Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES PRODUKSI

Disusun oleh :

Moch Sastro Panji Segara / Teknik Mesin ( 201623049 )

Kelompok IV

Rekan Praktikum :

1. Mahenta Damas / Teknik Mesin (201623024)


2. Muhammad Hanif / Teknik Industri (201624013)
3. Yanuar Alfianto / Teknik Industri (201424044)
4. Fredy Kristia / Teknik Industri (201624002)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
JAKARTA BARAT 2018

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dari kelompok sehingga kami dapat
melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik.

Sehingga akhirnya terusunlah sebuah laporan resmi praktikum kimia ini.


Laporan ini telah kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Proses Produksi.

Dengan selesainya laporan resmi praktikum ini, maka kami tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum Proses
Produksi ini. Khususnya kepada :

Bpk Indra, ST, MT, Dan Bpk Rahmad, ST, selaku dosen pembimbing
praktikum Proses Produksi. Para asisten laboratorium Proses Produksi yang
senantiasa sabar menghadapi kelompok kami selama praktikum ,Orang tua kami
yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami. Seluruh teman-teman yang
berkenan saling membantu menyelesikan laporan praktikum kimia ini.

Demikian ini laporan Praktikum Proses Produksi yang telah kami buat.
Kami mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Semoga laporan Praktikum Proses Produksi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.

Jakarta,3 Maret 2018

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 2
DAFTAR ISI

1. Halaman Judul …………………………………….................

2. Kata Pengantar ………………………………………..

3. Daftar Isi ……………………………………………. ..

4. BAB I : PENDAHULUAN ……………………………

5. BAB II : MAKSUD DAN TUJUAN …………………

6. BAB III: LANDASAN TEORI………….. …………….

7. BAB IV: LANGKAH KERJA…………. ……………..

8. BAB V: ANALISA DAN PEMBAHASAN…………...

9. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN……………..

10. BAB VII : ANALISA PERHITUNGAN……………..

11. DAFTAR PUSTAKA …………………………………..

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 3
MODUL IV

LAS LISTRIK

BAB I
PENDAHULUAN

Laporan praktikum proses produksi ini disusun berdasarkan materi


praktikum yang diberikan kepada Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri.
Sebagai mahasiswa yang melakukan praktikum ini penguasaan dalam
penyambungan benda kerja harus dipahami dan dikuasai, salah satunya adalah
dengan cara mengelas. Praktikum pengelasan melatih mahasiswa agar mampu
mesin dan perangkat las yang baik dan benar serta mampu menyambung benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembara kerja yang ditentukan.
Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai
peraturan dan tata cara pengelasan . Kunci sukses dari praktek pengelasan ini
adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekeja. Keterampilan serta kemahiran
dalam mengguakan alat las ini tidak mungkin dapat dicapai dengan latihan sekali
atau dua kali, tapi perlu pembiasaan terus menerus.
Mesin las listrik menjelaskan sistem penyambungan mati dengan
menggunakan elektrode dengan mengenal jenis-jenis kampuh. Secara garis besar
ada 3 macam las yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu: las
asitilen, las listrik dan las argon. Masing-masing punya fungsi berbeda, tergantung
ketebalan komponen atau bagian motor yang akan disambung juga berkaitan
dengan kekuatan dan welding elektrodanya. Las listrik mempunyai suhu yang
bisa dicapai hingga 6000 derajat celcius. Sedang las asitelin biasanya digunakan
untuk plat baja tipis yang tidak begitu mengandalkan kekuatan atau material jenis
SP 36 (plat biasa).
Kesungguhan dan ketelitian dalam praktikum akan manfaat besar bagi
praktikum. Minimal mahasiswa diajak untuk memahami dan mengetahui fungsi-
fungsi las serta pemanfaatannya bagi khalayak luas.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 4
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mahasiswa mengerti memahami dan dapat mengoperasikan mesin las listrik.


