Anda di halaman 1dari 62

TUGAS KELOMPOK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Muammalah Dan Etika”

Dosen Pengampu :

Bpk. Suherman ,M.A.

Disusun Oleh :

Moch Sastro Panji Segara 201623049

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

2016/2017

1. TAQWA
Dalil Al-qur’an
1. (١٠٢) ‫ق تمنقاَتلله نونل تنمموُتملن إللل نونأنَمتمُ ممسسللمموُنن‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا اتلمقوُا ل‬
‫ان نح ل‬

“Hai orang-orang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya


taqwa.” (QS. Ali Imran: 102).

2. ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا اتلمقوُا ل‬


(v.) ‫ان نومقوُملوُا قنسوُدل نسلديِددا‬

“Hai orang-orang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan
yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 70).

3. (١٦) ‫ق مشلح نَنسفلسله‬ ‫طسعتمسمُ نواسسنممعوُا نوأنلطيمعوُا نونأنَفلمقوُا نخسيدرا ل ن‬


‫لنَفملسمكسمُ ْ نونمن ميِوُ ن‬ ‫ان نماَ اسستن ن‬ ‫فنمأو للنئل ن‬
‫ك همممُ اسلممسفللمحوُنَننفاَتلمقوُا ل‬

“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah
dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At-Taghabun: 16

4. (٢٩) ُ‫ضلل اسلنعلظيلم‬


‫ام مذو اسلفن س‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا لإن تنتلمقوُا ل‬
‫ان يِنسجنعل للمكسمُ فمسرنقاَدنَاَ نويِمنكفلسر نعنمكسمُ نسيلنئاَتلمكسمُ نويِنسغفلسر لنمكسمُ ْ نو ل‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
menjadikan pembeda bagi kalian, menghapus kesalahan kalian dan mengampuni kalian. Dan
Allah memiliki kemuliaan yang agung.” (QS. Al-Anfal: 29).

5. َ‫ان يِنسجنعل للهم نمسخنردجا‬


‫ق ل‬
‫( نونمن يِنتل ل‬٢) ‫ب‬ ‫نويِنسرمزسقهم لمسن نحسي م‬
‫ث نل يِنسحتنلس م‬
“…..Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah pasti Dia menjadikan untuknya jalan keluar (2).
Dan memberinya rezeki yang tanpa disangka-sangka………..” (QS. At-Thalaq: 2-3).

Dalil Hadist
1. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa ada yang bertanya kepada Rasulullah,

‫ال سبلن نخللسيلل ل‬


‫ال‬ ‫ال سبلن نَنبللي ل‬‫ال سبلن نَنبللي ل‬ ‫ف نَنبلمي ل‬‫ فنيمسوُمس م‬:‫ نقاَنل‬.‫ك‬ ‫س نعسن هننذا نَنسسأ نلم ن‬
‫ لنسي ن‬:‫ أنستنقاَهمسمُ نقاَلمسوُا‬:‫س؟ِ نقاَنل‬
‫ال نمسن أنسكنرمم اللناَ ل‬
‫يِاَ نرمسوُل ل‬
‫ب تنسسأ نلمسوُلنَي؟ِ لخنياَمرهمسمُ لفي اسلنجاَلهلليللة لخنياَمرهمسمُ لفي السسلنلم إلنذا فنقلهمسوُا‬‫ فننعسن نمنعاَلدلن اسلنعنر ل‬:‫ نقاَنل‬.‫ك‬ ‫س نعسن هننذا نَنسسأ نلم ن‬ ‫ لنسي ن‬:‫نقاَملوُا‬

“Ya Rasulullah, siapakah orang paling mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang paling
bertaqwa di antara mereka.” Orang itu berkata lagi, ‘Bukan tentang ini kami bertanya.’ Beliau
menjawab, ‘Yusuf bin Nabi Allah bin Nabi Allah bin Khalilullah.’ Mereka bertanya, ‘Bukan
tentang ini kami bertanya.’ Beliau menjawab, ‘Apakah kalian bertanya tentang kantong-kantong
daerah Arab? Sebaik-baik kalian di Jahiliyah adalah yang terbaik di dalam Islam jika mereka
berilmu.” (Muttafaq Alaihi).
Faqihu, dengan Ha di dhammah, artinya mengerti hukum-hukum syariah Islam.
2. Abu Sa’id RA meriwayatkan dari Rasulullah SAW,

‫ نواتلقمسوُا النلنساَنء فنإ للن أنلونل فلستننلة بنلني إلسسنرائلسينل نكاَنَن س‬،َ‫ نفاَتلقمسوُا اللدسنَنيا‬،‫ف تنسعنملمسوُنن‬
‫ت‬ ‫إللن المدسنَنياَ محسلنوُةةم نخ ل‬
‫ نوإللن ل‬،‫ضنرةة‬
‫ان ممسستنسخللفممكسمُ فلسينهاَ فنينسنظممر نكسي ن‬
‫لفي النلنساَلء‬

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (menyenangkan) dan Allah mengangkat kalian
sebagai pimpinan di dunia. Maka Dia akan melihat apa yang kalian kerjakan. Maka
bertaqwalah kalian dalam hal dunia dan bertaqwalah dalam hal wanita. Fitnah pertama yang
menimpa Bani Israel adalah wanita.” (Muslim).

3. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah berdoa,

َ‫ف نواسللغننى‬
‫ك اسلهمندىَ نوالتمنقىَ نواسلنعنفاَ ن‬
‫انلللهملمُ إللنَي أنسسأ نلم ن‬
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, iffah, dan kekayaan.” (Muslim).

4. Abu Thuraif ‘Adi bin Hatim At-Tha’i meriwayatkan,

‫ف نعنلىَ يِنلمسينن ثملمُ نرنأىَ أنستنقىَ ال لمسننهاَ فنسلينأس ل‬


َ‫ت التلسقنوُى‬ ‫نمسن نحلن ن‬
“Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa bersumpah lalu melihat ada
sesuatu yang lebih (bernilai) taqwa kepada Allah hendaknya ia mengambil ketaqwaan
itu.” (Muslim).

5. Abu Umamah Shadi bin ‘Ajlan Al-Bahili RA berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah
SAW berpidato di Haji Wada’,

ُ‫ تنسدمخلمسوُا نجنلةن نربلمكسم‬،ُ‫ نوأنلطسيمعوُا أمنمنرانءمكسم‬،ُ‫ نوأنلدسوا نزنكاَةن أنسمنوُاللمكسم‬،ُ‫صسوُممسوُا نشسهنرمكسم‬


‫ نو م‬،ُ‫صلمسوُا نخسمنسمكسم‬ ‫التلقمسوُا ل‬
‫ان نو ن‬
”Bertaqwalah kalian kepada Allah, shalatlah yang lima waktu, puasalah di bulan kalian,
tunaikan zakat harta kalian, dan taatilah pemimpin kalian, niscaya kalian akan memasuki surga
Tuhan kalian.” (Tirmidzi di Kitab Shalat, hadits hasan shahih).

Pendapat Para Ulama’

1. Al-Hafidh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Asli makna takwa hendaknya seorang hamba
menjadikan antara dirinya dengan apa yang ditakuti dan diwaspadainya suatu benteng yang
melindunginya dari hal tersebut. Ketakwaan seorang hamba kepada Rabbnya hendaknya ia
menjadikan antara dirinya dengan apa yang ditakuti dari Rabbnya berupa kemarahan,
kemurkaan dan siksa-Nya suatu benteng yang melindunginya dari hal tersebut. Yaitu dengan
melaksanakan ketaatan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya.”

2. Ibnul Qoyyim berkata: Hakikat takwa adalah beramal ketaatan kepada Allah dengan penuh
keimanan dan ihtisab (mengaharap pahala) dalam melaksanakan perintah maupun
meninggalkan larangan. Melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dengan penuh
keimanan terhadap amal tersebut dan dengan pembenaran sepenuhnya akan janji Allah (bagi
yang melaksanakan perintah-Nya akan mendapat balasan). Dan meninggalkan apa yang
dilarang Allah dengan penuh keimanan terhadap larangan tersebut diiringi rasa takut terhadap
ancaman-Nya. Sebagaimana perkataan Thalaq bin Hubaib: Jika terjadi fitnah padamkanlah
dengan takwa. Ada yang berkata: apa itu takwa? Ia berkata: Engkau melaksanakan ketaatan
kepada Allah di atas cahaya dari Allah mengharap pahala-Nya. Dan engkau meninggalkan
maksiat kepada Allah di atas cahaya dari Allah takut hukuman-Nya.
3. Imam Ahmad berkata: Takwa adalah meninggalkan hasrat hafsu untuk mendapat (ridha) yang
kamu takuti (Allah). Dikatakan: Takwa yaitu takut terhadap Yang Maha Tinggi, bersiap-siap
untuk menyongsong hari keberangkatan (ke akhirat) dan beramal dengan apa yang
diturunkan (Al-Qur’an). Dan dikatakan: Takwa adalah Allah Ta’ala tidak melihatmu ketika
Dia melarangmu dan tidak kehilangan kamu ketika memerintahkanmu.

4. Maimun bin Mihran berkata: Orang yang bertakwa lebih teliti mengoreksi dirinya daripada
sekutu terhadap sekutunya. Sungguh Abu Hurairah pernah ditanya tentang takwa, beliau
berkata: Pernahkah engkau melewati jalan berduri? Penanya menjawab: ya. Beliau berkata:
apa yang kamu lakukan? Ia berkata: aku menyingkirkannya atau melewatinya (dengan hati-
hati) atau meninggalkannya. Beliau berkata: itulah takwa.

5. Musa bin A’yun berkata: Orang-orang yang bertakwa membersihkan diri dari hal-hal yang
halal karena takut jatuh pada hal-hal yang haram maka Allah menyebut mereka muttaqin.

2. CINTA
Dalil Al-qur’an

1. ‫ضلة نواسلنخسيلل اسلممنسلوُنملة نواسلنسنَنعاَلم نواسلنحسر ل‬


ْ ‫ث‬ ‫ب نواسلفل ل‬ ‫ت لمنن النلنساَلء نواسلبنلنينن نواسلقننناَلطيلر اسلممنقن ن‬
‫طنرلة لمنن اللذهن ل‬ ‫ب اللشهننوُا ل‬ ‫مزيِلنن للللناَ ل‬
‫س مح م‬
‫ام لعنندهم‬‫ب المدسنَنياَ نو ل‬ ‫( محسسمن اسلنمآَ ل‬٣:١٤) ‫ع اسلنحنياَلة‬ ‫لنذلل ن‬
‫ك نمنتاَ م‬

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran (3): 14)

‫ب اللشهننوُا ل‬
2. ‫ت‬ ‫مزيِلنن للللناَ ل‬
‫س مح م‬
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini”
Surat Ali-Imran (3)

1. ‫اذ شواللذذيِشن آشمننوُا أش ش‬


‫شدد‬ ‫اذ أشمنشداددا يِنذحدبوُنشنهمم شكنح ب‬
‫ب ل‬ ‫س شممن يِشتلذخنذ ذممن ندوذن ل‬
‫ذللذ نحببداَّ لذللشوُذمشن النلاَّ ذ‬
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS al-Baqarah ayat 165)

2. ‫اش يِنذحدب املنممح ذ‬


‫سذنيِن شو‬ ‫أشمح ذ‬
‫سننوُا إذلن ل‬
“Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berbuat baik.” (QS al-Baqarah ayat 195)

3. ‫اش يِنذحدب التللوُاذبيِشن شويِنذحدب املنمتشطشبهذريِن إذ‬


‫لن ل‬
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang
yang mensucikan diri.” (QS al-Baqarah ayat 222)

Dalil Hadist

1. “Barang siapa yang mencintai sesuatu karena Allah dan membencinya (juga) karena
Allah, maka sungguh imannya itu telah sempurna” (H.R. Abu Dawud)
2. “Ya Allah! Aku mengharap Cinta-Mu; cinta para hamba yang mencintaimu; dan
kecintaan terhadap amal yang bisa mendekatkan diriku pada cinta-Mu” (H.R. Tirmidzi)
3. “Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan
manisnya iman, yaitu Allah & Rasul-Nya lebih dia cintai dibanding yang lain; dia tidak
menyukai seseorang kecuali karena Allah; dan dia tidak ingin terjerumus ke dalam
kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilempar ke dalam kobaran api neraka” (H.R.
Bukhari-Muslim)
4. ‫ ثشلشثث شممن نكلن ذفيِذه شوشجشد شحلششوةش اذليِشماَّذن أشمن يِشنكوُشن‬: ‫صللىَّ ان شعلشميِذه شوشسللشم قشاَّشل‬ ‫سلذثم شعمن أشنش س‬
‫س شعذن النلبذبي ش‬ ‫شرشوي مالبنشخاَّذر د‬
‫ي شو نم م‬
‫ِهَّلِ شوأشمن يِشمكشرهش أشمن يِشنعوُشد ذفي املنكمفذر شكشماَّ يِشمكشرهن أشمن يِنمقشذ ش‬،‫ب املشممرشء لش يِنذحدبهن إذلل ذللذ‬
‫ف‬ ‫ِهَّلِ شوأشمن يِنذح ل‬،َّ‫سشوُانهشما‬ ‫سوُلنهن أششح ل‬
‫ب إذلشميِذه ذملماَّ ذ‬ ‫ل‬
‫ان شوشر ن‬
َّ‫ذفي النلا‬
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu, dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda. “Tiga perkara jika itu ada pada seseorang
maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang manjadikan Allah dan Rasul-Nya
lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tak mencintainya
kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah
menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk
neraka.” (HR. al-Bukhari No.16 dan Muslim No.163)

5. ‫ لش يِنمؤذمنن أششحندنكمم شحلتىَّ يِنذحلب لشذخيِذه شماَّ يِنذحدب لذنشمفذسذه‬: ‫صللىَّ ان شعلشميِذه شوشسللشم قشاَّشل‬ ‫ي شعمن أشنش س‬
‫س شعذن النلبذبي ش‬ ‫شرشوي مالبنشخاَّذر د‬

Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian
hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. al-
Bukhari No.13 dan Muslim No.169)

Pendapat Para Ulama’

1. Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah berkata:


َّ‫صوُشها‬ ‫شذرذكيِشن ذللذ شوذللذشهتذذهمم ذلشلن نأولشئذشك أش م‬
‫ششرنكوُا ذفي املشمشحبلذة شواملنممؤذمننوُشن أشمخلش ن‬ ‫اش أشمكثششر ذممن شمشحبلذة املنم م‬
‫أشلن املنممؤذمذنيِشن يِنذحدبوُشن ل‬
‫نكللشهاَّ ذللذ‬
Sesungguhnya orang-orang beriman, mereka mencintai Allah lebih dari kecintaan orang-
orang musyrik terhadap Allah dan tuhan-tuhan mereka, hal itu dikarenakan mereka
orang-orang musyrik melakukan kesyirikan dalam cinta (mahabbah), sedangkan orang-
orang beriman mereka mengikhlaskan cinta tersebut hanya kepada Allah semata.[3]
2. Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah berkata:

َ‫صاَّشرى‬‫ض لذشعندبوذه شونمشجاَّشهشدةث لشهن شكشماَّ نيِوُشجند ذفي امليِشنهوُذد شوالنل ش‬


‫سوُذل شوشل بنمغ ث‬ ‫شوأشلماَّ ” املشمشحبلةن الشركيِة ” فشلشميِ ش‬
‫س ذفيِشهاَّ نمتشاَّبششعةث ذلللر ن‬
‫ع ” املنملدنعوُشن لذملشمشحبلذة لشنهمم‬‫ شوشكشذلذشك ” أشمهنل املبذشد ذ‬. ‫سوُشل شوشل يِنشجاَّذهندوشن شعندلوهن‬ ‫اذ شوشل يِنتشاَّبذنعوُشن اللر ن‬ ‫شذرذكيِشن يِشلدنعوُشن شمشحبلةش ل‬
‫شواملنم م‬
‫سوُلذشعمن‬
‫ع اللر ن‬ ‫ذممن ا م ذلمعشرا ذ‬
‫ض اتببشاَّ ذ‬
Adapun cinta yang syirik adalah cinta yang tidak mengikuti Rasulallah, tidak membenci
musuh-musuhnya, dan tidak pula berjihad di jalan-Nya, sebagaimana cinta tersebut
terdapat pada yahudi, Nashrani dan orang-orang musyrik, mereka mengklaim mencintai
Allah, akantetapi mereka tidak mengikuti Rasul dan tidak pula berjihad melawan musuh-
musuhnya. Begitu pula klaim cinta Ahlu al-Bida’ yang berpaling dari itiba’ kepada Rasul.

3. Ibn Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan bahwa kategori cinta (mahabbah) inilah


yang memasukkan seseorang ke dalam Islam serta mengeluarkannya dari kekufuran.
Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah orang-orang yang paling hebat dalam ber-
mahabbah ma yuhibbuhullah

4. Ibn Katsir rahimahullah menjelaskan maksud “Orang-orang yang beriman sangat


mencintai Allah”, beliau mengatakan bahwa karena kecintaan orang-orang beriman
kepada Allah, kesempurnaan pengetahuan tentang Allah, pengagungan dan pentauhidan
mereka kepada Allah, maka mereka tidak berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu
apapun, bahkan mereka beribadah hanya kepada Allah semata, bertawakal kepada Allah
dan kembali kepada Allah dalam segala urusan mereka.

5. Ibn Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah bahwa ada empat macam


bentuk mahabbah yang harus dibedakan antara satu sama lain, karena orang yang tidak
dapat membedakannya pasti tersesat, yaitu: Mencintai Allah, mencintai apa saja yang
dicintai oleh Allah, cinta untuk dan karena Allah, serta mencintai sesuatu dan
mensejajarkannya dengan kecintaan kepada Allah.

3. RIDHO
Dalil Al-qur’an
‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آننممنوُا اسدمخملوُا لفي اللسسللمُ نكاَفلةد نونل تنتلبلمعوُا مخطمنوُا ل‬
‫ت اللشسي ن‬
1. (208) ‫طاَلن إلنَلهم لنمكسمُ نعمدوو مملبيةن‬
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaafah dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagi kalian”. (Al-Baqarah: 208)
2. ‫ً رضببى اللببه عنهببم ورضببوا عنببه‬,‫ن تجرى من تحتها النأهارر خلدين فيهآ أبببداا‬
‫ت عد ن‬
‫عند ربهم جن ر‬
‫جزآؤهم‬

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga’ Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka
dan meraka pun ridho kepadanya”. (QS. Al-Bayyinah [98]:8)

3.

‫ب لفىَ قمملوُبللهممُ اليِماَن وأيِلندهمسمُ بمروحن مسنهم ويِدلخلهمُ جن ن‬


َ‫ رضضى‬.َ‫ت تجرىَ من تحتهاَ النَهاَمر خلضضديِن فيهضا‬ ‫أولئك نكتن ن‬
‫ أل إلن حزب ال هممُ الممفلحوُنن‬.‫ا‬
‫ب ل‬
‫ أولئك حز ن‬.‫ا عنهمُ ورضوُا عنه‬

“Mereka itulah orang-orang yang telah menamakan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya. Dan dimasukkan-
Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridho terhadap mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesunggunya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”( QS. Al-Mujadillah [58]:
22 )

‫س‬
4. ‫يِن اَ أن ميِ هن اَ ا لل لذ يِ نن آ نم نم وُا نل تن أ مك لم وُا أن سم نوُ ا لن مك سمُ بن سي نن مك سمُ بل اَ سل بن اَ لطضضلل إل للضض أن سن تن مكضضوُ نن تل نجضضاَ نر ةد نعضضسن نتضضنر ا ن‬
‫ض‬
‫لم سن مك سمُ ْ نو نل تن سق تم لم وُا أن سنَ فم نس مك سمُ ْ إل لن ل‬
َ‫انضضض نك اَ نن بل مك سمُ نر لح ي دم ا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(Q.S AN-nisa’29)

5. ‫انضضض نو نر مس وُ لن هم نو لن سوُ نك اَ نَم وُا آ بن اَ نء هم سمُ أن سو‬ ‫لضض نو ا سل ين سوُ لم ا سل لخ لر يِم نوُ ا مد و نن نم سن نح اَ لد ل‬ ‫نل تن لج مد قن سوُ دم اَ يِم سؤ لم نم وُ نن بل اَ ل ل‬
‫ح لم سن هم نو يِم سد لخ لم هم سمُ نج نل اَ ن‬
‫ت‬ ‫ب فل ي قم لم وُ بل له ممُ ا س للضضيِ نم اَ نن نو أن يِل ند هم سمُ بل مر و ن‬‫ك نك تن ن‬‫أن سب نن اَ نء هم سمُ أن سو إل سخ نوُ ا نَن هم سمُ أن سو نع لش ي نر تن هم سمُ ْ أم و للن ئل ن‬
‫ب‬‫الضضض ْ أن نل إل لن لح سز ن‬ ‫ب ل‬ ‫ك لح سز م‬ ‫ض وُا نع سن هم ْ أم و للن ئل ن‬
‫امضضض نع سن هم سمُ نو نر م‬ ‫ض ني ل‬ ‫تن سج لر يِ لم سن تن سح تل هن اَ ا سلنضضسنَ هن اَ مر نخ اَ لل لد يِ نن فل ي هن اَ ْ نر ل‬
‫الضضض هم ممُ ا سل مم سف لل مح وُ نن‬ ‫ل‬

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-
sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah
orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap
mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan
Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (Q.S Al-
Mujadilah [22] )

Hadist
1.
‫ضني ل‬
‫ام‬ ‫س نر ل‬ ‫ بلنسنخلط اللناَ ل‬، ‫ال‬ ‫ضاَ ل‬
‫س لر ن‬‫ " نملن اسلتننم ن‬:‫صلىَ ا عليه وسلمُ قاَل‬-‫عاَئشة رضي ا عنهاَ; أن رسوُل ا‬
‫ط نعلنسيله اللناَ ن‬
‫س‬ ‫ نوأنسسنخ ن‬، ‫ام نعلنسيله‬‫ط ل‬ ‫س بلنسنخلط ل‬
‫ نسلخ ن‬، ‫ال‬ ‫ضاَ اللناَ ل‬ ‫ نونملن اسلتننم ن‬، ‫س‬
‫س لر ن‬ ‫ نوأنسر ن‬، ‫" نعسنهم‬
‫ضىَ نعسنهم اللناَ ن‬

Artinya: “Barangsiapa mencari keridhoan dari Allah (saja) meskipun manusia benci
kepadanya, niscaya Allah akan ridho kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia ridho
kepadanya pula. Dan barangsiapa mencari keridhoan dari manusia dengan membuat
Allah murka kepadanya, niscaya Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan
manusia murka kepadanya pula.” (HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya no.276 (I/497),
dari Aisyah. Syuaib Al-Arnauth berkata: “Sanadnya Hasan”).

