Anda di halaman 1dari 193

Pre medikasi

• Morphin : 0.1-0.1 mg/kg (10mg/ml)


• Midazolam : 0.15-0.3mg/kg
• Atropin : 20 mcq/kg (250mcq:1ml)
Resiko Neonatus
Mayor
• KPD > 24 jam
• Ibu demam saat Inpartu
• Korioamnionitis
• DJJ menetap >160x/I
• Ketuban berbau
Minor
• KPD > 12 jam
• Ibu demam >37.5
• Apgar rendah 5/7
• BBLSR 1500 gr
• Aterm < 37 minggu
• Gameli
• Keputuhan
• Ibu IsK, tersangka ISK
Resomal
• Air 1 liter
• Gula pasir 50 mg
• Kcl 4 gr
• Oralit 1 sachet
Komposisi Oralit

• Nacl : 3.5 gr
• KCL : 1.5 gr
• Glucosa : 20 gr
• Na : 90 mmol
• K : 20 mmol
• Cl : 80 mmol
• HCO3 : 30 mmol
• Glu : 111 mmol
Sepsis
terdiri
• Early onset sepsis : < 5 hari
• Late onset sepsis : > 5 hari
Fc resiko
• Prematur n BBLR
• KPD >18 jam
• Ibu demam n infeksi
• Resusitasi
• Gameli
• Prosedur infasiv
• Galaktosemia
M Klinis
• Temperatur irreguler
• Ggn tingkah laku, Letragi
• Kulit : perfusi jelaek, sianosis, ptekie, rush,
sklerema.
• Problem feeding
• Kardio ; Takipneuu, takikardi, hipotensi,
respiratory distres (grunting, retraksi)
• Metabolik ; Hipo, hiperglikeia, sidosisi metbolik
• Fokal Infeksi ; cellulitis, impetigo, omphalitis
• DIC
Seting Venti
Masalah Rate PIP PEEP TI Fio2

CO2 rendah ↓ ↓ - - -

CO2 tinggi ↑ ↑ ↓ - -

O2 redah - ↑ ↑ ↑ ↑

O2 tinggi - ↓ ↓ - ↓
SIndroma Nefrotik
• Diet : protein 2 gr/kg/hr garam ; 1-2 gr/hr
• Furosemid 1-2 gr/kg/hr 1x1
• Captopril 0.3 mg/kg/hr 3x1

• Initial dose 4 minggu


Prednison 2mg/kg/3x1 use BB ideal (bb/tb)
• Alternating dose
Prednison 2/3 dosis awal 1x/hari
Relaps
• Prednison 2 mg/kg hr sampai remisi : 4 bln
• Prednison AD 12 minggu
• CPA 2 mg/kg/hr 12 minggu
• ES steroid : moon face, striae, ht
• ES` CPA : depresi sst, aloposia, cistitis,
hemotagik,
• Dosis mak : 200mg/kg ( 3bulan pemberian )
SiTiBC
• SiTiBc : Si/TiBC x 100 : Saturasi transferin
• > 16 : tidak di beri
• 7 – 16 : MCV rendaah diberi
• <7 : Beri
Skor ross decom
0 poin 1 poin 2 poin
Volume x 115 75 – 115 < 25
minum
Waktu x < 40 min < 40 min
minum
RR < 50 / min 50 – 60 / min > 60 / min
Pola afas Normal Abormal
Perfusi Normal Menurun
S3 Tidak ada Ada
Jarak hepar < 2 cm 2-3 cm >3
kosta
Total Tanpa 0 – 2 poin
G. Jantung ringan 3 – 6 poin
G Jantung sedang 7 – 9 poin
G. jantung berat 10 – 12 Poin
Komposisi Cairan Tubuh
 Air merupakan komponen terbesar tubuh
 Cairan Tubuh Total (CTT) bervariasi ~ umur.
 CTT terbagi 2 bagian :
1. CIS (cairan intraseluler) : 30-40%
2. CES (cairan ekstraseluler) : 20-25%
 Fetus & BBL : CES > CIS
 1 th = dewasa : CIS > CES (krn ↑ jml sel)

 CES terbagi :
1. Plasma (CIV/cairan intravaskular)
N : 5% BB
2. Cairan Interstitial (CIN)
N : 15% BB
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Semua cairan tubuh adalah air larutan
pelarut,

Substansi terlarut (zat terlarut):


1. Air adalah senyawa utama dari tubuh
manusia.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung
dua jenis substansi Terlarut
~ Elektrolit dan Non-elektrolit.
Elektrolit
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan

dan akan menghantarkan arus listrik.

Kation :
ion-ion yang membentuk muatan positif dalam

larutan.

Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na+)

kation intraselular utama adalah kalium (K+)


Anion :
 ion-ion yang membentuk muatan negatif
dalam larutan.

Anion ekstraselular utama : Klorida ( Clˉ )


Anion intraselular utama : Fosfat (PO4-)

Non-elektrolit :
Substansi seperti glukosa dan urea
yang tidak berdisosiasi dalam
larutan.
FUNGSI CAIRAN TUBUH
 Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke
sel-sel

 Mengeluarkan buangan-buangan sel

 Membantu metabolisme sel

 Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

 Membantu memelihara suhu tubuh

 Membantu pencernaan

 Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, dll)


Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan
cairan dan elektrolit
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
PROSES PERGERAKAN /
TRANSPOR CAIRAN TUBUH

1. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel
yang terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang
meningkatkan difusi

1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
3. Penurunan ukuran atau berat
molekul dari partikel
4. Peningkatan area permukaan yang
tersedia untuk difusi
5. Penurunan jarak lintas dimana massa
partikel harus berdifusi
2. Transport Aktif
- Transport Aktif adalah bahan bergerak dari
konsentrasi rendah ke tinggi.
- Diperlukan energi.
- Banyak zat terlarut penting ditransport secara aktif
melewati membran sel meliputi: natrium,kalium,
hidrogen, glukosa dan asam amino.
- Transport aktif vital untuk mempertahankan
keunikan komposisi baik CES dan CIS.
3. Filtrasi (penyaringan)
1) Filtrasi adalah merembesnya suatu cairan
melalui selaput permeabel.

2) Arah perembesan adalah dari daerah


dengan tekanan yang lebih tinggi
ke daerah dengan tekanan yang
yang lebih rendah.
4. Osmosis

Osmosis adalah bergeraknya pelarut


bersih seperti air, melalui
membran semipermeabel dari
larutan yang berkonsentrasi lebih
rendah ke konsentrasi yang lebih
tinggi yang sifatnya menarik.
Pengaturan keseimbangan / volume
vaskular dan osmolalitas cairan
ekstraselular (CES)

1. Rasa haus

2. Anti Diuretik Hormon (ADH)

3. Aldosteron

4. Prostaglandin

5. Glukokortikoid
Pengaturan Volume plasma
 Na + → kation utama CES → penting u
mempertahanan volume IV

 Ginjal mengatur keseimbangan Na

 Na + direbsorbsi di tubulus proksimal (65%), ansa


henle, tubulus distal, ductus koligentes

 Dipengaruhi oleh hormon ADH, aldosteron dan


renin-angiotensin
 ADH

 → reseptor di dukt. koligentes →


insersi chanel air → permiabilitas air ↑
→ reabsorbsi cairan ke medula renal
 ↑ retensi Na + di ansa henle →
Medula hipertonik
 Renin-angiotensin
 Volume IV↓ → kompl. Juxtaglomerular → renin

→ angotensinogen mjd angiotensin I.