2. Mahasiswa mengerti setiap komponen-komponen dan fungsinya.
3. Mahasiswa dapat melakukan kerja secara efisien :
4. Ketepatan waktu (dikerjakan yang terlebih utama)
5. Ketelitian ukuran
6. Ketelitian dalam pengelasan
7. Mahasiswa harus memahami bagaimana posisi yang tepat pada saat melakukan
pengelasan dengan baik

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 5
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Las Listrik


Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah
merupakan sambungan tetap. Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang
dihasikan berasal dari busur listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja
dengan elektroda. Elekttroda pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan
diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas yang
dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000 C.Pada saat pengelasan
menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam
bentuk panas dan cahaya ultraviolet.

Gambar 4.1 Proses pengerjaan las listrik

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 6
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi
dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja
sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah
busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain
untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu
pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada
kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida
yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 7
1. Pembagian Las Listrik

Las listrik dapat digolongkan menjadi :

1. Las listrik dengan Elektroda Logam misalnya

(i) Las listrik submerged

Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam
timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar
(udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya.
Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las busur listrik mempunyai 2
jenis yaitu :

a) Las listrik AC (menggunakan arus searah sebagai sumber listrik)

b) Las listrik DC (menggunakan arus listrik bolak-balik sebagai sumber listrik)

2. Las listrik Elektroda berselaput

Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar (plat) akan
mencairkan ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut
terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda
kawat las, dan daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.

3. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG

Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur yang terjadi antara
elektroda dan bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan. Untuk
melindungi hasil pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau
campuran gas tersebut.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 8
4. Las listrik MIG

Las listrik MIG adalah juga las busur listrik di¬mana panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik.
Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang
dialirkan dari botol gas malalui selang gas.

Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau
campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi
otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah
pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatis.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 9
2. Macam-macam Elektroda

(a) Elektroda Hydrogen rendah

Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5
%), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda inidipakai
untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas,misalnya untuk
pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda
hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.

(b) Elektroda untuk besi tuang

(c) Elektroda Baja

Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan
deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan
demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas
besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai mesin las AC atau DC kutub
terbalik.

(d) Elektroda Nikel

Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi
pengelasan. Las yan dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus
bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik.

(e) Elektroda Perunggu

Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las
dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi
selaput yang menghasilkan busur stabil.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 10
(f) Elektroda Untuk Alumunium

Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang
sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan
pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-
ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan mesin las.

(g) Elektroda untuk pelapis keras

(h) Elektroda Tahan kikisan

Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi denganserbuk-
serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mmdipakai peda
pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis
keras permukaan pada sisi potong yang tipis.

(i) Elektroda Tahan pukulan

Elektroda ini dapat dipakai pada mesin las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai
untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.

(j) Elektroda Tahan keausan

Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt,
Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup
buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 11
3. Jenis Pengkutuban Elektroda

(a) Pengkutuban Langsung

Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan
kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebagai
sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

(b) Pengkutuban terbalik

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan
kabel massa dipasang pada ter¬minal negatif. Pengkutuban terbalik sering disebut
sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+).

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban
langsung akan meng¬hasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada
pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik penembusan
yang dihasilkan antara keduanya.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 12
4. Macam-macam gerakan elektroda

(a) Gerakan arah turun

Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.

(b) Gerakan ayunan elektroda

Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki Gerakan
elektroda.

(i) Melingkar

Gambar Ayunan Melingkar

(ii) Zig-zag

Gambar Ayunan Zig zag

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 13
(iii)Trapesium

Gambar Ayunan Trapesium

5. Mengatur tegangan

Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur nyala.
Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan pembakar.Bila
busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 – 40
Volt. Ini dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan diameter
elektroda.Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30 Volt. Untuk
elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 14
6. Mengatur Ampere

Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda
dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau
knop.

Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat
pada mesin las. Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada
table yang tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut:

diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)

2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc .

