Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering
terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika.
Pelayanan kebidanan adalah proses yang menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang
mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal, pelayanan
intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum serta mempersiapkan ibu
untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi
pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek legal
dalam pelayanan kebidanan.
Profesi kebidanan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat
memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang
dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap
penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dilema etik?
2. Apa saja teori-teori yang melandasi keputusan?
3. Bagaimana pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik pelayanan
kebidanan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dilema etik
2. Mengetahui apa saja teori-teori yang melandasi keputusan
3. Mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik
pelayanan kebidanan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengambilan Keputusan


Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Terdapat lima hal pokok dalam
pengambilan keputusan, yaitu :

Faktor-faktor yang mendasari pengambilan keputusan antara lain :

1. Fisik : rasa yang dirasakan oleh tubuh


2. Emosional : perasaan dan sikap
3. Rasional : pengetahuan
4. Praktik : keterampilan dan kemampuan individu
5. Interpersonal : jaringan sosial dan hubungan antar individu
6. Struktural : lingkup sosial, ekonomi dan politik
7. Posisi atau kedudukan
8. Masalah yang dihadapi
9. Situasi dan kondisi
10. Tujuan

Hal Pokok dalam Pengambilan Keputusan :

1. Intuisi : berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh


2. Pengalaman : pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan
kemampuan dalam mengambil keputusan
3. Fakta : keputusan yang rill, valid dan baik
4. Wewenang : lebih bersifat rutinitas
5. Rasional : keputusan bersifat obyetif, transparan dan konsisten

Ciri pengambilan Keputusan yang Etis :

1. Mempunyai pertimbangan benar salah.


2. Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3. Tidak mungkin dielakkan.
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.

2
Mengapa perlu mengerti Situasi?

1. Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.


2. Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.

Kesulitan-kesuliatan dalam mengerti situasi :

1. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.


2. Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan
faktor-faktor subyektif lain.

Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi :

1. Melakukan penyelidikan yang mamadai.


2. Menggunakan sarana ilmiah dan 
keterangan para ahli.
3. Memperluas pandangan tentang situasi.
4. Kepekaan terhadap pekerjaan.
5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Bentuk pengambilan kebijakan dalam kebidanan :

1. Strategi pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kebijakan


organisasi/pimpinan, fungsi pelayanan dan lain-lain
2. Cara kerja pengambilan keputusan dengan proses pengambilan keputusan yang
dipengaruhi pelayanan kebidanan klinik dan komunitas, strategi pengambilan
keputusan dan alternatif yang tersedia
3. Pengambilan keputusan individu dan profesi yang dipengaruhi standar praktik
kebidanan, peningkatan kualitas kebidanan.

Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :

1. Bidan harus mempunyai responbility dan accountability.


2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat.
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
4. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan
pilihannya pada pengalaman situasi yang aman.

3
5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah : knowledge, ajaran
intrinsic, kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang
logis.

2.2. Dilema Etik


Dilema terjadi ketika dihadapkan pada sesuatu hal yang kurang jelas sehingga
kesulitan dalam pengambilan keputusan. Bila akan dihadapkan pada kondisi yang sukar
karena menyangkut etik / bioetik, sehingga pengambilan keputusan membutuhkan
pertimbangan moral serta kebijaksanaan yang berhubungan dengan pelayanan kebidanan.
Dilema moral menurut Campbell (1984 dalam Jones 2000) adalah :

“One is faced with two alterfnative choices, neither of which seems a satisfactory solution to
the problem”

Suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan yang kelihatannya sama atau
hampir sama merupakan pemecahan masalah yang sama-sama memuaskan. Dilema etik
dalam bioetik:

Abortus (Pro Choice) tidak sesuai dengan moral dan ajaran agama apapun dan dalam
hukum kesehatan harus dilakukan atas dasar indikasi medis tertentu. Di Amerika pada masa
pemerintahan Obama memdukung Pro Choice, tapi tetap ditentang oleh kaum Pro Life;
Pencangkokan organ tertentu; dan permintaan mengakhiri nyawa karena tidak tahan terhadap
perderitaannya (euthanasia), telah di lakukan di USA dan UK dan negara lainnya.

Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau
pertentangan antara nilai – nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Ketika
mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab profesional,
yaitu:

1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan pasien atau


klien.
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian disertai rasa
tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.

4
2.3. Konflik Moral
Konflik adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih berusaha memaksa
tujuannya dengan cara mengusahakan unutk menggagalkan tujuan ang ingin dicapai pihak
lainnya.

Konflik intrapersonal terdiri dari 3 macam yaitu:

1. Approach-Approach conflict, 
 dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan

positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah
satu sama lain.
2. Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan
terhadap persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat mengandung nilai positif dan
negative bagi orang yang mengalami konflik tersebut.
3. Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk menghindari dua atau lebih
hal yang negative tetapi tujuan- tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain.

Konflik moral adalah pertentangan yang terjadi karena pengambilan keputusan yang
menyangkut dilema moral. Konflik moral atau dilema pada dasarnya sama, kenyataannya
konflik yang terjadi karena berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering
menyebabkan dilema (Johnson 1990 dalam Jones 2000).

Penanganan konflik etik kebidanan terdiri atas :

1. Informed Concent
Pesetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan
untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh
informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Negosiasi
Proses yang di dalamnya dua pihak atau lebih bertukar barang / jasa dan
berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut.

Negosiasi terjadi ketika keadaan memenuhi syarat-syarat berikut ini :

1) Pertama, melibatkan dua pihak atau lebih. Kedua, terdapat suatu konflik
kepentingan antara pihak-pihak tersebut.

