B = 370. Hitung nilai back
azimuth dari kedua titik tersebut, yaitu: Titik A = 315º–180º = 135º
Titik B = 37 o + 180 o = 217o. Tarik garis (plotting) dari titik A sebesar
nilai back azimuth A dengan meletakkan pusat simetris (indeks)
protractor pada titik A yang telah ditentukan di peta dengan
menggunakan benang tengah protractor. Tarik lagi garis dari titik B
sebesar nilai back azimuth B seperti yang dilakukan terhadap titik A dan
akan terjadi perpotongan antara garis back azimuth A dengan garis back
azimuth B. Titik perpotongan dari dua nilai garis back azimuth titik A
dan B tersebut adalah tempat kedudukan kita berada, misalnya titik ‘C’.
Tentukan koordinatnya dengan menggunakan koordinat geografis (cara
mekasis atau matematis). Catat koordinatnya dengan standar penulisan
koordinat peta dengan menuliskan judul koordinat. Pada acara ini
dilakukan pengamatan lingkungan sekitar dengan memasukan koordinat
dan keterangan suatu objek umum yang belum masuk pada peta lokasi
atau peta RBI dan mencatatnya pada buku catatan lapangan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
5.2 Saran
Dalam melakukan proses penentuan titik dengan metode resection
dan intersecsion keakuratan sebuah posisi dan koordinat sangat rendah
oleh karena itu dalam melakukan metode ini seorang navigator harus
mengikuti setiap prosedur dalam metode tersebut, atau menggunakan
metode atau alat lainnya yang lebih akurat.