Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HADITS TENTANG KEWAJIBAN DAN ASAS BERDAKWAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Hadits Dakwah”

Dosen Pengampu:

Dra. Ragwan Albaar, M.Fil.I.

B03219055
HADIST TENTANG KEWAJIBAN DAN ASAS BERDAKWAH

BKI-B3

Wiladatul latifa (04020321087)

A. Amar ma’ruf dan nahi munkar


1. Hadist dan terjemahan
‫علَ ْي ِه‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ ع َِن النه ِبي‬،‫ان‬ ِ ‫ ع َْن ُحذَ ْيفَةَ ب ِْن اليَ َم‬،ِ‫ص ِاري‬ َ ‫َّللا األَ ْن‬
ِ ‫ع ْب ِد ه‬ َ ‫ ع َْن‬،‫ع َْن ع َْم ِرو ب ِْن أَ ِبي ع َْم ٍرو‬
َ َ‫َّللاُ أَ ْن يَ ْبع‬
‫ث‬ ‫شكَنه ه‬ ِ ‫«والهذِي نَ ْفسِي بِيَ ِد ِه لَتَأ ْ ُم ُرنه بِال َم ْع ُر‬
ِ ‫وف َولَتَ ْن َه ُونه ع َِن ال ُم ْنك َِر أَ ْو لَيُو‬ َ :َ‫سله َم قَال‬ َ ‫َو‬
)‫اب لَ ُك ْم (رواه الترمذى‬ ُ ‫ستَ َج‬ ْ ُ‫علَ ْي ُك ْم ِعقَا ًبا ِم ْنهُ ث ُ هم تَ ْدعُونَهُ فَ ََل ي‬
َ

Artinya:
“Dari ‘Amr bin Abu ‘Amrah dari ‘Abdullah Al Anshari dari Hudzaifah bin Al
Yaman dari Nabi SAW beliau bersabda:

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi
munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-NYa dari sisi-Nya kepada
kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.”
(HR. Tirmidzi).1

2. Makna mufradat
Artinya Kalimat

Mengerjakan ‫لَتَأ ْ ُم ُرنه‬


Menjauhi ‫لَتَ ْن َه ُونه‬
Jika kalian tidak ِ ‫لَيُو‬
‫شكَنه‬
Akan mengirimkan َ َ‫أَ ْن يَ ْبع‬
‫ث‬
Hukuman ‫ِعقَابًا‬

3. Penjelasan
Hadist ini menjelaskan tentang amar ma’ruf nahi munkar, yang mana hadist ini
dibawakan oleh sahabat nabi yang bernama hudaifah yang di beri gelar (shohibussirrur)
Rasulullah yaitu sahabat yang menyimpan rahasia-rahasia rasul.

1
Muhammad bin Isa bin Sauroh bin Musa bin Dhahak, Sunan At-Tirmidzi, Juz IV (Mesir: Mustafa Al-Babi Al-Halabi,
1395 H), Hal 468
Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar itu wajib,

1. Fardhu ain
2. Fardhu kifayah

Mungkin fardhu ain untuk seorang Muballigh, dan Fardhu kifayah untuk orang biasa,
tapi intinya tidak gugur yang namanya Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Sehingga ketika kita
melihat ada orang menyepelekan ibadah yang wajib maka kita sebagai orang Mukmin
memiliki kewajiban untuk mengajak dia kepada perbuatan yang mesti di lakukan. Kalau
kita melihat saudara kita melakukan perbuatan maksiat maka kewajiban kita untuk melarang
dia dari perbuatan maksiat tersebut.2

Amar ma’ruf nahi munkar merupakan perilaku baik yang diperintahkan oleh Allah
Swt. Sebab, amar ma’ruf nahi munkar merupakan prinsip dasar agama Islam yang harus
dilakukan oleh setiap orang Islam. Dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, Allah
Swt, tidak serta merta memerintahkan kepada kita semua, melainkan sesuai dengan
kemampuan yang kita bisa.3

