Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN FINAL PROJECT

DINAMIKA SISTEM
DINDING DENGAN SUMBER PANAS
HEAT SINK

Disusun Oleh:
1. Nisa Musafiatin NRP. 10511700000001
2. Elsy Nurfaiz W. NRP.10511700000023
3. Ariaya Nur A. NRP. 10511700000045
4. Moh. Rifky A. NRP. 10511700000071

Dosen Pengampu:
Sefi Novendra Patrialova, S.Si, M.T
Herry Sufyan Hadi, S.T, M.T
Hendra Cordova, S.T, M.T

DEPARTEMEN TEKNIK INSTRUMENTASI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
LAPORAN FINAL PROJECT
DINAMIKA SISTEM
DINDING DENGAN SUMBER PANAS
HEAT SINK

Disusun Oleh:
1. Nisa Musafiatin NRP. 10511700000001
2. Elsy Nurfaiz W. NRP.10511700000023
3. Ariaya Nur A. NRP. 10511700000045
4. Moh. Rifky A. NRP. 10511700000071

Dosen Pengampu:
Sefi Novendra Patrialova, S.Si, M.T
Herry Sufyan Hadi, S.T, M.T
Hendra Cordova, S.T, M.T

DEPARTEMEN TEKNIK INSTRUMENTASI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019

iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Laporan Final Project dengan
judul “DINAMIKA SISTEM DINDING DENGAN SUMBER
PANAS HEAT SINK”.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini guna untuk
menyelesaikan final project pada mata kuliah Dinamika Sistem
pada Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Pada kesempatan ini, penyusun hendak menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan sehingga laporan final project ini dapat selesai. Ucapan
terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Ibu Sefi Novendra Patrialova, S.Si, M.T, bapak Herry
Sufyan Hadi, S.T., M.T, dan bapak Hendra Cordova, S.T,
M.T selaku dosen pengampu mata kuliah dinamika sistem.
2. Teman-teman mahasiswa Teknik Instrumentasi yang
saling mendukung dan bekerja sama dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penyusun tetapi juga bagi para
pembaca.

Surabaya, 15 Mei 2019

Tim Penyusun

v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………iii
KATA PENGANTAR.......................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ....................................................... 3
2.1 Sistem Orde Pertama ............................................. 3
2.2 Sistem Thermal ...................................................... 5
2.3 Model Matematika Sistem Thermal ...................... 6
2.4 MATLAB .............................................................. 8
2.5 Heatsink ................................................................. 8
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN .......................... 11
3.1 Alat dan Bahan .................................................... 11
3.2 Diagram Alir Pengerjaan ..................................... 11
3.3 Prosedur Percobaan ............................................. 12
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......... 15
4.1 Analisis Data........................................................ 15
4.2 Pembahasan ......................................................... 20
BAB V PENUTUP ............................................................. 23
5.1 Kesimpulan .......................................................... 23
vii
5.2 Saran .....................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .........................................................25

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh Diagram Blok Sistem Orde Pertama .. 3


Gambar 2. 2 Diagram yang Disederhanakan ....................... 3
Gambar 2. 3 Kurva Respon Eksponensial ............................ 4
Gambar 2. 4 Sistem Secara Umum ...................................... 5
Gambar 2. 5 Resistansi Termal pada Dinding...................... 6

Gambar 3. 1 Flow Chart Pengerjaan .................................. 11


Gambar 3. 2 New Script pada Aplikasi Matlab ................. 12
Gambar 3. 3 Model Fungsi Transfer dari Sistem ............... 13
Gambar 3. 4 Function Clock Parameters ........................... 13

Gambar 4. 1 Sistem Dinding dengan sumber panas Heat


Sink......................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Program pada m file ..... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4. 3 Simulasi Sistem Pada Simulink .............. Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 4 Function Block Parameters ........................... 18
Gambar 4. 5 Grafik Kerja Sistem ...... Error! Bookmark not
defined.

ix
x
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Analisis Data ..................................................... 20

