PROSES PRODUKSI
Disusun oleh :
Kelompok IV
Rekan Praktikum :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dari kelompok sehingga kami dapat
melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik.
Dengan selesainya laporan resmi praktikum ini, maka kami tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum Proses
Produksi ini. Khususnya kepada :
Bpk Indra, ST, MT, Dan Bpk Rahmad, ST, selaku dosen pembimbing
praktikum Proses Produksi. Para asisten laboratorium Proses Produksi yang
senantiasa sabar menghadapi kelompok kami selama praktikum ,Orang tua kami
yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami. Seluruh teman-teman yang
berkenan saling membantu menyelesikan laporan praktikum kimia ini.
Demikian ini laporan Praktikum Proses Produksi yang telah kami buat.
Kami mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Semoga laporan Praktikum Proses Produksi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.
LAS LISTRIK
BAB I
PENDAHULUAN
Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam
timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar
(udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya.
Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las busur listrik mempunyai 2
jenis yaitu :
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar (plat) akan
mencairkan ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut
terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda
kawat las, dan daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.
Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur yang terjadi antara
elektroda dan bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan. Untuk
melindungi hasil pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau
campuran gas tersebut.
Las listrik MIG adalah juga las busur listrik di¬mana panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik.
Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang
dialirkan dari botol gas malalui selang gas.
Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau
campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi
otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah
pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatis.
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5
%), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda inidipakai
untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas,misalnya untuk
pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda
hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan
deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan
demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas
besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai mesin las AC atau DC kutub
terbalik.
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi
pengelasan. Las yan dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus
bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik.
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las
dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi
selaput yang menghasilkan busur stabil.
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang
sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan
pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-
ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan mesin las.
Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi denganserbuk-
serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mmdipakai peda
pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis
keras permukaan pada sisi potong yang tipis.
Elektroda ini dapat dipakai pada mesin las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai
untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt,
Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup
buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan
kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebagai
sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan
kabel massa dipasang pada ter¬minal negatif. Pengkutuban terbalik sering disebut
sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+).
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban
langsung akan meng¬hasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada
pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik penembusan
yang dihasilkan antara keduanya.
Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki Gerakan
elektroda.
(i) Melingkar
(ii) Zig-zag
5. Mengatur tegangan
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur nyala.
Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan pembakar.Bila
busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 – 40
Volt. Ini dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan dengan diameter
elektroda.Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30 Volt. Untuk
elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt
Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda
dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau
knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat
pada mesin las. Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada
table yang tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut:
No Tipe logam dan tebal (inchi) Diameter elektroda (inchi) Kuat arus (ampere)
1.
Pelat logam tipis
(Outer sheet metal, etc; sampai tebal 7/64 inchi)
1/16
5/64
3/32
10 – 30
25 – 45
40 – 70
2.
Baja lunak tipis
(Struktur bodi dalam, dsbnya, tebal 7/64 sampai 3/16 inchi)
1/8
5/32
3/16
50 – 130
90 – 180
130 – 230
1. Aliran listrik dari gardu listrik (jaringan listrik), dimana aliran listrik gardu
listrik masih mempunyai tegangan listrik yang tinggi yang belum dapat
dipergunakan sebagai arus las, sehingga arus listrik ini diubah terlebih dahulu
menjadi arus searah melalui transformator.
2. Generator yang digerakkan oleh motor bensin, diesel dan motor listrik.
Dalam praktikum ini yang dipergunakan adalah las listrik dimana pada proses
pengelasan dibutuhkan jumlah arus listrik yang besar hampir mencapai 200 – 500
ampere dan tegangan sekitar 36–70 Volt. Besar arus yang dipergunakan
tergantung dari jenis dan ukuran elektroda yang digunakan.
Gerakan ayun elektroda:
a) Ayunan setelah lingkaran
b) Ayunan berbentuk gergaji
c) Ayunan berbentuk lingkaran
d) Ayunan berbentuk segitiga
1. Sambungan tumpul
Adalah bentuk sambungan dimana kedua bidang yang akan disambungkan
berhadapan dan diadu satu sama lainnya, antara kedua bidang yang akan
disambung biasanya diberi celah atau jarak untuk mendapatkan penyambungan
yang baik pada saat pengelasan.
Bentuk–bentuk kampuh pada sambungan tumpul:
a) Kampuh satu tertutup
b) Kampuh V dan ½ V
c) Kampuh X dan ½ X atau K
d) Kampuh U dan ½ U
9. Teknik Pengelasan
1. Arah pengelasan
Adalah arah pergerakkan elektroda pada saat memulai proses pengelasan.