‫ضاَ ال نكنفاَهم ام ممسؤنَنةن اللناَ ل‬


2. ‫س‬ ‫س بللر ن‬ ‫س نونمسن أنسسنخ ن‬
‫ط اللناَ ن‬ ‫س بلنسنخلط ال نونكلنهم ام إلنلىَ اللناَ ل‬ ‫نمسن أنسر ن‬
‫ضىَ اللناَ ن‬
Artinya: “Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan membuat Allah murka, maka
ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barangsiapa membuat manusia murka
dengan keridhoan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan
manusia.” (Shahih. HR. Ibnu Hibban no.277 (I/510), dari Aisyah. Dan dishohihkan oleh
syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no.6010).

3.
: ِ,‫ضاَّ اشملشوُالذشدميِذن‬
‫اذ ذفي ذر ش‬ ‫ ) ذر ش‬:‫ِ شعمن شالنلبذبي صلىَّ ا عليِه وسلم قشاَّشل‬,-َّ‫ان شعمننهشما‬
‫ضاَّ ش ل‬ ‫ضشي ش ل‬ ‫شوشعمن شعمبذد ش ل‬
‫شر ذ‬- ‫اذ مبذن نعشمشر‬
‫صلحشحهن اذمبنن ذحبلاَّشن شواملشحاَّذكنم‬ ‫سشخذط اشملشوُالذشدميِذن ( أشمخشرشجهن شالتبمرذمذذ د‬
‫ِ شو ش‬,‫ي‬ ‫سشخطن ش ل‬
‫اذ ذفي ش‬ ‫شو ش‬
“Dari Abdullah Ibnu Amar al-’Ash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: “Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua
dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” Riwayat Tirmidzi.
Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.”
4.
‫ضىَ النوُاللندسيِلن و نسنخطم‬ ‫ لر ن‬:ُ‫نعسن نعسبمد ا بن نعسمنرو رضي ا عنهماَ قاَل قاَل رسوُمل ا صلىَ ا عليه وسلم‬
‫ضىَ ام فىَ لر ن‬
(ُ‫ا فىَ نسنخطم النوُاللندسيِلن ) اخرجه الترمذيِ وصححه ابن حباَن والحاَكم‬
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “
Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada
murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-
Hakim)[1]
5.
َ‫رضاَ ا في رضا‬: ُ‫ قاَل رسوُل ا صلىَ ا عليه و سلم‬: ‫(عن عبد ا بن عمرو قاَل‬177 /6) ‫ البيهقي‬- ‫شعب اليِماَن‬
‫الوُالديِن و سخط ا في سخط الوُالديِن‬
Dari Abdullah bin 'Amr beliau berkata; Rasulullah ُ‫ صلىَ ا عليه وسلم‬bersabda; Ridha Allah
pada ridha orang tua dan murka Allah pada murka orangtua (H.R.Al-Baihaqy)

Pendapat Para Ulama’


1. Al-Fudhoil bin Iyadh : Derajat ridho terhadap Allah setara dengan derajat Al-
Muqorobin (orang-orang yang mendekatkan diri); tidak ada antara mereka dan Allah kecuali
ketentraman dan rezeki bala’ bencana dijauhkan dari umat manusia.

2. Dzun An-Nun Al-Mishri : jika kalian ingin menjadi wali abdal, maka cintailah apa yang
menjadi kehendak Allah, dan barangsiapa yang menyukai apa yang menjadi kehendak Allah,
maka tidak turun kepadanya segala takdir dan hukum ketentuan Allah sedikit pun kecuali ( ia
suka terima dengan suka cita )

3. Muzhoffar Al-Qirmisini : Barang siapa yang diberi perlindungan Allah ke dekat-Nya, maka
ia harus ridho kepada-Nya dengan segala ketentuan takdir yang berlaku padanya, sebab tidak ada
sungut kedongkolan (Tasakhuth) di atas hamparan qurbah ( Kedekatan ).
4. Abdul Wahid bin Zaid : Ridho adalah pintu yang teragung, surga dunia, dan tempat
istirahat orang-orang ahli ibadah (Mustaraha al-abidin).

5. Abu Al-Hasan Asy-Syadzili : Ada dua kebaikan yang tidak akan membawa madhorot
bersamanya keburukan sebanyak apapun: Ridho menerima Qodho’ ketetapan Allah dan
memaafkan hamba-hamba Allah

4. IKHLAS
Dalil Al-Qur’an

1. ‫ص نل ةن نو يِم قل ي مم وُا مح نن فن اَ نء ال لد يِ نن لن هم مم سخ لل ل‬
َ‫ص ي نن ا‬ ‫ا سل قن يل نم لة لد يِ نم نوُ لنذ لل ن‬
‫ك ْ ال لز نك اَ ةن نو يِم سؤ تم وُا ال ل‬ .1
َ‫ال لل هن لل ين سع بم مد وا إل للضضأم لم مر وا نو نم ا‬
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS Al-Bayyinah
ayat 5)
2. ُ‫نوإل للنهممكسمُ إل للنهة نوالحةد نل إل للنهن إللل همنوُ اللرسحلنممن اللرلحيمم‬
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS.Al-Baqarah ayat 163)
3. ‫ان نونل تمسشلرمكوُا بلله نشسيدئاَ نولباَسلنوُاللندسيِلن إلسحنساَدنَاَ نوبللذيِ اسلقمسربنلىَ نواسليننتاَنملىَ نواسلنمنساَلكيلن نواسلنجاَلر لذيِ اسلقمسربنلىَ نواسلنجاَلر‬
‫نواسعبممدوا ل‬
‫ب نمسن نكاَنن ممسخنتاَدل فنمخوُدرا‬ ‫ت أنسيِنماَنَممكسمُ ْ إللن ل‬
‫ان نل يِملح م‬ ‫ب نواسبلن اللسلبيلل نونماَ نملننك س‬ ‫ب لباَسلنجسن ل‬ ‫صاَلح ل‬ ‫ب نوال ل‬ ‫اسلمجنم ل‬
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri, (QS. Anisaa’ ayat 36)
‫ض فلنرادشاَ نواللسنماَنء بلنناَدء نوأنسنَنزنل لمنن اللسنماَلء نماَدء فنأ نسخنرنج بلله لمنن الثلنمنرا ل‬
4. ‫ت لرسزدقاَ لنمكسمُ فننل تنسجنعملوُا لللل‬ ‫الللذيِ نجنعنل لنمكممُ اسلنسر ن‬
‫أنسنَنداددا نوأنسنَتمسمُ تنسعلنمموُنن‬
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan
Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS.Baqarah ayat 22)
5. ‫ك لمسن نرمسوُنل إللل منَوُلحي إللنسيله أننَلهم نل إل للنهن إللل أنننَاَ نفاَسعبممدولن‬
‫نونماَ أنسرنسسلنناَ لمسن قنسبلل ن‬
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku" (QS. Al-Anbiya ayat 26)

Hadist
1. ‫ت نو النَلنماَ للمكلل اسملر ن‬
.َ‫ئ لماَ نَننوُى‬ ‫ النَلنماَ سالنسعنماَمل لباَلنللياَ ل‬:‫ت نرمسسوُنل ال ص يِنقمسوُمل‬ ‫ نسلمسع م‬:‫ نقاَنل‬.‫ب رض‬ ‫طاَ ل‬ ‫نعسن معنمنر سبلن سالنخ ل‬
‫صسيبمنهاَ انلو اسمنرأننة‬
‫ت لهسجنرتمهم لالنىَ مدسنَنياَ يِم ل‬ ‫ نو نمسن نكاَنَن س‬.‫ت لهسجنرتمهم النلىَ ال نو نرمسسوُللله فنلهسجنرتمهم لالنىَ ال نو نرمسسوُللله‬ ‫فننمسن نكاَنَن س‬
ُ‫ البخاَرىَ و مضسلم‬.َ‫يِنسنلكمحنهاَ فنلهسجنرتمهم لالنىَ نماَ نهاَنجنر اللنسينها‬

“Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niat. Dan
sesungguhnya setiap orang akan diberi balasan menurut niatnya.

Dan barangsiapa yang berhijrah karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
dia akan diberi balasan hijrahnya karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dan barangsiapa yang berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan
didapatnya atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka
hijrahnya itu akan diberi balasan menurut niatnya dia berhijrah itu”. [HR. Bukhari dan
Muslim]

2. ‫صنوُلرمكسمُ نو لللكسن يِنسنظممر‬


‫ اللن ان لن يِنسنظممر لالنىَ انسجنساَلممكسمُ نولن لالنىَ م‬: ‫ نقاَنل نرمسسوُمل ال ص‬:‫نعسن انلبىَ همنرسيِنرةن رض نقاَنل‬
ُ‫ مسلم‬.ُ‫لالنىَ قملمسوُبلمكسم‬

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai
kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]

3. َ‫ب نو لن نكلوُةة لننخنرنج نعنملمهم نكاَئلدناَ نما‬


‫س لننهاَ نباَ ة‬ ‫صسخنرنة ن‬
‫صلماَنء لنسي ن‬ ‫نو نرنوىَ سالبمنخاَلر م‬
‫ لنسوُ انلن اننحمدمكسمُ يِنسعنممل فلىَ ن‬:ُ‫يِ نو ممسسللةم‬
‫ متفق عليه‬.‫نكاَنن‬

“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di dalam gua
yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap
dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
4. ‫يِ لذلل ن‬
َ‫ك لفى‬ ‫ ان م‬،‫ مسئلنل نرمسسوُمل ال ص نعلن اللرمجلل يِمنقاَتلمل نشنجاَنعةد نو يِمنقاَتلمل نحلميلةد نو يِمنقاَتلمل لرنيِاَدء‬، ‫نو انسخنرنج اللشسينخاَلن‬
‫ نمسن نقاَتننل للتنمكسوُنن نكللنمةم ال لهني سالمعسلنياَ فنهمنوُ لفىَ نسبلسيلل ل‬:‫نسبلسيلل ال ؟ِ فننقاَنل ص‬
‫ متفق عليه‬.‫ا‬

“Barangsiapa yang berperang agar supaya kalimat Allah itu yang paling tinggi, maka
dialah yang berperang dijalan Allah”. [HR. Bukhari dan Muslim]

5. َ‫ت نعلنسينهاَ نحلتىَ نما‬ ‫ق نَنفنقنةد تنسبتنلغىَ بلنهاَ نوسجهن ال اللل املجسر ن‬
‫ك لنسن تمسنفل ن‬ ‫نعسن نسسعلد سبلن انلبىَ نولقاَ ن‬
‫ النَل ن‬:‫ص انلن نرمسسوُنل ال ص نقاَنل‬
َ‫ البخاَرى‬.‫ك‬‫تنسجنعمل لفىَ فنلمُ اسمنرأنتل ن‬
“Apabila Allah menurunkan adzab kepada sekelompok kaum, maka adzab itu akan
menimpa orang-orang yang berada di dalamnya. Kemudian mereka akan dibangkitkan
berdasar niat mereka masing-masing” [HR. Bukhari dan Muslim]

Pendapat para ulama’


1. “Betapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak pula amal
besar menjadi kecil gara-gara niat” (Abdullah bin Mubarak, dinukil dalam Jami’ul
Ulum wal Hikam)
2. “Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa bekal berisi
pasir. Bekal tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa”
(Ibnul Qayyim, dalam Al Fawaid)
3. “Segala sesuatu yang dilakukan tidak untuk mencari keridhaan Allah, pasti akan
pupus sirna” (Rabi’ bin Khutsaim, dinukil dalam Shifatush Shafwah)
4. “Ikhlas dalam beramal karena Allah ta’ala merupakan rukun paling mendasar bagi
setiap amal salih. Ia merupakan pondasi yang melandasi keabsahan dan diterimanya
amal di sisi Allah ta’ala, sebagaimana halnya mutaba’ah (mengikuti tuntunan) dalam
melakukan amal merupakan rukun kedua untuk semua amal salih yang diterima di
sisi Allah” (Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili, dalam Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab
Tafadhul al A’mal)
5. “Meninggalkan suatu amal karena orang lain adalah riya’. Sedangkan beramal
karena orang lain adalah syirik. Adapun ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkanmu
dari keduanya” (Fudhail bin Iyadh, dimuat dalam Tazkiyatun Nufuus wa Tarbiyatuha
Kama Yuqarrirruhu ‘Ulama As Salaf)

5. KHAUF
Dalil Al-qur’an
‫ان لمسن لعنباَلدله اسلمعلننماَمء ْ إللن ل‬
1. ‫ان نعلزيِةز نغمفوُةر‬ ‫ف أنسلنوُانَمهم نكلنذلل ن‬
‫ك ْ إلنَلنماَ يِنسخنشىَ ل‬ ‫ب نواسلنسنَنعاَلم ممسختنلل ة‬ ‫نولمنن اللناَ ل‬
‫س نواللدنوا ل‬
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-
binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Fathir : 28)
2. ‫ت مكلل‬ ‫ب بلله نمسن أننشاَمء نونرسحنملتي نولسنع س‬ ‫صي م‬ ‫ك ْ نقاَنل نعنذالبي أم ل‬ ‫ب لننناَ لفي لهنلذله المدسنَنياَ نحنسننةد نولفي اسللخنرلة إللنَاَ همسدننَاَ إللنسي ن‬
‫نواسكتم س‬
‫نشسينء ْ فننسأ نسكتمبمنهاَ لللللذيِنن يِنتلمقوُنن نويِمسؤمتوُنن اللزنكاَةن نوالللذيِنن همسمُ لبآَنيِاَتلنناَ يِمسؤلممنوُنن‬
Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan
kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan
Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat
dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami" (QS. Al-a’raf : 156)
3. ‫ضوُا نعسنهم ْ لنذلل ن‬
‫ك للنمسن‬ ‫ام نعسنهمسمُ نونر م‬ ‫ت نعسدنن تنسجلريِ لمسن تنسحتلنهاَ اسلنسنَنهاَمر نخاَلللديِنن لفينهاَ أنبنددا نر ل‬
‫ضني ل‬ ‫نجنزامؤهمسمُ لعسنند نربللهسمُ نجلناَ م‬
‫نخلشني نربلهم‬
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya. (QS . Al-bayyinah :8)
4. ‫ف أنسوللنياَنءهم فننل تننخاَمفوُهمسمُ نونخاَمفوُلن إلسن مكسنتمسمُ ممسؤلملنينن‬ ‫إلنَلنماَ لنذللمكممُ اللشسي ن‬
‫طاَمن يِمنخلوُ م‬
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu)
dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu
takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang
beriman. (Ali ‘imran : 175)
5. ‫ي أن نَل نم اَ إل للن هم مك سمُ إل للن هة نو ا لح ةد فن نم سن نك اَ نن يِن سر مج وُ لل قن اَ نء نر بل له فن سل ين سع نم سل‬
‫قم سل إل نَل نم اَ أن نَن اَ بن نش ةر لم سث لم مك سمُ يِم وُ نح لىَ إل لن ل‬
‫ص اَ لل دح اَ نو نل يِم سش لر سك بل لع بن اَ ند لة نر بل له أن نح دد ا‬
‫نع نم دل ن‬
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya" (QS. Al-kahf : 100)

Hadist
1. Imam Tirmidziy meriwayatkan, Aisyah berkata,” Aku pernah bertanya kepada
Rasulullah tentang ayat ini, apakah yang dimaksud disini orang-orang yangmeminum
arak, berzina dan mencuri?” Rasululloh saw menjawab, “Bukan begitu, wahai puti as-
Shiddiq. Tetapi mereka orang-orang yang berpuasa, sholat, dan bersedekah. Mereka
takut jika amalannya tidak diterima. Merekalah yang bersegera dalam kebaikan.”
(Hadits shohih riwayat at-Tirmidiy Kitaabut-tafsir IX/19, al-Hakim at-Tafsir II/393
menyatakannya shohih dan disepakati oleh adz-Dzahabiy).
2. Dengan demikkian, orang yang paling takut kepada Tuhannya adalah orang yang
paling tahu dengan dirinya dan Tuhannya. Oleh karna itu, Rasulallah saw bersabda,
‘’Demi Allah, sungguh aku adalah orang yang paling tahu dengan Allah dan paling
takut kepada-Nya.’’(HR.Bukhari dan Muslim)

3. seorang mukmin tidak mungkin terlepas dari rasa takut (khauf) meskipun masih
lemah, dan kelemahan kekhaufnya, tergantung pada kelemahan ma’rifat dan imannya.
Rasulallah bersabda, ‘’Orang yang menagis karna takut kepada Allah tidak akan
masuk neraka, hingga susu kembali ke tetek atau kambingnya’’.(HR.Tirmidz)
4. Aisyah ra menceritakan, bila cuaca berubah dan angin mulai bertiup, maka Rasulallah
akan mundar-mandir dalam kamar dan keluar masuk, semua itu adalah karna takut
kepada azab Allah.’’ (HR.Bukhari

5. Abdullah bin Syukhair berkata, ‘’Bila Rasulallah mulai shahlat, maka akan
terdengarlah dari dadanya suara seperti suara air yang mendidih.’’(HR.Nasa’i, Abu
Daud dan Tirmidz).

Pendapat Ulama’
1. Imam Ghazali mendefinisikan khauf sebagai suatu keadaan terluka dan terbakarnya
hati yang disebabkan datangnya sesuatu yang tidak disenangi, sebagai konsekwensi
atas apa yang telah diperbuat pada waktu yang akan datangn

2. Abu al-Qâsim al-Hâkim berkata: “orang yang takut pada sesuatu akan bersegera
menjauhinya, sedangkan orang yang takut pada Allah akan bersegera menuju
kepada-Nya, dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

3. Al-fadhli bin ‘Iyadh pun ikut berargumen: “ketika engkau ditanya: apakah kau takut
kepada Tuhanmu? Jika kau menjawab: tidak, maka, kau telah kafir. Dan jika kau
menjawab: iya, maka sungguh kau telah berbohong.”