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Heatsink adalah logam dengan design khusus yang terbuat
dari alumuniun atau tembaga (bisa merupakan kombinasi kedua
material tersebut) yang berfungsi untuk memperluas transfer panas
dari sebuah prosesor. Di dalam dunia komputer, heatsink
merupakan perangkat wajib yang harus ada. Jadi jangan heran jika
pada komputer desktop atau punlaptop, semua terpasang heatsink
yang selalu menempel di atas processor. Alat ini sangatlah penting,
karena tanpanya sebuah komputer ataulaptop tidak akan bisa untuk
hidup berlama-lama.
Untuk memahami, merancang atau memperbaiki suatu
sistem kendali, seringkali lebih efektif jika digunakan tiruan
karakteristik dari sistem yang ditangani. Hal ini berkaitan dengan
alasan keselamatan, kecepatan perancangan, kemudahan dan biaya
perancangan. Selain itu, hasil percobaannya dapat mendukung
perencanaan sistem yang akan dibuat. Proses peniruan
karakteristik sistem ini disebut SIMULASI. Dalam analisis sistem
kendali, harus lebih dulu mengetahui karateristik sistem yang akan
diatur (plant) dan karateristik alat kendali yang akan digunakan.
Dalam kasus sistem kendali linier, time-invariant, single-input-
single output, karakteristik yang penting adalah Transfer Function
(Fungsi Transfer). (TAV, 2017)
Maka berdasarkan alasan tersebut perlu dilakukan suatu
simulasi terhadap sistem heat sink pada dinding untuk
mengetahui keadaan di mana suatu sistem berada dalam
kesetimbangan atau tidak berubah lagi seiring waktu.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang dapat
dijawabarkan adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana memodelkan matematika sistem thermal
pada heat sink?
b. Bagaimana melakukan simulasi sistem thermal pada
heat sink menggunakan aplikasi Simulink?

1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah diatas
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Membuat model matematika sistem thermal pada heat
sink.
b. Melakukan simulasi sistem thermal pada heat sink
menggunakan aplikasi Simulink.

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem Orde Pertama
Secara fisis, sistem ini berupa rangkaian RC, sistem
thermal, dan sebagainya. Contoh dari sistem orde pertama dapat
dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 2. 1 Contoh Diagram Blok Sistem Orde Pertama


Sumber : Modul Praktikum Dinamika Sistem

Dari diagram blok padagambar 1 dapat disederhanakan


speerti padagambar 2 berikut.

Gambar 2. 2 Diagram yang Disederhanakan


Sumber : Modul Praktikum Dinamika Sistem

Hubungan masukan dan keluaran dari diagram tersebut


diapat dimodelkan dengan fungsi transfer berikut.
𝐶(𝑠) 1
= ……………………………………………………..(1)
𝑅(𝑠) 𝑇𝑠 +1

Semua sistem yang mempunyai fungsi transfer yang


sama akan menunjukkan keluaran yang sama dalam memberikan
respon masukan yang sama. Untuk setiap sistem fisik yang
diperoleh, secara matematis respon dapat memberikan suatu
interpretasi fisik. Transformasi laplace dari fungsi masukan step
3
adalah 1/s, dengan mensubtitusikan X(s) = 1/s kedalam persamaan
1 diperoleh.
1 1
𝐶(𝑠) = ………………………………………………….(2)
𝑇𝑠 +1 𝑠

Dengan menguraikan C(s) menjadi pecahan parsial,


maka diperoleh
1 1
𝐶(𝑠) = 𝑠 − 𝑇 +1 ……………………………………………...(3)
𝑠

Dengan meng-invers kan transfromasi laplace


persamaan 3 menjadi domain t.
𝐶(𝑡) = 1 − 𝑒 −𝑡⁄𝑇 (t≥0)………………..……………………..(4)

Gambar 2. 3 Kurva Respon Eksponensial

4
Dalam satu konstanta waktu, kurva respon eksponensial
telah berubah dari 0 sampai 63,2%. Dalam 2 konstanta waktu
respon mencapai 86,5 % harga akhir. Pada t = 3T, 4T,dan 5T
respon mencapai masing-masing 95 ; 98,2 ; dan 99,3% nilai akhir.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, estimasi yang layak dari
waktu respon adalah lama waktu yang diperlukan kurva respon
untuk mencapai garis 2% dibawah nilai akhiratau empat konstanta
waktu. (Sistem, 2019)