Arah pengelasan ini sangat tergantung pada juru las dan konstruksi sambungan
las. Arah pengelasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, arah
pengelasan dari kiri ke kanan, hal ini digunakan untuk juru las yang dominan
menggunakan tangan kanan (seperti orang menulis), sedangkan yang
menggunakan tangan kiri secara dominan maka arah pengelasannya dapat dibalik
dari kanan kekiri (arah pengelasan maju).
2. Gerakan elektroda
Berupa ayunan elektroda pada saat mengelas dimana ayunan elektroda ini
dapat digerakkan secara lurus, setengah lingkaran, zig-zag, lingkaran penuh,
segitiga, ayunan angka delapan, dan segi empat. Ayunan elektroda ini akan
terlihat pada manik-manik logam lasan yang terbentuk.
3. Sudut antara elektroda dengan benda kerja arah memanjang
Sudut elektroda yang terbentuk pada arah gerakkan elektroda membentuk
sudut dengan kisaran 70º–80º sewaktu terjadinya proses pengelasan sudut.
Pengelasan ini harus dijaga tetap konstan.
1) Mesin las
2) Kabel las
3) Sarung tangan
4) Palu las
5) Sikat kawat
6) Masker
7) Tang
8) Kikir
9) Ragum dan elektroda
2 . Begitu juga dengan plat besi yang satunya lagi , lakukan seperti hal yang sama,
3 . Kemudian satukan kedua plat besi tersebut seperti seperti gambar dibawah ini :
4 . Setelah itu, nyalakan mesin las terlebih dahulu ke kontak arus listrik,
5 . Pasang elektroda pada pemegang elektroda dan klem massa letakkan pada
pemegang (dudukan) benda kerja,
6 . Kemudian atur arus yang di gunakan sesuai dengan tebal plat dan jenis
elektroda yang kita pakai,
8 . Posisikan badan agar berada posisi yang pas agar nyaman saat mengelas,
12 . Setelah dingin, lakukan kembali pengelasan hingga tiga kali sehingga kedua
plat besi benar-benar menyambung dengan sempurna.
1. Setelah selesai bekerja, bersihkanlah tempat kerja anda, peralatan yang anda
pakai dan kembalikan pada toolman.
2. Buat jurnal kerja anda.
3. Kerjakan pembuatan laporan sesuai dengan saran pembimbing.
4. Kesopanan, ketekunan, kerajinan anda baik dalam waktu praktikum sampai
penyerahan laporan anda, merupakan nilai tersendiri bagi diri anda.
Dalam praktik pembuatan palu kecil ini fungsi dari pengelasan adalah untuk
memadukan antara kepala palu dengan tangkai palu.
31.4 mm
t = 1.5 𝑚𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 20.933 detik
6.1. Kesimpulan
a. Hasil pengelesan yang baik akan di dapat bila proses penyetelan ampere
listrik pada mesin las di lakukan dengan tepat dan benar,
b. Besar arus di pengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan benda kerja,
c. Terak akan lengket pada benda kerja, dan susah di hilangkan bila
penyetelan arus kurang pas.
d. Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil las.
e. Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik, perlu latihan dalam
waktu yang tidak cepat.
f. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil
las, jika cepat tembusan lasnya dangkal, oleh karena itu kecepatan saat
mengelas harus stbil dan benar.
g. Pada akhir penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan
pengertiannya, alat-alat yang digunakan posisi pengelasan, tingkat
kesulitan las listrik, dan keselamatan kerja yang semestinya.
Bekerjalah dengan hati-hati dan serius, karena pabila kita bermin-main dapat
menyebabkan kecelakaan baik bagi diri sendiri dan lingkungan kerja.
Aturlah arus mesin las dengan baik agar mendapatkan hasil yang
memuaskan.
3. Tidak memakai topeng las dan sarung tangan sehingga mata perih.
ANALISA PRHITUNGAN
Proses pengelasa
Diketahui : Upah SDM = Rp. 150.000 perhari = Rp. 21.000 per jam
= Rp. 350 per menit
n = 5 Titik
tper titik = 5 Detik
P mesin = 4 Kw
Harga daya = Rp. 1.500 per kwh = Rp. 25 per kwh
Ditanya : Pengerjaan = ?
Penyelesaian :
P pengerjaan = P mesin x Harga daya (kwh) x n
= 4 x Rp. I.500 x 5
= Rp. 30.000 per jam = Rp. 500 per menit
= Rp. 8 per detik
Biaya proses pengelasan = lama pengerjaan x Harga per detik
= 3.00 x Rp. 8
= Rp.24
Biaya SDM Pengelasan = Lama pengerjaan x upah SDM per menit
= 12.00 x Rp. 350
= Rp. 4.200
C. Biaya overhead
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam
jangka waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil
lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang
waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda
menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan
yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las
(pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat
dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan
ujung elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan
kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini
relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil
lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika
terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh
elektroda akan mati.