 Angiotensin I → Angiotensin II (ACE) → ↑

absorbsi Na + di tub. Proksimal dan


merangsang kel. Adrenal mensekresi
aldosteron
Aldosteron :
 ↑ absorbsi Na di ductus
koligentes (Na channel →
ekskresi K dan H
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT
DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI
DARI FUNGSI :

· GINJAL

· HORMONAL

· SARAF
CARA PENGELUARAN CAIRAN

a. Ginjal

b. Kulit

c. Paru –paru

d. Gastrointestinal
Electrolyte Composition of Body Fluid
Electolyte Plasma(mEq/L Interstetiel Intracelluler
(mEq/KgH2o) (mEq/KgH2o)
Cation:
Na+ 142 145 10
K+ 4 4 159
Ca2+ 5 3 1
Mg2+ 2 2 40
Total 153 154 210
Anion:
Cl- 103 117 3

HCO3- 25 28 7
Protein 17 - 45
Others 8 9 155
Total 153 154 210
Pengaturan Elektrolit
Natrium
• Terbanyak di ekstra sel
• Mempengaruhi keseimbangan air,
hantaran impuls dan kontraksi otot
• Diatur oleh intake garam, aldosteron,
dan pengeluaran urine
• Normal: 135-148 mEq/lt
Kalium
• Kation utama intra seluler
• Berfungsi sebagai eksitabiliti
neuromuskuler dan kontraksi otot
• Untuk pembentukan glikogen, sintesa
protein, pengaturan keseimbangan
asam basa
• Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
Kalsium
• Berguna untuk integritas kulit, struktur sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, pembentukan tulang dan gigi.

• Diatur oleh paratiroid dan tiroid

Magnesium
 Kation terbanyak kedua di CIS

 Penting untuk aktifitas enzim, neurochemia, muskular


excibility

 Normal: 1,5-2,5 mEq/lt


Clorida
 Terdapat pada CIS dan CES
 Normal: 95-105 mEq/lt

Bicarbonat
 Sebagai buffer
 Terdapat pada CIS dan CES

Fosfat
 Anion buffer pada CIS dan CES
 Fungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metab. KH,
pengatur As-Bs
HIPERNATREMI
 Hipernatremia adalah Natrium serum > 150mEq/L.

 Biasanya disebabkan karena relative defisiensi air.

Terjadi Banyak kehilangan banyak air, dan

natrium yang lebih encer (lebih hipotonis) dari

pada serum. Hipernatremia hampir tidak pernah

terjadi pada pasien dengan sistim pengaturan

osmolaritas serumnya normal.


 Gejala neurologis biasanya mulai
tampak pada kadar natrium > 160
mEq/L, syok jarang terjadi yang
sering adalah gejala neurologi.
Tatalaksana
 Memperbaiki volume sirkulasi efektif, dilanjutkan
penyesuaian osmolaritas dengan hati-hati. Bila
memungkinkan , biarkan mekanisme dalam tubuh
penderita itu sendiri yang melakukan fungsi
mekanis meregulasi osmolaritasnya. Hipernatremi
berat atau kronis memerlukan koreksi perlahan
untuk mencegah masuknya kembali air ke dalam
sel dengan cepat,jangan lebih dari 10-15
mEq/L/hari dengan monitor laboratorium yang
ketat.
 Keluarkan natrium dengan diuretic dang anti air.
Pertimbangkan dialysis untuk kasus dengan
hipernatremi dan kelebihan cairan berat badan.
 Water deficit = bodyweight X 0.6 (1-
145/natrium terukur) liter

 Total cairan = total maintenance +


water deficit
Waktu yang diperlukan untuk koreksi

hipernatremi berdasarkan kadar natrium

serum

• Na : 145-157 mEq/L : 24 jam

• Na : 158-170 mEq/L: 48 jam

• Na : 171-183 mEq/L: 72 jam

• Na : 184-196 mEq/L: 84 jam


HIPONATREMI
• Hiponatremi adalah natrium serum <130
mEq/L.
• Biasanya disebabkan karena jumlah air
yang berlebih, dari pada karena jumlah
natriumnya yang rendah.
• Penurunan natrium <120 mEq/L biasanya
disertai dengan kejang dan penurunan
mental status.
TATALAKSANA HIPONATREMI
• Penggantian air dan natrium yang adekuat,
terapi hormaonal bila ada indikasi
• Penambahan volume dan penggantian
deficit natrium.
• Retriksi air
• Membut keseimbangan volume sirkulasi
efektif dengan retriksi Na dan air.
LANJUTAN…………………..
 Penghitungan defisit natrium :
Na+ Deficit =(Na+ desired - Na+ observed)
x Body weight (kg) x 0.6

 Cairan yang diberikan adalah NaCl


3 %.
HIPERKALEMIA
• Peninggian konsentrasi kalium serum diatas
5,0 mEq/L

• Pada kerusakan sel mssif seperti trauma, luka


bakar luas, rabdomiolisis, hemolisis hebat, lisis
tumor, nekrosis sel, dan tranfusi darah dengan
stored blood, asidosis metabolic dan
respiratorik.

• Gejala : ileus, parestesi, kelemahan otot,


capek dan mual
Tatalaksana
 Pemberian 50 ml D5% dan 10 unit insulin
regular diberikan secara pelan dalah 2-3
menit.

 Natrium bicarbonate 8,4% diberikan 1-2


meq/L secara intra vena dengan
kecepatan 1 mEq per menit,
HIPOKALEMI
kalium serum dibawah 3,5 mEq/l.

Penyebab :

 Diet rendah kalium atau absorbsi kalium yang tidak adekuat

 Peningkatan kalium melalui saluran usu terjadi pada diare,


muntah, drinase nasogastrik, fistula, kolostomi, pemakaian
laksatif

 Peningkatan pengeluaran kalium dari ginjal dapet


disebabkan oleh pemakaian diuretic dan
hiperaldosteronisme
Gejala
• Asimtomatik
• Gangguan neuromuscular seperti iritabel,
letargi, perestesi tungkai, nyeri otot, lelah
atau fatiq, ileus paralitik, peristaltic dan
motilitas usuw berkurang, meteorismus,
mual dan anoreksia. Pernafasan dangkal
karena kelemahan otot.
Terapi
Kalium serum

 <1 mmol/l :

 0.5 meq /kgbb dalam 1 jam (koreksi cepat)

 1- 2,5 mmol/l :

 3,5- Kalium serum) x Berat Badan (kg) x 0,3

 + Kalium maintenance ( 2 meq/ Berat badan (kg)

 Dalam 24 jam berupa KCL dalam cairan maintenence.

 2,5-3.5 mmol/l :

 75 mg/berat badan (kg)/hari

 Pemberian KCL peroral


Hipokalsemia
 Kadar kalsium serum dibawah 8,5 mg/dl

 Penyebab :

 Ketidakmampuan mobilisasi kalsium didalam


tulang

 Kehilangan kalsium dari ginjal

 Kenaikan ikatan protein.