Gambar 2. 4 Sistem Secara Umum


Sumber : Modul Praktikum Dinamika Sistem

2.2 Sistem Thermal


Sistem Termal adalah sistem yang melibatkan perpindahan
kalor (energi panas) dari satu zat ke zat yang lain. Sistem termal
dapat dianalisis dalam bentuk tahanan dan kapasitansi, walaupun
kapasitansi termal dan tahanan termal tidak dapat menyatakan
secara teliti sebagai parameter terkumpul karena biasanya kedua
parameter tersebut terdistribusi ke seluruh zat. Untuk analisis yang
teliti harus digunakan model dengan parameter terdistribusi.
(Katsuhiko, 1995) Sistem termal adalah seperangkat komponen
(termal) yang memiliki struktur tertentu, misalnya pada sebuah
tangki terisolasi. Dalam sistem termal terjadi suatu proses termal,
yaitu suatu proses yang berlangsung akibat dari efek termal. Efek
termal terjadi akibat adanya gradien suhu atau gradien kecepatan
sehingga ada aliran materi atau energi dan gradien konsentrasi.
Sebuah proses adalah serangkaian tahapan yang terjadi antara dua
keadaan dari sistem, yang dinamakan keadaan awal dan keadaan
akhir. Proses dinamakan Steady State jika tidak ada variasi keadaan
akhir terhadap waktu. Proses steady state merupakan kasus umum
dalam analisis sistem termal, (Sihana, 2010) Dalam menyelesaikan
5
analisis pada sistem termal ini, dilakukan analisis dan perencanaan
dengan menggunakan transformasi Laplace. Bentuk-bentuk
matematis ini dapat dilakukan dalam wawasan (domain) waktu
maupun wawasan frekuensi. Persamaan-persamaan dalam
wawasan waktu pada umumnya dinyatakan oleh persamaan linear
atau persamaan differensial; sedang dalam wawasan frekuensi
dinyatakan dalam bentuk fungsi kompleks atau melalui
transformasi Laplace ataupun bentuk-bentuk lainnya, di mana
frekuensi merupakan variabel bebas. (Sahat, 1994)

2.3 Model Matematika Sistem Thermal


Sistem thermal adalah sistem yang melibatkan
pemindahan panas dari bahan satu ke bahan yang lain. Lebih
mudah untuk mempertimbangkan bahwa sistem termal
dianalogikan dengan sistem listrik sehingga mengandung elemen
resistif dan kapasitif.
 Resistansi Termal pada dinding

Gambar 2. 5 Resistansi Termal pada Dinding


Sumber : Advanced Control Engineering
Berdasarkan hukum Fourier, laju aliran panas konduksi dapat
ditulis sebagai berikut :
𝐾𝐴(𝜃1 −𝜃2 )
𝑄𝑡 = 𝑙
……………………………………………….(5)

6
Persamaan di atas dapat dituliskan dalam bentuk :

(𝜃1 (𝑡) − 𝜃2 (𝑡)) = 𝑅𝑇 𝑄𝑇 (𝑡) ………………………………...(6)

Dengan : 𝑅𝑇 adalah resistansi termal


𝑙
𝑅𝑇 =
𝐾𝐴
……………………………….……………………………...…(7)

 Kapasitansi Termal
Panas yang tersimpan dalam dinding :
𝐻(𝑡) = 𝑚 𝐶𝑝 𝜃(𝑡) ……………………………………………(8)
Dengan :
H = kalor yang tersimpan (joule)
M = massa dinding (kg)
𝐶𝑝 = kalor spesifik (joule/kg K)
ɵ = kenaikan temperature
Jika dideferensialkan :
𝑑𝐻 𝑑𝜃
= 𝑚 𝐶𝑝
𝑑𝑡 𝑑𝑡
………………………………………………………………...(9)
Atau dapat ditulis sebagai :
𝑑𝜃
𝑄𝑇 (𝑡) = 𝐶𝑇
𝑑𝑡
………………………………………………………………...(10)
Dengan :
𝐶𝑇 = kapasitas panas = m x 𝐶𝑝 ………………………………..(11)

(Burns, 2001)

7
2.4 MATLAB
MATLAB atau yang kita sebut dengan (Matrix
Laboratory) yaitu sebuah program untuk menganalisis dan
mengkomputasi data numerik, dan MATLAB juga merupakan
suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan, yang dibentuk
dengan dasar pemikiran yang menggunakan sifat dan bentuk
matriks.
Matlab yang merupakan singkatan dari Matrix Laboratory,
merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh The
Mathwork Inc. yang hadir dengan fungsi dan karakteristik yang
berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih
dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++. Invalid source
specified.