Dari hadist ini dapat dipetik bahwa bila amarma’ruf nahi munkar tidak dilaksanakan,
maka besar sekali kemungkinan doa orang yang mengalami cobaan itu tidak dikabulkan
oleh Allah. Karena begitu pentingnya melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, tanpa nahi
munkar kemunkaran merajarela dan tanpa amar ma’ruf perbuatan ma’ruf menjadi langka,
umat akan menjadi manusia yang tidak bernilai disisi Allah.4

Oleh itu kita kembali ke dasar hadist, kalau orang tidak menyampaikan Amar
Ma’ruf Nahi Munkar dampaknya apa? Dampaknya Allah kirim siksa. Lalu di bagian akhir
hadist ini, kalau kalian sudah di timpa dengan azab , di timpa dengan siksa kalian berdoa
tidak akan di kabulkan oleh Allah. Ini balasan bagi orang yang tidak perduli terhadap agama.
Tidak perduli kepada Amar Ma’ruf, tidak ada perhatian kepada Nahi Munkar, walaupun
minimal dengan hatinya tidak hati-hati akan terkena bencana, dan jikalau anda berdoa
Allah tidak akan mengabulkannya Hadist riwayat Imam Tirmidzi.5

3. Analisis relevansi

2
Abdurrahman, “Amar Ma’ruf Nahi Munkar Itu Wajib Bagi Kaum Muslim” Jalsatul Istnain 1. No. 1 (Februari,
2017):15
3
Ibnu Mas’ud, The Miracle Of Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Yogyakarta: Laksana, 2018) 16.
4
Salman Al-Audah, Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Semarang: Aneka Ilmu, 2010) 33.
5
Abu Qusairi, “Dakwah Amar Ma’ruf dan Nahyi Munkar” El-Hikmah 2. No.1 (Desember, 2010): 31
Tujuan dakwah adalah menegakkan amar makruf nahi mungkar agar umat manusia
berada di jalan yang benar dan diridai Allah SWT. Dakwah tentang kebaikan dalam Islam
adalah diperuntukkan untuk seluruh umat manusia di bumi. Dakwah adalah bentuk
Rahmatan lil 'Alamin. Nabi Muhammad SAW dalam menyerukan kebaikan dakwahnya
menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Ali Mahfuz mengatakan, “Dakwah adalah
untuk mendorong manusia untuk berbuat baik menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat
kebajikan dan melarang dari yang munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat.”6
adapun contoh perbuatan amar ma’ruf yaitu, melaksanakan shalat lima waktu,
mengajak kebaikan, berpuasa saat bulan Ramadhan, menolong sesame teman dan banyak
lainnya, serta contoh dari perbuatan munkar yaitu, melanggar perintah Allah, mabuk-
mabukan, melawan kepada orang tua dan lain sebagainya.
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari hadist ini yaitu, kita sebagai ummat muslim yang taat akan
agama, kita harus mematuhi perintah Allah dengan ber amar ma’ruf nahi munkar, karena
itu memang sudah termasuk kewajiban kita sebagai ummat muslim. Dan jika kita tidak
melakukan amar ma’ruf nahi munkar maka Allah tidak akan mengabulkan doa-doa kita.
Wallahu a’lam.
Untuk itu, orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar adalah makhluk Allah
Swt, yang terbaik.7

6
Ibid. 47
7
Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap tentang Jihad Menurut Al-Qur’an dan Sunnah
(Bandung: Mizan Pustaka, 2010) 141
DAFTAR PUSTAKA

Al-Audah, Salman. Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Semarang: Aneka Ilmu, 2010.
Abdurrahman. “Amar Ma’ruf Nahi Munkar Itu Wajib Bagi Kaum Muslim” Jalsatul Istnain 1. no 1
(Februari, 2017).
Dhahak, Muhammad bin Isa bin Sauroh bin Musa bin, Sunan At-Tirmidzi, Juz IV. Mesir: Mustafa
Al-Babi Al-Halabi, 1395 H.
Mas’ud, Ibnu. The Miracle Of Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Yogyakarta: Laksana, 2018.
Qardhawi, Yusuf. Tanpa Tahun. Fiqih Jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap tentang
Jihad Menurut Al-Qur’an dan Sunnah. Bandung: Mizan Pustaka, 2010.