 Manifestasi :

 Kesemutan, tetani, kejang

 Hipotensi, aritmia, fibrilasi jantung


 Tatalaksana :
 Calsium (as carbonate)
○ Neonatus : 50 mg/ kali , 4-6 kali / hari
○ 1 bulan – 3 tahun : 100 mg/ kali, 2-5 kali / hari
○ 4 – 12 tahun : 300 mg/ kali, 2-3 kali / hari
○ > 12 tahun : 1000 mg/ kali, 1-2 kali / hari

 Koreksi Calsium Gluconas


○ ½ jam pertama : 0,5 cc x berat badan (kg)
○ 6 jam Selanjutnya : 2 cc x berat badan (kg)
○ Diberikan dengan pengenveran dengan cairan fisiologis
Hiperkalsemia
• Konsentrasi kalsium serum lebih dari 10.5 mg /dl

 Penyebab :

 Peningkatan resorbsi tulang, ex neoplasma,

hiperparatoroidisme

 Peningkatan absorbsi kalsium dalam intestinum,


peningkatan penggunaan vitamin D

 Manifestasi :

 Perubahan pada eksitabilitas neural

 Perubahan fungsi otot jantung dan otot polos


 Tatalaksana
 Meningkatkan pengeluaran Klasium :

Penggunaan Diuretik

 Menurunkan reabsorbsi kalsium :


Penggunaan Bifosfonat, kalsitonin dan
glukokortkoid
• Merk : Survanta
• Dosis : 4 ml/kg (terbagi 4 dosis)

• Cara
• Hangatkan surfactan genggam 8 menit
• Masukkan melalui ngt no 5 sampai ujung ETT
• Ventilasi dengan RR 60x/I , Fi O2 100%
SVT
Perasat Vagus Plastik berisi es pda
muka n mata 20 detik
Adenocin 50 ug/kb , tingkatkan
50uq/kg tiap 2 menit,
maks 250ug/kg bolus
ceoat flush nacl
Verapamil
cardioversi 0.25 joule – 1 joule / kg
Syok anafilaktik
Nilai ABCD
Epenefrin 0.01mg/kg (1:1000) im, dapat
diulang tiap 20 menit
O 2 100 %
Pasang IV line
Cairan iv 20cc/kg/ kali
Kontrol vital sign
Cari penyebab
Sub Akut
Antagonis H1, Dipenhidramin 1 2mg/kg po,im,iv
Prednison 1 mg/kh po
Atau
Metilprednisolon 1-2 mg/kg iv

Sekunder
Antagnis H2, Ranitidin 1.5mg/kg po, iv
Glukagon 0.1mg/kg iv
Terapi Oksigen
1. PAO2 : (PB-PH2o)xFiO2-(PaCO2x1.25)
(760-47)xFiO2-(PaCO2x1.25)
2. PaO2 / PaO2 didapat = PaO yang diinginkan/
new PAO2
3. AaDO2 = PaO2-PaO2 (hasil AGD)
4. FiO2 = 150-AaDO/760 x 100
Tetanus
Total parenteral nutrisi Antibiotik

oksigen Metronidazole 15 mg/kg loading

Trakeostomi, intubasi Metronidazole 7.5 mg/kgl/x (4x/hari)

kejang P. Prokain 50-100.000/kgbb (7-10 hari)

Diazepam ATS

0.1- 0.3 mg/kgbb/kali tiap 2 – 50.000 iu im 50.000 iv


3 – 4 jam
Maks 200 mg / hari
Thalasemia
• Ferritin :
– < 1000 : tidak di terapi
– 1000 – 2500 : Deferiprox
– >2500 : Desferal + dferiprox
• Desferal : 50 mg/kgbb (5 hri) dlm 300cc d5%
• Desferoprox ; 25mg/kgbb/x (3x)
• Vit lain
– Asam folat 2x 1 mg
– Vit E 2 x 200 iu
– Vit B complek 2x1 tab
– Vit c 2x 1 tab

– Cek ferritin tiap 3-4 bulan


– Cek TSH, FT4, Echo tiap 6 bulan
Tifoid A biotik
Tifoid tanpa komplikasi Tifoid berat dan komplikasi

A.Biotik Dosis Lama A.Biotik Dosis Lama


Khloramphenicol 50-75 14-21 Khloramphenicol 100 14-21

Amoxicillin 75-100 14 Amoxicillin 100 14


TMP 8-40 14 TMP 8-40 14
Cefixim 15-20 14 ceftriaxone 60 10-14

Cefotaxime 80 10-14

Floroquinolon 15mg/kgbb 1-14 hari


Tranfusi Tukar
Pemeriksaan
• AGD, Elektrolit, Calsium GDr,
• Ureum, kreatinin
• Prot total, albumin, globulin
• C Match gol darah ibu dengan titer anti A dan
B terendah.
• Sementara puasa
Kebutuhan darah
• 2x Volume darah : 2 x 80ml/kgbb ( wash
eritrosit)
• Pemberian Ca Gluconas 1cc/100 cc darah
• Cek Bill Total, I, dan II pada 2,4,6 jam setelah
tranfusi
Tranfusi tukar
• Kebutuhan darah : 2 kali Cairan total
• Jenis darah :
– Inkomp Rh : O Rh negatif titer A n B terendah
– Inkomp ABO : O Rh ibu atw negatif
• Cek Na, K, Ca, PT/APTT Ureum/kreatinin AGD, gdr
• Fototerapi intensif, cek billirubib 2, 4, 6n jam
stelah.
• Beri AB ampicillin gentamicin
• Cek GDR, 10, 30, 60 menit setelah
• Beri 1cc ca gluconas /100 cc darah
• Volume > 3 :20ml / 2-3 : 15ml / 1-2: 10 ml
Ukuran ETT
Berat (gram) Umur kehamilan Ukuran ETT

< 1000 < 28 mg 2.5

1000-2000 28-34 3

2000-3000 34-38 3-3.5

>3000 >38 3.5-4


Umbilical
Umbilical vena
• Epigastruim ke umbilical tambah sisa
• 1.5xbb
• ½ (( bbx3)+9)+1

Umbilical arteri
• Ujung bahu ke umbilical
• Bbx3+9
AB Sepsis
Aminoglikosida Dosis sehari
Amikasin 22 mg/kg/8jam
Gentamicin 7.5mg/kg/8jam
Kanamicin 30mg/kg/8jam
Streptomicin 20mg/kg/12jam
Tobramicin 5mg/kg/8jam
Sefalosforin
Sefamandol 150mg/kg/8jam
Sefazolin 100mg/kg/8jam
Sefotaxim 200mg/kg/8jam
Seftazidim 150mg/kg/6jam
Seftriaxone 100mg/kg/8jam
Sfuroxim 150mg/kg/112jam
Sefalotin 100mg/kg/6jam
Sefradin 100mg/kg/6jam
Kloramphenicol 100mg/kg/6jam
Siprofloxaxin 30mg/kg/8jam
Klindamicin 40mg/kg/8jam
Eritromicin 40mg/kg/6jam
Linkomicin 20mg/kg/8jam
Metronidazole 30mg/kg/6jam
Tertrasiklin 25mg/kg/8jam
Vancomicin 40mg/kg/6jam
ANC