No Tipe logam dan tebal (inchi) Diameter elektroda (inchi) Kuat arus (ampere)
1.
Pelat logam tipis
(Outer sheet metal, etc; sampai tebal 7/64 inchi)
1/16
5/64
3/32
10 – 30
25 – 45
40 – 70
2.
Baja lunak tipis
(Struktur bodi dalam, dsbnya, tebal 7/64 sampai 3/16 inchi)
1/8
5/32
3/16
50 – 130
90 – 180
130 – 230

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 15
3.
Baja lunak tebal
(Rangka, dsbnya, tebal 3/16 sampai 5/16 inchi)
1/8
5/32
3/16
¼
60 – 120
90 – 160
120 – 200
190 – 300

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 16
7. Sumber Energi Mesin Las

1. Aliran listrik dari gardu listrik (jaringan listrik), dimana aliran listrik gardu
listrik masih mempunyai tegangan listrik yang tinggi yang belum dapat
dipergunakan sebagai arus las, sehingga arus listrik ini diubah terlebih dahulu
menjadi arus searah melalui transformator.
2. Generator yang digerakkan oleh motor bensin, diesel dan motor listrik.
Dalam praktikum ini yang dipergunakan adalah las listrik dimana pada proses
pengelasan dibutuhkan jumlah arus listrik yang besar hampir mencapai 200 – 500
ampere dan tegangan sekitar 36–70 Volt. Besar arus yang dipergunakan
tergantung dari jenis dan ukuran elektroda yang digunakan.
Gerakan ayun elektroda:
a) Ayunan setelah lingkaran
b) Ayunan berbentuk gergaji
c) Ayunan berbentuk lingkaran
d) Ayunan berbentuk segitiga

8. Jenis–Jenis Sambungan Las

1. Sambungan tumpul
Adalah bentuk sambungan dimana kedua bidang yang akan disambungkan
berhadapan dan diadu satu sama lainnya, antara kedua bidang yang akan
disambung biasanya diberi celah atau jarak untuk mendapatkan penyambungan
yang baik pada saat pengelasan.
Bentuk–bentuk kampuh pada sambungan tumpul:
a) Kampuh satu tertutup
b) Kampuh V dan ½ V
c) Kampuh X dan ½ X atau K
d) Kampuh U dan ½ U

2. Sambungan Pinggir dan Sambungan Tepi


Dipakai pada pengelasan yang tebal bahannya kurang dari 2 mm.
3. Sambungan T, Sambungan Tumpang dan Sambungan Sudut

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 17
Ketiga sambungan ini merupakan sambungan sudut, pengelasannya
dilakukan pasa sisi saja tergantung kekuatan las yang diharapkan.

9. Teknik Pengelasan
1. Arah pengelasan
Adalah arah pergerakkan elektroda pada saat memulai proses pengelasan.
Arah pengelasan ini sangat tergantung pada juru las dan konstruksi sambungan
las. Arah pengelasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, arah
pengelasan dari kiri ke kanan, hal ini digunakan untuk juru las yang dominan
menggunakan tangan kanan (seperti orang menulis), sedangkan yang
menggunakan tangan kiri secara dominan maka arah pengelasannya dapat dibalik
dari kanan kekiri (arah pengelasan maju).
2. Gerakan elektroda
Berupa ayunan elektroda pada saat mengelas dimana ayunan elektroda ini
dapat digerakkan secara lurus, setengah lingkaran, zig-zag, lingkaran penuh,
segitiga, ayunan angka delapan, dan segi empat. Ayunan elektroda ini akan
terlihat pada manik-manik logam lasan yang terbentuk.
3. Sudut antara elektroda dengan benda kerja arah memanjang
Sudut elektroda yang terbentuk pada arah gerakkan elektroda membentuk
sudut dengan kisaran 70º–80º sewaktu terjadinya proses pengelasan sudut.
Pengelasan ini harus dijaga tetap konstan.

4. Sudut antara elektroda dengan benda kerja arah melintang


Sudut antara elektroda dan benda kerja yang dilas pada arah melintang ini
membentuk sudut 90º. Pembentukan sudut ini juga harus dijaga tetap konstan.
5. Jarak elektroda kebenda kerja
Jarak elektroda kebenda kerja yang baik mendekati besarnya diameter
elektroda yang digunakan. Misal digunakan elektroda dengan besar diameter
intinya adalah 2,6 mm, maka jarak elektroda kebahan dasar logam lasan
mendekati 2,6 mm. Pada proses pengelasan ini diharapkan jarak elektroda ke
benda kerja ini relatif konstan.
6. Jarak antara benda kerja yang disambung

