Anda di halaman 1dari 28

1. Melengkapi Qs.

Ali imran ayat 190-191

‫لوالىِ ايلخ يلخباَ ا‬


‫ب‬ ‫ف النييال خوا لننخهاَ ار خ ول وي ت‬
‫ت لل‬ ‫ت خوا يلخ ير ا‬
‫ض خوا يختاخل ا‬ ‫ ۙ اانن فايي خخيل ا‬
‫ق النسوموو ا‬

inna fii kholqis-samaawaati wal-ardhi wakhtilaafil-laili wan-nahaari la`aayaatil li`ulil-albaab

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,"

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 190)

‫ب النناَ ار‬ ‫ض ۚ  خربنخناَ خماَ خخلخيق خ‬


‫ت وهخذا خباَ اطمل ۚ  لسيبوحنخ خ‬
‫ك فخقاخناَ خعخذا خ‬ ‫ت خوا يلخ ير ا‬
‫ق النسوموو ا‬ ‫الناذييخن يخيذلكلريوخن و ا‬
‫اخ قاخياَ مماَ نوقللعيومدا نوخعولىِ لجنليوبااهيم خويختخفخنكلريوخن فايي خخيل ا‬

allaziina yazkuruunalloha qiyaamaw wa qu'uudaw wa 'alaa junuubihim wa yatafakkaruuna fii kholqis-


samaawaati wal-ardh, robbanaa maa kholaqta haazaa baathilaa, sub-haanaka fa qinaa 'azaaban-naar

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali
'Imran 3: Ayat 191)

2. Arti penggalan ayat QS. Ali imran

3. Hukum tajwid Qs. Ali imran

4. Kandungan isi Qs. Ali imran ayat 190-191

•dalam penciptaan langit dan bumi ada tanda" kekuasaan Allah bagi seorang hamba yg mau
mencermatinya , dg cara mentafakkuri atau memikirkan ayat" kauniyah Nya

•karakteristik / ciri" org yg berfikir ttg tanda" kekuasaan Allah adalah : org yg senantiasa berdzikir kpd
Allah dg berbagai keadaannya , org yg selalu menghambahkan diri pada Allah.

5. Pasangan lafadz kalimat ayat qs. Ali imran 159

6. Melengkapi ayat QS. Al imran 159


‫ت‬‫ف خعينهليم خوا يستخيغفاير لخهليم خوخشاَاويرهليم افىِ ايلخ يمار ۚ  فخاَ ا خذا خعخزيم خ‬
‫ك ۖ  خفاَ يع ل‬
‫ضيوا امين خحيولا خ‬ ‫ت فخ ما‬
‫ظاَ خغلاييظخ ايلقخيل ا‬
َ‫ب خل ينفخ ض‬ ‫ت لخهليم ۚ  خولخيو لكين خ‬ ‫فخباخماَ خريحخمتة لمخن و ا‬
‫اا لاين خ‬
‫ب ايللمتخخولكلاييخن‬
َ‫اخ يلاح ض‬ ‫اا ۗ  اانن و ا‬
‫فختخخونكيل خعخلىِ و ا‬

fa bimaa rohmatim minallohi linta lahum, walau kunta fazhzhon gholiizhol-qolbi lanfadhdhuu min
haulika fa'fu 'an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa 'azamta fa tawakkal 'alalloh,
innalloha yuhibbul-mutawakkiliin

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu
maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159)

7. Perilaku hadits tentang demokrasi

7. Perilaku hadits tentang demokrasi

- Menerima Perlakuan yang Demokratis dari Orang Lain, contohnya:

- menerima kritikan dengan lapang dada,

- menghargai pendapat dari orang lain,

- menyampaikan pendapat secara arif dan bijaksana,

- menghargai makna dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan,

- menerima dan melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.

- Berperilaku Demokratis kepada Orang Lain, contohnya:

- tidak suka memaksakan kehendak,

- tidak suka memotong pembicaraan orang lain,

- tidak bersikap egois

8. Hukum tajwid qs. Al luqman 13-14


9. Menentukan lafadz dan arti Qs. Al luqman 13-14

‫ي خل تليشاريك اباَ و الا ۗ  اانن اللشير خ‬


‫ك لخـَظليلمم خعاظييمم‬ ‫خواا يذ خقاَ خل لليقوملن ال يبناهه خوهلخو يخاعظلهه ويبلنخ ن‬

wa iz qoola luqmaanu libnihii wa huwa ya'izhuhuu yaa bunayya laa tusyrik billaah, innasy-syirka
lazhulmun 'azhiim

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai
anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-
benar kezaliman yang besar."