Absolut netrofil count


• N. Batang + n Segmen/100 X 1jumlah leuksit
• N >1000
• <500 : beri A Biotik
Anemia
• MCH : HB/eri x10p : (hip<27 32>normo)
• MCV : Ht/eri x10fl : (mikro<76 96>makro)
• MCHC : Hb/Ht x100 : (hipo<32 37>normo)

• Mikositik hipokrom : FE, Thalasemia


• Makrositik : as folat, B12
• Normositik normokrom +sel target :
tahlasemia
Antibiotik
Ampicillin :
• Menpur : 300mg/kg/6x
• Sepis : 200mg/kg/4x
• Biasa : 100mg/kg/4x
Chloramphenicol :
• Menpur : 100mg/kg/4x
• BP/biasa : 75mg/kg/4x
Gentamicin :
• Menpur : 7.5mg/kg/2x
• Biasa : 5mg/kg/2x
Amokicillin :
• BP : 80mg/kgbb/3
• Oral : 50 mg/kgbb/3
Cefotaxim :
• Menpur : 200mg/kg/3x
• Biasa : 100mg/kg/2x
Ceftriaxone :
• Menpur : 100mg/kg/x
• Biasa : 50mg/kg/2x
• BP : 80mg/kg/x
• Ceftazidine :
– Biasa : 15-25mg/kgbb/x (3x)
– Berat : 50mg/kgbb (2x < 1mg) (3x 2-4mg)
(4x<4mg)
Antibiotik
Menpur:
– Ampicillin 300 mg/kgbb/ 6x
– Chloramphenicol 100mg/kgbb/4x
– Gentamicin 7.5 mg/kgbb/2x
– Cefotaxim 200mg/kgbb/3x
– Ceftriaxone 150 mg/kgbb/2x
– Dexamethasoe 0.5 mg blus, 0.5 mg/kgbb/3 (maint)
Enchefalitis :
– Ampicillin 100 mg/kgbb/4x
Sepsis ;
– Ampicillin 200mg / kgbb / 4x
• Meropenen : 20 mg/kgbb/x
• Netilmicin : 2.5mg/kgbb/x (3x)
• Klindamicin : 5 mg/kgbb/x (4x)
• Cefixime : 5mg/kgbb/x (2x)
• Cefadroxil :25mg/kgbb/x (2x)
• Eritromicin : 10mg(ringan) 25mg(berat)/kgbb
(4x)
• Fluconazole : 6mg(r)/ 12mg(b)/kgbb
dilanjutkan 3 mg/kgbb (ix)
Berat bayi
• BBLL : >4000gr
• BBLR : 1500-2000gr
• BBLSR : 1000-1500gr
• BBASR : <1000gr
Bising Jantung
Jenis Kelainan bising
ASD RIC II parasternal kiri
Stenosis Pulmonal RIC II, ejeksi sistolik S2 split lebar
tetap
Stenosis Aorta RiC II parasretnal knan, S2
terpecah
ToF Ejeks sistolik, klik Ejeksi
Koartio Aorta Ejeks sistolik panjang
PDA Ejeks sistolik
Anomali draignase v Kontiniu, infraklavikulr
pulmonal
Partial Ejeks sistolik, slitS2
Jenis Kelainan bunyi, bising

VSD Trikuspid (RIC 4 sternal kiri)

AVSD Pansistolik, p2 keras

TI , TR Pansiastolik, middiastolik

TOf Pansistolik, V, Ejeks sistolik, pulmonl

Mi MR Apeks

Prolaps Mitral Pasistolik, jalar ke axila lat

Aorta stenosiis Ejeks sistolik


lolasi Daerah

Apeks Katub mitral

RIC II parasternal kanan Katub aorta

RIC II parasternal kiri Katub pulmonal

RIC IV sterna kiri Katub trikuspid


Cacing

Askariasis Pirantel 10mg/kg dosis tuggal


Trichuriasis Mebendazole 2x100 mg (2 hari)
Albendazole (>2th)
400 mg (2 tablet) dosis tunggal
Ankilostomiasis Albendazole
400 mg ( 5 hari)
P.Palmoat 10mg/kg +
mebendazole 2 x 1oo mg
Oxyuriasis Semua obat cacing
Filariasis Dietilcarbamazin 6mg/kg 10-14
hari
Amuba

E. Histolitica Infeksi ringan Sedang

Giardi Lamblia Metronidazole 15 mg/kgbb/hari (3) 10 hari

Criptosporidium

Balantidium coli Infeksi berat, amuba hati

Blastocytis hominis Metronidazole 50mg/kgbb/hari (3) 10 hari


Maks 750 mg oral

Isosopora Dehidroemetin 1 gr/kgbb/hari(2) 5 hari

Kloroquin fosfat 10mg/kgbb/hari(3) oral 21 hari


Croup terapi
< 6 th, stridor, gawat nfas, hipoksemia,
gelisah, sianosis, toksik
Dexamethasone 0.6 mg/kg iv, maintenance /
3 x atau
Prednison 1 – 2 mg/kg
nebulisasi
L – Epinephrine 1 : 1000 0.5 ml/kg maks 5 ml
nebulizer
Raceic ephinefrin 0.5 ml + 3 ml nacl nebu 20
menit
D 12.5%
• D 10 % : 11/12
• D 40 % : 1/12
• Nacl 3% : 4cc/kgbb (4-8)
• Kcl : 1cc/kgbb (1-2)
• Ca Gluc : 0.5cc/kgbb (0.5-1)
Defisit BB Retrikisi cairan
• Dehidrasi :
– Ringan ; <5%
– Sedang : 5-10%
– Berat : >10%
• SN :
– Odem anasarka : 30%
– Tungkai : 20%
– Palpebra : 10%
Defisit Neurologis

Sikap Kerusakan
Dekortikasi Kerusakan tr spinalis, diatas red
nucleus
Deselebrasi Krusakan tr vestibulospinalis
Opistotonus Kerusakan kedus korteks
Kedua Widrawl Papil kecil Gerak Chyne
kortek reaktif konyungasi stokes

Thalamus Dekortikasi Kecil, reaktif Sama C. Sokes

Midbrain Dekor Midpoin. Ke arah C Stokes


deselebrasi Tidak reaktif lareral

Pons Deselebrasi Pin poin Ke arah Biot


medial

Medula Lemah, fleksi kecil Tdak ada Ataksis


efek
Difteri
Tipe Dosis ADS Cara
Hidung 20.000 Im
Tonsil Faring Laring 40.000 Im iv
Gabungan 80.000 iv
Bullnect / kritis 120.000 in
Antibiotik
P prokain 50.000 – 100.000 iu / kgbb hr 10 hari
Eritromicin 40 mg/kgbb/hari
Obstruksi n bullnect
Prednison 2 mg/kgbb/ hari selama 2 minggu , tap off
Diuretik
Manitol ; 0,25-1 gr/kgbb tiap 4-6 jam, drip
selam 10-30 menit
• Sediaan : 20% 20gr dlm 100 gr (500cc)
• Ex : (0,25x100)/20 x 100 = cc/kali
Diamox : 100 mg / kgbb / hr (3x sehari)
• Sediaan 100 mg
Bicnat : 2-3 mq / kgbb / hr (3 x sehari)
• Sediaan 500 mg : 7 meq
KCL : 75 mg / kgbb / hr (3x sehari0
Dosis
Respirologi
• Ambroxol : 0.5 mg/kgbb/x (3x)
• Bromhexin : 0.1 mg/kgbb/x (3x)
• CTM : 0.1 mg/kbgg/x (3x)
• Dexa : 0.2 mg/kgbb/x (3x)
• Prednison : 0.3 mg/kgbb/x (3x)
Gastro
• Ranitidin :
– Iv ; 1mg/kgbb/x (2x)
– Oral ; 2-4mg/kgbb/x (2x)
• Omeprazole :
– Iv : 0.4-0.8mg/kgbb/x (2x)
– Oral : 1 mg/kgbb/x (1x)
• Domperidone : 0.2 mg/kgbb/x
• Ondasentrone : 0.1 mg/kgbb/x
• Sandostatin :
– 20 ug + 20 cc D10% / 20 menit
– Dilanjutkan 100ug + 100cc D5% /4jam
Def Fe