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 18
Adalah sebesar diameter kawat las yang digunakan, alasan memberikan
celah atau jarak ini bertujuan untuk menghasilkan penetrasi pengelasan yang lebih
baik sampai mencapai sisi bagian dalam logam yang dilas.
7. Kecepatan pengelasan
Merupakan parameter yang sangat penting dalam menghasilkan kualitas
sambungan yang memenuhi standar pengelasan. Kecepatan pengelasan harus
konstan mulai dari saat pengelasan sampai pada penyelesaian pengelasan. Jika
yang mengelas robot maka kecepatan pengelasan ini dapat diatur dengan mudah.
Tetapi jika konstruksi pengelasan menggunakan las busur nyala listrik dengan
menggunakan elektroda terbungkus sebagai bahan tambahnya maka proses ini
tidak dapat dilakukan pengelasan secara otomatis. Pengelasan secara manual ini
membutuhkan latihan yang terus menerus, sehingga seorang juru las harus dapat
mensinergikan antara kecepatan pengelasan dengan pencairan elektroda yang
terjadi. Pencairan elektroda ini menyebabkan elektroda lama kelamaan menjadi
habis atau bertambah pendek, maka juru las harus dapat menyesuaikan antara
kecepatan jalannya elektroda mengikuti kampuh pengelasan dengan turunnya
pergerakan tang elektroda. Dipastikan pada proses ini jarak antara elektroda ke
logam lasan juga tetap konstan atau stabil. Kecepatan pengelasan manual ini
adalah kisaran 1,5 mm/detik.
8. Penetrasi
Adalah penembusan logam lasan mencapai kedalaman pada bahan dasar
logam yang di las. Penetrasi ini juga merupakan pencairan antara elektroda
dengan bahan dasar dari tepi bagian atas sampai menembus pelat pada kedalaman
tertentu. Penetrasi yang memenuhi standar harus dapat mencapai pada seluruh
ketebalan plat yang di las. Untuk juru las tingkat dasar hal ini sulit dicapai tetapi
apabila dilatih secara terus menerus maka standar penetrasi ini akan dapat dicapai.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 19
Alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1) Mesin las
2) Kabel las
3) Sarung tangan
4) Palu las
5) Sikat kawat
6) Masker
7) Tang
8) Kikir
9) Ragum dan elektroda

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 20
Gambar 3.1 Macam-Macam Perlengkapan Alat Las

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 21
BAB IV
LANGKAH KERJA

4.1 Langkah Kerja

Pastikan semua peralatan dan benda kerja siap untuk di gunakan,

1 . Kemudian bentuk plat besi yang disediakan mengguakan gerinda tangan


hingga membentuk sudut 30o,

2 . Begitu juga dengan plat besi yang satunya lagi , lakukan seperti hal yang sama,

3 . Kemudian satukan kedua plat besi tersebut seperti seperti gambar dibawah ini :

4 . Setelah itu, nyalakan mesin las terlebih dahulu ke kontak arus listrik,

5 . Pasang elektroda pada pemegang elektroda dan klem massa letakkan pada
pemegang (dudukan) benda kerja,

6 . Kemudian atur arus yang di gunakan sesuai dengan tebal plat dan jenis
elektroda yang kita pakai,

7 . Lalu letakkan benda kerja di atas meja kerja,

8 . Posisikan badan agar berada posisi yang pas agar nyaman saat mengelas,

9 . Selanjutnya lakukan pengelasan dengan memberikan jarak sebesar diameter


elektroda pada kedua plat tersebut,

10 . Setelah melakukan pengelasan, bersihkan terak yang masih menempel agar


tidak terjadi kerusakan dalam pengelasan selanjutnya,

11 . Kemudian dinginkan beberapa saat,

12 . Setelah dingin, lakukan kembali pengelasan hingga tiga kali sehingga kedua
plat besi benar-benar menyambung dengan sempurna.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 22
13 . Setelah semua pengelasan selesai, bersihkan benda kerja dengan mengguakan
sikat,

14 . Kemudian bersihkan semua peralatan kerja dan kembalikan lagi semuanya


dalam kondisi normal agar dalam pengelasan selanjutnya dapat dilakukan dengan
baik.