Qusairi, Abu “Dakwah Amar ma’ruf dan nahyi munkar” El-Hikmah 2 no. 1 (Desember, 2010).
KEWAJIBAN DAN ASAS BERDAKWAH

BKI/B3

LUDIANA LISTIAWATI (04020321064)

B. Pendakwah Menjadi Pelopor Kebaikan

1. Hadits dan Terjemahan

ِ ِ‫ول ه‬ َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن أَبِ ِيه‬،‫َع ِن ال ُْم ْن ِذ ِر بْ ِن َج ِري ٍر‬


َ :‫صلهى هللاُ َعلَْيه َو َسله َم‬
‫«م ْن‬ َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫ص ِم ْن‬ُ َ ‫ق‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫ي‬ ‫َل‬
َ ،‫ا‬ َ ِ ‫َج ِر من َع ِمل‬
‫ِب‬ َ َْ ْ ‫أ‬ ‫ل‬ْ‫ث‬ ِ‫ َكا َن لَه أَجرها و‬،‫س هن سنهةً حسنةً فَ ع ِمل ِِبا‬
‫م‬
ُ َ َُ ْ ُ َ َ ُ ََ َ ُ َ
،‫ َكا َن َعلَْي ِه ِوْزُرَها َو ِوْزُر َم ْن َع ِم َل ِِبَا‬،‫ َوَم ْن َس هن ُسنهةً َسيِئَةً فَ عُ ِم َل ِِبَا‬،‫ُجوِرِه ْم َش ْي ئًا‬ ُ‫أ‬
‫ص ِم ْن أ َْوَزا ِرِه ْم َش ْي ئًا» رواه ابن ماجه‬ ُ ‫ََل يَ ْن ُق‬
Artinya : “Dari Mundzir bin Jarir, Dari Ayahnya, berkata: Rasulullah SAW bersabda:
barangsiapa yang mencontohkan sunnah yang baik lalu di kerjakan maka niscaya baginya
pahalanya dan seperti pahala yang mengerjakannya tidak mengurangi dari pahala-pahala
mereka sedikitpun dan barangsiapa yang memulai memberi contoh keburukan maka niscaya
baginya dosanya dan mendapatkan dosa yang mengerjakannya setelahnya tidak mengurangi
dari dosa-dosa mereka sedikitpun”. (HR. Ibnu Majjah)8

2. Makna Mufradat

Mencontohkan ‫َس هن‬


(Tindakan) yang baik ً‫سنَة‬
َ ‫َح‬
Mengurangi ‫ص‬
ُ ‫يَ ْن ُق‬
Sedikitpun ‫َش ْي ئًا‬
Keburukan ً‫َسيِئَة‬

8
Abi Abbas Muhammad bin Yazid Al Qarwani. Faharis Sunan Ibnu Majah. Beirut, Libanon: Darul Kitab
Alamiyah. 1995.Hal. 207
3. Penjelasan Hadits

Hadist riwayat Ibnu Mājah tidak jauh berbeda dengan riwayat Muslim keduanya sama-
sama berpangkal pada sahabat Jarir bin Abdillah. Maka secara umum bisa disimpulkan bahwa
hadis “Sunnah” ini memang berpusat pada Sahabat Jarīr bin Abdillah sebagai pangkal
periwayatannya. Karena itu, asbāb al-wurūd hadistnya, meskipun juga tidak dicantumkan oleh
Ibn Mājah, sama dengan apa yang disampaikan dalam riwayat Muslim.9
Yang di maksud dalam hadits ini bukanlah menciptakan sunnah atau membuat-buat sunnah,
melainkan bagi orang yang mencontohkan atau memulai perbuatan yang baik dan buruk.
Menurut Al Suyuti sunnah hasanah dalam hal ini adalah perbuatan baik yang sesuai dengan
nilai-nilai agama. Menurut as-Sindi dalam Hasyiyah al-Sindi ala Shahih al-Bukhari dalam
hadits tersebut adalah kita tidak akan menanggung dosa yang dilakukan orang lain, tetapi jika
dosa yang dilakukan orang itu karena meniru atau mencontoh dosa yang telah kita perbuat,
maka ia akan tetap menanggung dosa tersebut.10 Terlarang bagi manusia mencontohkan atau
meneladankan perkara baru dalam keburukan atau kebiasaan yang buruk yakni kebiasaan yang
menyalahi syara’ atau kebiasaan yang bertentangan dengan Al Quran dan sunnah, Rasululah
mensabdakannya sebagai sunnah sayyi’ah.