4. Ibn ‘Atā’illah
”Jika engkau ingin agar Allah membukakan bagimu pintu rajā’, makalihatlah segala
sesuatu yang diberikan Allah kepadamu. Dan jika engkauingin agar Allah
membukakan bagimu pintu khauf, maka lihatlah apa yangtelah kau berikan kepada-
Nya.”
5. menurut Al-Muhasibi, dapat dilakukan dengan sempurna bila berpegang teguh pada
Al-Qur'an dan As sunnah

6. ROJA’
Dalil Al-Qur’an
1. ُ‫ب نجلميدعاَ ْ إلنَلهم همنوُ اسلنغمفوُمر اللرلحيمم‬ ‫ال ْ إللن ل‬
‫ان يِنسغفلمر المذمنَوُ ن‬ ‫يِ الللذيِنن أنسسنرمفوُا نعلنلىَ أنسنَفملسلهسمُ نل تنسقنن م‬
‫طوُا لمسن نرسحنملة ل‬ ‫قمسل نيِاَ لعنباَلد ن‬
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS. Az zumar ayat 53)

‫ك لننشلديِمد اسللعنقاَ ل‬
2. ‫ب‬ ‫نوإللن نربل ن‬, ُ‫س نعلنلىَ ظمسللملهسم‬
‫ك لنمذو نمسغفلنرنة للللناَ ل‬
‫نوإللن نربل ن‬
Tuhanmu benar-benar memiliki ampunan bagi manusia atas kezaliman mereka, dan
sungguh, Tuhanmu sangat keras siksaan-Nya.”(QS. Ar- radu’ ayat 6)
3. ‫صاَللدحاَ فنلنهمسمُ أنسجمرهمسمُ لعسنند‬
‫صاَبللئينن نمسن آنمنن لباَللل نواسلينسوُلم اللخلر نونعلمنل ن‬ ‫إللن الللذيِنن آنممنوُا نوالللذيِنن نهاَمدوا نوالنل ن‬
‫صاَنرىَ نوال ل‬
( 62: ‫ف نعلنسيلهسمُ نول همسمُ يِنسحنزمنَوُنن)البقرة‬
‫نربللهسمُ نول نخسوُ ة‬
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan
orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada
Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan
mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih
hati.(QS. Al-Baqarah: 62)

‫ال نو ل‬
4. ‫ام نغمفوُةر نرلحيةمُ )البقرة‬ ‫ال مأولنئل ن‬
‫ك يِنسرمجوُنن نرسحنمةن ل‬ ‫ إللن الللذيِنن آنممنوُا نوالللذيِنن نهاَنجمروا نونجاَهنمدوا لفي نسلبيلل ل‬:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di
jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 218)

5. ‫صاَللدحاَ نونل يِمسشلرسك بللعنباَندلة نربلله أننحددا‬


‫فننمسن نكاَنن يِنسرمجوُ للنقاَنء نربلله فنسلينسعنمسل نعنمدل ن‬
“…Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Rabb-nya maka hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun
dalam beribadah kepada Rabb-nya.” [QS. Al-Kahfi: 110]

Hadist
1. َ‫صاَلنَي فنقنسد أننبى‬ ‫ال نونمسن يِنأسنبىَ نقاَنل نمسن أن ن‬
‫طاَنعلني ندنخنل اسلنجنلةن نونمسن نع ن‬ ‫مكمل أململتي يِنسدمخملوُنن اسلنجنلةن إللل نمسن أننبىَ نقاَملوُا نيِاَ نرمسوُنل ل‬
“Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan. Mereka (para
sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan masuk surga
itu?’ beliau menjawab, “Siapa yang mentaatiku ia masuk surga dan siapa yang
mendurhakaiku suggu ia telah enggan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari dalam
Shahihnyaِ, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu
2. ‫ب نعنلىَ نَنسفلسله‬
‫ب لفىَ لكنتاَبلله – همنوُ يِنسكتم م‬ ‫ام اسلنخسل ن‬
‫ق نكتن ن‬ ‫نعسن أنلبىَ همنرسيِنرةن نعلن النلبللىَ – صلىَ ا عليه وسلمُ – نقاَنل » لنلماَ نخلن ن‬
‫ق ل‬

‫ب نغ ن‬
َ‫ضلبى‬ ‫ضةع لعسنندهم نعنلىَ اسلنعسر ل‬
‫ش – إللن نرسحنملتىَ تنسغلل م‬ ‫ نوسهنوُ نو س‬، »
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Tatkala
Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu
terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan
kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751)
3. َ‫ك نو تننعاَنلضى‬‫ )) نقاَنل ام تننباَنر ن‬: ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنمُ يِنقمسوُمل‬ ‫ت نرمسسوُنل ال ن‬ ‫ نسلمسع م‬: ‫ نقاَنل‬، ‫ام نعسنهم‬‫ضني ل‬ ‫ك نر ل‬ ‫س بلن نماَلل ن‬‫نعسن أننَن ل‬
‫ك نعنناَنن‬ ‫ نيِاَ اسبنن آندنم لنسوُ بنلننغ س‬، ‫ك نونل أمنباَللسي‬
‫ت مذمنَوُبم ن‬ ‫ك نعنلىَ نماَ نكاَنن فلسي ن‬
‫ت لن ن‬ ‫ إنَل ن‬، ‫ نيِاَ اسبنن آندنم‬:
‫ك نماَ ندنعسوُتننلسي نونرنجسوُتننلسي نغفنسر م‬
‫ ثملمُ لنلقينتنسي نل‬، َ‫طاَنيِا‬ ‫ب اسلنسر ل‬
‫ض نخ ن‬ ‫ نيِاَ اسبنن آندنم إلنَل ن‬، ‫ك نونل أمنباَللسي‬
‫ك لنسوُ أنتنسيتننلسي بلقمنرا ل‬ ‫ نغفنسر م‬، ‫ ثملمُ اسسنتغفنسرتننلسي‬، ‫اللسنماَلء‬
‫ت لن ن‬
‫ نلنتنسيتم ن‬، َ‫ك بلسي نشسيدئا‬
(( ‫ك بلقمنرابنهاَ نمسغفلنرةد‬ ‫تمسشلر م‬.
Artinya: Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman,
‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya
kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku
tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian
engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak
peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-
dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam
keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang
kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidziِ, dan
beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

4. ‫ت نواسلنعاَلجمز نمسن أنستبننع‬


‫س نمسن ندانن نَنسفنسهم نونعلمنل للنماَ بنسعند اسلنمسوُ ل‬‫ام نعلنسيله نونسللنمُ نقاَنل اسلنكيل م‬
‫صللىَ ل‬ ‫نعسن نشلدالد سبلن أنسو ن‬
‫س نعسن النلبللي ن‬
( 2459: َ‫ال ) رواه الترمذى‬ ‫نَنسفنسهم هننوُانهاَ نوتننملنىَ نعنلىَ ل‬
Dari Syadad bin Aus rodhiyalallahuanh, dari Nabi shalallahu alaihi wa salam
bersabda: Orang yang cerdas adalah yang berbuat baik dan beramal untuk sesuatu
sesudah kematian dan orang yang tidak cakap adalah yang mengikuti hawa nafsu dan
berangan-angan akan anugerah Allah. (HR. At-Tirmidzi: 2459
5. ‫ام تننعاَنلىَ أنننَاَ لعسنند ن‬
‫ظلن نعسبلديِ لبي ) رواه‬ ‫ام نعلنسيله نونسللنمُ يِنمقوُمل ل‬
‫صللىَ ل‬ ‫نعسن أنلبي همنرسيِنرةن نر ل‬
‫ضني ل‬
‫نقاَنل النلبلمي ن‬: ‫ام نعسنهم نقاَنل‬
( 6952 : ُ‫ و مسلم‬7405 : َ‫البخاَرى‬
Dari Abi Hurairah rodhiyallahuanh berkata, Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda:
Allah ta’ala berfirman (dalam hadits qudsi), Aku pada prasangka hamba-Ku terhadap-
Ku. (HR. Bukhori: 7405 dan Muslim: 6952)

Pendapat para ulama


1. Syaikh Zaid bin Hadi Al Madkhali berkata: “Roja’ adalah akhlak kaum beriman. Dan
yang dimaksud dengannya adalah menginginkan kebaikan yang ada di sisi
Allah ‘azza wa jalla berupa keutamaan, ihsan dan kebaikan dunia akhirat.
Dan roja’ haruslah diiringi dengan usaha menempuh sebab-sebab untuk mencapai
tujuan…” (Thariqul Wushul, hal. 136)
2. Syaikh Utsaimin berkata: “Roja’ adalah keinginan seorang insan untuk mendapatkan
sesuatu baik dalam jangka dekat maupun jangka panjang yang diposisikan seperti
sesuatu yang bisa digapai dalam jangka pendek.” (lihat Syarh Tsalatsatu Ushul, hal.
57-58)
3. Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan berkata: “Asal makna roja’ adalah
menginginkan atau menantikan sesuatu yang disenangi…” (Hushuulul Ma’muul, hal.
79).
4. Ibnul Qoyyim dalam “Madarijus-Salikin” bahwa roja` tidak akan sah kecuali jika
dibarengi dengan amalan. Oleh karena itu, tidaklah seseorang dianggap mengharap
apabila tidak beramal”.
5. Syah Al-Kirmani, tanda raja’ adalah kebaikan ta’at. Menurut Abdullah bin Khubiq,
raja’ memiliki tiga bentuk. Pertama orang yang mengerjakan peprbuatan baik dan
berharap dapat diterima. Kedua, orang yang mengerjakan perbuatan jahat lantas ia
bertobat kemudian berharap mengharapkan ampunan. Ketiga, orang yang
mengerjakan perbuatan dusta dan tidak mengulangi perbuatan dosa, lalu
mengharapkan ampunan.

7. TAWAKAL
Dalil Al-qur’an

1. ‫ف نعسنهمسمُ نواسستنسغفلسر لنهمسمُ نونشاَلوسرهمسمُ لفي‬


‫ك نفاَسع م‬
‫ضوُا لمسن نحسوُلل ن‬‫ب لسنَفن م‬ ‫ظ اسلقنسل ل‬ ‫ت فن دل‬
‫ظاَ نغللي ن‬ ‫ت لنهمسمُ نولنسوُ مكسن ن‬ ‫فنبلنماَ نرسحنمنة لمنن ل‬
‫ال للسن ن‬
١٥٩ ‫ب اسلممتننوُلكللينن‬ ‫ان يِملح م‬‫ال إللن ل‬ ‫ت فنتننوُلكسل نعنلىَ ل‬‫السملر فنإ لنذا نعنزسم ن‬
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
(Ali Imran (3): 159).
2. ‫ب فنإ لنذا ندنخسلتممموُهم فنإ لنَلمكسمُ نغاَللمبوُنن نونعنلىَ ل‬
‫ال فنتننوُلكملوُا إلسن‬ ‫ام نعلنسيلهنماَ اسدمخملوُا نعلنسيلهممُ اسلنباَ ن‬
‫نقاَنل نرمجللن لمنن الللذيِنن يِننخاَمفوُنن أنسنَنعنمُ ل‬
٢٣ ‫مكسنتمسمُ ممسؤلملنينن‬
berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah
memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang
(kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya
kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman".
(Al-Maidah (5): 23).

3. َ‫طنعاَمم نعنشنرلة نمنساَلكينن لمسن أنسونسلط نما‬ ‫ام لباَلللسغلوُ لفي أنسيِنماَنَلمكسمُ نولنلكسن يِمنؤالخمذمكسمُ بلنماَ نعقلسدتمممُ السيِنماَنن فننكلفاَنرتمهم إل س‬
‫ل يِمنؤالخمذمكممُ ل‬
‫ظوُا‬ ‫ك نكلفاَنرةم أنسيِنماَنَلمكسمُ إلنذا نحلنسفتمسمُ نواسحفن م‬ ‫صنياَمم نثلثنلة أنليِاَنم نذلل ن‬
‫طلعمموُنن أنسهلليمكسمُ أنسو لكسسنوُتمهمسمُ أنسو تنسحلريِمر نرقنبننة فننمسن لنسمُ يِنلجسد فن ل‬ ‫تم س‬
٨٩ ‫ام لنمكسمُ آنيِاَتلله لننعللمكسمُ تنسشمكمرونن‬ ‫أنسيِنماَنَنمكسمُ نكنذلل ن‬
‫ك يِمبنيلمن ل‬
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang
kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh
orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau
memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa
tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari.
yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan
kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu
hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).
(Al-Maidah (5): 89

‫قمسل همنوُ اللرسحنممن آنملناَ بلله نونعلنسيله تننوُلكسلنناَ فننستنسعلنمموُنن نمسن همنوُ لفي ن‬
4. ٢٩ ‫ضلنل مملبينن‬
Katakanlah: "Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan
kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kamu akan mengetahui siapakah yang
berada dalam kesesatan yang nyata".
(Al-Mulk (67): 29).

5. ٢١٧ ُ‫نوتننوُلكسل نعنلىَ اسلنعلزيِلز اللرلحيلم‬


dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,
(Asy-Syuara (26): 217).

Hadist
1. ‫ام نعلنسيله‬ ‫ام نونَلسعنمُ اسلنوُلكيمل نقاَلننهاَ إلسبنرالهيممُ نعلنسيله اللسنلم لحينن أمسلقلني لفي اللناَلر نونقاَلننهاَ ممنحلمةد ن‬
‫صللىَ ل‬ ‫س نحسسبمنناَ ل‬ ‫نعسن اسبلن نعلباَ ن‬
(ِ‫ام نونَلسعنمُ اسلنوُلكيمل )رواه البخاَري‬ ‫س قنسد نجنممعوُا لنمكسمُ نفاَسخنشسوُهمسمُ فننزاندهمسمُ لإيِنماَدنَاَ نونقاَملوُا نحسسبمنناَ ل‬
‫نونسللنمُ لحينن نقاَملوُا إللن اللناَ ن‬
Dari Umar ra, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,’sekiranya kalian bertawakal
kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, pastilah Allah akan
memberikan rizki kepada kalian sebagaimana Allah memberi rizki pada seekor
burung. Pergi pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan pulang sore hari dalam
keadaan perut kenyang. (HR. Tirmidzi)
‫‪2.‬‬ ‫ال أنسعقللمنهاَ نوأنتننوُلكمل أنسو أم س‬
‫طللقمنهاَ نوأنتننوُلكمل نقاَنل اسعقلسلنهاَ نوتننوُلكسل )رواه‬ ‫ك يِنمقوُمل نقاَنل نرمجةل نيِاَ نرمسوُنل ل‬ ‫نعسن أننَن ل‬
‫س سبنن نماَلل ن‬
‫الترمذيِ(‬
‫‪Dari Anas bin Malik ra, ada seseorang berkata kepada Rasulullah SAW. ‘Wahai‬‬
‫‪Rasulullah SAW, aku ikat kendaraanku lalu aku bertawakal, atau aku lepas ia dan aku‬‬
‫”‪bertawakal?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ikatlah kendaraanmu lalu bertawakallah.‬‬
‫)‪(HR. Tirmidzi‬‬

‫‪3.‬‬ ‫ام نعلنسيله‬ ‫ام نونَلسعنمُ اسلنوُلكيمل نقاَلننهاَ إلسبنرالهيممُ نعلنسيله اللسنلم لحينن أمسلقلني لفي اللناَلر نونقاَلننهاَ ممنحلمةد ن‬
‫صللىَ ل‬ ‫س نحسسبمنناَ ل‬ ‫نعسن اسبلن نعلباَ ن‬
‫ام نونَلسعنمُ اسلنوُلكيمل )رواه البخاَريِ(‬ ‫س قنسد نجنممعوُا لنمكسمُ نفاَسخنشسوُهمسمُ فننزاندهمسمُ لإيِنماَدنَاَ نونقاَملوُا نحسسبمنناَ ل‬
‫نونسللنمُ لحينن نقاَملوُا إللن اللناَ ن‬
‫‪Dari Ibnu Abbas ra, “Hasbunallah wani’mal Wakil’ kalimat yang dibaca oleh Nabi‬‬
‫‪Ibrahim as ketika dilempar ke dalam ap, dan juga telah dibaca oleh Nabi Muhammad‬‬
‫; ‪SAW ketika diprovokasi oleh orang kafir, supaya takut kepada mereka‬‬
‫‪‘sesungguhnya manusia telah mengumpulkan segala kekuatannya untuk‬‬
‫‪menghancurkan kalian, maka takutlah kamu dan janganlah melawan, tapi orang-‬‬
‫‪orang beriman bertambah imannya dan membaca, Hasbunallah wa ni’mal Wakil‬‬
‫‪(cukuplah Allah yang mencukupi kami dan cukuplah Allah sebagai tempat kami‬‬
‫)‪bertawakal.” (HR. Bukhari‬‬

‫ك أننَنسب م‬
‫ت ‪4.‬‬ ‫ك تننوُلكسل م‬
‫ت نوإللنسي ن‬ ‫ك آنمسن م‬
‫ت نونعلنسي ن‬ ‫ك أنسسلنسم م‬
‫ت نوبل ن‬ ‫ام نعلنسيله نونسللنمُ نكاَنن يِنمقوُمل الللهملمُ لن ن‬
‫صللىَ ل‬ ‫س أنلن نرمسوُنل ل‬
‫ال ن‬ ‫نعسن اسبلن نعلباَ ن‬
‫ت نواسللجمن نواللسنَ م‬
‫س يِنمموُمتوُنن‬ ‫ت اسلنحمي الللذيِ لن يِنمموُ م‬
‫ضلللني أنسنَ ن‬
‫ت أنسن تم ل‬
‫ك لن إللنهن إللل أنسنَ ن‬
‫ت الللهملمُ إللنَي أنمعوُمذ بللعلزتل ن‬
‫صسم م‬
‫ك نخاَ ن‬
‫نوبل ن‬
‫)رواه مسلمُ(‬
‫‪Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW senantiasa berdoa, ‘Ya Allah hanya‬‬
‫‪kepada-Mulah aku menyerahkan diri, hanya kepada-Mulah aku beriman, hanya‬‬
‫‪kepada-Mulah aku bertawakal, hanya kepada-Mulah aku bertaubat, hanya karena-‬‬
‫‪Mulah aku (melawan musuh-musuh-Mu). Ya Allah aku berlindung dengan‬‬
‫‪kemulyaan-Mu di mana tiada tuhan selain Engkau janganlah Engkau menyesatkanku.‬‬
‫‪Engkau Maha Hidup dan tidak pernah mati, sendangkan jin dan manusia mati. (HR.‬‬
‫)‪Muslim‬‬
‫‪5.‬‬ ‫صللىَ‬ ‫ت أننَلهمسمُ أململتي فنلقينل للي هننذا مموُنسىَ ن‬ ‫س نمنعهم أننحةد إلسذ مرفلنع للي نسنوُاةد نعلظيةمُ فنظنننسن م‬ ‫ي لنسي ن‬‫نونمنعهم اللرمجمل نواللرمجلنلن نوالنلبل ل‬
‫ت فنإ لنذا نسنوُاةد نعلظيةمُ فنلقينل للي اسنَظمسر إلنلىَ المفم ل‬
‫ق النخلر فنإ لنذا نسنوُاةد‬ ‫ظسر م‬‫ق فننن ن‬‫ام نعلنسيله نونسللنمُ نوقنسوُممهم نولنلكسن اسنَظمسر إلنلىَ المفم ل‬ ‫ل‬

‫ض فنندنخنل نمسنلزلنهم فننخاَ ن‬


‫ض‬ ‫ب ثملمُ نَنهن ن‬
‫ب نولن نعنذا ن‬ ‫ك نونمنعهمسمُ نسسبمعوُنن أنسلدفاَ يِنسدمخملوُنن اسلنجنلةن بلنغسيلر لحنساَ ن‬ ‫نعلظيةمُ فنلقينل للي هنلذله أملمتم ن‬
‫صللىَ‬ ‫ال ن‬ ‫صلحمبوُا نرمسوُنل ل‬ ‫ضهمسمُ فنلننعللهمسمُ الللذيِنن ن‬ ‫ب نولن نعنذا ن‬
‫ب فننقاَنل بنسع م‬ ‫ك الللذيِنن يِنسدمخملوُنن اسلنجنلةن بلنغسيلر لحنساَ ن‬ ‫س لفي مأولنئل ن‬
‫اللناَ م‬
‫ضهمسمُ فنلننعللهمسمُ الللذيِنن موللمدوا لفي اللسسلنلم نولنسمُ يِمسشلرمكوُا لباَللل نونذنكمروا أنسشنياَنء فننخنرنج نعلنسيلهسمُ نرمسوُمل ل‬
‫ال‬ ‫ام نعلنسيله نونسللنمُ نونقاَنل بنسع م‬
‫ل‬
‫طيلمرونن‬ ‫ضوُنن لفيله فنأ نسخبنمروهم فننقاَنل همسمُ الللذيِنن لن يِنسرمقوُنن نولن يِنسستنسرمقوُنن نولن يِنتن ن‬‫ام نعلنسيله نونسللنمُ فننقاَنل نماَ الللذيِ تنمخوُ م‬ ‫صللىَ ل‬‫ن‬
‫ان أنسن يِنسجنعلنلني لمسنهمسمُ فننقاَنل أنسنَ ن‬
‫ت لمسنهمسمُ ثملمُ نقاَنم نرمجةل آنخمر فننقاَنل‬ ‫ع ل‬
‫صنن فننقاَنل اسد م‬‫نونعنلىَ نربللهسمُ يِنتننوُلكملوُنن فننقاَنم معلكاَنشةم سبمن لمسح ن‬
‫ان أنسن يِنسجنعلنلني لمسنهمسمُ فننقاَنل نسبنقن ن‬
(ُ‫ك بلنهاَ معلكاَنشةم )رواه مسلم‬ ‫ع ل‬
‫اسد م‬
Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: Telah ditunjukkan kepadaku
keadaan umat yang dahulu, hingga saya melihat seorang nabi dengan rombongan
yang kecil, dan ada nabi yang mempunyai penigkut satu dua orang, bahkan ada nabi
yang tiada pengikutnya. Mendadak telihat padaku rombongan yang besar (yang
banyak sekali), saya kira itu adalah umatku, namun diberitahukan kepadaku bahwa
itu adalah nabi Musa as beserta kaumnya. Kemudian dikatakan kepadaku, lihatlah ke
ufuk kanan dan kirimu, tiba-tiba di sana saya melihat rombongan yang besar sekali.
Lalu dikatakan kepadaku, Itulah umatmu, dan di samping mereka ada tujuh puluh
ribu yang masuk surga tanpa perhingungan (hisab). Setelah itu nabi bangun dan
masuk ke rumahnya, sehingga orang-orang banyak yang membicarakan mengenai
orang-orang yang masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat; mungkin
mereka adalah sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Ada pula yang berpendapat,
mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah,
dan ada juga pendapt-pendapat lain yang mereka sebut. Kemudian Rasulullah SAW
keluar menemui mereka dan bertanya, ‘apakah yang sedang kalian bicarakan?’.
Mereka memberiktahukan segala pembicaraan mereka. Beliau bersabda, ‘ Mereka
tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan
perantaraan burung, dan hanya kepada Rab nya lah, mereka bertawakal.” Lalu
bangunlah Ukasyah bin Mihshan dan berkata, ‘Ya Rasulullah SAW doakanlah aku
supaya masuk dalam golongan mereka.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Engkau
termasuk golongan mereka.’ Kemudian berdiri pula orang lain, dan berkata, ‘doakan
saja juga supaya Allah menjadikan saya salah satu dari mereka.’ Rasulullah SAW
menjawab, ‘Engkau telah didahului oleh Ukasyah.” (HR. Bukhari & Muslim).

Pendapat ulama’
1. Imam Ahmad bin Hambal.
Tawakal merupakan aktivias hati, artinya tawakal itu merupakan perbuatan yang
dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu
yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakal juga bukan merupakan sebuah
keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi/ Tahdzib Madarijis Salikin, tt : 337)
2. Ibnu Qoyim al-Jauzi
“Tawakal merupakan amalan dan ubudiyah (baca; penghambaan) hati dengan
menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung
hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan
keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala ‘kecukupan’ bagi dirinya…,
dengan tetap melaksanakan ‘sebab-sebab’ (baca ; faktor-faktor yang
mengarakhkannya pada sesuatu yang dicarinya) serta usaha keras untuk dapat
memperolehnya.” (Al-Jauzi/ Arruh fi Kalam ala Arwahil Amwat wal Ahya’ bidalail
minal Kitab was Sunnah, 1975 : 254)

3. Syaikh DR. Ahmad Farid dalam kitabnya Manajemen Qalbu Ulama Salaf
mendefisikan tawakkal adalah bersandarnya hati secara sungguh-sungguh kepada
Allah subhanahu wa ta’ala dalam mendatangkan kemaslahatan dan menghindarkan
kemudharatan, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.