(QS. Luqman 31: Ayat 13)

‫ي ايلخم ا‬
‫صييلر‬ ‫ك ۗ  االخ ن‬ ‫صييخناَ ا ي ال ينوسخن باخوا لاخديياه ۚ  خحخملخيتهل الضَمهه خويهمناَ خعولىِ خويهتن نوفا و‬
‫صللهه فايي خعاَ خمييان اخان ايشلكير لايي خوالـَخوا لاخديي خ‬ ‫خوخو ن‬

wa washshoinal-insaana biwaalidaiih, hamalat-hu ummuhuu wahnan 'alaa wahniw wa fishooluhuu fii


'aamaini anisykur lii wa liwaalidaiik, ilayyal-mashiir

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS.
Luqman 31: Ayat 14)

10. Melengkapi urutan Qs. Luqman ayat 13-14

11. Perilaku hadits tentang kewajiban beribadah

12. Lafadz dan tajwid Qs. Al baqarah ayat 83

‫صولوةخ‬
‫س لحيسمناَ نواخقاييلموا ال ن‬ ‫ق بخناييي اايسخراَاءييخل خل تخيعبللديوخن اانل و ا‬
‫اخ خواباَ يلخوا لاخدييان اايحخساَ مناَ نواذىِ ايلقليروبىِ خوا يليخوتومىِ خوا يلخموساکييان خوقليولليوا اللنناَ ا‬ ‫خواا يذ اخخخيذخناَ امييخثاَ خ‬
‫ضيوخن‬‫خووا لتوا النزوکوةخ ۗ  ثلنم تخخولنييتليم اانل قخلاييمل لمينلکيم خواخ ينـَتليم ضَميعار ل‬

wa iz akhoznaa miisaaqo baniii isrooo`iila laa ta'buduuna illalloha wa bil-waalidaini ihsaanaw wa zil-
qurbaa wal-yataamaa wal-masaakiini wa quuluu lin-naasi husnaw wa aqiimush-sholaata wa aatuz-
zakaah, summa tawallaitum illaa qoliilam mingkum wa antum mu'ridhuun

"Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari Bani Israil, Janganlah kamu menyembah selain Allah dan
berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan
bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Tetapi
kemudian kamu berpaling (mengingkari) kecuali sebagian kecil dari kamu dan kamu (masih menjadi)
pembangkang." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 83)

13. Hukum tajwid As. Al baqarah ayat 83

14. Susunan ayat qs. Al baqarah ayat 83


15. Perilaku berbuat baik dalam q.s al baqarah ayat 83

• tidak menyembah sesuatu selain Allah,

•berbuat baik kepada orangtua,

•berbuat baik kepada kerabat (kaum keluarga),

•berbuat baik kepada anak yatim,

•berbuat baik kepada orang miskin,

•mengucapkan kata- kata yang baik kepada sesama manusia,

•melaksanakan salat dan

•menunaikan zakat.

16. Penggalan ayat yg sesuai perilaku dalam qs. Al baqarah ayat 83

• Seseorang yang sedang membaca alquran

17. Contoh seseorang yang beriman pada hari akhir

•shalat 5 waktu •membaca al-quran dan makna nya

•berdzikir • berkumpul dengan orang orang shaleh

a. Tetap melangkah dijalan Allah SWT. meskipun tidak ada balasan duniawi

b. Selalu mempertimbangkan secara cermat dan cerdas tentang segala perilaku

c. Setiap kali melangkah selalu menyesuaikan tentang Ridha tidaknya Allah SWT.

d. Berhati hati berpikir

18. Hikmah hari kiamat

•meningkatkan iman dan taqwa

•menjauhi pola pikir hidup orang kafir

•mendorong manusia untuk semangat

•berkeinginan berjihad Di jalan ALLAH dengan jiwa dan harta

•memperjelas tujuan hidup

•sabar saat ditimpa musibah


•meyakini bahwa setiap manusia pasti masuk surga dan mati

19. Terjemahan ayat mengenai hari kiamat (Qs. Al qariah)

‫بايسام و ا‬
‫اا النريحومان النراحييام‬

‫اخيلخقاَارخع ۙةل‬

1.al-qāri'ah

Hari Kiamat,

‫ۚ خماَ ايلخقاَارخعةل‬

2.mal-qāri'ah

Apakah hari Kiamat itu?