• Ferris drop :
– 6-1 bln : 1x 0,6ml
– 1-2 thn : 1x 0.8 ml
• Ferris syrup : (1cth ; 15mg)
– 4-6 mg/kgbb/3
Neuro
• Bicnat : 2 meq/kgbb/3 (1tab ; 7 meq)
• Diamox : 25meq/kgbb/3
• Fenitoin :
– Dosis 10-20mg/kgbb/x
– Dalam Nacl 0,9% 50cc
– Kec 1mg/kg/menit
Pemeriksaan 0 1 2

Frek nafas <60 60-80 >80

Retraksi Tidak ada Ringan Berat

Sianosis Tidak Ada Hilang beri O2 Menetap

Air Entry Masuk Penurunn ringan Tidak ada

Merintih Tidak merintih Didengaar Didengar tanpa


stetoskop stesoskop
• 1-3 : Sesak nafas ringan
• 4-5 : Sesak nafas sedang
• >6 : sesak nafas berat
Electrolit, AGD
• Na : 135-145
• K : 3.5-5.5
• Ca : 8-10
• Cl : 94-111
Koreksi na : (<125)
• (135-na)x0.6xbb : dengan Nacl 3%
• (Hasil/513) x 1000 : habis dalam 6 jam
Koreksi Calsium
• 1/2jam : 0.5cc/kg/30menit (dengan nacl 1:5)
• 6 jam : 2cc/kg/6jam (dengan nacl 1:5)
• Kalk (calsium laktas) : 50mg/kg/hr (3x)
Koreksi Kalium
• Oral : 75mg/kg/hr : 3x1
• 2-2.5 : 3mec/kg
• <2 : 4mec/kg
• (3.5-K)x0.3xbb + (2meqxbb) dalam 24 jam
Normal
AGD
• pH : 7.35-7.-45
• pCo : 35-45
• pO : 80-100
• HCO : 20-26
• BE : ± 2.5
• sO : 90-100
pO : >Hiperoksemia <hipooksemia
pCo : >hipercarbia < hipokarbia

Koreksi bicnat : (meylon)


• BExbbx0.3 dalam aqua 1;3 habis 30 meint
• BExbbx0.6 (neonatus)

Anion GAP
• (na+k)-cl
• Normal 8-16
• >118 : asidosi laktat
• BE tidak terukur : -15
• Asidosis respiratorik : bersihkan jalan nafas
• Alkalosis respiratorik : rebreathing O26l/6jam
• Hipokalemia :
Depresi T
Depresi ST Segmen
Gelombang
• Hiperkalemia
PR interval memanjang
Depresi ST segmen
QRS Melebar
GCS ANAK
Tanda Skala Komailai Nilai
Mata Spontan 4
Reaksi bicara 3
Reaksi nyeri 2
Tidak ada 1
Motorik Spontan 6
Lokalisi nyeri 5
Menarik 4
Fleksi (dekortiksi) 3
Ekstensi (deselebrasi) 2
Tidak ada 1
4Lisan Terorientasi 5
Menangis, interaksi tidak tepat 4
Menangis,Interaksi menyerang 3
Menangis Interaksi iritabel 2
Tidak ada 1
Poin Interprestasi

12- 14 Gangguan kesadaran ringan

9 - 11 Gangguan kesadran sedang

<8 Koma
GIZI
RDA :
• 0-1 : 120-110
• 1-3 : 100
• 4-6 ; 90
• 7-9 : 80
• 10-12 : 60-70 / 50-60
• 12-18 : 50-60 ./ 40-60
Cairan :
• 3kg : 175
• 3-10 : 105
• 10-15 : 85
• >15 : 65
Kaen1B : 37.5 dlam 1
ASI : 70
• BB/U :
– >80 Baik
– 60-80 Kurang
– <60 kurang
• BB/TB :
– 110-120 Overweight
– >120 Obesitas
– >90 Baik
– 70-90 Kurang
– <70 buruk
Glukosa Toeransi Test
• Puasa 8 jam, hanya air putih
• Cekk GDP, langsng minum air gula
1.75mg/kgbb (mak 75mg) dlm 300cc air
• Cek gd setelah minum
– 30 menit
– 60 menit
– 90 menit 120 menit
• Terganggu GDP > 110mg n GD2jamPP >
140mg
Hemotologi Normal
Umur HB Leu HT
Bar bulanu lahir 16.5 9000 - 30.000 51
1-3 hari 18.5 9400 - 34.000 56
2 minggu 16.6 5000 – 20.000 53
1 bUlan 13.9 5000 – 19.500 44
2 bulan 11.2 6000 – 17.500 35
6 bulan 12.6 6000 – 17.000 36
6 – 24 bulan 12 5000 – 15.500 36
2 – 6 tahun 12.5 4500 – 13.500 37
6- 12 tahun lk 13.5 4500 – 13.500 40
12 – 18 tahun pr 14 4500 – 13.500 43
Hiperglikemia Peresisten
Glu <47 mg, diberi inf D10%,
GIR naik 2 mg/kgbb/i
Glu <47 mg, GIR >1 2 mg/kgbb/i
Gluvagon (0,3 mcq/kg/kali sc, im )
Infus 1-2 mg/hr
Resisten
Diazoxide 8-15mg/kg/hri po 3-4x/I
Hidrokortison 5mg/kg/hr, po iv 4x/hri
Prednison 2mg/kg/hri
Target
• Turunkan TD 25-30% dalam 6 jam
• Turunkan 23 – 30% dalam 24-72 jam
Hipertensi
• Non krisis
TD 90 – 100 mmhg : Furosemid
TD 100-120 mmhf : Furosemid+kaptopril
0.3mg/kg/x
• Krisis
• Nifedipin 0.1 mg/kg/x
Naik 0.1 mg/kgbb/x :
– tiap 5 menit selama 15 menit (3 x)
– Tiap 15 menit selama 1 jam (4x)
– Tiap 30 menit
• Tambah Furosemid 1mg/kgbb/x (2x) po/iv
• Tambah Captopril 0.3 mg/kgbb/x (2-3x)
Maintenance : nifedipine 0.25 – 1 mg/kgbb/hr (2-
3x)
Lini ke 2 ( klonidin)
• Klonidin 0,002 mg/kgbb/8jam + 100 cc D 5%
(mikro drip) tetesan awal 12 tts/i.
• Bisa dinaikkan 6 tts/I tiap 30 menit
• Maksimal 36 tts/I