4. Sahl bin Abdillah al-Tasattiri juga mengemukakan bahwa ‘ilmu merupakan jalan
menuju penghambaan kepada Allah. Penghambaan merupakan jalan menuju
kewara’an (sifat menjauhkan diri dari segala kemaksiatan). Kewaraan merupakan
jalan menuju pada kezuhudan. Dan kezuhudan merupakan jalan menuju pada
ketawakalan. (Al-Jauzi, tt : 336)

5. Ibnu Rajab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadits
no. 49 mengatakan, “Tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘azza wa
jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam
urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini
dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi, menghalangi,
mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata‘.”

8. MURAQABAH
Dalil Al-Qur’an
1. َ‫ض نونماَ يِنسخمرمج لمسننها‬‫ش ْ يِنسعلنممُ نماَ يِنللمج لفي اسلنسر ل‬ ‫ض لفي لستللة أنليِاَنم ثملمُ اسستننوُلىَ نعنلىَ اسلنعسر ل‬
‫ت نواسلنسر ن‬ ‫همنوُ الللذيِ نخلن ن‬
‫ق اللسنماَنوا ل‬
‫صيةر‬ ‫نونماَ يِنسنلزمل لمنن اللسنماَلء نونماَ يِنسعمرمج لفينهاَ نوهمنوُ نمنعمكسمُ أنسيِنن نماَ مكسنتمسمُ ْ نو ل‬
‫ام بلنماَ تنسعنمملوُنن بن ل‬
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia
bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa
yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-
Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al-hadid :4)
‫يِنسعلنممُ نخاَئلننةن اسلنسعيملن نونماَ تمسخلفي ال م‬
2. ‫صمدومر‬
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh
hati. (QS.Mu’min : 19)

3. ُ‫ف يِننشاَمء ْ نل إل للنهن إللل همنوُ اسلنعلزيِمز اسلنحلكيمم‬


‫صلوُمرمكسمُ لفي اسلنسرنحاَلم نكسي ن‬
‫همنوُ الللذيِ يِم ن‬
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (Ali ‘Imran : 6)

‫ك لنلباَسللمسر ن‬
4. ‫صاَلد‬ ‫إللن نربل ن‬
sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al – fajr : 14)
‫لللذيِ يِننرا ن‬.‫ك لفي اللساَلجلديِن‬
5. ُ‫ك لحينن تنمقو‬ ‫نوتنقنلمبن ن‬
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang) #dan (melihat pula)
perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (QS. Asy - syu’ara’ :
218-219)

Hadist
1. ‫ إلسحفنلظ ا‬:‫ت‬ ‫ك لكلنماَ ن‬ ‫ إللنَي أمنعللمم ن‬,‫ نيِاَ مغلنمم‬:‫ فننقاَنل‬,َ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنمُ يِنسوُمدا‬
‫ف النلبللي ن‬‫ت نخسل ن‬ ‫ »مكسن م‬:‫س نقاَنل‬
‫نعلن اسبلن نعلباَ ن‬
‫ نواسعلنسمُ أنلن الملمةن لنلوُ اسجتننمنع س‬,‫ت نفاَسستنلعسن باَل‬
َ‫ت نعنلى‬ ‫ نوإلنذا اسستننعسن ن‬,‫ت نفاَسسأ نلل ا‬
‫ إلنذا نسأ نسل ن‬,‫ك‬
‫ إلسحفنلظ ا تلجسدهم تنجاَهن ن‬,‫ك‬ ‫يِنسحفن س‬
‫ظ ن‬
‫ك إللل بلنشسينء‬
‫ضلرو ن‬‫ك بلنشسينء لنسمُ يِن م‬ ‫ ولوُ اسجتننممعوُا نعنلىَ أنسن يِن م‬,‫ك‬
‫ضلرو ن‬ ‫ك إللل بلنشسينء قنسد نكتنبنهم ا لن ن‬ ‫أنسن يِنسنفنمعوُ ن‬
‫ك بلنشسينء لنسمُ يِنسنفنمعوُ ن‬
‫ث حسةن صحيةح‬ ‫ هننذا نحديِ ة‬:‫ قاَل‬.«‫صمحف‬ ‫ت ال ل‬ ‫ت النسقلنمم نونجفل ل‬ ‫ مرفلنع ل‬,‫ك‬‫قنسد نكتنبنهم ا نعلنسي ن‬.
Dari Ibn ‘Abbas RA., dia berkata, “Suatu hari aku berada di belakang Nabi SAW.,
lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ghulam, sesungguhnya ku ingin mengajarkanmu
beberapa kalimat (nasehat-nasehat), ‘Jagalah Allah, pasti Allah menjagamu, jagalah
Allah, pasti kamu mendapatinya di hadapanmu, bila kamu meminta, maka mintalah
kepada Allah dan bila kamu minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah.
Ketahuilah, bahwa jikalau ada seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu
manfa’at bagimu, maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuatu
yang telah ditakdirkan Allah atasmu, dan jikalau mereka berkumpul untuk
merugikanmu (membahayakanmu) dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa
melakukan itu kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena
(pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. at-Turmudzy,
dia berkata, ‘Hadits Hasan Shahih’. Hadits ini juga diriwayatkan Imam Ahmad)

2. ُ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنم‬ ‫ضني ام نعسنهمنماَ نعسن نرمسسوُلل ال ن‬ ‫ب سبلن مجنناَندةن نوأنلبي نعسبلد اللرسحنملن ممنعاَلذ سبلن نجبننل نر ل‬
‫نعسن أنلبي نذرر مجسنند ل‬
‫ق نحنسنن‬ ‫س بلمخلم ن‬ ‫ نونخاَلل ل‬،َ‫ نوأنستبللع اللسيلئنةن اسلنحنسننةن تنسممحنها‬،‫ت‬
‫ق اللناَ ن‬ ‫ق ان نحسيثمنماَ مكسن ن‬
‫ اتل ل‬:‫“ نقاَنل‬Bertakwalah kepada
Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik
guna menghapuskan perbuatan buruk tersebut, serta gaulilah manusia dengan
pergaulan yang baik.” (HR. Tirmidzi)

3. ‫ نقاَنل أنسن تنسعبمند ان نكأ ننَل ن‬،‫ نقاَنل فنأ نسخبلسرنَلسي نعلن ساللسحنساَلن‬.…‫ نقاَنل‬،‫ضني ام نعسنمه‬
‫ فنإ لسن لنسمُ تنمكسن‬،‫ك تننرامه‬ ‫ب نر ل‬ ‫نعسن معنمنر سبلن اسلنخ ل‬
‫طاَ ل‬
‫…“ تننراهم فنإ لنَلهم يِننرا ن‬Jibril bertanya, beritahukanlah kepadaku apa itu ihsan?’ Rasulullah
‫ك‬
SAW menjawab, ‘Bahwa ihasan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau
melihat-Nya. Sekiranyapun engkau tidak (dapat) melihat-Nya, maka sesungguhnya
Dia melihatmu…” (HR. Muslim)

4. ُ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنم‬ ‫ضني ام نعسنهمنماَ نعسن نرمسسوُلل ال ن‬ ‫ب سبلن مجنناَندةن نوأنلبي نعسبلد اللرسحنملن ممنعاَلذ سبلن نجبننل نر ل‬
‫نعسن أنلبي نذرر مجسنند ل‬
‫ق نحنسنن‬ ‫س بلمخلم ن‬ ‫ نونخاَلل ل‬،َ‫ نوأنستبللع اللسيلئنةن اسلنحنسننةن تنسممحنها‬،‫ت‬
‫ق اللناَ ن‬ ‫ق ان نحسيثمنماَ مكسن ن‬
‫ اتل ل‬:‫“ نقاَنل‬Bertakwalah kepada
Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik
guna menghapuskan perbuatan buruk tersebut, serta gaulilah manusia dengan
pergaulan yang baik.” (HR. Tirmidzi)

5. ‫نولغسينرةم ال تننعاَنلىَ أنسن يِنأستلني‬،‫ إللن ان تننعاَنلىَ يِننغاَمر‬:ُ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنم‬ ‫نعسن أنبلسي همنرسيِنرةن نر ل‬
‫ نقاَنل نرمسسوُمل ال ن‬،‫ضني ام نعسنمه‬
‫“ اسلنمسرمء نماَ نحلرنم ام نعلنسيله‬Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda; ‘sesungguhnya
Allah SWT cemburu. Dan kecemburuan Allah terjadi jika seorang hamba mendatangi
(melakukan) sesuatu yang telah diharamkan baginuya’ (HR. Bukhari)

Pendapat Ulama’
1. Al-Imam al-Kirmani mengatakan, “Barang siapa yang memakmurkan dirinya secara
dzahir dengan ittiba’ sunnah, secara batin dengan muraqabah, menjaga dirinya dari
syahwat, manundukkan dirinya dari keharaman, dan membiasakan diri
mengkonsumsi makanan yang halal, maka firasatnya tidak akan salah.” (Ighatsatul
Lahfan, juz I/ 48)
2. Syeikh Dr. Abdullah Nasih Ulwan mengemukakan dalam ‘Tarbiyah Ruhiyah
Muraqabah dalam ketaatan kepada Allah SWT, dengan penuh keikhlasan dalam
menjalankan segala perintah-Nya Seperti benar-benar menfokuskan tujuan amal
ibadahnya hanya kepada Allah dan karena Allah, dan bukan karena faktor-faktor
lainnya. Karena ia menyadari bahwa Allah Maha mengetahui segala niatan amalnya
yang tersembunyi di balik relung-relung hatinya yang paling dalam sekalipun.
Sehingga ia mampu beribadah secara maksimal, baik ketika sendirian ataupun di
tengah-tengah keramaian.

3. Al Qusyairi menyatakan, “Orang yang belum mengukuhkan rasa takutnya kepada


Allah dan mawas dirinya terhadap-Nya, tidak akan mencapai kasyaf (terbuka tabir
antara si hamba dengan Allah) dan syahadah (menyaksikan Allah”.

4. Saidi Syekh Der Moga Barita Raja Muhammad Syukur Al-Khalidi Muraqabah
menurut Beliau adalah suatu karunia yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya
yang selalu berubudiyah kepada-Nya, selalu mengekalkan zikir dimanapun dia berada
dan terus menerus menjaga hatinya agar tidak dikotori dengan sifat-sifat tercela.

5. Saidi Syekh Sulaiman Zuhdi Al-Khalidi Ahli Silsilah ke-32 dalam kitabnya Ar
Risalah Majemu’atul Khalidiyah An Naqsyabandiyah
Muraqabah ialah berkekalannya seoang hamba ingat pada dirinya senantiasa
dimonitor oleh Tuhannya dalam seluruh keadaan tingkah lakunya”.

9. TAUBAT
Dalil Al-qur’an
‫س اتلمقوُسا نربلمكممُ الللذيِ نخلنقنمكمُ لمن نَلسف ن‬
1. ‫س نوالحندنة‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ اللناَ م‬
“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan
kalian dari seorang diri.” (QS. An-Nisa`: 1)

2. ‫ق تمنقاَتلله نولن تنمموُتملن إللل نونأنَمتمُ ممسسللمموُنن‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُسا اتلمقوُسا ل‬
‫ان نح ل‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-
benarnya takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
3. ‫ان إللن ل‬
‫ان نخلبيةر بلنماَ تنسعنمملوُنن‬ ‫ت للنغند نواتلمقوُا ل‬ ‫ان نوسلنتنظمسر نَنسف ة‬
‫س لماَ قنلدنم س‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا اتلمقوُا ل‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian
kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

4. ‫ان‬ ‫صسينناَ الللذيِنن مأومتوُسا اسللكنتاَ ن‬


‫ب لمن قنسبللمكسمُ نوإلليِاَمكسمُ أنلن اتلمقوُسا ل‬ ‫نولنقنسد نو ل‬
“Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab
sebelum kalian dan (juga) kepada kalian, yaitu bertakwalah kalian kepada Allah.”
(QS. An-Nisa`: 131)

‫ نويِنسرمزسقهم لمسن نحسي م‬.َ‫ان يِنسجنعل للهم نمسخنردجا‬


‫ث ل يِنسحتنلس م‬
5. ‫ب‬ ‫ق ل‬
‫نونمن يِنتل ل‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-
Thalaq: 2-3)

Hadist

1. ُ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنم‬


‫ضني ام نعسنهمنماَ نعسن نرمسسوُلل ال ن‬ ‫ب سبلن مجنناَندةن نوانبلسىَ نعسبلد اللرسحنملن ممنعاَلذسبلن نجبننل نر ل‬‫نعسن انبلسىَ نذرر مجسنمد ل‬
( ِ‫ )رواه الترمذي‬. "‫ق نحنسنن‬ ‫س بلمخلم ن‬ ‫ت نواتلبللع اللسسيئنةن اسلنحنسننةن تنسممحنهاَ نونخاَلل ل‬
‫ق اللناَ ن‬ ‫ق ان نحسيثمنماَ مكسن ن‬‫ " التل ل‬: ‫قاَل‬
Diriwayatkan Abi Dzar Jundub bin Junadah dan Abu AbdurrahmanMua’adz bin Jabal
ra. Dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah dimana saja
kamu berada, Dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik pasti
menghapusnya, dan bergaulah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik.”
(H.R. Tirmidzi

2. ُ‫ فننعلنسيمكسم‬،‫ش لمسنمكسمُ فننسيننرىَ اسختللندفاَ نكثلسيدرا‬


‫ فنإ لنَلهم نمسن يِنلع س‬،َ‫ نوإلسن نكاَنن نعسبددا نحبنلشدليا‬،‫طاَنعلة‬‫صسيمكسمُ بلتنسقنوُىَ ال نواللسسملع نوال ل‬ ‫أنسو ل‬
‫ضلنلنةة‬ ‫ فنإ للن مكلل بلسدنعنة ن‬،‫ت سالمممسوُلر‬ ‫ نع م‬،‫بلمسنلتلسي نومسنللة اسلمخلننفاَلء اللرالشلدسيِنن اسلنمسهلديِلسينن‬.
‫ نوإلليِاَمكسمُ نوممسحندنثاَ ل‬،‫ضسوُا نعلنسينهاَ لباَلنلنوُالجلذ‬
Artinya: “Aku wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa kepada Allah, mendengar
dan mentaati, sekalipun kepada budak keturunan Habsyi. Maka sesungguhnya
barangsiapa di antara kamu hidup (pada saat itu), maka dia akan menyaksikan banyak
perbedaan pendapat. Oleh karena itu hendaklah kamu mengikuti sunnahku dan
sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah kuat-kuat dengan gigi
gerahammu (peganglah sunnah ini erat-erat). Dan berwaspadalah kamu terhadap
perkara yang diada-adakan (bid’ah) karena setiap bid’ah itu sesat”. (HR. Ahmad
IV:126-127; Abu Dawud, 4583; Tarmidzi, 2676, Ibnu Majah, 43; Ad-Darimi 1:44-45;
Al-Baghawi, 1-205, syarah dan As Sunnah, dan Tarmidzi berkata, hadits ini hasan
shahih, dan shahih menurut Syaikh Al-Albani)

3. Dari Abu Tharif ‘Adiy bin Hatim Ath-Tha’i ra., berkata : “Aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda : “Siapa saja yang bersumpah, kemudian dia beranggapan dengan
sumpahnya itu dia telah bertakwa kepada Allah maka hendaklah dia melaksanakan
sesuatu yang menunjang takwaannya itu.” (HR. Muslim)

4. Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata : “Nabi SAW sering berdo’a : “ALLAHUMMA INNI
AS ALUKAL HUDA WATTUQAA WAL ‘AFAAFA WAL GHINAA (Ya Allah,
sungguh aku mohon kepada- Mu semoga Engkau berkenan memberikan
petunjuk, ketakwaan, kehati-hatian dan perasaan cukup).” (HR. Muslim)

5. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Ada beberapa orang bertanya kepada Rasulullah:
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah SAW menjawab :
“Orang yang paling bertakwa.” Para sahabat berkata: “Bukan itu yang kami
tanyakan.” Rasulullah SAW bersabda : “Kalau begitu, Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin
Ibrahim.” Para sahabat berkata: “Bukan hal itu yang kami tanyakan.” Rasulullah
SAW balik bertanya : “Apakah yang kalian tanyakan itu berkenaan dengan keturunan
Arab yang baik? Kalau demikian, maka orang yang mulia adalah orang Arab yang
paling baik budi pekertinya di zaman Jahiliyah dan baik pula budi pekertinya ketika
Islam dan mereka memahami agama Islam.” (HR. Bukhari dan Muslim

Pendapat Para Ulama’


1. Imam an Nawawi rahimahullah berkata bahwa takwa adalah istilah tentang
melaksanakan segala kewajiban dan meninggalkan segala larangan.

2. Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan bahwa takwa artinya melakukan perintah


dan meninggalkan larangan.
3. Thuluq ibnu Habib rahimahullah berkata tentang takwa, “engkau melaksanakan
ketaatan (melaksanakan perintah), di atas cahaya dari Allah (ilmu), dengan berharap
pahala dari Allah. Dan engkau meninggalkan maksiat terhadap Allah, di atas cahaya
Allah dari Allah, karena takut terhadap hukuman Allah.”

4. Imam Ali bin Abi Thalib radliyallah ‘anhu berkata, “takwa adalah al Khaufu minal
Jalil (takut kepada Allah yang Mahaagung), al ‘Amal bil Tanziili (mengamalkan al
Qur’an dan al Sunnah), al Ridla bil Qalil (ridla atas pembagian rizki yang sedikit),
dan al isti’dad liyaum al Rahiil (mempersiapkan diri untuk perjalanan di akhriat)

5. Ibnu Abbas berpendapat bahwa pakaian taqwa adalah amal shalih, wajah yang
simpatik, dan bisa juga bermakna segala sesuatu yang Allah ajarkan dan tunjukkan.

10. JUJUR
Daliul Al-qur’an
‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا اتلمقوُا ل‬
‫ان نومكوُمنَوُا نمنع ال ل‬
1. ‫صاَلدلقينن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah SWT, dan
hendaklah bersama orang-orang yang benar” (Surah At-Taubah ayat 119)

‫ق بلله مأولنئل ن‬
2. ‫ك همممُ اسلممتلمقوُنن‬ ‫صلد ن‬ ‫نوالللذيِ نجاَنء لباَل ل‬
‫صسد ل‬
‫ق نو ن‬
“Dan orang yang membawa kebenaran (Nabi Muhammad) dan membenarkannya,
maka mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Surah Az-Zumar ayat 33)

‫ال نومأو للنئل ن‬


3. ‫ك همممُ اسلنكاَلذمبوُنن‬ ‫ت ل‬ ‫إلنَلنماَ يِنسفتنلريِ اسلنكلذ ن‬
‫ب الللذيِنن نل يِمسؤلممنوُنن لبآَنيِاَ ل‬
“Sesungguhnya yang mengadakan kebohongan ialah orang yang tidak beriman
kepada ayat-ayat Allah dan mereka adalah orang yang pendusta.( Surat An-Nahl ayat
105)

4. ‫س لفي نجهننلنمُ نمسثدوُىَ للسلممتننكبللريِنن‬


‫ال مومجوُهمهمسمُ ممسسنوُلدةة ْ أنلنسي ن‬
‫نويِنسوُنم اسلقلنياَنملة تننرىَ الللذيِنن نكنذمبوُا نعنلىَ ل‬
“Dan pada hari kiamat, kalian akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap
Allah yakni mereka mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu
terdapat orang-orang yang menyombongkan diri.”( Surat Az-Zumar ayat 60

5. ‫ام نماَ يِننشاَء‬ ‫ام ال ل‬


‫ظاَلللمينن ْ نويِنسفنعمل ل‬ ‫ت لفي اسلنحنياَلة المدسنَنياَ نولفي اسللخنرلة نويِم ل‬
‫ضمل ل‬ ‫ام الللذيِنن آنممنوُا لباَسلقنسوُلل اللثاَبل ل‬
‫ت ل‬
‫يِمثنبل م‬
“Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh
dalam kehidupan di dunia dan juga di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang
yang dzalim dan yang berbuat apa yang dikehendakinya.”( Surat Ibrahim ayat 27)

Hadist
1. ‫صسد ن‬
‫ق‬ ‫ق نويِنتننحلرىَ ال ل‬ ‫ق يِنسهلدىَ إلنلىَ اسلبللر نوإللن اسلبللر يِنسهلدىَ إلنلىَ اسلنجنللة نونماَ يِننزامل اللرمجمل يِن س‬
‫صمد م‬ ‫ق فنإ للن ال ل‬
‫صسد ن‬ ‫نعلنسيمكسمُ لباَل ل‬
‫صسد ل‬
‫نحلتىَ يِمسكتن ن‬
‫ب‬
‫ب يِنسهلدىَ إلنلىَ اسلفممجوُلر نوإللن اسلفممجوُنر يِنسهلدىَ إلنلىَ اللناَلر نونماَ يِننزامل اللرمجمل يِنسكلذ م‬
‫ب‬ ‫ب فنإ للن اسلنكلذ ن‬
‫صلديِدقاَ نوإلليِاَمكسمُ نواسلنكلذ ن‬ ‫لعسنند ل‬
‫ال ل‬
‫ب‬‫ال نكلذا د‬ ‫ب لعسنند ل‬
‫ب نحلتىَ يِمسكتن ن‬ ‫نويِنتننحلرىَ اسلنكلذ ن‬
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan
megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada
surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia
akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat
dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan
kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan
berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
('Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan
bahaya sikap dusta.)