4. Analisis Relevansi

Dakwah merupakan ajakan pada kebaikan. Dengan begitu pelaku utama sebagai subjek
berdakwah hendaknya melakukan dakwahnya dengan mengajak pada hal kebaikan. Dakwah
bukan hanya kewenangan ulama atau tokoh agama. Setiap muslim bisa melakukan dakwah
bukan hanya ceramah agama.11 Rasulullah mengungkapkan hadist ini tatkala beliau melihat
seorang laki-laki anshar membawa bungkusan. Karena beratnya bungkusan tersebut, telapak
tangannya hampir tidak mampu membawanya. Ia sedekahkan bungkusan itu kepada orang
Bani Mudlar yang saat itu datang ke Madinah dalam kondisi memprihatinkan. Tindakan
tersebut diikuti penduduk Madinah lainnya. Mereka berduyun-duyun memberikan sebagian
hartanya, sehingga tampak satu tumpuk makanan dan satu tumpukpakaian. Demikian
dikisahkan oleh Abu Amr, Jarir bin Abdillah. Walau berkaitan dengan menginfaqkan harta,
hadist tersebut hakikatnya mencakup semua perbuatan, apapun itu, baik atau buruk. Dakwah
di jalan Allah adalah laksana tanah yang subur dan strategis untuk memanjangkan umur
produktif manusia. Bila manusia memberitahu seseorang tentang pahala jihad yang telah
dijelaskan dalam hadist ini dengan harta dan jiwanya, maka ia akan mendapat pula pahala
seperti yang ia terima sebaliknya bila manusia menyalahgunakan pengetahuannya untuk

9
Hilmy Firdausy, Genealogi Semiotis Term Sunnah and Bid’ah, Jurnal Living Hadits, no. 2, vol. 3, tahun 2018.
Hal. 5
10
Al Bazzar. Musnad al-Bazzar. Madinah: Maktabah Ulum wa Al-Hukm. 2009. Hal. 341
11
Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. Hal. 2
menyesatkan manusia-manusia lainnya maka ia menanggung dosanya dan dosa manusia yang
mengikutinya.12

5. Kesimpulan

Inti dari hadits ini adalah manusia diperbolehkan dan diharuskan memberi contoh atau
tindakan atau kebiasaan yang baik yang tidak menyalahi larangan-Nya dan tidak bertentangan
dengan Al Quran dan sunnah.

Relevansi dakwah dengan hadits ini adalah kepeloporan. Pendakwah sebagai pelopor
kebaikan. Seorang muslim sangat dianjurkan mampu mempelopori perbuatan baik.
Kepeloporan harus dilandasi keikhlasan dan dimulai dari diri sendiri. Rasulullah dan para
sahabat adalah pelopor dalam kebaikan. Berbagai sunnah hasanah yang ada sekarang
ini,dimulai oleh mereka. Mereka pun memulai sunnah dari diri mereka sendiri.

12
Muhammad Ibrahim. Misteri Panjang Umur : Mendapatkan Pahala besar dengan Amalan Ringan dan Singkat.
Jakarta: Qisthi Press. 2016. Hal. 1-4
DAFTAR PUSTAKA

Al Bazzar. Musnad al-Bazzar. Madinah: Maktabah Ulum wa Al-Hukm. 2009.

Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.

Hilmy Firdausy, Genealogi Semiotis Term Sunnah and Bid’ah, Jurnal Living Hadits. no.2, vol. 3,
Tahun 2018.

Ibrahim Muhammad. 2016. Misteri Panjang Umur : Mendapatkan Pahala besar dengan Amalan
Ringan dan Singkat. Jakarta: Qisthi Press.