• Furosemid 1 mg/kgbb/x (2x)

• Captopril 0.3mg/kgbb/x (2-3x) Maks


2mg/kgbb
Indikasi dialisis
• Ureum > 200
• Hiperkalemia >7.5 mg/dl
• Bicnat serum< 12 meq
• Gejala Overhidrasi ; odem paru, decomp
• Perburukan KU
• Post HD di beri Bicnat 3 meq/kgbb/hr (6dosis)
• 6 jam post hD cek Ureum, kreatinin, elektrolit,
calsium.
Inkubator suhu
BB Suhu Inkubator

35 34 33 32

<1500 gr 1-10 hr 11hr -3mg 3-5 mg >5 mg

1500-2000 1-10 hr 1hr – 4 mg > 4 mg

2100-2500 1-2 hr 3 hr – 3 mg > 3 mg

>2500 1-2 hr >2 hr


IWL
• 0-1 bln : 50cc/kgbb/24jam
• 1-1 thn : 40cc
• 1-5 thn : 30cc
• > 5 thn : 20cc
Kalori
• D 12.5% : 12.5 x cc x 4kkal / 100 ;
• KaEn1B : Total cairan x 38.5x4 / 1000 :
• Protein : gr x bb x 4 kkal
• Lemak : gr x bb x 9 kkal
• ASI : ASI x 0 .7 kkal
Kebutuhan cairan darrow
• 3kg : 175
• 3-10 : 105
• 10-15 : 85
• >15 : 65
Kebutuhan Dehidrasi
R S B

0-2 175 200 250

2-5 135 155 85

>5 115 140 170


Kebutuhan darah
PRC : (12-hb)xbbx4
WB : (12-hb)xbbx6
• HB <3 : 3cc/kg
• HB <5 : 5cc/kg
• HB<7 : 7cc/kg
FFP : 10-20ml/kg
Cryo : 1 unit /3kg
Trombosit : (bbx4)/13 : Kantong
10cc/kgbb/hr (1unit : 10.000)
Leukosit (bufy coat): 1 unit / 5 kg
Albumin (<1.5) : 3.5-albxbbx0.8 :
Keto Asisosis Diabetikum
Syok
• O2 2l/I
• IVFD Nacl 0.9 % 20cc/kgbb/60menit
• R/ nilai setelah 1 jam
Syok teratasi
• Cek AGD, Elektrolit, GDR
• Keton urin/2 jam dalam 12 jam pertama
• GDR / 1 jam dalam 12 jam pertama
• Konsul mata
• HbA1C – C peptide
Kebutuhan cairan
1. Derajat dehidrasi : sedang : 6% (a)
2. Defisit caoran ; (a) x bb x 1000 = (b)
3. Kebutuhan rumatan 48 jam :
2 x (65xx/kgbb/hr) =(c)
4. Kebutuhan total 48 jan : (b + c)
5. Cairan yang sudah di berikan ;
cc dri rs rujukan + cc atasi syok (ex)
6. Cairan drip insulin ;
cc
7. Sisa cairan yang diberikan :
Koreksi Hipernatremia
• Jumlah cairan ; Serum Na-140 x BB x 0.6 liter /
140
• Waktu koreksi ;
– Na 145 - 157 : 24 jam
– Na 158 - 170 : 48 jam
– Na 171 - 183 : 72 jam
– Na 184 – 196: 84 jam
Koreksi
• Albumin
• (3.5-alb) x BB x 40 : 6 jam
• Pemberian 1 mg/kgbb/x (3 hari koreksi buta)

• Koreksi Suhu :
• 1C : meningkat 12 %
Normal
• Cairan : Jernih
• Jumlah sel ; 0-5 /ml
• Protein : 20-40 mg.dl
• Glukosa : 50-90 mg/dl
• Clorida : 108-130 mcq/l
• None : -
• Pandi : -
LCS
Ensefalitis Menser Menpur

None + Hipo +++

Pandi N Tinggi Sangat tinggi

Glukosa N Rendah Tinggi

Sel 50-200 200-500 PMN dominan

Limfosit Limfosit+ Limfosit+++


• None ; + cincin globulin
• Pandi ; + cincin albumin + globulin
LFG
• LFG : (kxtb)/ plasma kreatin
K
• 0-1th : 0.45
• 1-13th : 0.55
• 13-21th : 0.7 lki, 0.57 pr
• Nilai LFG
• 80-50 : ggn fungsi ginjal
• 50-30 : infeksi ginjal kronis
• 30-10 : GGA
• <10 : normal
Makanan Anak
• Biskuit : 1 buah ; 25 gr : 80 kkal
• Bubur Susu : Energi : 217 kkal/porsi
Bahan : 2 sdm tepung beras (20gr)
1 sdm gula pasir (10gr)
1 gelas susu segar
• Nasi TIM : Energi 155 kkal, 7.8 gr prot, 3.6 gr lemak.
Bahan : 20 gr beras (2sdm)
25 gr ikan/daging (I potong kcil)
10 gr tahu/tempe ( 1 potong kecil)
25 gr sayur
3-4 gelas air
MAP SYOK
Usia Nilai
3 – 6 Bulan < 40 mmHG
6 – 12 Bulan < 45 mmHG
1 – 4 Tahun < 50 mmHG
4 – 10 Tahun < 55 mmHG
10 – 14 Tahun < 60 mmHG
14 – 18 Tahun < 65 mmHG
Cara Sitolik +( 2x Diastolik) : 3
Syok septik hangat Syok septik dingin
Demam Hipotermia / demam
Takikardi Takikardi
Nadi kuat Nadi lemah
Penurunan kesadaran Penurunan kesdaran
Tekanan nadi lebar Tekanan nadi sempit
Perfusi menurun Perfusi menurun
Urin menurun Urin menurun
Pengisian kapiler lambat Pengisian kapiler lambat
cepat cepat
Ektremitas hangat Ektremitas dingin,
berbecak
Antibiotic Usage in Children

Penggunaan dan evaluasi pemberian


antibiotik

Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropis


Pendahuluan

1 Memahami pemilihan 2 Memahami indikator


dan kesembuhan pada anak dengan
dosis antibiotik untuk infeksi infeksi

TUJUAN
4
3
Mengetahui pengukuran Mengetahui kapan antibiotik
penggunaan antibiotik : diberhentikan / diganti
dari iv ke oral
kuantitas & kualitas
Lanjt.............