2. ُ‫ نو لايِلضاَمكسم‬.‫ فنلاَنَضض لهم نمنع سالبللر نو همنماَ لفىَ سالنجنللة‬،‫ق‬ ‫ نعنلضسيمكسمُ لبضاَل ل‬:‫ نقاَنل نرمسسوُمل ال ص‬:‫ق رض نقاَنل‬
‫صسد ل‬ ‫نعسن نابضلضىَ بنسكنر ال ل‬
‫صلديِضس ل‬
‫ ابن حباَن فىَ صحيحه‬.‫ فنلاَنَضض لهم نمنع سالفممجسوُلر نو همنماَ لفىَ النلضاَلر‬،‫ب‬ ‫نو سالنكلذ ن‬

Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda : “Wajib


atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan
jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di
neraka”. [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya]

3. َ‫ق نيِضسهلدىَ لالنىَ سالبللر نو سالبلمر نيِضسهلدىَ لالنى‬ ‫ق فناَ للن ال ل‬


‫صسد ن‬ ‫صسد ل‬ ‫ نعنلضسيمكسمُ لبضاَل ل‬:‫ نقاَنل نرمسسوُمل ال ص‬:‫نعلن ابضسلن نمسسمعسوُند رض نقاَنل‬
‫ب فناَ للن سالنكلذ ن‬
‫ب‬ ‫ نو لايِلضاَمكسمُ نو سالنكلذ ن‬.َ‫صلديِضسدقا‬‫ب لعسنند ال ل‬ ‫ق نحلتىَ يِمسكضتن ن‬ ‫صسد ن‬ ‫ق نو نيِضتننحلرىَ ال ل‬ ‫ نو نماَ يِننزامل الضلرمجمل يِن س‬.‫سالنجنللة‬
‫صمد م‬
.َ‫ب لعسنند ال نكضلذابدضا‬ ‫ب نو نيِضتننحلرىَ سالنكلذ ن‬
‫ب نحلتىَ يِمسكضتن ن‬ ‫ نو نماَ يِننزامل سالنعسبمد يِنسكلذ م‬.‫نيِضسهلدىَ لالنىَ سالفممجسوُلر نو سالفممجسوُمر نيِضسهلدىَ لالنىَ اللناَلر‬
‫البخاَرىَ و مسلمُ و ابوُ داود و الترمذىَ و صححه و اللفظ له‬
Dari Ibnu Mas’ud RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Wajib atasmu berlaku
jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu
membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih
kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah
dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan
durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus seorang hamba itu berdusta dan
memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”. [HR. Bukhari,
Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi menshahihkannya dan lafadh baginya]

4. ‫ ام س‬.‫ضنمسن لنمكممُ سالنجنلنة‬


‫صمدقمسوُا النذا‬ ‫ ان س‬،ُ‫ضنمنمسوُا للىَ لسدلتاَ لمسن نانَضسفملسمكسم‬
‫ ال س‬:‫ي ص نقاَنل‬‫ت رض انلن النلبل ل‬ ‫صاَلم ل‬ ‫نعسن معنباَندةن بضسلن ال ل‬
‫ احمد‬.ُ‫ نو مكضمفضسوُا نايِضسلديِض نمكسم‬،ُ‫صاَنرمكسم‬
‫ضسوُا نابضس ن‬ ‫ نو مغ م‬،ُ‫ نو اسحفنظمسوُا فممرسونجمكسم‬،ُ‫ نو انمدسوا النذا اسئضتملمسنضتمسم‬،ُ‫ نو انسوفمسوُا النذا نونعسدتمسم‬،ُ‫نحلدسثضتمسم‬
َ‫و ابن ابىَ الدنَياَ و ابن حباَن فىَ صحيحه و الحاَكمُ و البيهقى‬
Dari Ubadah bin Shamit RA sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “Hendaklah kalian
menjamin padaku enam perkara dari dirimu, niscaya aku menjamin surga bagimu : 1.
Jujurlah apabila kamu berbicara, 2. Sempurnakanlah (janjimu) apabila kamu berjanji,
3. Tunaikanlah apabila kamu diberi amanat, 4. Jagalah kemaluanmu, 5. Tundukkanlah
pandanganmu (dari ma’shiyat) dan 6. Tahanlah tanganmu (dari hal yang tidak baik)”.
[HR. Ahmad, Ibnu Abid-Dunya, Ibnu Hibban di dalam shahihnya, Hakim dan
Baihaqi]

5. ‫ النذا‬.‫ق‬ ‫ نال ل‬:‫ نماَ نعنممل سالنجنللة؟ِ نقاَنل‬،‫ا‬


‫صسد م‬ ‫ يِنضاَ نرمسسوُنل ل‬:‫نعسن نعسبلد ال بضسلن نعسمنرو رض انلن نرمجلد نجاَنء لالنىَ النلبللي ص فننقاَنل‬
‫ب‬ ‫ ناسلنكلذ م‬:‫ نو نماَ نعنممل اللناَلر؟ِ نقاَنل‬،‫ا‬
‫ النذا نكضنذ ن‬،‫ب‬ ‫ يِنضاَ نرمسسوُنل ل‬:‫ نقاَنل‬.‫ نو النذا آنمنن ندنخنل سالنجنلنة‬،‫ نو النذا بنلر آنمنن‬،‫ق اسلنعسبمد بنلر‬
‫صند ن‬
‫ن‬
‫ احمد‬.‫ نو النذا نكضفننر يِنسعلنىَ ندنخنل النلضاَنر‬،‫ نو النذا فننجنر نكضفننر‬،‫سالنعسبمد فننجنر‬
Dari Abdullah bin ‘Amr RA ia berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang
kepada Nabi SAW, lalu bertanya : “Ya Rasulullah, apakah amalan surga itu ?”
Rasulullah SAW bersabda : “(Amalan surga itu ialah) jujur. Apabila seorang hamba
itu jujur berarti dia itu baik, apabila baik dia beriman dan apabila dia beriman maka
dia masuk surga”. Orang itu bertanya lagi : “Ya Rasulullah, apakah amalan neraka
itu ?” Rasulullah SAW bersabda : “(Amalan neraka itu ialah) dusta. Apabila seorang
hamba itu berdusta berarti dia durhaka, apabila durhaka dia kafir dan apabila kafir
maka dia masuk neraka”. [HR. Ahmad]

Pendapat Para Ulama’


1. Kejujuran adalah kemurnian hati Anda, keyakinan Anda yang mantap, dan ketulusan
amal Anda. (imam Qusyairi)
2. Imam Junaid pernah ditanya tentang makna ikhlas dan jujur, "Apakah keduanya sama
atau berbeda?' Dia menjawab, "Keduanya berbeda. Jujur merupakan asas segala
sesuatu, sedangkan ikhlas itu tidak dapat terwujud kecuali setelah masuk dalam amal.
Amal terebut pun tidak akan diterima kecuali jika disertai jujur dan ikhlas."(8)

3. Para ulama menjadikan ikhlas sebagai perkara yang tidak boleh luput dan kejujuran
itu sifatnya lebih umum, yakni bahwa semua orang yang jujur sudah tentu ikhlas.
tetapi tidak semua orang yang ikhlas itu jujur.

4. Jujur adalah kesesesuaian antara lahir dan batin, ketika keadaan seseorang tidak
didustakan dengan tindakan-tindakannya, begitu pula sebaliknya.

5. Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah
menjauhi dusta di semua ucapan. Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan,
niat, kenyataan hidup, dan di semua lini kedudukan.”

11. AMANAH
Dalil Al-quar’an
‫س نأن تنسحمكمموُا لباَسلنعسدلل ْ إللن ل‬
‫ان نَللعلماَ يِنلعظممكمُ بلله ْ إللن ل‬
1. ‫ان‬ ‫ان يِنأسمممرمكسمُ نأن تمنؤمدوا اسلننماَننَاَ ل‬
‫ت إللنلىَ أنسهللنهاَ نوإلنذا نحنكسممتمُ بنسينن اللناَ ل‬ ‫لن ل‬

‫﴾نكاَنن نسلميدعاَ بن ل‬
٥٨﴿‫صيدرا‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS. An-Nisa’: 58

2. ‫ض نواسللجنباَلل فنأ نبنسينن نأن يِنسحلمسلنننهاَ نوأنسشفنسقنن لمسننهاَ نونحنملننهاَ ا س للنَنساَمن إلنَلهم نكاَنن‬
‫ت نواسلنسر ل‬
‫ضنناَ اسلننماَنَنةن نعنلىَ اللسنماَنوا ل‬
‫لنَاَ نعنر س‬
٧٢﴿‫ظملوُدماَ نجمهوُدل‬ ‫﴾ ن‬
“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab: 72)
‫ضاَ فنسليمنؤلد الللذيِ اسؤتملمنن أننماَنَنتنهم نوسلينتل ل‬
‫ق ل‬
3. ‫ان نربلهم‬ ‫فنإ لسن أنلمنن بنسع م‬
‫ضمكسمُ بنسع د‬
“Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya.” (QS. Al-Baqarah: 283)

4. ‫نوالللذيِنن همسمُ للننماَننَاَتللهسمُ نونعسهلدلهسمُ نرامعوُنن‬

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”


(QS. Al-Mukminun: 8)

‫نولمسنهمسمُ نمسن إلسن تنأسنمسنهم بللديِنناَنر نل يِمنؤلدله إللنسي ن‬


‫ك إللل نماَ مدسم ن‬
5. َ‫ت نعلنسيله نقاَئلدما‬
“Dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu
dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya.” (QS.
Ali Imran: 75

Hadist
1. ‫ك‬ ‫ أنلد الننماَننَضةن إلنلىَ نملن اسئضتننمنن ن‬:ُ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنم‬
‫ نولن نتضمخسن نمسن نخاَنَن ن‬،‫ك‬ ‫ نقاَنل نرمسسوُمل ال ن‬.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikanlah amanah kepada orang


yang engkau dipercaya (untuk menunaikan amanah kepadanya), dan jangan khianati
orang yang telah mengkhianatimu”. [13] (Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)

‫ نوإلنذا نونعند أنسخلن ن‬،‫ب‬


2. ‫ نوإلنذا اسؤتملمنن نخاَنن‬،‫ف‬ ‫ إلنذا نحند ن‬:‫ث‬
‫ث نكلذ ن‬ ‫آيِنةم اسلممنناَفل ل‬
‫ق ثنلن ة‬
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia
ingkar, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (Muttafaq Alaihi).( Abu Hurairah RA)

3. ‫ نولن لدسيِضنن للنمسن لن نعسهند نلضهم‬،‫ لن إلسيِضنماَنن للنمسن لن أننماَننَضةن لنمه‬:‫ إللل نقاَنل‬،ُ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنم‬ ‫ نماَ نخ ن‬.
‫طبننناَ نَنبلمي ال ن‬

“Tidaklah Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah kepada kami,


melainkan beliau bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki (sifat)
amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya”. [18] (Hadits
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu), yang menjelaskan amanah dan menepati janji
merupakan salah satu sifat orang beriman),

4. ،‫ لن نتضقمسوُمم اللساَنعةم نحلتىَ ميِضنخلوُنن النلمضسيمن نويِمسؤنتضنمنن النخاَئلمن‬،‫س ممنحلمند لبضينلدله‬ ‫ نوالللذ س‬،‫ش‬
‫يِ نَنسف م‬ ‫ض الفمسح ن‬
‫ش نواللتضفنمح ن‬ ‫إللن ان ميِضسبلغ م‬
‫ش نوقنلطضسينعةم النسرنحاَلم نومسسوُمء اللجنوُالر‬ ‫ظهننر الفمسح م‬
‫ش نواللتضفنمح م‬ ‫ …نحلتىَ يِن س‬.

“Sesungguhnya Allah membenci (sifat) keji dan kekejian. Dan demi (Dzat) yang jiwa
Muhammad berada di tangannya, tidak akan terjadi hari kiamat sampai orang yang
amanah (jujur) dianggap pengkhianat, dan seorang pengkhianat dipercaya, sampai
muncul (sifat) keji dan kekejian, pemutusan hubungan silaturahim (kerabat), dan
buruk dalam bertetangga…”.[20] (Hadits Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash
Radhiyallahu ‘anhuma , ) yang menerangkan salah satu tanda hari kiamat adalah
datangnya sebuah zaman, yang pada saat itu, orang yang amanah (jujur) dianggap
pengkhianat, dan pengkhianat dianggap orang yang amanah (jujur)

5. ‫ضىَ نرمسسوُمل ال‬ ‫ نمنتىَ اللساَنعمة؟ِ فننم ن‬:‫ فننقاَنل‬،‫ نجاَنءهم أنسعنرابلوي‬،‫ث القنسوُنم‬ ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنمُ لفي نمسجلل ن‬
‫س يِمنحلد م‬ ‫بنسينننماَ اللنضبلمي ن‬
‫ نحلتىَ إلنذا‬،‫ بنسل لنسمُ يِنسسنمسع‬:ُ‫ضهمسم‬
‫ نونقاَنل بنسع م‬،‫ نسلمنع نماَ نقاَنل فننكلرهن نماَ نقاَنل‬:‫ض القنسوُلم‬‫ فننقاَنل بنسع م‬،‫ث‬ ‫صللىَ ام نعلنسيله نونسللنمُ يِمنحلد م‬‫ن‬
‫ نفاَسنَضتنلظلر‬،‫ت الننماَننَضمة‬ ‫ نهاَ أنننَاَ نيِاَ نرمسسوُنل ل‬:‫ نقاَنل‬، ِ‫ اللساَئلمل نعلن اللساَنعلة؟‬-‫أمنرامه‬- ‫ أنسيِنن‬:‫ نقاَنل‬،‫ضىَ نحلدسيِضثنمه‬
‫ فنإ لنذا م‬:‫ نقاَنل‬،‫ا‬
‫ضضيلنع ل‬ ‫قن ن‬
‫ نفاَسنَضتنلظلر اللساَنعةن‬،‫ إلنذا مولسند النسممر إلنلىَ نغسيلر أنسهللله‬:‫ضاَنعتمنهاَ؟ِ نقاَنل‬
‫ف إل ن‬ ‫ نكسي ن‬:‫ نقاَنل‬، ‫ اللساَنعةن‬.

“Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam sebuah majelis (dan)
berbicara dengan sekelompok orang, datanglah kepadanya seorang sahabat (dari
sebuah perkampungan) dan berkata, “Kapankah hari kiamat?”. Namun Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap melanjutkan pembicaraannya, maka sebagian
orang ada yang berkata, “Ia (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) mendengar
ucapannya, namun ia tidak menyukainya”. Dan sebagian yang lain berkata: “Bahkan
beliau tidak mendengarnya,” hingga akhirnya Rasulullah selesai dari
pembicaraannya, dan beliau pun bersabda, “Mana orang yang (tadi) bertanya?” Orang
itu berkata,”Inilah saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda,”Apabila amanah
telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat!” Orang itu kembali
bertanya,”Bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?” Rasulullah
bersabda,”Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah hari kiamat!” [16] (Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu), yang
menjelaskan salah satu tanda hari Kiamat adalah apabila amanah telah disia-siakan)
Pendapat Ulama’
1. Menurut Ibn Al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin
pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil
manfaatnya.

2. Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Amanah manusia terhadap dirinya sendiri, yaitu


berbuat sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi dirinya baik dalam urusan agama
maupun dunia, tidak pernah melakukan yang membahayakan dirinya di dunia dan
akhirat.

3. Ibn Mas‘ud berkata, bahwa amanah di sini adalah seluruh kewajiban dan yang paling
berat adalah amanah harta. Sedangkan Ubay bin Ka‘ab berpendapat bahwa di antara
amanah adalah dipercayakannya kepada seorang wanita atas kehormatannya.

4. Ibn ’Abbas berpendapat, bahwa amanah dalam ayat ini maknanya adalah kewajiban-
kewajiban dimana seorang hamba diberi diamanahi Allah untuk melaksanakannya.

5. Asy-Syaukani menukil pendapat al-Wahidi, bahwa amanah di sini menurut pendapat


seluruh ahli tafsir adalah ketaatan dan kewajiban-kewajiban yang penunaiannya
dikaitkan dengan pahala dan pengabaiannya dikaitkan dengan siksa.

12. ISTIQOMAH
Dalil Al-qur an
1. ‫ام ثملمُ اسستننقاَمموُا تنتنننلزمل نعلنسيلهممُ اسلنملئلنكةم نأل تننخاَمفوُا نول تنسحنزمنَوُا نوأنسبلشمروا لباَسلنجنللة الللتي مكسنتمسمُ متوُنعمدونن‬
‫إللن الللذيِنن نقاَملوُا نرمبنناَ ل‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian
mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
2. َ‫ب اسلنجنللة نخاَلللديِنن لفينهاَ نجنزادء بلنما‬
‫صنحاَ م‬ ‫ مأولنئل ن‬,‫ف نعلنسيلهسمُ نول همسمُ يِنسحنزمنَوُنن‬
‫ك أن س‬ ‫إللن الللذيِنن نقاَملوُا نرمبنناَ ل‬
‫ام ثملمُ اسستننقاَمموُا نفل نخسوُ ة‬
‫نكاَمنَوُا يِنسعنمملوُنن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-
14).

3. ‫ي أننَلنماَ إللنهممكسمُ إللنهة نوالحةد نفاَسستنلقيمموُا إللنسيله نواسستنسغفلمروهم‬


‫قمسل إلنَلنماَ أنننَاَ بننشةر لمسثلممكسمُ ميِوُنحىَ إللن ل‬
“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan
kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah
istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-
Nya.” (QS. Fushilat: 6). Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar
(memohon ampun pada Allah).

4. ‫صيةر‬ ‫ك نول تن س‬
‫طنغسوُا إلنَلهم بلنماَ تنسعنمملوُنن بن ل‬ ‫نفاَسستنقلسمُ نكنماَ أملمسر ن‬
‫ت نونمسن نتاَ ن‬
‫ب نمنع ن‬
artinya: "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan".{ Q.S
Hud 112 }

5. َ‫نوأنلللوُ اسستننقاَمموُا نعنلىَ الطللريِقنلة لسسقنسينناَهمسمُ نماَدء نغنددقا‬


artinya: 'Dan bahwasanya: jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki
yang banyak)". {Q.S Al Jin 16}

Hadist
:‫ت‬ ‫ قمسل م‬: ‫ضني ام نعسنهم نقاَنل‬ ‫ أنلبي نعسمنرةن مسسفنياَمن سبلن نعسبلد ال الثلقنلفي نر ل‬: ‫ نوقلسينل‬،‫ نعسن أنلبي نعسمرو‬:
‫م‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫نيِاَ نرمسسوُنل ال قمسل للي لفي ساللسسلنلم قنسوُلد لن أنسسأ نمل نعسنهم أننحداد نغسينر ن‬
1. ُ‫ قسل آنمنت لباَلل ثلمُ اسستنقلسم‬: ‫ نقاَنل‬. ‫ك‬
[ُ‫]رواه مسلم‬

Abu amr, (ada yang menyebutnya Abu Amrah) Sufyan bin Abdillah ra. Berkata
kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, katakana kepadaku perkataan tentang islam
yang tidak akan aku tanyakan kepada selain engkau!" Beliau bersabda, 'Katakanlah,
'Amantu Billah (Aku beriman kepada Allah), kemudian istiqamalah'." (Diriwayatkan
oleh Imam Muslim)
2. ‫ب لإلنىَ ال نقاَنل أنسدنوممنهاَ نوإلسن قنلل نونقاَنل اسكلنفمسوُا لمنن‬
‫يِ النسعنماَلل أننح م‬
‫ مسئلنل النلبلمي صلمُ أن م‬: ‫ت‬
‫ضني ام نعسننهاَ نقاَلن س‬
‫نعسن نعاَئلنشةن نر ل‬
(َ‫ )رواه البخاَرى‬.‫النسعنماَلل نماَ تملطسيقمسوُنن‬
Artinya :” Dari Aisyah r.a. berkata : Nabi pernah ditanya :”Manakah amal yang
paling dicintai Allah? Beliau bersabda :”Yang dilakukan secara terus menerus
meskipun sedikit”. Beliau bersabda lagi :”Dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar
kalian sanggup melakukannya.” (HR. Bukhari)

3. ‫ للىَ نرمسسوُمل ال صلمُ نيِاَ نعسبند ال لن تنمكسن لمسثنل فملننن نكاَنن يِنقمسوُمم‬: ‫ضني ام نعسنهمنماَ نقاَنل‬ ‫ونعسن نعسبلد ال سبلن معنمنر سبلن اسلنعاَ ل‬
‫ص نر ل‬
(‫ )متفق عليه‬.‫ك قلنياَنم الللسيلل‬ ‫الللسينل فنتننر ن‬
Artinya :” Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. dia berkata : Rasulullah SAW
bersabda :” wahai Abdullah janganlah kamu seperti Fulan, dia melakukan sholat
tahajjud, lalu meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. ‫ هننذا‬:‫ ثملمُ نقاَنل‬, ‫ف للنساَلن نَنسفلسله‬ ‫ي؟ِ فنأ ننخنذ نرمسسوُمل ال ن‬


‫صللىَ ال نعلنسيله نونسللنمُ بلطنسر ل‬ ‫ف نعلن ل‬
‫ نماَتننخاَ م‬,‫ا‬ ‫قمسل م‬
‫ نيِاَنرمسسوُنل ل‬: ‫ت‬
Aku berkata : “Ya Rasulullah! Apakah sesuatu yang paling engkau khawatirkan
padaku?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang ujung lidahnya
sendiri kemudian berkata, “Ini”
Imam at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahîh.”