Muhammad, Abi Abbas. Faharis Sunan Ibnu Majah. Beirut, Libanon: Darul Kitab Alamiyah.
1995.
KEWAJIBAN DAN ASAS BERDAKWAH

BKI/B3

TINA AYU RAHMA (04020321084)

C. Pendakwah Mendapat Pahala


1. Hadist dan Terjemahannya

ُ ُ‫أجور َمن ت ِبعهُ ال ينق‬


‫ص ذلك مِ ن‬ ِ ‫األجر مِ ثْ ُل‬
ِ ‫ َمن دعا إلى هُدًى كان له مِ ن‬: ‫َّللا ﷺ َقال‬
‫سول ه‬ُ ‫عَن أبي هريرة أنه َر‬

13 ‫شيئ ًا‬ ‫ص ذلك مِ ن آثامِ هم‬ ِ ‫اإلثم مِ ثْ ُل‬


ُ ُ‫آثام َمن تبِعهُ ال ينق‬ ِ ‫ و َمن دعا إلى ضَلل ٍة كان عليه مِ ن‬،‫أجورهم شيئ ًا‬
ِ

َ “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan Ibnu Hujr,
mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al 'Ala dari
bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
bersabda: "Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala
sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala
mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan
mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun.” [HR. Muslim ]. 14

2. Makna Mufrodat

Mengajak ‫َدعَا‬
Pahala ‫اْألَجْ ر‬
Orang yang mengikutinya ‫َم ْن تَبعَه‬
Tidak berkurang ‫الَ يَ ْنقص‬
Sedikitpun ‫ش ْيئ ًا‬
َ
Kesesatan ‫ضالَلَة‬
َ
Dosa ‫اْإلثْم‬

13
Imam Muslim bin Al Hjjaj, Shahih Muslim, (Beirut : Dar Al Kotob Al Ilmiyah, 2015/1436 H.), hal. 1032.

14
Abinya Zahid, Shahih Muslim, [tt : Da’warights, 2010], hal. 2582.
3. Penjelasan Hadist
Hadist ini menjelaskan bahwa rasulullah saw. Memerintahkan kepada umatnya untuk
mengajak sesorang kepada kebajikan, karena :
a. Dakwah itu merupakan sebagian ibadah, karena setiap apa yang dikerjakan akan diberikan
pahala atau dosa.15
b. Seseorang yang menyeru kepada orang lain untuk melakukan kebaikan yang didalamnya
terkandung nilai-nilai pahala, maka orang yang mengajak tersebut akan mendapat nilai
pahala yang sama dari orang yang mengikutinya. Ini merupakan satu apresiasi Allah dan
Rasul-Nya bagi mereka yang senantiasa mengajak manusia untuk berlomba-lomba
melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.16 Namun Allah juga sangat
membenci seseorang yang ucapannya tidak sesuai denga napa yang kamu kerjakan. 17
Artinya, da’i tidak hanya mengajak mad’u untuk melakukan kebaikan atau menjauhi
kemungkaran, sementara ia masih mengerjakan kemungkaran tersebut.
c. Besarnya pahala seorang yang mengajari manusia pada kebaikan yang dimana
Allah Subhanahuwata’ala memujinya, penduduk langit dan bumi memohon ampun
untuknya dikarenakan kebaikan dan karena tersebarnya ilmu yang dihasilkannya. 18

4. Analisis Relevansi
Dakwah merupakan perintah Allah SWT. Yang bermaktub dalam kitab-kitab Nya. Seperti
yang tertera dalam Al Qur’an, An Nahl ayat 125 sebagai berikut :
‫سبِ ْي ِلهٖ َوه َُو اَ ْعلَ ُم‬
َ ‫ع ْن‬ َ ‫س ُۗ ُن ا َِّن َربَّكَ ه َُو ا َ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم بِالَّتِ ْي ه‬
َ ْ‫ِي اَح‬ َ ‫ظ ِة ْال َح‬ َ ‫اُدْعُ ا ِٰلى‬
َ ‫سبِ ْي ِل َربِكَ بِ ْالحِ ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
َ‫بِ ْال ُم ْهت َ ِديْن‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl : 125).