Tepat diagnosis
Penggunaan Pola kuman
Kondisi klinis Antibiotik
Suseptibilitas
empiris
Usia

Respon Modifikasi penggunaan antibiotik Spektrum


klinis sempit
Hasil Optimal mengatasi infeksi
Kesembuhan
cepat
Antibiotik Efek samping
min
Perbaikan klinis pasien Resistensi
turun

Tepat Patogen Dosis


Target penyebab tepat Durasi
Pemilihan antibiotika
( kenyataan akhir-akhir ini )

Berbagai antibiotik tersedia ( broad spektrum )


Digunakan pada penyakit infeksi ringan sedang

Kesadaran petugas rendah


untuk PPI

Sulit memilih regimen AB utk


pasien infeksi berat , krn sdh
terjd resistensi antimikroba
Pemilihan Regimen Antibioitik

Ditentukan oleh berbagai pertimbangan


Educated guess
Jenis bakteri • Anaerob/ aerob ; Batang / coccus ; Gram +/-
Gejala & kondisi
klinis • Berat ringannya . ( Toxic / Ill / Well appeanrance )
Pemeriksaan
laboratorium • Lekosit, Darah tepi dan hitung jenis , CRP, PCT
Community /
Hosp • Menentukan perkiraan kuman dan terapi antibiotik

Lain-lain  Lokasi anatomi , harga dan efek samping obat


Jenis antibiotik berdasar spektrum
Tabel 1. Jenis antibiotik berdasarkan spektrum
Sempit Sedang Luas Sangat luas

Penisilin Ampisilin Ampisilin- Piperasilin-


sulbactam tazobactam
Kloksasilin Pioperasillin Amoksisilin- Sefepim
klavulanat
Sefazolin Sefuroksim Seftriakson Meropenem

Aminoglikosid Azitromisin Sefotaksim Moksifloksasin

Vankomisin Trimetoprim Seftazidim Tigesiklin

Eritromisin Sulfametoksasol Doksisiklin

Klindamisin Sefaklor Kloramfenikol

Southwick FS. Anti-infective therapy. Infectious diseases: a clinical short course; 2008.
Indikator Kesembuhan

• Membaik
secara teratur
Keadaan Perbaikan
Fisik secara klinis

• Ulangan •Demam (-)


laboratorium mis Pemeriksaan •Gejala
sistemik (-)
•Lekosit
penunjang
Penilaian evaluasi pemberian antibiotik

Pada pasien
Pemberhentian AB  Pemantauan :
hati-hati. ( khusus • Menilai / evaluasi
infeksi bakteri tanpa hasil pengobatan
fokus ) 4 • Tujuan tercapai ?? 1

Jika pasien tidak Jika pasien sembuh :


sembuh  kaji ulang - Pengobatan stop ?
dari diagnosis sd - Pengobatan lanjut (
terapi & kepatuhan 3 pedoman ) 2

•Tambunan T. State of theart : common problems in hospitalized children. PKB VIII J2011.
Perhatian ketat untuk penggunaan antibiotik

1 Re-evaluasi dalam 48 jam ( Klinis & Lab )

Secara nyata tidak ada infeksi bakteri


2
Penggunaan  Berhentikan AB

antibiotik 3 Pergantian AB ke jenis lain / spektrum sempit

4 Persyaratan terpenuhi switching- ke-oral


Lama pemberian sesuai Guideline (fokus sdh jelas)

Dryden M, J Antimicrob Chemother.2011;66:2441-3


Switching iv-to -oral ( Early -24-48 hours)

C
Clinical improvement observed
COMS
O
Oral route is not compromised

M
Marker showing a trend toward to normal

S
Specific indication / deep seated infection

McLaughlin C . Q J Med 2005;98:745:752


Gambar 1. Appropriateness of iv to oral switching

McLaughlin C . Q J Med 2005;98:745:752


Antibiotik diberhentikan

• Demam Tifoid : jangan terburu-buru mengganti


AB
• perbaikan klinis membutuhkan waktu :
Kloramfenikol : 3-5 hari, ampisilin 5-7 hari,
Evidence sefalosporin : 3-5 hari
• Setelah waktu diatas : tetap demam.
• Evaluasi ulang diagnosis  komplikasi, resistent ,
dual infection ???

• Gejala Klinis : subyektif dan obyektif


Pasien + • Laboratorium :
Laboratorium • darah rutin  lekosit kearah normal
penunjang • Pemeriksaan yang lain ( sesuai diagnosis )

-Pujiadi AH, Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2010.


-Samsi KM, PKB VIII Jakarta. 2011
Penghentian antibiotik pada penyakit-penyakit
tertentu

• Evidence dari penyakit :


– Demam tifoid : perbaikan klinis pada hari ke 4-5, terapi
lanjutkan sampai 10 hari.
– Pneumonia : perbaikan dalam 24-72 jam setelah terapi,
lanjutkan sampai 7-10 hari
– Infeksi Saluran Kemih : perbaikan dalam 2 x 24 jam.
Terapi selama 10 hari
• Secara Klinis :
– Demam dan gejala sistemik yang mulai menghilang
• Laboratorium Penunjang :
– Biakan kuman, tanda inflamasi, pencitraan
Evaluasi Penggunaan antibiotik

Kuantitas
Evaluasi
AB
Kualitas
Audit Penggunaan Antibiotik
Di Rumah Sakit
“Kuantitatif “
DDD/100 patient days
Multiple
reviewer
“Kualitatif”
Metode Gyssens

- Ismoedijanto. PIT IV IKA. Medan 2010 16


- Usman. Program PPRA. Kemenkes , Bali, 2011
Gambar 2. Rekam Pemberian
Antibiotik
Audit • Retrospektif dari rekam medik
Kuantitas • Rekam pemberian antibiotik (RPA)

• Validation study
 Dapat memperkirakan
kesalahan cara retrospektif
 Retrospektif dan prospektif
Klasifikasi berdasarkan:
Audit • Anatomical Therapeutic Chemical (ATC-
classification)
Kuantitas
Di ekspresikan secara DDD:
• Defined Daily Dose
 DDD/100 patient-days
Contoh :
J01CA01 Ampicillin
J01CA04 Amoxicillin
J01EE01 Cotrimoxazole
J01FA01 Erythromycin
• Defined Daily Dose (DDD): Dosis
rata-rata harian untuk indikasi tertentu
pada orang dewasa
Audit
• Contoh:
Kuantitas Tetrasiklin : 1 DDD = 1000 mg
Ampicillin : 1 DDD = 2000 mg
Amoxycillin : 1 DDD = 1000 mg
Ceftriaxon : 1 DDD = 2000 mg

• Penggunaan di rumah sakit :


DDD/100 patient-days (bed-days)
• Penggunaan di komunitas :
DDD/1000 person-days (inhabitant-
days)
• Data pasien yang menggunakan antibiotik
• Data lama rawat inap pasien  Total LOS
Cara semua pasien
• Hitung jumlah dosis antibiotik (gr) selama
Menghitung
dirawat
• Data DDD Antibiotik (www.ABC.Calc)

DDD= Jumlah dosis AB (gr)


DDD per-AB (gr)
• DDD/100 patient days:
 total DDD AB x 100
total LOS
Contoh :
(DDD Ampicillin: 2 gr; Ceftriaxon: 2 gr)

Tabel 2. Contoh penghitungan DDD

Px. Rejimen antibiotik LOS Total DDD


P1. Ampi 3 x 1 gr (10 hr) 15 hr 30 gr 30/2 = 15
P2. Ampi 4 x 500 mg (5 hr) 10 hr 10 gr 10/2 = 5
P3. Ampi 2 x 1 gr (10 hr) 10 hr 20 gr 20/2 = 10
P4. Ceftri 1 x 2 gr (5 hr) 10 hr 10 gr 10/2 = 5

Total 45 hr Ampi = 30, Ceftri = 5


DDD (100 patient-days) Ampi:30/45 X 100 = 66,6
Ceftri: 5/45 x 100 = 11,1
22
Penggunaan sefalosporin pada pasien anak di
rawat jalan di 5 rumah sakit di Cina

Gambar 3. DDD pada rawat jalan pada lima RS di Cina.