5
2) Keduanya menginginkan sesuatu yang menguntungkan untuk dirinya masing-
masing. Price versus profit, keuntungan bagi satu pihak merupakan harga yang harus
dibayar oleh pihak lain.
3) Ketiga, pihak-pihak yang terlibat sama-sama berusaha untuk mencapai
kesepakatan bukannya berkonflik. Kesepakatan dapat dicapai melalui kompromi
antara memberi dan menerima sesuatu antar pihak tersebut.
3. Persuasi
Persuasi bisa diartikan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan kepercayaan
melalui informasi dan argument.
Ketika target menerima pesan (message) yang berbeda dari pendiriannya maka
munculah respon yang bermacam-macam seperti :
1) reject the message (menolak pesan atau informasi)
2) derogate the source (mencela the sumber)
3) suspend judgment (mencari informasi tambahan untuk menentukan keputusan,
menolak atau menerima)
4) distort the message (tidak menanggapi informasi dan menyimpannya dalam
“skema” yang mungkin suatu saat akan mengubah sikapnya)
5) attempt counter persuasion (melancarkan argumentasi balik)

2.4. Teori-teori Yang Melandasi Pengambilan Keputusan


Bidan diharuskan untuk tidak hanya selalu up to date dalam hal kompetensi (kognitif,
psikomotor dan afeksi), tetapi juga harus dapat memahami dan menguasai ranah hukum/
kebijakan dan etika serta norma-norma yang ada. Adapun beberapa teori yang melandasik
etika kebidanan antara lain :

1. Teori Utilitarian (Teori teologi)


Mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan, semua manusia
memiliki perasaan senang dan sakit. Prinsip umum dari utilitarian adalah didasarkan bahwa
tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila menghasilkan jumlah atau angka
yang besar. Contoh aplikasi teori utilitarian dapat dibuktikan dalam banyak aspek dalam
praktik kebidanan, seperti tes skrining antenatal (mengenal tanda bahaya, masalah atau faktor
pada ibu hamil).

6
Bentuk utilitarian ada dua yaitu :

1) Utilitarisme berdasarkan tindakan : bahwa setiap tindakan ditujukan untuk


keuntungan.
2) Utilitarisme beradasarkan aturan : bahwa setiap tindakan didasarkan pada prinsip
kegunaan dan aturan moral.

2. Teori Deontologi
Menurut Immanuel Kant : sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak
yang baik oleh kehendak manusia.

Menurut W.D Ross : Setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua kewajiban
berlaku langsung pada diri kita.

Kewajiban untuk melakukan kebenaran adalah kewajiban utama, termasuk kesetiaan,


ganti rugi, terima kasih, keadilan, berbuat baik dan sebagainya. Memahami kewajiban akan
membuat seseorang terhindar dari konflik atau dilemma.

3. Teori Hedonisme
Sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.
Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak terbawa oleh
kesenangan. Dalam menilai kesenangan, tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi juga
kebebasan dari rasa nyeri, serta kebebasan dair keresahan jiwa. Kita sebut baik jika
meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat jika mengurangi kesenangan atau
menimbulkan ketidak senangan.

4. Teori Eudemonisme
Menurut Aristoteles, dalam setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan, ingin
mencapai sesuatu yang baik bagi. Semua orang akan setuju bahwa tujuan hidup akhir
manusia adalah kebahagiaan (eudemonia). Keutamaan dalam mencapai kebahagiaan melalui
keutamaan intelektual dan moral.
Ada beberapa prinsip, konsep dan doktrin dalam etika kebidanan yang harus diperhatikan
antara lain :
1) Accountability / dapat di pertanggungjawaban

7
2) Beneficence / kemurahan hati
3) Non-maleficence / bukan tindak kejahatan
4) Confidentiality / kerahasiaan
5) Justice / keadilan
6) Paternalism : pengambilan kebijakan atau praktik oleh orang yang memiliki
wewenang untuk membatasi kebebasan dan tanggung jawab bagi mereka atas
kepentingan terbaik bawahannya.
7) Consent / persetujuan
8) Value of life / nilai kehidupan
9) Quality of life / kualitas hidup
10) Sanctity / kesucian
11) Status of the fetus / status janin
12) Acts and omission / Tindakan dan kelalaian
13) Ordinary or extraordinary mean
14) Double effect
15) Truth – telling

8
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau
salah (Jones, 1994) sedangkan Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah
memilih alternatif yang ada.
Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan
masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.

3.2.Saran
Dari makalah ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan keputusan
yang benar dan tepat untuk menjadi calon Tenaga Kesehatan terutama sebagai seorang Bidan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Astuti KHEW. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan: Konsep Kebidanan dan Etikolegal
dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2016.

Soepardan, Suryani. 2008. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

Purwoastuti, Endang. 2015. Etikolegal dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta :


PUSTAKABARUPRESS

10

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen15 halaman
    Kata Pengantar
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen4 halaman
    MAKALAH
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 13 Kelas 2b
    Kelompok 13 Kelas 2b
    Dokumen10 halaman
    Kelompok 13 Kelas 2b
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen15 halaman
    MAKALAH
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • Askeb Kehamilan
    Askeb Kehamilan
    Dokumen3 halaman
    Askeb Kehamilan
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • BADUY
    BADUY
    Dokumen1 halaman
    BADUY
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 13 Kelas 2b
    Kelompok 13 Kelas 2b
    Dokumen10 halaman
    Kelompok 13 Kelas 2b
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • BADUY
    BADUY
    Dokumen2 halaman
    BADUY
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • BADUY
    BADUY
    Dokumen2 halaman
    BADUY
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen15 halaman
    Kata Pengantar
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat
  • Ibu Warliana
    Ibu Warliana
    Dokumen16 halaman
    Ibu Warliana
    Shiva Mandavikia
    100% (1)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Shiva Mandavikia
    Belum ada peringkat