Gambar 4.2 Proses Pengelasan

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 23
4.2 Penyelesaian Kerja

1. Setelah selesai bekerja, bersihkanlah tempat kerja anda, peralatan yang anda
pakai dan kembalikan pada toolman.
2. Buat jurnal kerja anda.
3. Kerjakan pembuatan laporan sesuai dengan saran pembimbing.
4. Kesopanan, ketekunan, kerajinan anda baik dalam waktu praktikum sampai
penyerahan laporan anda, merupakan nilai tersendiri bagi diri anda.

4.3 Keselamatan kerja


1. Pakailah peralatan dan perlengkapan kerja las yang ada seperti jas lab,
sepatu, sarung tangan dan masker.
2. Jauhkan kabel massa dan positif untuk mencegah terjadinya hubungan
singkat.
3. Jauhkan kabel dari benda kerja untuk mencegah terbakarnya kabel akibat
panas.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 24
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam praktik pembuatan palu kecil ini fungsi dari pengelasan adalah untuk
memadukan antara kepala palu dengan tangkai palu.

5.1. Analisa Pada Praktikum Pengelasan (Welding) Ini Yaitu:

1. Besarnya arus listrik yang digunakan


Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan
tegangan listrik yang digunakan. Tidak ada aturan pasti besar tegangan
listrik pada mesin las yang digunakan. Pada praktikum ini digunakan arus
250 A.
2. Diameter kawat yang digunakan
Diameter kawat yang digunakan adalah 2,6 mm, sesuai dengan tebal benda
kerja.
3. Kecepatan elektroda pada proses pengelasan
Untuk menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan
menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil. Pada
praktikum ini kecepatan elektrodanya adalah 1,5 mm/detik.
Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengelas benda kerja yang
berdiameter 10 mm adalah:
Panjang lasan 10 mm x 3,14 = 31,4 mm

Waktu perkiraan pengelasan:

31.4 mm
t = 1.5 𝑚𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 20.933 detik

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 25
5.2. Hal-Hal Lain Yang Harus Diperhatikan:

1. Mengecek kondisi mesin las dalam keadaan baik.


2. Cek switch saklar sudah berfunngsi atau tidak.
3. Hubungkan penjepit negatif.
4. Membersihkan benda kerja yang sudah dilas menggunakan palu supaya alur
mengelasan terlihat.
5. Meratakan bagian yang sudah di las dengan kikir agar lebih rata sesuai yang
diinginkan.
6. Siapkan safety, seperti sarung tangan, masker, dan peralatan las yg di
butuhkan sesuai dengan K3.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 26
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

a. Hasil pengelesan yang baik akan di dapat bila proses penyetelan ampere
listrik pada mesin las di lakukan dengan tepat dan benar,
b. Besar arus di pengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan benda kerja,
c. Terak akan lengket pada benda kerja, dan susah di hilangkan bila
penyetelan arus kurang pas.
d. Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil las.
e. Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik, perlu latihan dalam
waktu yang tidak cepat.
f. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil
las, jika cepat tembusan lasnya dangkal, oleh karena itu kecepatan saat
mengelas harus stbil dan benar.
g. Pada akhir penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan
pengertiannya, alat-alat yang digunakan posisi pengelasan, tingkat
kesulitan las listrik, dan keselamatan kerja yang semestinya.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 27
6.2. Saran

Bekerjalah dengan hati-hati dan serius, karena pabila kita bermin-main dapat
menyebabkan kecelakaan baik bagi diri sendiri dan lingkungan kerja.
Aturlah arus mesin las dengan baik agar mendapatkan hasil yang
memuaskan.