2.5 Heatsink
Heatsink adalah sebuah komponen logam yang mana
memang didesain khusus yang terbuat dari tembaga atau
alumunium, yang berfungsi untuk memperluas transfer panas .
Heatsink mempunyai fungsi utama untuk mendinginkan
komponen tertentu yang berusaha untuk dilindungi. Heatsink
merupakan alat pengendali panas pasif yang menyerap panas yang
dipancarkan atau dihasilkan oleh komponen elektronik kemudian
dipindahkan ke media fluida di sekitarnya, bisa berupa udara
maupun cairan. Umumnnya heatsink juga dilengkapi dengan kipas
untuk membantu proses pendinginan. Bahan yang paling sering
digunakan untuk pembuatan heatsink ini adalah tembaga dan
alumunium. Tentu ada alasannya kenapa dalam pembuatan
heatsink menggunakan bahan tersebut, sebab gabungan kedua
bahan ini adalah sangat baik untuk menyerap panas dan
mendinginkannya. Bahan tembaga memiliki konduktifitas tinggi,
atau bahan yang bagus untuk menghantarkan panas. Namun,
tembaga tidak bisa melepaskan panas dengan cepat jika dibanding
alumunium. Sedangkan alumunium, bahan ini memiliki sifat
8
menyerap panas yang lebih rendah dari tembaga, namun ia lebih
cepat untuk melepaskan panas yang diserapnya.

Cara kerja heatsink dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu active


heatsink dan passive heatsink. Heatsink pada dasarnya bekerja
dengan cara memindahkan panas dari komponen tertentu seperti
CPU dan VGA ke udara bebas. Dengan terbebasnya panas dari
komponen-komponen tersebut, maka kinerjanya pun akan optimal.
Proses pemindahan panas ini menerapkan prinsip ilmu fisika,
dimana panas bisa dipindahkan melalui 3 cara: konveksi, radiasi,
dan konduksi. Heatsink bekerja dengan mengombinasikan metode
konduksi dan konveksi. Heatsink VGA umumnya juga dilengkapi
dengan kipas yang sudah menempel langsung pada heatsink
tersebut. Heatsink dengan kipas ini disebut sebagai passive
heatsink. Disebut passive karena kipas pada heatsink jenis ini
langsung terkoneksi pada rangkaian besi heatsink-nya. (Right,
2018)

9
Halaman ini sengaja dikosongkan

10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalm
menyelasaikan final project ini adalah sebagai berikut :
a. Laptop
b. Software Simulink
3.2 Diagram Alir Pengerjaan
Mulai

a. Studi Literatur

b. Perangan Sistem

c. Pemodelan Matematis

d. Simulasi

e. Analisis Data

Selesai
Gambar 3. 1 Flow Chart Pengerjaan
11
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dalam menyelesaikan final
project ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur, merupakan kegiatan untuk mencari
referensi mengenai project yang akan di buat, yang
biasanya didapatkan dari buku, jurnal, maupun website.
b. Perancangan sistem, merupakan kegiatan membuat suatu
permodelan sistem thermal. Pada tahap ini kita juga harus
benar benar memperhitungkan spesifikasi dari tiap
komponen yang akan di gunakan.
c. Pemodelan matematis, merupakan kegiatan melakukan
perhitungan terhadap sutu sistem berdasarkan rumus
konsep thermal sehingga didapatkan suatu fungsi transfer.
d. Simulasi, merupakan kegiatan mensimulasikan
permodelan matematika dari sistem thermal pada software
Simulink sehingga diperoleh suatu diagram hubungan
antara input yang diberikan dengan waktu.
1. Dibuat new script untuk menginputkan nilai data.

Gambar 3. 2 New Script pada Aplikasi Matlab


12
2. Program yang berisi inputan data di save terlebih
dahulu.
3. Aplikasi Simulink dibuka.
4. Libraries dari Simulink dibuka untuk memilih
komponen dari sistem.
5. Constant, substract, transfer function initial state,
display, scope, dan multiplot graphic dipilih untuk
merancang sistem.