‫ك خماَ ايلخقاَارخعةل‬
‫ۗ خوخماَ اخيدورىٰ خ‬

3.wa mā adrāka mal-qāri'ah

Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

‫ش ايلخميبثليو ۙ ا‬
‫ث‬ ‫س خكاَيلفخخرا ا‬
‫يخيوخم يخلكيولن النناَ ل‬

4.yauma yakụnun-nāsu kal-farāsyil-mabṡụṡ

Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

‫خوتخلكيولن ايلاجخباَلل خكاَيلاعيهان ايلخمينفليو ۗ ا‬


‫ش‬

5.wa takụnul-jibālu kal-'ihnil-manfụsy

dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

‫ت خمخواازينل هۙه‬
‫فخاَ خنماَ خمين ثخقللخ ي‬

6.fa ammā man ṡaqulat mawāzīnuh

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

‫ضيخۗتة‬
‫فخهلخو فايي اعييخشتة نرا ا‬

7.fa huwa fī 'īsyatir rāḍiyah

maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

‫ت خمخواازيينل هۙه‬
‫خواخنماَ خمين خخفن ي‬
8.wa ammā man khaffat mawāzīnuh

Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

‫ۗ فخاَ لضَمهل خهاَاويخةم‬

9.fa ummuhụ hāwiyah

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

‫ك خماَ اهيخۗيه‬
‫خوخماَ اخيدورىٰ خ‬

10.wa mā adrāka mā hiyah

Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

‫خناَمر خحاَاميخةم‬

11.nārun ḥāmiyah

(Yaitu) api yang sangat panas.

• apabila bumi digoncangkan sedahsyat dahsyatnya, apabila terjadi hari kiamat, maka jadilah dia debu
yang berterbangan

20. Deskripsi tentang periodesasi hari akhir, pengertian salah satu periodesasi hari akhir

1. Yaumul ba'ats : hari pembangkitan

2. Yaumul hasyr : dibangkitkan ke padang mahsyar dan Allah akan menghisab atau memperhitungkan
amal baik dan buruk di dunia

3. Yaumul hisab : hari perhitungan

4. Yaumul mizan : hari penimbangan amal

5. Ash shirat : jembatan siratal mustaqim yang membentang antara surga dan neraka

6. Yaumul Fashl : hari kuputusan dimana Allah akan menetapkan yg mana org yg akan beruntung dan
orang yang celaka

7. Yaumul Jaza' : penentuan masuk surga atau neraka semua tergantung amal perbuatannya didunia

• dibangkitkan nya seluruh makhluk dari alam kubur setelah hari kiamat.

21. Istilah dalam narasi kisah manusia setelah kiamat

22. Tanda-tanda datangnya hari kiamat


• Kiamat sugra

1. Saling berlomba-lomba meninggikan bangunan

2. Terjadinya banyak pembunuhan

3. Waktu yang berlalu terasa semakin singkat

4. Sering terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tanah longsor dan lain sebagainya.

5. Munculnya gaya hidup mewah dan manja di kalangan umat Islam

6. Orang Yang Baik Berkurang Sedang Yang Jahat Bertambah Banyak

7. Manusia mewarnai rambut di kepalanya dengan warna hitam supaya kelihatan muda

8. Negara Arab menjadi padang rumput & sungai

9. Pria menyerupai wanita dan wanita menyerupai pria

10. Bulan sabit terlihat besar

• Kiamat kubra

1. Asap

2. Munculnya Dajjal

3. Binatang besar

4. Matahari muncul dari barat

5. Turunnya Nabi Isa

6. Ya'juj dan Ma'juj

7. Tiga penenggelaman bumi

8. Munculnya api yang mengumpulkan manusia

23 & 24. Pengertian iman kepada qada dan qadar

Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya dan yakin sepenuh hati bahwa Allah SWT mempunyai
kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluk-Nya termasuk segala sesuatu yang meliputi semua
kejadian yang menimpa makhluk.