5. ،‫ الللهلمُ لك أسلمت وبك آمنت‬: ‫ا عليه وسللمُ كاَن يِقوُل‬


‫ا صللىَ ل‬
‫ا عنهماَأيِضاَألن رسوُل ل‬
‫عن ابن علباَس رضىَ ل‬
، ‫ أنَت الحلىَ اللذىَ ليِموُت‬، َ‫لانَت أن تضللنى‬
‫ الللهلمُ اعوُذبعلزتك لاله ا ل‬،‫ وبك خاَصمت‬،‫ وإليك أنَبت‬،‫وعليك توُلكلت‬
٠(‫والجلن والنَس يِموُتوُن )متفق عليه‬
Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : "Sesungguhnya Rasulullah saw. berdoa :
"ALLAAHUMMALAKA ASLAMTU WABIKA AAMANTU WA'ALAIKA
TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WABIKA KHAASHAMTU
ALLAHUMMA A'UUDZU BI'IZZATIKA LAA ILAAHA ILLAA ANTA
ANTUDHILLANI ANTAL HAYYUL LADZII LAA YAMUUTU WAL JINNU WAL
INSU YAMUUTUUNA." (Ya Allah, hanya kepada-Mu saya berserah diri, dan
kepada-Mu saya percaya sepenuh hati, dan hanya kepada Engkau-lah saya kembali
dan untuk-Mulah saya berjuang. Ya Allah, saya berlindung dengan kemuliaan-Mu
yang tiada Tuhan selain Engkau dan aku mohon agar Engkau tidak menyesatkan
diriku. Engkau adalah Zat Yang Hidup yang tidak akan pernah mati, sedangkan jin
dan manusia semuanya akan mati.)
(HR. Bukhari dan Muslim)

Pendapat Ulama’
1. Ibnu Rajab al-Hanbali di dalam bukunya “Jami’ul Ulum wal Hikam”
mengatakan:”Istiqomah adalah penempuhan jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus,
tanpa adanya pembengkokan ke kanan maupun ke kiri.

2. Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan
Mujahid.

3. Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan


oleh Ibnu 'Abbas, Al Hasan dan Qotadah,

4. stiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana
dikatakan oleh Abul 'Aliyah dan As Sudi

5. Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira di sini bukan hanya dikatakan
ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit.
Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah.

13. IFFAH
Dalil Al-qur’an
1. ‫ت أنسيِنماَنَممكسمُ فننكاَتلمبوُهمسمُ إلسن‬ ‫ضللله نوالللذيِنن يِنسبتنمغوُنن اسللكنتاَ ن‬
‫ب لملماَ نملننك س‬ ‫ام لمسن فن س‬ ‫نوسلينسستنسعفل ل‬
‫ف الللذيِنن نل يِنلجمدونن نَلنكاَدحاَ نحلتىَ يِمسغنلينهمممُ ل‬
‫ض‬‫صدناَ للتنسبتنمغوُا نعنر ن‬ ‫ال الللذيِ آنتاَمكسمُ نونل تمسكلرمهوُا فنتننياَتلمكسمُ نعنلىَ اسلبلنغاَلء إلسن أننرسدنن تننح م‬ ‫نعللسمتمسمُ لفيلهسمُ نخسيدرا نوآمتوُهمسمُ لمسن نماَلل ل‬
‫اسلنحنياَلة المدسنَنياَ نونمسن يِمسكلرسههملن فنإ للن ل‬
ُ‫ان لمسن بنسعلد إلسكنرالهلهلن نغمفوُةر نرلحيةم‬
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,
sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang
kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan
mereka [salah satu cara dalam agama Islam untuk menghilangkan perbudakan, yitu
seorang hamba boleh meminta pada tuannya untuk dimerdekakan, dengan perjanjian
bahwa budak itu akan membayar jumlah uang yang ditentukan. Pemilik budak itu
hendaklah menerima perjanjian itu kalau budak itu menurut penglihatannya sanggup
melunasi perjanjian itu dengan harta yang halal], jika kamu mengetahui ada kebaikan
pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu [untuk mempercepat lunasnya perjanjian itu hendaklah
budak-budak itu ditolong dengan harta yang diambilkan dari zakat atau harta
lainnya]. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan
pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari
keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah
mereka dipaksa itu [maksudnya: Tuhan akan mengampuni budak-budak wanita yang
dipaksa melakukan pelacuran oleh tuannya itu, selama mereka tidak mengulangi
perbuatannya itu lagi].” (QS an-Nûr, 24: 33).

2. ُ‫ف تنسعلرفممهم‬‫ض يِنسحنسبمهمممُ اسلنجاَلهمل أنسغنلنياَء لمنن التلنعمف ل‬


‫ضسردباَ لفي النسر ل‬ ‫للسلفمقننراء الللذيِنن مأح ل‬
‫صمروسا لفي نسلبيلل ل‬
‫ال لن يِنسستنلطيمعوُنن ن‬
ُ‫ان بلله نعلليةم‬‫س إلسلنحاَدفاَ نونماَ متنفلمقوُسا لمسن نخسينر فنإ للن ل‬
‫بللسينماَهمسمُ لن يِنسسأ نملوُنن اللناَ ن‬

“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah;
mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka itu
adalah orang-orang yang berkecukupan karena mereka ta’affuf (memelihara diri dari
minta-minta). Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak
meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (QS al-
Baqarah, 2: 273)

‫( نونذنكنر اسسنمُ نربلله فن ن‬١٤) َ‫قنسد أنسفلننح نمن تننزلكى‬


3. (١٥) َ‫صللى‬
Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan dirinya,
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.” (QS al-A’lâ, : 14-15)
‫مأولنئل ن‬
‫ك يِمسجنزسونن اسلمغسرفنةن بلنماَ ن‬
4. َ‫ نويِملنقلسوُنن لفينهاَ تنلحيلةد نونسلندما‬، ‫صبنمروا‬
“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di
dalamnya”. (QS al-Furqân, 25: 75

‫ق ل‬
5. ‫ان يِنسجنعسل لنهم نمسخنرجاَ د‬ ‫…نونمسن يِنتل ل‬
“Siapa pun yang bertaqwa kepada Allah, Ia akan memberikan jalan keluar.” (QS ath-
Thalaq, 65: 2)

Hadist
1. ‫ام‬ ‫ضني ل‬ ‫يِ نر ل‬ ‫طاَلء سبلن يِنلزيِند الللسيثللي نعسن أنلبي نسلعيند اسلمخسدلر ل‬ ‫ب نعسن نع ن‬ ‫ف أنسخبننرننَاَ نماَلل ة‬
‫ك نعسن اسبلن لشنهاَ ن‬ ‫ال سبمن ميِوُمس ن‬‫نحلدثننناَ نعسبمد ل‬
‫طاَهمسمُ ثملمُ نسأ نملوُهم فنأ نسع ن‬
ُ‫طاَهمسم‬ ‫طاَهمسمُ ثملمُ نسأ نملوُهم فنأ نسع ن‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ فنأ نسع ن‬
‫صللىَ ل‬‫ال ن‬ ‫صاَلر نسأ نملوُا نرمسوُنل ل‬ ‫نعسنهم إللن ننَاَدساَ لمسن اسلنسنَ ن‬
‫ام نونمسن يِنسستنسغلن يِمسغنلله ل‬
‫ام نونمسن‬ ‫نحلتىَ نَنفلند نماَ لعسنندهم فننقاَنل نماَ يِنمكوُمن لعسنلديِ لمسن نخسينر فنلنسن أنلدلخنرهم نعسنمكسمُ نونمسن يِنسستنسعفل س‬
‫ف يِملعفلهم ل‬
‫طاَدء نخسيدرا نوأنسونسنع لمسن ال ل‬
‫صسبلر‬ ‫ام نونماَ أمسعلطني أننحةد نع ن‬ ‫صبلسرهم ل‬ ‫يِنتن ن‬
‫صبلسر يِم ن‬

“Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada
kami Malik dari Ibnu Syihab dari ‘Atha’ bin Yazid al-Laitsiy dari Abu Sa’id al-
Khudriy radliyallâhu ‘anhu bahwa ada beberapa orang dari kalangan Anshar meminta
(pemberian shadaqah) kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, maka beliau
pun memberi. Kemudian mereka meminta kembali, lalu beliau pun memberi.
Kemudian mereka meminta kembali, lalu beliau pun memberi lagi hingga habis apa
yang ada pada beliau. Kemudian beliau bersabda: “Apa-apa yang ada padaku dari
kebaikan (harta) sekali-kali tidaklah aku akan menyembunyikannya dari kalian
semua. Namun barangsiapa yang menahan (menjaga diri dari meminta-minta), maka
Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang meminta kecukupan maka Allah akan
mencukupkannya dan barangsiapa yang menyabar-nyabarkan dirinya (berlatih diri
untuk bersabar dari meminta-minta), maka Allah akan memberinya kesabaran. Dan
tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih
luas daripada (pemberian) kesabaran”. (Hadis Riwayat. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Abu Musa al-Asy’ari r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda:


« َ‫ح نعسن ممنحلملد سبلن أنلبى‬
‫صلحي ل‬ ‫ نرنواهم اسلبمنخاَلر م‬.« ‫ضنمسن لنهم اسلنجنلةن‬
‫ىَ لفىَ ال ل‬ ‫ضنمسن للىَ نماَ بنسينن لنسحينسيله نونماَ بنسينن لرسجلنسيله أن س‬
‫نمسن يِن س‬
‫بنسكنر‬.
‫‪“Siapa yang menjaga lisan dan antara kakinya akan masuk surga.” (Hadis Riwayat‬‬
‫‪Ahmad dan al-Baihaqi dari Sahl bin Sa’ad) Al-Bukhari meriwayatkan di dalam kitab‬‬
‫‪shahihnya dari Muhammad bin Abu Bakar.‬‬

‫‪3.‬‬ ‫يِ أنلن ننَاَدساَ لمسن‬


‫طاَلء سبلن يِنلزيِند الللسيثللي نعسن أنلبي نسلعيند اسلمخسدلر ل‬
‫ب نعسن نع ن‬ ‫نحلدثننناَ نعسبمد ل‬
‫ال سبمن نمسسلننمةن نعسن نماَلل ن‬
‫ك نعسن اسبلن لشنهاَ ن‬
‫طاَهمسمُ ثملمُ نسأ نملوُهم فنأ نسع ن‬
‫طاَهمسمُ نحلتىَ إلنذا نَنفنند نماَ لعسنندهم نقاَنل نماَ يِنمكوُمن‬ ‫ام نعلنسيله نونسللنمُ فنأ نسع ن‬
‫صللىَ ل‬ ‫صاَلر نسأ نملوُا نرمسوُنل ل‬
‫ال ن‬ ‫اسلنسنَ ن‬
‫ام نونماَ أنسع ن‬
‫طىَ‬ ‫صبلسرهم ل‬ ‫ام نونمسن يِنسستنسغلن يِمسغنلله ل‬
‫ام نونمسن يِنتن ن‬
‫صبلسر يِم ن‬ ‫لعسنلديِ لمسن نخسينر فنلنسن أنلدلخنرهم نعسنمكسمُ نونمسن يِنسستنسعفل س‬
‫ف يِملعفلهم ل‬
‫طاَنء أنسونسنع لمسن ال ل‬
‫صسبلر‬ ‫ام أننحددا لمسن نع ن‬
‫ل‬
‫‪Kebaikan (harta) yg ada padaku tak akan aku simpan dari kalian. Dan barang siapa yg‬‬
‫‪menjaga kehormatan dirinya maka Allah Azza wa Jalla akan menjaga kehormatannya,‬‬
‫‪& barang siapa yg bersabar maka Allah akan menjadikannya bersabar. Tidaklah‬‬
‫‪seseorang diberi suatu pemberian yg lebih baik & lebih luas daripada kesabaran. [HR.‬‬
‫‪Abudaud No.1401‬‬

‫‪4.‬‬ ‫ب أنمبوُ نمسرنوانن نحلدثننناَ اسبمن اسلممنباَنر ل‬


‫ك نوهننذا نحلديِثمهم نعسن‬ ‫ال سبمن نداموند ح و نحلدثننناَ نعسبمد اسلنملل ل‬
‫ك سبمن نحلبي ن‬ ‫نحلدثننناَ ممنسلدةد نحلدثننناَ نعسبمد ل‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ نمسن‬
‫صللىَ ل‬ ‫ق نعسن اسبلن نمسسمعوُند نقاَنل نقاَنل نرمسوُمل ل‬
‫ال ن‬ ‫بنلشيلر سبلن نسسلنماَنن نعسن نسلياَنر أنلبي نحسمنزةن نعسن ن‬
‫طاَلر ن‬
‫ت نعاَلجنل أنسو لغدنىَ نعاَلجنل‬
‫ام لنهم لباَسللغننىَ إللماَ بلنمسوُ ن‬ ‫س لنسمُ تمنسلد نفاَقنتمهم نونمسن أنسنَنزلننهاَ لباَللل أنسونش ن‬
‫ك ل‬ ‫صاَبنستهم نفاَقنةة فنأ نسنَنزلننهاَ لباَللناَ ل‬
‫أن ن‬
‫‪Barangsiapa yg tertimpa kemiskinan lalu menampakkannya kepada manusia, maka‬‬
‫‪kemiskinannya tak hilang, & barangsiapa yg menampakkannya kepada Allah, maka‬‬
‫‪Allah akan mempercepat kekayaan baginya, baik dgn kematian yg segera atau dgn‬‬
‫]‪kekayaan yg cepat. [HR. Abudaud No.1402‬‬

‫‪5.‬‬ ‫ث سبمن نسسعند نعسن نجسعفنلر سبلن نرلبينعةن نعسن بنسكلر سبلن نسنوُاندةن نعسن ممسسلللمُ سبلن نمسخلشري نعسن اسبلن‬‫نحلدثننناَ قمتنسيبنةم سبمن نسلعيند نحلدثننناَ الللسي م‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ نل‬
‫صللىَ ل‬
‫ال فننقاَنل النلبلمي ن‬‫ام نعلنسيله نونسللنمُ أنسسأ نمل نيِاَ نرمسوُنل ل‬
‫صللىَ ل‬ ‫ي نقاَنل للنرمسوُلل ل‬
‫ال ن‬ ‫اسلفلنرالسلي أنلن اسلفلنرالس ل‬
‫ت نساَئلدل نل بملد نفاَسسأ نسل ال ل‬
‫صاَلللحينن‬ ‫نوإلسن مكسن ن‬
‫‪seandainya engkau harus meminta maka mintalah kepada orang-orang shaleh. [HR.‬‬
‫]‪Abudaud No.1403‬‬

‫’‪Pendapat Para Ulama‬‬

‫‪1. Ibnu Hajar rahimahullah berkata, 'Karena orang yang mampu bekerja di muka bumi,‬‬
‫‪berarti ia menemukan salah satu syarat untuk menjadi mampu/kaya. Dan yang‬‬
‫‪dimaksud 'orang-orang fakir yang terikat/tertahan' maksudnya terikat oleh jihad fi‬‬
sabilillah, yaitu karena kesibukan mereka berjihad, mereka tidak punya waktu untuk
bekerja.'[11] Rasulullah r memberikan ijin untuk meminta dalam batasan yang sangat
sempit,

2. Imam an-Nawawi rahimahullah menyebutkan kesepakatan ulama atas larangan


meminta kalau bukan karena terpaksa. Dan disyaratkan bolehnya meminta bagi orang
yang masih mampu bekerja dengan tiga syarat: bahwa ia jangan merendahkan
dirinya, jangan terus menerus meminta, dan jangan menyakiti yang diminta. Jika
kurang salah satu syarat ini, maka hukumnya haram menurut konsensus ulama.

3. Imam Ali as berkata, "Pahala Mujahid yang syahid di jalan Allah Swt, tidak lebih baik
dari seseorang yang memiliki sifat Iffah, di mana ia bisa berbuat dosa tetapi tidak
melakukannya, sebab orang tersebut adalah individu yang mendekati sifat malaikat."

4. Murtadha Muthahhari dalam buku "Pendidikan dalam Islam" menilai Iffah sebagai
sebuah kondisi jiwa, di mana hawa nafsu dan syahwat tunduk pada kekuatan akal dan
iman.

5. Al Imam Al Mawardi (AL Imam Abi Al Hasan Ali Bin Muhammad Bin Habib Al
Bashari Al Wamawardi Asy-Syafi'i), menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan itu
dibagi menjadi dua yaitu, menjaga farji (kelamin) dari hal-hal yang diharamkan dan
mejaga lidah dari membual (kedustaan).

14. MUJAHADA

Dalil Al-qur’an
1. (٦٩) َ‫نوالللذيِنن نجاَهنمدوا لفينناَ لنننسهلديِننلهمسمُ مسبملنننا‬
Mereka yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, akan Kami tunjukan kepada mereka
jalan-jalan Kami. (QS. Al Ankabut 69)

‫صللمحوُا بنسينن أننخنوُسيِمكسمُ ْ نواتلمقوُا ل‬


2. ‫ان لننعللمكسمُ تمسرنحمموُنن‬ ‫إلنَلنماَ اسلممسؤلممنوُنن إلسخنوُةة فنأ ن س‬
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujurat 10)

‫ضهمسمُ أنسوللنياَمء بنسع ن‬


3. ‫ض‬ ‫ك بنسع م‬‫صمروا مأو للنئل ن‬ ‫إللن الللذيِنن آنممنوُا نونهاَنجمروا نونجاَهنمدوا بلأ نسمنوُالللهسمُ نوأنسنَفملسلهسمُ لفي نسلبيلل ل‬
‫ال نوالللذيِنن آنوسوا نونَن ن‬
‫صمرومكسمُ لفي اللديِلن فننعلنسيمكممُ النل س‬
‫صمر‬ ‫ ْ نوالللذيِنن آنممنوُا نولنسمُ يِمنهاَلجمروا نماَ لنمكسمُ لمسن نونليِنتللهسمُ لمسن نشسينء نحتللىَ يِمنهاَلجمروا ْ نوإللن اسستنسن ن‬
‫صيةر‬ ‫ق ْ نو ل‬
‫ام بلنماَ تنسعنمملوُنن بن ل‬ ‫إللل نعلنلىَ قنسوُنم بنسيننمكسمُ نوبنسيننهمسمُ لمينثاَ ة‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta
dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman
dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-
melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka
berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap
kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan. (QS. Al anfal 72)

4. ُ‫ب أننحمدمكسم‬‫ضاَ ْ أنيِملح م‬


‫ضمكسمُ بنسع د‬
‫ب بنسع م‬ ‫ض الظللن إلسثةمُ نونل تننجلسمسوُا نونل يِنسغتن س‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا اسجتننلمبوُا نكلثيدرا لمنن الظللن إللن بنسع ن‬
ُ‫ب نرلحيم‬ ‫ان تنلوُا ة‬‫ان ْ إللن ل‬‫أنسن يِنأسمكنل لنسحنمُ أنلخيله نمسيدتاَ فننكلرسهتممموُهم ْ نواتلمقوُا ل‬

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),


karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al hujurat 12)

5. ۞ ُ‫س نلنلماَنرةة لباَلمسوُلء إللل نماَ نرلحنمُ نرلبي ْ إللن نرلبي نغمفوُةر نرلحيةم‬ ‫نونماَ أمبنلر م‬
‫ئ نَنسفلسي ْ إللن النلسف ن‬
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf 53)
Hadist

1. ‫صقلنل لمسننهاَ قنسلبمهم فنإ لسن نزاند نزاند س‬


َ‫ت نحلتى‬ ‫ م‬، ‫ع نواسستنسغفننر‬ ‫ فنإ لسن نتاَ ن‬، ‫ت نَمسكتنةة نسسوُندامء لفي قنسلبلله‬
‫ب نونَننز ن‬ ‫إللن اسلممسؤلمنن إلنذا أنسذنَن ن‬
‫ب نكاَنَن س‬
‫ فننذلل ن‬، ‫تنسعلمنوُا قنسلبنهم‬
‫ نقاَنل ل‬،‫ك اللرامن‬
‫ نكلل بنسل نرانن نعنلىَ قمملوُبللهسمُ نماَ نكاَمنَوُا يِنسكلسمبوُنن‬: َ‫ام تننعاَنلى‬

“Sesungguhnya seorang mukmin, bila dia melakukan dosa, terdapat noda hitam di
dalam hatinya; bila dia bertaubat, benar-benar menyesali, dan minta ampun (atas
dosa-dosanya tadi), dibersihkan hatinya dari dosa-dosa tersebut; tetapi, bila dia
menambah dosanya, maka titik hitam itu semakin bertambah, sehingga memenuhi
hatiya. Itulah yang disebut al-raan”, sebagaimana firman-Nya: “Sekali-kali tidak,
bahkan hati mereka telah tertutupi (oleh tabiat buruk), terhadap apa yang mereka
usahakan” (QS. Al-Muthaffifin/83: 14).” (HR. Muslim).

‫نمسن نجاَهنند نَنسفنسهم فلسي ن‬


2. ‫طاَنعلة ال‬
“Seorang Mujahid (orang yang berjihad) ialah dia yang melawan hawa nafsunya
karena Allah SWT”(HR. Bukhari).

3. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman – dalam Hadis qudsi : “Barangsiapa


memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahawa ia akan Ku
perangi – Ku musuhi.
Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan sesuatu yang amat
Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan
padanya. Dan tidaklah seseorang hambaKu itu mendekatkan padaKu dan melakukan
hal-hal yang sunnah sehingga akhirnya Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah
mencintainya, Aku lah yang sebagai telinganya yang ia gunakan untuk mendengar,
Aku lah matanya yang ia gunakan untuk melihat, Aku lah tangannya yang ia gunakan
untuk mengambil dan Aku lah kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Andaikata ia
meminta sesuatu pada Ku, pastilah Ku beri dan andaikata memohonkan perlindungan
padaKu, pastilah Ku lindungi.” (Riwayat Bukhari)

4. Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w. dalam sesuatu yang diriwayatkan dari Tuhannya
‘Azzawajalla, firmanNya – ini juga Hadis Qudsi :

“Jikalau seseorang hamba itu mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat
padanya sehasta dan jikalau ia mendekat padaKu sehasta, maka Aku mendekat
padanya sedepa. Jikalau hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku
mendatanginya dengan bergegas-gegas.” (Riwayat Bukhari)

5. Keempat: Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahawasanya Rasulullah s.a.w. berdiri untuk
beribadat dari sebahagian waktu malam sehingga pecah-pecahlah kedua tapak
kakinya. Saya (Aisyah) lalu berkata padanya: “Mengapa Tuan berbuat demikian, ya
Rasulullah, sedangkan Allah telah mengampuni untuk Tuan dosa-dosa Tuan yang
telah lalu dan yang kemudian?”
Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Adakah aku tidak senang untuk menjadi seorang hamba yang banyak
bersyukurnya?” (Muttafaq ‘alaih)
Ini adalah menurut lafaz Bukhari dan yang seperti itu terdapat pula dalam kedua kitab
shahih – Bukhari dan Muslim – dari riwayat Mughirah bin Syu’bah.

Pendapat Para Ulama’


1. Syaih Ahmad Rifa’i
Mujahadah yaitu bersungguh-sungguh. Secara istilah mujahadah dapat diartikan
sebagai satu bentuk kesungguhan untuk menjalankan perintah Allah dengan
memenuhi segala kewajiban dan menjauhi atas larangan-Nya; secara lahir dan bathin
dengan wujud nyata berupaya melawan (menundukkan) hawa nafsu.

2. Hasan Al-Qazzaz berkata, “Jalan ini ditempuh di atas tiga perkara, yaitu tidak makan
kecuali telah lapar, tidak tidur kecuali telah mengantuk, dan tidak berbicara kecuali
seperlunya saja”.
3. Abu Utsman Al-Maghribi berkata,”Barangsiapa mengira telah melihat sesuatu atau
ada sesuatu yang telah dibukakan baginya jalan ini, sedangkan dia tidak pernah
bermujahadah. Sungguh, dia telah keliru.”

4. Abu Ali Ad-Daqad berkata, “Barangsiapa dipermulaan perjalanannya tidak mau


berdiri, maka di akhir perjalanannya tidak akan bisa duduk.” Dia juga mengatakan,
“Bergerak membawa berkah. Karena itu, gerakan pada lahir membawa berkah bagi
hati.”

5. Al-Hasan bin Alawiyah mengutip pernyataan Abu Yazid Al-Bisthami, “Duabelas


tahun aku menundukkan nafsuku. Lima tahun aku berada pada cermin hatiku, dan
satu tahun aku melihat apa yang ada di sana. Ternyata, aku melihat pada perutku ada
tali pengikat yang tampak. Karena itu, aku berusaha memutuskannya selama dua
belas tahun. Kemudian aku melihat ternyata pada batinku ada tali pengikat yang
tampak. Karena itu, aku berusaha bagaimana aku telah memotongnya. Maka
dibukakan bagiku. Lalu, aku melihat makhluk. Ternyata, mereka semua telah mati.
Aku mengucapkan takbir atas kematian mereka empat kali.”

15. SAFA’AT
DaliL Al-qur’an
‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا أنسنَفلمقوُا لملماَ نرنزسقنناَمكسمُ لمسن قنسبلل أنسن يِنأستلني يِنسوُةم نل بنسيةع لفيله نونل مخللةة نونل نشنفاَنعةة ْ نواسلنكاَفلمرونن همممُ ال ل‬
1. ‫ظاَللمموُنن‬

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada
lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang
yang zalim (QS. Al baqarah 254)

2. ُ‫ب اسلنجلحيلم‬ ‫ق بنلشيدرا نونَنلذيِدرا نونل تمسسأ نمل نعسن أن س‬


‫صنحاَ ل‬ ‫ك لباَسلنح ل‬
‫إللنَاَ أنسرنسسلنناَ ن‬
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka. (QS. Al baqarah 119)

‫س نشسيدئاَ نونل يِمسقبنمل لمسننهاَ نعسدةل نونل تنسنفنمعنهاَ نشنفاَنعةة نونل همسمُ يِمسن ن‬
3. ‫صمرونن‬ ‫س نعسن نَنسف ن‬
‫نواتلمقوُا يِنسوُدماَ نل تنسجلزيِ نَنسف ة‬
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan
seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan
tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan
ditolong.(QS.Baqarah 123)

‫ت نونماَ لفي اسلنسر ل‬


4. ‫ض ْ نمسن نذا الللذيِ يِنسشفنمع لعسنندهم‬ ‫ام نل إل للنهن إللل همنوُ اسلنحمي اسلقنميوُمم ْ نل تنأسمخمذهم لسننةة نونل نَنسوُةم ْ لنهم نماَ لفي اللسنماَنوا ل‬‫ل‬

‫طوُنن بلنشسينء لمسن لعسللمله إللل بلنماَ نشاَنء ْ نولسنع مكسرلسميهم اللسنماَنوا ل‬
‫ت‬ ‫إللل بلإ لسذنَلله ْ يِنسعلنممُ نماَ بنسينن أنسيِلديِلهسمُ نونماَ نخسلفنهمسمُ نونل يِملحي م‬
ُ‫ض نونل يِنمئوُمدهم لحسفظمهمنماَ ْ نوهمنوُ اسلنعللمي اسلنعلظيمم‬
‫نواسلنسر ن‬
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di
sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(QS.Baqarah 255)

5. ‫ظلنمموُا أنسنَفمنسهمسمُ نجاَمءو ن‬


‫ك نفاَسستنسغفنمروا ل‬
‫ان نواسستنسغفننر لنهمممُ اللرمسوُمل‬ ‫ال ْ نولنسوُ أننَلهمسمُ إلسذ ن‬
‫ع بلإ لسذلن ل‬ ‫نونماَ أنسرنسسلنناَ لمسن نرمسوُنل إللل لليم ن‬
‫طاَ ن‬
‫لننوُنجمدوا ل‬
َ‫ان تنلوُادباَ نرلحيدما‬
Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin
Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu,
lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk
mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.(QS.An-nisa’ 64)

Hadist
1. َ‫صللى‬‫ال ن‬ ‫ح نعسن أنلبي همنرسيِنرةن نقاَنل نقاَنل نرمسوُمل ل‬ ‫ش نعسن أنلبي ن‬
‫صاَلل ن‬ ‫نحلدثننناَ أنمبوُ بنسكلر سبمن أنلبي نشسيبنةن نحلدثننناَ أنمبوُ ممنعاَلويِنةن نعسن اسلنسعنم ل‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ للمكلل نَنبلري ندسعنوُةة ممسستننجاَبنةة فنتننعلجنل مكمل نَنبلري ندسعنوُتنهم نوإللنَي اسختنبنأس م‬
‫ت ندسعنوُلتي نشنفاَنعةد للململتي فنلهني ننَاَئللنةة نمسن‬ ‫ل‬
َ‫ك لباَللل نشسيدئا‬
‫ت لمسنهمسمُ نل يِمسشلر م‬
‫نماَ ن‬
‫‪Setiap Nabi do'anya adl mustajab (dikabulkan), maka semua Nabi tergesa-gesa‬‬
‫‪mempergunakan do'anya. Sesungguhnya aku menyimpan do'aku untuk memberi‬‬
‫‪syafa'at kepada ummatku (kelak), maka itu akan di dapat oleh orang yg mati di antara‬‬
‫‪mereka dalam keadaan tak menyekutukan Allah dgn sesuatupun. [HR. ibnumajah‬‬
‫]‪No.4297‬‬

‫‪2.‬‬ ‫ال سبلن نحاَتلنمُ نقاَنل نحلدثننناَ همنشسيةمُ أنسنَبنأ نننَاَ نعللمي سبمن نزسيِلد سبلن‬ ‫ق اسلهننرلو م‬
‫يِ إلسبنرالهيممُ سبمن نعسبلد ل‬ ‫نحلدثننناَ ممنجاَلهمد سبمن مموُنسىَ نوأنمبوُ إلسسنح ن‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ أنننَاَ نسيلمد نولنلد آندنم نونل فنسخنر نوأنننَاَ أنلومل‬ ‫صللىَ ل‬
‫ال ن‬ ‫ضنرةن نعسن أنلبي نسلعيند نقاَنل نقاَنل نرمسوُمل ل‬ ‫مجسدنعاَنن نعسن أنلبي نَن س‬
‫ض نعسنهم يِنسوُنم اسلقلنياَنملة نونل فنسخنر نوأنننَاَ أنلومل نشاَفلنع نوأنلومل ممنشفلنع نونل فنسخنر نوللنوُامء اسلنحسملد بلينلديِ يِنسوُنم اسلقلنياَنملة نونل‬
‫ق اسلنسر م‬
‫نمسن تنسننش م‬
‫فنسخنر‬
‫‪Saya adl pemuka anak Adam & tak sombong. Aku adl orang yg pertama kali di‬‬
‫‪bukakan bumi (di bangkitkan) pada hari Kiamat, & tak sombong. Aku adl orang yg‬‬
‫‪pertama kali memberi syafa'at & di mintai syafa'at & tak sombong. Bendera pujian‬‬
‫]‪ada di tanganku pada hari Kiamat & tak sombong. [HR. ibnumajah No.4298‬‬

‫ضنرةن ‪3.‬‬ ‫ضلل نحلدثننناَ نسلعيمد سبمن يِنلزيِند نعسن أنلبي نَن س‬ ‫ب نقاَنل نحلدثننناَ بلسشمر سبمن اسلممفن ل‬ ‫ق سبمن إلسبنرالهينمُ سبلن نحلبي ن‬ ‫نحلدثننناَ نَن س‬
‫صمر سبمن نعللري نوإلسسنح م‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ أنلماَ أنسهمل اللناَلر الللذيِنن همسمُ أنسهلمنهاَ فننل يِنمموُمتوُنن لفينهاَ نونل يِنسحينسوُنن‬
‫صللىَ ل‬ ‫ال ن‬ ‫نعسن أنلبي نسلعيند نقاَنل نقاَنل نرمسوُمل ل‬
‫طاَنيِاَهمسمُ فنأ ننماَتنستهمسمُ إلنماَتنةد نحلتىَ إلنذا نكاَمنَوُا فنسحدماَ أملذنن لنهمسمُ لفي اللشنفاَنعلة فنلجينء بللهسمُ‬
‫صاَبنستهمسمُ ننَاَةر بلمذمنَوُبللهسمُ أنسو بلنخ ن‬
‫س أن ن‬
‫نولنلكسن ننَاَ ة‬
‫ت اسللحبللة تنمكوُمن لفي نحلميلل اللسسيلل‬ ‫ضنباَئلنر فنبممثوُا نعنلىَ أنسنَنهاَلر اسلنجنللة فنلقينل نيِاَ أنسهنل اسلنجنللة أنلفي م‬
‫ضوُا نعلنسيلهسمُ فنينسنبممتوُنن نَننباَ ن‬ ‫ضنباَئلنر ن‬ ‫ن‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ قنسد نكاَنن لفي اسلنباَلديِنلة‬
‫صللىَ ل‬ ‫نقاَنل فننقاَنل نرمجةل لمسن اسلقنسوُلم نكأ نلن نرمسوُنل ل‬
‫ال ن‬
‫‪Penghuni neraka yg mereka benar-benar penghuninya, mereka tak akan merasakan‬‬
‫‪kematian & juga tak hidup di dalamnya. Akan tetapi mereka adl orang-orang yg‬‬
‫‪terkena api neraka karena dosa-dosa & kesalahan-kesalahan mereka, maka mereka‬‬
‫‪akan di matikan sesaat. Dan ketika mereka telah menjadi arang, maka mereka di‬‬
‫‪izinkan untuk mendapatkan syafa'at. Lalu mereka di datangkan secara berkelompok-‬‬
‫;‪kelompok, kemudian mereka di mandikan di sungai-sungai surga. Maka di katakan‬‬
‫‪Wahai penghuni surga, berilah mereka minuman. Maka mereka menumbuhkan‬‬
‫‪tumbuhan hibbah (biji-bijian) yg ada di arus sungai. Perawi berkata; Maka berkatalah‬‬
‫‪seseorang dari mereka; Seakan-akan Rasulullah baru tiba dari pedalaman. [HR.‬‬
‫‪ibnumajah No.4299].‬‬

‫‪4.‬‬ ‫نحلدثننناَ نعسبمد اللرسحنملن سبمن إلسبنرالهينمُ اللدنمسشقلمي نحلدثننناَ اسلنوُلليمد سبمن ممسسللنمُ نحلدثننناَ مزهنسيمر سبمن ممنحلمند نعسن نجسعفنلر سبلن ممنحلمند نعسن أنلبيله‬
‫ام نعلنسيله نونسللنمُ يِنمقوُمل إللن نشنفاَنعلتي يِنسوُنم اسلقلنياَنملة للنسهلل اسلنكنباَئللر لمسن أململتي‬
‫صللىَ ل‬ ‫ت نرمسوُنل ل‬
‫ال ن‬ ‫نعسن نجاَبلنر نقاَنل نسلمسع م‬
Sesungguhnya syafa'atku pada hari Kiamat adl untuk para pelaku dosa besar dari
ummatku. [HR. ibnumajah No.4300].

5. ‫ش نعسن أنلبي‬‫نحلدثننناَ إلسسنملعيمل سبمن أننسند نحلدثننناَ أنمبوُ بنسدنر نحلدثننناَ لزنيِاَمد سبمن نخسيثننمةن نعسن نَمنعسيلمُ سبلن أنلبي لهسنند نعسن لرسبلعلي سبلن لحنرا ن‬
‫ف أململتي اسلنجنلةن‬ ‫ت بنسينن اللشنفاَنعلة نوبنسينن أنسن يِنسدمخنل نَل س‬
‫ص م‬ ‫ام نعلنسيله نونسللنمُ مخيلسر م‬‫صللىَ ل‬ ‫ال ن‬ ‫يِ نقاَنل نقاَنل نرمسوُمل ل‬ ‫مموُنسىَ اسلنسشنعلر ل‬
‫طاَلئينن اسلممتنلنلوُلثينن‬
‫ت اللشنفاَنعةن للننَلنهاَ أننعممُ نوأنسكنفىَ أنتمنرسونَننهاَ للسلممتللقينن نل نولنلكنلنهاَ للسلممسذنَللبينن اسلنخ ل‬
‫نفاَسختنسر م‬
Saya di suruh memilih antara setengah ummatku akan di masukkan ke surga dgn di
beri syafa'at, maka saya memilih syafa'at, karena sesungguhnya syafa'at lebih
mencakup & lebih mencukupi, bagaimana pendapat kalian, apakah ia hanya di
berikan kepada orang-orang yg bertakwa saja?
Tidak, akan tetapi ia di berikan juga terhadap orang-orang yg berdosa & orang-orang
yg banyak kesalahan. [HR. ibnumajah No.4301].

Pendapat Para Ulama’

1. 1- Syekh Mufid, Muhammad bin Nu’man Al-‘Akbari (wafat tahun 413 H) berkata,
“Syi’ah Imamiyyah bersepakat bahwa Rasulullah kelak di hari kiamat akan
memberikan syafaatnya kepada sekelompok orang dari umatnya yang berlumuran
dengan dosa besar. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa Amirul Mukminin Ali
a.s. akan memberikan syafaatnya kepada para pecinta dan pengikutnya yang memikul
dosa, demikian juga para Imam Ma’sum lainnya dari Ahlul bait a.s. Berkat syafaat
manusia-manusia suci ini, Allah SWT menyelamatkan banyak orang yang semestinya
masuk ke neraka karena dosa yang mereka perbuat.”

2. Syekh Muhammad bin Al-Hasan Al-Thusi (wafat tahun 460 H) dalam kitab tafsir Al-
Tibyan mengatakan,
“Hakikat syafaat menurut kami adalah menghindar-kan bahaya bukan mendatangkan
keuntungan. Di hari kiamat nanti, kaum mukminin akan mendapatkan syafaat dari
Rasulullah SAWW. Dengan diterimanya syafaat tersebut oleh Allah, banyak sekali
orang yang semestinya masuk ke neraka akan selamat dari siksa.

3. Allamah Muhaqqiq Fadhl bin Al-Hasan Al-Tabarsi (wafat tahun 548 H) berkata,
“…Menurut kami kewenangan memberi syafaat adalah hak yang dimiliki oleh Nabi
SAWW, para sahabatnya yang setia, Imam-Imam ma’sum Ahlul bait a.s., dan kaum
mukminin yang saleh. Dengan syafaat mereka ini, Allah akan menyelamatkan banyak
sekali orang yang seharusnya masuk ke dalam neraka karena dosa mereka

4. Allamah Syekh Muhammad Baqir Al-Majlisi (wafat tahun 1110 H) mengatakan,


“Ketahuilah, bahwa syafaat adalah satu hal yang telah disepakati oleh kaum muslimin
sebagai masalah yang prinsipil dalam agama Islam. Mereka bersepakat bahwa
Rasulullah SAWW di hari kiamat nanti akan memberikan syafaat kepada umatnya,
bahkan umat-umat yang lain. Sedangkan hal yang menjadi ajang perselisihan
pendapat adalah mengenai makna syafaat ini dan hasil yang didapatkan darinya,
apakah syafaat berarti bertambahnya pahala seseorang ataukah hanya berarti
penghapusan dosa?

5. Abu Hafsh Al-Nasafi (wafat tahun 538 H) dalam kitabnya yang dikenal dengan
Al-‘Aqaid Al-Nasafiyyah mengatakan,
“Syafaat adalah fakta yang tidak dapat diragukan lagi dan merupakan hak yang
dimiliki oleh para rasul dan orang-orang saleh sesuai dengan apa yang disebutkan
dalam banyak hadis.

16. TAWADHU’
Dalil Alqur’an
1. ‫ض نول فننساَددا نواسلنعاَقلبنةم للسلممتللقينن‬
‫ك اللدامر اللخنرةم نَنسجنعلمنهاَ لللللذيِنن ل يِملريِمدونن معلم لدوُا لفي النسر ل‬
‫تلسل ن‬
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang
baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash: 83)

2. ‫ك لمنن اسلممسؤلملنينن‬
‫ك للنملن اتلبننع ن‬ ‫نواسخفل س‬
‫ض نجنناَنح ن‬
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, dari kalangan
orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu’ara`: 215)

3. َ‫نوبن لدرا بلنوُاللندلتي نولنسمُ يِنسجنعسللني نجلباَدرا نشقل لديا‬


“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong
lagi celaka.” (QS. Maryam: 32).

4. ‫ان نكلثيدرا‬ ‫ال أمسسنوُةة نحنسننةة للنمسن نكاَنن يِنسرمجوُ ل‬


‫ان نواسلينسوُنم اسلنلخنر نونذنكنر ل‬ ‫لنقنسد نكاَنن لنمكسمُ لفي نرمسوُلل ل‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

5. َ‫ض هنسوُدنَاَ نوإلنذا نخاَطنبنهمممُ اسلنجاَلهملوُنن نقاَملوُا نسنلدما‬


‫نولعنباَمد اللرسحلنملن الللذيِنن يِنسممشوُنن نعنلىَ اسلنسر ل‬
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.(QS. Al-
furqan 63)

Hadist
1. ‫ضمعوُا نحلتىَ نل يِنسفنخنر أننحةد نعنلىَ أننحند نونل يِنسبلغ أننحةد نعنلىَ أننحند‬
‫ي أنسن تننوُا ن‬
‫ان أنسونحىَ إللن ل‬
‫نوإللن ل‬
“Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada
seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku
zhalim pada yang lain.” (HR. Muslim no. 2865)

2. ‫ام‬ ‫ام نعسبددا بلنعسفنوُ إللل لعدلزا نونماَ تننوُا ن‬


‫ضنع أننحةد لللل إللل نرفننعهم ل‬ ‫صندقنةة لمسن نماَنل نونماَ نزاند ل‬ ‫ص س‬
‫ت ن‬ ‫نماَ نَنقن ن‬
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf
kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada
orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat
derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588)

‫صنلةم نخنرنج إلنلىَ ال ل‬


3. ‫صنللة‬ ‫ت ال ل‬ ‫نكاَنن يِنمكوُمن لفي لمسهننلة أنسهللله تنسعلني لخسدنمةن أنسهللله فنإ لنذا نح ن‬
‫ضنر س‬
“Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika datang waktu shalat maka
beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 6939

4. ُ‫أن النبي صلىَ ا عليه و سلمُ كاَن يِزور النَصاَر ويِسلمُ علىَ صبياَنَهمُ ويِمسح رؤوسهم‬
“Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkunjung ke orang-orang
Anshor. Lantas beliau memberi salam kepada anak kecil mereka dan mengusap
kepala mereka.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya no. 459. Sanad hadits ini
shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

5. ِ‫صننمع نرمسسوُمل ال صلىَ ا عليه وسلمُ إلنذا نكاَنن لعسنندلك؟‬ ‫ت للنعاَئلنشةن نيِاَ أملم اسلممسؤلمنلسينن أيِ نشسيةء نكاَنن يِن س‬
‫نعسن معسرنوةن نقاَنل قمسل م‬
‫ف نَنسعلنهم نويِملخسيطم ثنسوُبنهم نويِنسرفنمع ندسلنوُهم‬ ‫ “نماَ يِنسفنعمل أننحمدمكسمُ لفي لمسهننلة أنسهللله يِنسخ ل‬:‫ت‬
‫ص م‬ ‫”نقاَلن س‬
Urwah bertanya kepada ‘Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah
menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian
jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan
mengangkat air di ember.” (HR. Ahmad 6: 167 dan Ibnu Hibban dalam kitab
shahihnya no. 5676. Sanad hadits ini shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth

Pendapat Para Ulama’


1. ‫ أن تخرج من منزلك فل تلقىَ مسلماَ د إل رأيِت له عليك‬:‫ هل تدرون ماَ التوُاضع؟ِ التوُاضع‬:‫قاَل الحسن رحمه ا‬
‫ فضلد‬.
Al Hasan Al Bashri berkata, “Tahukah kalian apa itu tawadhu’? Tawadhu’ adalah
engkau keluar dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian
engkau merasa bahwa ia lebih mulia darimu.” Al Hasan Al Bashri

2. ‫ من ل يِرىَ فضله‬: ‫ وأكبر الناَس فضل‬، ‫ من ل يِرىَ قدره‬: ‫ » أرفع الناَس قدرا‬:‫» يِقوُل الشاَفعي‬
Imam Asy Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang
yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah
orang yang tidak pernah menampakkan kemuliannya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6:
304

3. ‫س بين يِنديِ فقير‬ ‫ “ماَ رأيِ م‬:‫”يِقوُل بشر بن الحاَرث‬.