Dengan perintah ini, umat islam berlomba-lomba mengajak orang lain kepada jalan menuju
kebaikan.19 Pada dasarnya, dalam istilah “mengajak tersebut, sudah tentu terkandung
makna mempengaruhi orang lain agar orang lain itu mampu mengubah sikap, sifat,

15
Arifin Zain, “Dakwah dalam Perspektif Al Qur’an dan Al Hadist”, Jurnal At-Taujih, Vol.2, No.1, April
2019, hal. 46
16
Arifin Zain, “Dakwah dalam Perspektif Al Qur’an dan Al Hadist”, Jurnal At-Taujih, Vol.2, No.1, April
2019, hal. 49.
17
Abu Bakar Muhammad, Hadist Tarbawi III, (Surabaya : Karya Abditama, 1997), hal. 71.
18
Imam An Nawawi, Shahih Muslim Bi Syarhin Nawawi, Juz 1, (Kairo : Daarul Hadiits, 1415 H. / 1994),
hal. 769.
19
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, Edisi Revisi, 2009), hal. 79.
pendapat, dan perilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki orang yang mengajaknya.20
Akan tetapi, pendakwah dituntut untuk meningkatkan kualitas dakwahnya dengan
memiliki pemahaman yang luas dan metode yang baik. Sebab hidayah untuk mereka
hanyalah hak Allah.21 Seorang da’i harus bertanggung jawab terhadap mad’u (objek)
dakwahnya dengan mengkaji lebih banyak tentang apa yang disampaikan agar tidak terjadi
kesalahpahaman di tengah-tengah dakwahnya,22 serta mrmiliki rasa empati, tenggang rasa,
dan menghargai perbedaan. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw. Dalam
membangun peradaban di kota Madinah.23 Hendaklah seorang muslim meniatkan
perbuatan baik selalu dan membuktikannya, diharapkan dengan begitu akan ditulis pahala
dan ganjarannya dan dirinya telah siap untuk melaksanakannya. Semakin besar tingkat
keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.24

5. Kesimpulan
a. Dakwah merupakan sebagian dari ibadah, karena setiap apa yang dikerjakan di dalamnya
akan dipertanggungjawabkan.
b. Sebagai seorang muslim sangat dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam mengajak orang
lain menuju kebaikan dengan metode yang sesuai lingkungannya dan berhati-hati terhadap
materi yang disampaikan serta niat yang ikhlas agar mendapat pahala yang berlipat-lipat.

20
Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah Perspektif Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013)
hal. 24.
21
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hal. 398.
22
Muhammad Ustman Najati, Psikologi Dalam Perspektif Hadis, (Jakarta : PT. Pustaka Al Husna Baru,
2004), hal. 309.
23
Moh. Ali Aziz, Sokhi Huda, Mozaik Dakwah, (Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, Anggota IKAPI,
2020), hal. 37.
24
Abdullah Haidhir, Terjemah Hadist Ar ba’in Nawawi, (tt : Maktab Dakwah dan Bimbingan Jaliyat
Rabwah, 2007), hal. 106.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Moh. Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Aziz, Moh. Ali. Huda, Sokhi. 2020. Mozaik Dakwah, Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, Anggota
IKAPI.
Bandarsyah, Desvian. tth. “Pentingnya Menyampaikan Kebaikan di Kehidupan Pendidikan”.
Jurnal Uhamka. Juni.
Haidhir, Abdullah. 2007. Terjemah Hadist Ar ba’in Nawawi. tt : Maktab Dakwah dan Bimbingan
Jaliyat Rabwah.
Hjjaj, (al). Imam Muslim. 2015/1436. Shahih Muslim. Beirut : Dar Al Kotob Al Ilmiyah.

Muhammad, Abu Bakar. 1997. Hadist Tarbawi III. Surabaya : Karya Abditama.

Najati, Muhammad Ustman. 2004. Psikologi Dalam Perspektif Hadis. Jakarta : PT. Pustaka Al
Husna Baru.
Nawawi, (an). Imam. 1415 H. Shahih Muslim Bi Syarhin Nawawi. Juz 1. Kairo: Daarul Hadiits.
Zahid, Abinya. 2010. Shahih Muslim. tt : Da’warights.
Zain, Arifin. 2019. “Dakwah dalam Perspektif Al Qur’an dan Al Hadist”. Jurnal At-Taujih. Vol.2.
No.1. April.

Anda mungkin juga menyukai