25. Tanda-tanda beriman kepada qada dan qadar

1. Memiliki kesadaran yang tinggi dalam menyadari dan menerima kenyataan hidup.
2. Menerima segala sesuatu situasi dengan penuh kesabaran.

3. Senantiasa berusaha dan tidak mudah menyerah.

4. Memiliki sikap optimis dan pantang menyerah.

5. Selalu bersikap tawakal atas segala ketetapan hidup.

26. tntng contoh ketentuan taqdir dngn benar

=> 1. Takdir muallaq, yaitu takdir atau ketantuan ALLAh yang melibatkan peran manusia didalamnya
melalui ikhtiar dan usaha yang dilakukan hambanya untuk mencapai tujuannya.

Contoh dari takdir muallaq :

1. Kepandaian yang diperoleh karena rajin belajar

2. Kekayaan yang diperoleh karena rajin berusaha dan bekerja

3. Kesehatan yang diperoleh karena menjaga pola makan dan olahraga

4. Kekuatan yang diperoleh karena rajin berlatiha beladiri dan latihan fisik

5. Banyaknya teman karena sifat kita yang ramah dan baik kepada semua orang

6. Lolos UN karena rajin belajar

7. Menang lomba silat karena rajin berlatih

8. Dapat istri sholehah karena memperbaiki diri menjadi orang sholeh

9. Pandai membaca Quran karena sering ikut TPA

10. Disayang guru karena rajin membantu. dll

2. Takdir mubram, yaitu takdir atau ketentuan ALLAh yang mutlak dan tidak bisa dielakkan akan terjadi
pada manusia dimana manusia tidak memiliki kuasa untuk merubah takdir mubram dari ALLAH.
Contoh takdir mubram :

1. Kematian baik waktu, cara dan tempatnya

2. Bencana alam seperti gunung meletus,

3. gempa , tsunami

4. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan

5. Ras dan warna kulit

6. Kiamat

7. Matahari menerangi bumi]

8. Bulan mengelilingi matahari

9. Gravitasi bumi

10. Warna merah pada darah

27. contoh org yang sudah memahami hikmah beriman pada qada dan qadar

Qada berarti:

Keputusan atau Hukum (Qur’an Surat. An- Nisa’ ayat 65)

Menjadikan atau Mewujudkan (Qur’an Surat.Fussilat ayat 12)

Kehendak (Qur’an Surat. Ali Imron ayat 47)

Perintah (Qur’an Surat Al- Isra’ ayat 23)

Qadar berarti:
Mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya (Qur’an Surat. Fussilat ayat 10)

Ukuran (Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17)

Kemampuan atau Kekuasaan (Qur’an Surat. Al- Baqarah ayat 236)

KJetentuan atau Kepastian (Qur’an Surat. Al- Mursalat ayat 23)

Perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu
(Qur’an Surat Al- Qomar ayat 49)

Contoh yang memahami qada dan qadar

Senantiasa sadar dan menerima kenyataan.

Selalu bersabar.

Giat dan semangat dalam berusahaserta tidak mudah menyerah.

Mempunyai sikap optimis bukan pesimis.

Patuh terhadap perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya

Bertawakal kepada Allah SWT

Mengisi kehidupan dengan berbuat baik dan selalu positif untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak
28. alasan berprilaku yg mencrrminkan iman pada qada dan qadar

1. Melatih diri sendiri untuk pandai – pandai mensyukuri nikmat Allah.

2. Mendidik diri untuk ikhlas menerima kenyataan hidup dengan hati sabar dan tabah.

3. Cukup tenang dalam hidup ini, tidak mudah terpengaruh lingkungan.

4. Berusaha untuk dapat mengendalikan diri (tidak bersikap sombong) saat berhasil usahanya.
Karena sadar bahwa keberhasilan usahanya tidak terlepas dari kehendak Allah swt.