‫ت أحسنن من غنلي جاَل ن‬
Basyr bin Al Harits berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang kaya yang duduk di
tengah-tengah orang fakir.” Yang bisa melakukan demikian tentu yang memiliki sifat
tawadhu’

4. ‫ضع نَفنسك عند من هوُ دونَك في نَعملة ا حتىَ تعللنمه أن ليس لك‬
‫س التوُاضلع أن ت ن‬
‫ “رأ م‬:‫قاَل عبد ا بن المباَرك‬
[(6/298) ‫بدنَياَك عليه فضل ]أخرجه البيهقي في الشعب‬.
‘Abdullah bin Al Mubarrok berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau
meletakkan dirimu di bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Allah,
sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia dirinya.”
(Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 298

5. ‫ من كاَنَت معصيته في شهوُة فاَرج له التوُبة فإن آدم عليه السلم عصىَ مشتهياَ د فاَستغفر‬:‫قاَل سفياَن بن عيينة‬
‫ فإن إبليس عصىَ مستكبراد فلعن‬.‫ فإذا كاَنَت معصيته من كبر فاَخش عليه اللعنة‬،‫فغفر له‬.
Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat
akan membebaskan dirinya. Buktinya saja Nabi Adam ‘alaihis salam bermaksiat
karena nafsu syahwatnya, lalu ia bersitighfar (memohon ampun pada Allah), Allah
pun akhirnya mengampuninya. Namun, jika siapa yang maksiatnya karena sifat
sombong (lawan dari tawadhu’), khawatirlah karena laknat Allah akan menimpanya.
Ingatlah bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong (takabbur), lantas Allah pun
melaknatnya.

17. MALU
Dalil Al-qur’an
‫ب نل يِنسفقنمهوُنن بلنهاَ نولنهمسمُ أنسعيمةن نل يِمسب ل‬ ‫س‬
1. ‫صمرونن بلنهاَ نولنهمسمُ آنذاةن نل‬ ‫نولنقنسد نذنرأننَاَ للنجهننلنمُ نكلثيدرا لمنن اسللجلن نوا س للسنَ ل‬
‫س لنهمسمُ قمملوُ ة‬
‫ضمل ْ مأو للنئل ن‬
‫ك همممُ اسلنغاَفلملوُنن‬ ‫يِنسسنممعوُنن بلنهاَ ْ مأو للنئل ن‬
‫ك نكاَسلنسنَنعاَلم بنسل همسمُ أن ن‬
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lala.(QS.Al
a’raf 179)

2. ‫طنعاَنم نغسينر ننَاَلظلريِنن إلننَاَهم نو للنلكسن إلنذا مدلعيتمسمُ نفاَسدمخملوُا فنإ لنذا‬‫ت النلبللي إللل أنسن يِمسؤنذنن لنمكسمُ إللنلىَ ن‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا نل تنسدمخملوُا بمميوُ ن‬
‫ام نل يِنسستنسحليي لمنن اسلنح ل‬
‫ق ْ نوإلنذا‬ ‫ي فنينسستنسحليي لمسنمكسمُ نو ل‬ ‫ث ْ إللن لنذللمكسمُ نكاَنن يِمسؤلذيِ النلبل ل‬
‫طلعسمتمسمُ نفاَسنَتنلشمروا نونل ممسستنأسنَللسينن للنحلديِ ن‬‫ن‬
‫ال نونل أنسن‬ ‫طهنمر للقمملوُبلمكسمُ نوقمملوُبللهلن ْ نونماَ نكاَنن لنمكسمُ أنسن تمسؤمذوا نرمسوُنل ل‬ ‫ب ْ لنذللمكسمُ أن س‬
‫نسأ نسلتممموُهملن نمنتاَدعاَ نفاَسسأ نملوُهملن لمسن نونرالء لحنجاَ ن‬
َ‫ال نعلظيدما‬ ‫تنسنلكمحوُا أنسزنوانجهم لمسن بنسعلدله أنبنددا ْ إللن لنذللمكسمُ نكاَنن لعسنند ل‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi
kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu
masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu
selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan.
Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu
(untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar.
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula)
mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya
perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.(QS.Al ahzab 53)

3. ‫صنياَنن مأولنئل ن‬
(7) ‫ك همممُ اللرالشمدونن‬ ‫ق نواسللع س‬
‫ب إللنسيمكممُ ا س لليِنماَنن نونزيِلننهم لفي قمملوُبلمكسمُ نونكلرهن إللنسيمكممُ اسلمكسفنر نواسلفممسوُ ن‬ ‫نولنلكلن ل‬
‫ان نحبل ن‬
‫ال نونَلسعنمةد نو ل‬
ُ‫ام نعلليةمُ نحلكيةم‬ ‫ضدل لمنن ل‬
‫فن س‬
“Tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan
itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan,
dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Al-Hujurat: 7-8).

‫أنلنسمُ يِنسعلنسمُ بلأ نلن ل‬


4. َ‫ان يِننرى‬
“Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?”
(QS. Al-Alaq: 14)

‫إللن ل‬
5. َ‫ان نكاَنن نعلنسيمكسمُ نرلقيدبا‬
“Sesungguhnya Allah mengawasi kalian.” (QS. An-Nisa: 1)

Hadist
1. ‫اسلنحنياَمء مشسعبنةة لمسن ا س لليِنماَلن‬
“Malu adalah cabang dari keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. ‫اسلنحنياَمء نل يِنأسلتي إللل بلنخسينر‬


“Rasa malu itu hanya mendatangkan kebaikan.” (HR. Bukhari)

3. ‫ أنسو نقاَنل اسلنحنياَمء مكملهم نخسير‬، ‫اسلنحنياَمء نخسيةر مكملهم‬


“Rasa malu itu adalah kebaikan seluruhnya.” atau beliau bersabda “Rasa malu itu
seluruhnya adalah kebaikan.”(HR.muslim)

4. ‫ام ؛ اسللحسلنمُ نواسلنحنياَنء‬


‫صلنتنسيلن يِملحمبهمنماَ ل‬ ‫إللن لفي ن‬
‫ك نخ س‬
“Sesungguhnya pada dirimu ada dua tabiat yang keduanya Allah cintai, yaitu
ketenangan dan rasa malu.”( Hadits Asyaj bin Abdul Qais)

5. ‫ال‬‫ك نولنلكلن اللسستلسحنياَنء لمسن ل‬‫س نذا ن‬‫ نقاَنل لنسي ن‬، ‫ال إللنَاَ نَنسستنسحليي نواسلنحسممد لللل‬
‫ نيِاَ نرمسوُنل ل‬: َ‫ نقاَنل قمسلننا‬، ‫ق اسلنحنياَلء‬‫ال نح ل‬‫اسستنسحميوُا لمسن ل‬
‫ نونمسن أننراند اسللخنرةن تننر ن‬، َ‫ت نواسلبلنلى‬
‫ك لزيِننةن‬ ‫ نوسلتنسذمكسر اسلنمسوُ ن‬، َ‫طنن نونماَ نحنوُى‬‫ نواسلبن س‬، َ‫س نونماَ نونعى‬ ‫ظ اللرسأ ن‬ ‫ق اسلنحنياَلء أنسن تنسحفن ن‬
‫نح ل‬
‫ق اسلنحنياَلء‬ ‫ك فنقنسد اسستنسحنياَ لمسن ل‬
‫ال نح ل‬ ‫ فننمسن فننعنل نذلل ن‬، َ‫المدسنَنيا‬
“Hendaklah kalian malu kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu.
Barang-siapa yang malu kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benar malu,
maka hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang ada padanya, hendaklah ia menjaga
perut dan apa yang dikandungnya, dan hendaklah ia selalu ingat kematian dan
busuknya jasad. Barangsiapa yang menginginkan kehidupan akhirat hendaklah ia
meninggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang mengerjakan yang demikian,
maka sungguh ia telah malu kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benar
malu.” (HR. Tirmidzi

Pendapat Para Ulama’


1. Ibn Atha' menegaskan, “Bahagian terbesar dari ilmu adalah rasa gentar dan malu. Jika
yang dua ini lenyap, tidak ada lagi kebaikan yang tersisa dalam hati.

2. Dzun Nun Al-Mishri berkata, “Malu beerti bahawa engkau merasakan kegentaran
dalam hatimu, sangat takut akan dan menyedari keburukan-keburukan yang telah
engkau lakukan di hadapan Allah di waktu yang lalu.” Dia juga mengatakan, “Cinta
membuat orang berbicara, malu membuat orang terdiam, dan takut membuat orang
gelisah.”

3. Abu Utsman mengatakan, “Orang yang berbicara tentang malu namun tidak merasa
malu akan apa yang dikatakannya di hadapan Allah beerti telah tertipu beberapa
darjat.”

4. As-Sari mengatakan, “Malu dan keakraban masuk ke dalam hati seseorang. Jika
keduanya menemukan warak dan zuhud, maka mereka akan menetap. Jika tidak,
mereka akan meneruskan perjalanan.”

5. Al-Jurairi mengabarkan, “Pada generasi pertama [kaum Muslimin], orang menaruh


perhatian pada agama, sampai agama menjadi lemah. Pada generasi kedua, mereka
menekankan kesetiaan, sampai kesetiaan lenyap. Pada generasi ketiga, mereka
menekankan kesatrian (futuwwah) sampai ia lenyap. Pada generasi keempat, mereka
menekankan rasa malu sampai ia lenyap. Sekarang orang beramal kerana hasrat
[ akan pahala] dan takut [akan seksa].
18. SABAR
Dalil Al Qur’an
1. ‫صاَبللريِنن‬ ‫صبلمروا ْ إللن ل‬
‫ان نمنع ال ل‬ ‫ان نونرمسوُلنهم نونل تننناَنزمعوُا فنتنسفنشملوُا نوتنسذهن ن‬
‫ب لريِمحمكسمُ نوا س‬ ‫نوأنلطيمعوُا ل‬
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS.Al anfal 46)

2. ‫صبنمروا أنسجنرهمسمُ بلأ نسحنسلن نماَ نكاَمنَوُا يِنسعنمملوُنن‬


‫ق ْ نولنننسجلزيِنلن الللذيِنن ن‬ ‫نماَ لعسنندمكسمُ يِنسنفنمد نونماَ لعسنند ل‬
‫ال نباَ ن‬
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(QS.An nahl 96)

3. ‫صنللة ْ نوإلنَلنهاَ لننكلبينرةة إللل نعنلىَ اسلنخاَلشلعينن‬ ‫نواسستنلعيمنوُا لباَل ل‬


‫صسبلر نوال ل‬
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.(QS.Al baqarah 45)

‫ت نربلنناَ لنلماَ نجاَنءستنناَ ْ نربلنناَ أنسفلرسغ نعلنسينناَ ن‬


4. ‫صسبدرا نوتننوُفلنناَ ممسسلللمينن‬ ‫نونماَ تنسنقلممُ لملناَ إللل أنسن آنملناَ لبآَنيِاَ ل‬
Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada
ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (Mereka berdoa): "Ya
Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam
keadaan berserah diri (kepada-Mu)".(QS. Al a’raf 126)

5. ‫ال نوالسنعةة ْ إلنَلنماَ يِمنوُلفىَ ال ل‬


‫صاَبلمرونن‬ ‫قمسل نيِاَ لعنباَلد الللذيِنن آنممنوُا اتلمقوُا نربلمكسمُ ْ لللللذيِنن أنسحنسمنوُا لفي لهنلذله المدسنَنياَ نحنسننةة ْ نوأنسر م‬
‫ض ل‬
‫أنسجنرهمسمُ بلنغسيلر لحنساَ ن‬
‫ب‬
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu".
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah
itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.(QS.Az zumar 10)

Hadist
1. Rasulullah Mengagumi seorang mukmin yang bila ia memperoleh kebaikan, ia
memuji Allah dan bersyukur, dan bila ia ditimpa musibah, ia memuji Allah dan ia
bersabar. ( HR.Ahmad)
2. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila
terkena ujian dan cobaan, dia bersabar. (HR.Ahmad)

3. Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Barang
siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan
menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).

4. Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sungguh unik urusan orang yang beriman itu. Semua urusannya, baik baginya. Hal
itu hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia
bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar, dan itu baik
baginya.” (Muslim)

5. Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap


dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak
berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka. (HR.
Turmudzi)

Pendapat Para Ulama’


1. Abu Utsman ash-Shabbar mengatakan, “Orang yang sabar adalah orang yang
membiasakan dirinya melawan kemalasan dan keengganan.”

2. Imam al-Junaid ibn Muhammad pernah ditanya tentang kesabaran, lalu menjawab,
“Sabar itu seperti meneguk minuman pahit tanpa bermuka masam.”

3. Dzun Nun berkata,


Kesabaran adalah menjauhi segala perbuatan menyimpang, dan tabah ketika cobaan
datang, serta bersikap seolah berkecukupan di depan orang lain, padahal sebenarnya
miskin dan sangat membutuhkan nafkah hidup.
4. Al-Khawwash berkata, “ Sabar ialah tegar terhadap hukum-hukum Al-Qur’an dan
Sunnah.”
5. Amr bin Ustman Al-Makki berkata, “ Sabar ialah tegar bersama Allah dan
menghadapi ujian-Nya dengan lapang dada dan tenang,” Artinya bahwa ia
menghadapi musibah dengan lapang dada dan bukan dengan dada sempit, emosional,
dan mengeluh.
19. SYUKUR
Dalil Al qur’an

1. ‫ت نماَ نرنزسقنناَمكسمُ نواسشمكمروا لللل إلسن مكسنتمسمُ إلليِاَهم تنسعبممدونن‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا مكملوُا لمسن ن‬
‫طيلنباَ ل‬
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah.(QS.Al baqarah 172)

2. ‫ت أنسو قمتلنل اسنَقنلنسبتمسمُ نعلنلىَ أنسعنقاَبلمكسمُ ْ نونمسن يِنسنقنلل س‬


‫ب نعلنلىَ نعقلبنسيله فنلنسن‬ ‫ت لمسن قنسبللله المرمسمل ْ أنفنإ لسن نماَ ن‬
‫نونماَ ممنحلمةد إللل نرمسوُةل قنسد نخلن س‬
‫ان نشسيدئاَ ْ نونسينسجلزيِ ل‬
‫ام اللشاَلكلريِنن‬ ‫ضلر ل‬
‫يِن م‬
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-
orang yang bersyukur.(QS.Ali imran 144)

3. َ‫ق نواسمنسمحوُا بلمرمءولسمكسمُ نوأنسرمجلنمكسمُ إلنلى‬ ‫صنللة نفاَسغلسملوُا مومجوُهنمكسمُ نوأنسيِلديِنمكسمُ إلنلىَ اسلنمنرافل ل‬ ‫نيِاَ أنميِنهاَ الللذيِنن آنممنوُا إلنذا قمسمتمسمُ إلنلىَ ال ل‬
ُ‫ضلىَ أنسو نعلنلىَ نسفننر أنسو نجاَنء أننحةد لمسنمكسمُ لمنن اسلنغاَئللط أنسو نلنمسستمممُ النلنساَنء فنلنسم‬ ‫اسلنكسعبنسيلن ْ نوإلسن مكسنتمسمُ مجنمدباَ نفاَطلهلمروا ْ نوإلسن مكسنتمسمُ نمسر ن‬
‫ج نو للنلكسن يِملريِمد‬
‫ام للينسجنعنل نعلنسيمكسمُ لمسن نحنر ن‬ ‫صلعيددا طنيلدباَ نفاَسمنسمحوُا بلموُمجوُلهمكسمُ نوأنسيِلديِمكسمُ لمسنهم ْ نماَ يِملريِمد ل‬‫تنلجمدوا نماَدء فنتنينلممموُا ن‬
‫طهلنرمكسمُ نولليمتللمُ نَلسعنمتنهم نعلنسيمكسمُ لننعللمكسمُ تنسشمكمرونن‬
‫لليم ن‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.(QS.Al maidah 6)

4. َ‫طنعاَمم نعنشنرلة نمنساَلكينن لمسن أنسونسلط نما‬ ‫ام لباَلللسغلوُ لفي أنسيِنماَنَلمكسمُ نو للنلكسن يِمنؤالخمذمكسمُ بلنماَ نعقلسدتمممُ اسلنسيِنماَنن فننكلفاَنرتمهم إل س‬
‫نل يِمنؤالخمذمكممُ ل‬
‫ظوُا‬ ‫ك نكلفاَنرةم أنسيِنماَنَلمكسمُ إلنذا نحلنسفتمسمُ ْ نواسحفن م‬ ‫صنياَمم ثننلثنلة أنليِاَنم ْ لنذلل ن‬
‫طلعمموُنن أنسهلليمكسمُ أنسو لكسسنوُتمهمسمُ أنسو تنسحلريِمر نرقنبننة فننمسن لنسمُ يِنلجسد فن ل‬ ‫تم س‬
‫ام لنمكسمُ آنيِاَتلله لننعللمكسمُ تنسشمكمرونن‬ ‫ك يِمبنيلمن ل‬ ‫أنسيِنماَنَنمكسمُ ْ نكلنذلل ن‬
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang
kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh
orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau
memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa
tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari.
Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan
kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu
hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (QS. Al maidah 89)

5. ‫ضمردعاَ نومخسفينةد لنئلسن أنسنَنجاَننَاَ لمسن لهنلذله لنننمكوُنَنلن لمنن اللشاَلكلريِنن‬


‫ت اسلبنلر نواسلبنسحلر تنسدمعوُنَنهم تن ن‬
‫قمسل نمسن يِمننلجيمكسمُ لمسن ظملمنماَ ل‬
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di
laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut
(dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana)
ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"". (QS.Al an’am 63)

Hadist

‫ إلسن أن ن‬،‫ك للننحند إللل للسلممسؤلملن‬


1. ‫ نوإلسن‬،‫صاَبنستهم نسلرامء نشنكنر فننكاَنن نخسيدرا لنمه‬ ‫نعنجدباَ للنسملر اسلممسؤلملن إلن أنسمنرهم مكللهم لنهم نخسيةر نولنسي ن‬
‫س نذلل ن‬
‫صبننر فننكاَنن نخسيراد نله‬
‫ضلرامء ن‬ ‫أن ن‬
‫صاَبنستهم ن‬

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik


baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila
mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan
kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka
yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh
Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu)
2. ‫أنفنلن أنمكسوُمن نعسبددا نشمكسوُدرا‬
”Tidak pantaskah jika aku menjadi hamba yang bersyukur?” (Hadits shohih.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4837 dan Muslim, no. 2820)

3. “Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai
bersyukur kepada manusia.” (HR. Ath-Thabrani)

4. “Apabila seorang melihat orang cacat lalu berkata (tanpa didengar oleh orang
tadi) :“Alhamdulillah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang diujikan Allah
kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan sempurna atas kebanyakan
makhlukNya”, maka dia tidak akan terkena ujian seperti itu betapapun keadaannya.”
(HR. Abu Dawud)

5. “Sebaik-baik do’a adalah pada hari Arafat dan sebaik-baik yang aku ucapkan dan juga
diucapkan oleh para nabi sebelum aku adalah ucapan:“Laa ilaaha illallahu wahdahu
laa syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qodir.” (Tidak
ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah
segala kekuasaan dan pujian. Dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa) (HR. Ahmad)

Pendapat Ulama’
1. “Jika memang ada suatu cara yang dapat ditiru dalam pengabdian (ibadah) kepada
Allah bagi hamba-Nya, yang paling taat, yang lebih baik daripada bersyukur di setiap
kesempatan, maka Allah akan menganggap cara pengabdian itu melebihi segala
ciptaan yang lain. Karena sesungguhnya, tidak ada bentuk pengabdian yang lebih
baik dari pada bersyukur di setiap kesempatan, Dia telah memilihnya menjadi bentuk
pengabdian terunggul daripada bentuk-bentuk pengabdian yang lainnya.(Imam Ja’far
Ash-shadiq ra.)
2. “Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk hilangnya
nikmat itu. Dan siapa yang bersyukur atas nikmat berarti telah mengikat nikmat itu
dengan ikatan yang kuat.” (Syeikh Ibnu Athaillah ra.)

3. “Syukur dengan lisan adalah nikmat yang besar. Manusia menanggung beban lebih
besar ketika memperoleh nikmat dibanding ketika mengalami bencana. Bencana
membutuhkan kesabaran, dan manusia mampu bersabar. Sedangkan kenikmatan perlu
disyukuri, padahal Allah berfirman:
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba[34]:13)
[Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi ra.]

4. Menurut Abu Bakar Al-Waraq, yang dimaksud mensyukuri nikmat adalah


memperhatikan pemberian dan menjaga kehormatan

5. Menurut Al-Junaid, yang dimaksud syukur adalah sebab, karena dia mencari dirinya
yang telah memperoleh kelebihan. Dia selalu menghadap Allah SWT karena
memperoleh bagian dirinya.

Anda mungkin juga menyukai