Wenshuang Zhang. Eur J Clin Pharmacol 2008.


Gambar 4
Quantity of Antibiotic use

0.6
0.53
0.5 0.49 0.5 0.49
0.45 0.46 0.46
0.43
0.4 0.4
0.38
Total case
0.31
0.3 Indication( - )
0.22
Indication (+)
0.2

0.1 •Test of Mean difference


( Anova)
0
p = 0.010

. Base n s us in i ng db ac
k p = 0.800
P on se P .Tra P.F
e e
P.C p = 0.000

Gambar 5 7. DDD /day every period


Figure
Hapsari et al , Sari Pediatri 2006; 8(1): 16-24
Tabel 3. Penilaian antibiotik secara kuantitatif (DDD/100
patient-days) di Cluster Infeksi Bangsal Anak RSUP Dr Kariadi
Semarang 2008
Antibiotika DDD/100 patient-days
PRE PPRA
Cefotaxime 5.4 3.8
Meropenem 0.12 0.08
Amikacin 0.06 0.04
Ceftazidime 21.22 0.59 0.21
Ceftriaxone 2.74 0.76
Chloramphenicol 0.85 10.58 0.35
Gentamycin 1.73 0.47
Cefazolin 0.18 0.12
Ampicillin 5.23 1.77
Amoxillin 3.25 2.55
Amox-clavulanic 0.07 0.03
Erythromicyn 0.06 0.04
Cefixim 0.15 0.05
Cefadroxil 0.23 0.07 2
6
• Me-review kasus secara acak:
Audit – Rekam medik
Kualitas – Rekam pemberian antibiotik
– Form reviewer/ LPD
• Ideal : 2-3 reviewer
• Klasifikasi kualitas penggunaan
antibiotik:
 klasifikasi Gyssens dkk
Start

Données
suffisantes?
non VI Stop
Algorithm
oui

AB indiqué? non V Stop Evaluation


oui
of Quality of
Alternatif oui
plus efficace

non
IVa
Prescriptions
Alternatif oui
IVb
moins toxique

non

Alternatif oui
IVc
moins cher

non

oui
Alternatif IVd
spectre moins large
non

Durée non Durée non Dose correcte non IIa


excessive trop courte

oui oui oui

IIIa IIIb
non IIb
Intervalle correct

oui

Route correcte non IIc

oui

Timing correct non IId

oui
Gyssens e.a. J.Antimicrob Chemother 1992;30:724-7
Pas de
categories
II – IV ?

28
I
Van der meer and Gyssens, 2001

start

no
Sufficient
VI stop
data ?

yes

no
AB Indicated ? V stop

29
Van der meer and Gyssens, 2001

yes
more effective
IV a
Alternative ?

No

yes
Alternative
IV b
less toxic ?

No

yes
Alternative IV c
less costly ?

No

Alternative yes
Narrowerer ? IV d

No 30
Van der meer and Gyssens, 2001

No
Duration Duration
too long ? too short ?

yes yes

III a III b

31
Van der meer and Gyssens, 2001

Correct No
II a
Dose ?

yes
Correct No
II b
Interval ?

yes
No
Correct Route ? II c

yes

Correct Timing? No I
(profilaxis)

32
Van der meer and Gyssens, 2001

yes

If not in
Categories I-IV

yes

33
0 = Tepat indikasi
I = Tidak tepat saat pemberian
(antibiotik profilaksis)
Kategori II A = Tidak tepat dosis
II B = Tidak tepat interval pemberian
Kualitas II C = Tidak tepat rute pemberian
Antibiotik IIIA = Pemberian terlalu lama
IIIB = Pemberian terlalu singkat
IVA = Ada antibiotik lebih efektif
IVB = Ada antibiotik kurang toksik
(lebih aman)
IVC = Ada antibiotik lebih murah
IVD = Ada antibiotik spektrum lebih sempit
V = Tidak ada indikasi
VI = Rekam medik tidak lengkap/
tidak dapat dievaluasi
Quality of Antibiotic use
Value 0 : indication : incorrect
70% Value 1 : indication : correct
dose / interval /
60% route/duration / choice
: incorrect
50% Value 2 : indication : correct
dose/ interval/ route/
40% duration/ choice : correct

30%
value 0
20% value 1
10% value 2
0%
Ba Co Tr Fe
se ns ai ed
.p en nin ba
su g. ck
s.P P /P

Gambar 6 Quality of antibiotic usage per period

* Test of Mean difference ( Anova) p = 0.000


Hapsari et al , Sari Pediatri 2006; 8(1): 16-24
Tabel 4. Penilaian antibiotik secara kualitatif
(klasifikasi Gyssen dkk)
bangsal anak RSUP Dr Kariadi Semarang 2008
Klasifikasi Gyssen PRE PPRA

0. (tepat tidak AB ok virus ) 2% 13 %


I (Penggunaan tepat) 43.8% 54.6%
IIA (tdk tepat dosis) 1.9% 1%
IIB (tdk tepat interval) 0% 1%
IIC (tdk tepat cara pemberian) 3.8 % 0%
IIIA (terlalu lama) 4.8% 10 %
IIIB (terlalu singkat) 8.6% 1.9%
IVA (ada obat lain lebih efektif) 11.4% 5.5 %
IVB (ada obat lain kurang toksik) 0% 0%
IVC (ada obat lain lebih murah) 0% 0%
IVD (ada obat lain lebih spesifik) 0% 0%
V (tidak ada indikasi) 25.7% 13 %
VI (rekam medik tidak dapat dievaluasi) 0% 0%

36
60

50

40

Pra PPRA
30 Pasca PPRA

20

10

0
0 I II A-IV D V

Gambar 7. Antibiotik kualitatif Bangsal anak RSUP Dr 37


Kariadi Semarang 2008
• Indikator kesembuhan pasien
Resume berdasarkan klinis, pemeriksaan
penunjang
• Penghentian antibiotik berdasarkan EBM
penyakit , klinik dan pemeriksaan
penunjang.
• Penghitungan kualitas dan kuantitas
antbiotik sangat berperan dalam
pengendalian penggunaan antibiotik di
RS
• Monitoring dan evaluasi berkala
diperlukan pada penggunaan antibiotik
di rumah sakit
Maturnuwun
Penilaian Ikterik
• Kepala leher : 4-5 mg
• Badan atas : 5-8 mg
• Tungkai : 9-10 mg
• Kaki : > 12 mg
Perinatologi cairan
• Kebutuhan cairan ;
• Hr 1 : 60cc/kgbb
• Hr 6 :110cc/kgbb
• Hr10 ; 150cc/kgbb+10ml : pada BBLR
• -10ml : pada anak kondisi buruk
• Protein : protxbbx17(aminosteril) /24 jam
• Lemak ; ivelidxbbx5 / 24 jam
• GIR : 0.167x()xttsx24x4 / 100
• Kalori KHO : ()xttsx24x4 / 100
• Kalori PRO : Protxbbx4\
• Kalori ASI : ASIx0.7
Pewarnaan Grafik
• Gram + ; Merah
• Gram - : Unggu
• Steroid : Hijau
• Anti kejang : coklat
• Vitamin : Kuning
• Tranfusi : A merah
• Rontgen : X merah

Anda mungkin juga menyukai