Gambar 3. 3 Model Fungsi Transfer dari Sistem


6. Variabel dari fungsi transfer diinputkan.

Gambar 3. 4 Function Clock Parameters


13
7. Program Simulink yang sudah diinput data di
simulasikan.
8. Multiplot graphic di double klik untuk mengetahui
bentuk grafik dari sistem.

e. Analisis data, merupakan suatu kegiatan menganalisis data


dari simulasi yang telah dilakukan sehingga bisa ditarik
kesimpulan mengenai hal apa saja yang mempengaruhi
sistem tersebut.

14
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Suatu model sistem thermal menggunakan sistem dinding
dengan sumber panas berupa Heat Sink. Heat sink terbuat dari
aluminium dengan nilai kapasitas kalor sebesar 90 J/kg ˚C. Lebar
dari dinding sebesar 0,2 meter dengan luas penampang sebesar 30
m2.

Gambar 4. 1 Sistem Dinding Dengan Heatsink

𝜃1 = tempratur input
𝜽𝟐 = temperature output
L = ketebalan dinding
A = luas dinding
Qt = laju aliran panas

15
K = konduktivitas termal
Ct = capacitance termal
Diketahui :
L = 20 cm = 0,2 m
A = 30 m2
Konduktivitas termal dinding = 8,5 W/mK
Cp aluminium = 90 J/kg ˚C
Massa dinding = 100 kg
𝑙
RT = 𝐾 𝐴
0,2
= 8,5 𝑥 30
0,2
=
255

= 0,0007 min K/J


CT = m x Cp
= 100 kg x 90 J/kg ˚C
= 9000 J/K
𝐾 𝐴(𝜃1 − 𝜃2 )
1. 𝑞= 𝑙
(𝜃1 (𝑡)− 𝜃2 (𝑡))
𝑞= 𝑅𝑇

𝑑𝑞
2. 𝑞̇ =
𝑑𝑡
𝐶 𝑑𝜃
𝑑𝑞̇ =
𝑑𝑡
𝑑𝜃2
𝑑𝑞̇ = 𝐶𝑇 𝑑𝑡
16
𝑑𝜃2
𝑞̇ input - 𝑞̇ output = 𝐶𝑇 𝑑𝑡
∆𝜃
3. 𝑅= 𝑞̇

𝜃2 − 𝜃1
𝑅= 𝑞̇

𝜃2 − 𝜃1
𝑞̇ = 𝑅
𝑑𝜃2
𝑞̇ = 𝐶𝑇 𝑑𝑡
(𝜃1 (𝑡)− 𝜃2 (𝑡)) 𝑑𝜃2
𝑅𝑇
= 𝐶𝑇 𝑑𝑡

𝑑 𝜃2
𝑅𝑇 𝐶𝑇 𝑑𝑡
+ 𝜃2 = 𝜃1

4. Transformasikan persamaan tersebut menjadi


transformasi laplace

(𝑅𝑇 𝐶𝑇 𝑆 + 1)𝜃2 (𝑠) = 𝜃1 (𝑠)


5. Transfer Function dari sistem tersebut adalah :
𝜽𝟐 (𝒔) 𝟏
𝑻𝒇 = =
𝜽𝟏 (𝒔) 𝑹𝑻 𝑪𝑻 𝑺 + 𝟏
Substitusikan nilai resistansi dan kapasitansi bahan pada fungsi
transfer tersebut.
𝜽𝟐 (𝒔) 𝟏
𝑻𝒇 = =
𝜽𝟏 (𝒔) 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟕 𝒙 𝟗𝟎𝟎𝟎𝑺 + 𝟏
1
𝑇𝑓 =
𝟔, 𝟑𝑺 + 𝟏