 Jika ditemukan kendala saat pengerjaan, seperti :

1. Ujung elektroda menempel pada benda kerja,

2. Terlalu cepat menggeser elektroda sehingga tembusannya dangkal,

3. Tidak memakai topeng las dan sarung tangan sehingga mata perih.

 Maka hal yang harus dilakukan untuk solusinya adalah :

1. Supaya elektroda tidak menempel pada benda kerja diposisikan agar


ujung elektroda tidak terlalu dekat,

2. Tidak terlalu segera memindahkan elektroda saat melakukan alur, agar


hasilnya bagus,

3. Pakailah topeng atau kacamata las saat kerja las.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 28
BAB VII

ANALISA PRHITUNGAN

3.1 PERGITUNGAN MESIN LAS

Proses pengelasa

Diketahui : Upah SDM = Rp. 150.000 perhari = Rp. 21.000 per jam
= Rp. 350 per menit

n = 5 Titik
tper titik = 5 Detik
P mesin = 4 Kw
Harga daya = Rp. 1.500 per kwh = Rp. 25 per kwh

Ditanya : Pengerjaan = ?
Penyelesaian :
P pengerjaan = P mesin x Harga daya (kwh) x n
= 4 x Rp. I.500 x 5
= Rp. 30.000 per jam = Rp. 500 per menit
= Rp. 8 per detik
Biaya proses pengelasan = lama pengerjaan x Harga per detik
= 3.00 x Rp. 8
= Rp.24
Biaya SDM Pengelasan = Lama pengerjaan x upah SDM per menit
= 12.00 x Rp. 350
= Rp. 4.200

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 29
Total biaya proses pengelasan
= Biaya proses + Biaya SDM
= Rp. 24 + Rp. 4.200
= Rp. 4.224

3.2 PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

1. FIXED COST (diasumsikan) 40.000

2. VARIABELE COST 135,213

A. Baiaya bahan baku

- Bahan besi ulir / S (Rp. 15.000/unit ) 15.000

- Bahan besi panjang (Rp. 15.000/unit ) 15.000

Jumlah bahan baku 30.000

B. Biaya Tenaga Kerja Langsung (SDM)

C. Biaya overhead

- Biaya listrik (pemakaian las) 1.835

- Biaya material (elektroda,sarung tangan dll) 15.000

3. Total Cost = FC + VC 175.213

Per Hari Per Bulan

Harga Jual 190.000 /unit 4.180.000

HPP (Harga Pokok Produksi) 175.213 /unit 3.854.686

Laba 14.787 /unit 325.314

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 30
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :

1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam
jangka waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil
lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang
waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda
menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan
yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las
(pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat
dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan
ujung elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan
kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini
relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil
lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika
terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh
elektroda akan mati.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 31
Daftar Pustaka
1. Modul Praktikum Proses produks atau Proses Manufaktur, Jurusan Tenik
Mesin dan Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan
Teknologi Al-Kamal, Tahun 1999
2. http://uhieb0dtmr05vckejicrnlmec3zvsgkaaa.blogspot.co.id/2013/03/contoh-
laporan-pratikum-proses-produksi.html
3. http://jelajahiptek.blogspot.co.id/2012/06/definisi-mesin-bubut-dan-
penjelasannya.html
4. http://blogkegalih.blogspot.co.id/p/jenis-jenis-mesin-bubut-jenis-mesin.html
5. http://diobubut.blogspot.co.id/2015/06/mesin-bubut-standar-dan-
perlengkapannya.html
6. http://eko-m228.blogspot.co.id/2011/01/bagian-bagian-utama-mesin-
bubut.html
7. https://ngobrolmesin.wordpress.com/2017/05/18/peralatan-mesin-
bubut.html
8. http://rendi-lesmana-notes.blogspot.co.id/2015/02/jenis-jenis-pengerjaan-
pada-mesin-bubut.html
9. http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/09/material-pahat-bubut.html
10. http://handlemesin.blogspot.co.id/2016/10/alat-potong-mesin-bubut-macam-
dan.html
11. http://deltapanca.blogspot.co.id/2013/07/laporan-praktikum-proses-
produksi.html
12. http://satriyagilangw.blogspot.co.id/2014/05/alat-alat-kerja-bangku-
mesin.html
13. Daftar Pustaka : Peralatan Bengkel Otomotif , Zevy D. Maran, Penerbit
ANDI Yogyakarta, 2007.

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 32
14. http://www.perpusku.com/2016/10/jenis-jenis-alat-ukur-besaran-
panjang.html

Laporan Praktikum Proses Produksi kelompok IV


Modul IV. Mesin Las Listrik 33

Anda mungkin juga menyukai