17
Berikut ini merupakan simulasi sistem pada Simulink.

Gambar 4. 2 Program pada MATLAB

Gambar 4. 3 Diagram Blok Sistem

18
Gambar 4.4 Function Block Parameters

Gambar 4.5 Grafik Kerja Sistem

19
Tabel 4. 1 Analisis Data

No Input (˚C) Steady State


(sekon)
1 20 ±15
2 23 ±16
3 26 ±17
4 29 ±18
5 32 ±19

Keadaan tunak (steady state) adalah keadaan di mana


suatu sistem berada dalam kesetimbangan atau tidak
berubah lagi seiring waktu.
4.2 Pembahasan
Perancangan sistem termal dilakukan dengan membuat
sistem heatsink pada dinding. Pada sistem tersebut diatur
besarnya tempratur input, temperature output, ketebalan
dinding, luas dinding, konduktivitas dinding, massa
dinding, serta kapasitas kalor dari bahan heatsink yaitu
aluminium. Setelah melakukan perancangan dibuatlah
pemodelan matematis yang sehingga menghasilkan fungsi
transfer dari sistem tersebut. Dengan diperolehnya nilai
dari fungsi transfer maka simulasi menggunakan Simulink
untuk mengetahui grafik perbandingan antara input
dengan waktu. Pada simulasi ini kami menggunakan lima
macam input dengan interval 3 yaitu
20˚C,23˚C,26˚C,29˚C, dan 32˚C. Dari masing-masing
inputan waktu yang dibutuhkan untuk mencapa titik
konstan beragam. Pada saat input sebesar 20 waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai posisi konstan yaitu 15 sekon,
pada saat input 23 selama 16 sekon, saat input 26 selama
17 sekon, saat input 29 selama 18 sekon, dan saat input 32
selama 19 sekon. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
apabila input yang diberikan semakin besar maka waktu
20
yang dibutuhkan untuk mencapai titik konstan juga
semakin lama.

21
Halaman ini sengaja dikosongkan

22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan final project dinamika
sistem ini adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan
𝜽 (𝒔) 𝟏
diperoleh suatu fungsi transfer 𝑻𝒇 = 𝜽𝟐(𝒔) = 𝑹 𝑪 𝑺+𝟏 .
𝟏 𝑻 𝑻
b. Berdasakan simulasi yang dilakukan pada Simulink
diperoleh grafik dari sistem dengan melakukan variasi
input sebanyak 5 variabel menunjukkan bahwa semakin
besar input yang diberikan maka waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kondisi konstan semakin lama.

5.2 Saran
Adapun saran untuk pemodelan sistem thermal
menggunakan sistem dinding dengan heatsink selanjutnya
yaitu sebagai berikut :
a. Sistem sebaiknya ditambahkan block controller di depan
blok transfer function untuk mempercepat respon step.
b. Sebaiknya dilakukan analisa lebih mendalam mengenai
pengaruh luas penampang dan ketebalan dari tembok
terhadap fungsi transfer sistem sehingga mengetahui
kemampuan maksimum suatu sistem bekerja.
c. Dilakukan analisa lebih lanjut mengenai bahan yang paling
efektif digunakan sebagai heatsink agar dapat melakukan
perpindahan kalor dengan maksimal.

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Burns, R. S. (2001). Advanced Control Engineering. India: Plant


A tree.
dzulqornain, f. (2015, March 23). Prinsip Kerja Heat Exchanger.
Retrieved from insinyoer:
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-heat-exchanger/
Right, S. P. (2018, February 26). School Pouring Right. Retrieved
from School Pouring Right Web site:
http://www.schoolpouringrights.com/teknologi/penjelasa
n-mengenai-heatsink-komponen-pendingin-pada-
komputer/
Rr.rahmawati Putri Ekasari. (2018). PENGENDALI
TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHENGER
DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF
TIRUAN PREDEKTIF. Retrieved from DOCPLEYER:
https://docplayer.info/53484837-Pengendali-temperatur-
fluida-pada-heat-exchanger-dengan-menggunakan-
jaringan-saraf-tiruan-prediktif.html
Sistem, A. P. (2019). Modul Praktikum Mata Kuliah Dinamika
Sistem 2019. In A. P. Sistem, Modul Praktikum Mata
Kuliah Dinamika Sistem 2019 (pp. 1-2). Surabaya:
Teknik Instrumentasi.
TAV, Z. (2017, 10 10). FUNGSI ALIH SISTEM ORDE 1.
Retrieved from ZULFIKAR TAV:
https://zulfikartav.com/2017/10/fungsi-alih-sistem-orde-
1.html

25

Anda mungkin juga menyukai