5. Melatih diri untuk sabar dan tabah apabila usahanya belum berhasil seperti yang diharapkan.

6. Senantiasa berprasangka baik kepada Allah swt ketika menghadapi kesulitan hidup.

7. Selalu meyakini bahwa semua yang dialami manusia (baik menyenangkan maupun menyusahkan)
adalah ujian dari Allah swt.

8. Yakin bahwa di balik suatu peristiwa yang kurang menyenangkan pasti ada hikmahnya (bagi orang
yang mampu mengambil hikmahnya)

29. menentukan ketentuan iddah

Iddah (Arab: ‫" ;عدة‬waktu menunggu") di dalam agama Islam adalah sebuah masa di mana seorang
perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, baik diceraikan karena suaminya mati atau karena
dicerai ketika suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan diri dari menikahi laki-laki lain.
1. Jika talak jatuh pada wanita yang sedang hamil, maka masa iddahnya adalah hingga si anak lahir. Hal
ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Ath-Thalaq ayat 4. Jika setelah melahirkan ingin langsung
menikah lagi agar menghindari fitnah, diperbolehkan.

2. Jika talak jatuh pada wanita yang sudah mengalami menopause, maka masa iddahnya adalah selama 3
bulan, seperti yang telah dijelaskan dalam Surat Ath-Thalaq ayat 4. Hal ini berlaku juga untuk wanita
yang masih dalam masa subur namun tidak sedang haid saat talaq jatuh.

3. Jika talah jatuh pada saat seorang wanita mengalami haid, maka masa iddahnya selesai setelah 3 kali
quru’ atau 3 kali masa haid.

Tiga ketentuan di atas berbeda dengan masa iddah seorang wanita yang suaminya meninggal dunia,
yakni 4 bulan 10 hari. Jika dalam keadaan hamil, maka masa iddahnya adalah yang terlama antara masa
kehamilan dan 4 bulan 10 hari,

30. menentukan ketentuan ruju'

Rujuk adalah bersatunya kembali seorang suami kepada istri yang telah dicerai sebelum habis masa
menunggu (iddah)

Pertama, istri tidak sampai ditalak tiga. Jika isti ditalak sampai tiga, maka dia tidak boleh dirujuk.

Kedua, istri ditalak setelah suami pernah melakukan hubungan badan dengannya. Jika suami belum
pernah melakukan hubungan badan dengan istrinya kemudian istrinya ditalak, maka suami tidak boleh
rujuk dengannya.

Ketiga, talak tidak disertai dengan membayar uang atau lainnya. Jika talak disertai dengan membayar
uang, maka suami tidak boleh rujuk dengan istrinya.

Keempat, rujuk dilakukan selama masa iddah. Jika masa iddah telah habis, maka suami tidak boleh
dengan istrinya.

31. Rukun pernikahan :

- adanya calon suami dan istri

-wali nikah
-saksi nikah

-ijab Qabul

32. Penyebab mahram dan contohnya :

- adanya nasab (keturunan)

- karena persusuan (perempuan&laki2 menyusui 1 ibu haram untuk dinikahi)

- haram karena adanya tali pernikahan (seseorang yg masih ada ikatan tali pernikahan haram untuk
menikah lagi)

33. Menganalisi bukan mahrom :

• Mahram (Arab: ‫ )محرم‬adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena sebab
keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.[

34. Penyebab mendapat harta waris :

- keturunan (nasab)

- pernikahan yg sah

- memerdekakan budak

- agama Islam (apabila tidak mempunya ahli waris nasab, nikah dan memerdekakan budak

35. Ketentuan penghalang hak waris

- anak dari hasil pernikahan yg tidak sah

- status budak. Orang yang berstatus budak, apa pun jenisnya, tidak bisa menerima harta warisan karena
bila seorang budak menerima warisan maka harta warisan yang ia terima itu menjadi milik tuannya,
padahal sang tuan adalah bukan siapa-siapanya (ajnabiy) orang yang meninggal yang diwarisi hartanya.

-membunuh. Orang yang membunuh tidak bisa mewarisi harta peninggalan dari orang yang dibunuhnya,
baik ia membunuhnya secara sengaja atau karena suatu kesalahan.Imam Abu Dawud meriwayatkan
sebuah hadits dari kakeknya Amr bin Syu’aib, bahwa Rasulullah bersabda: ‫س لايلخقاَتاال خشييمء‬
‫ لخيي خ‬Artinya: “Tak ada
bagian apa pun (dalam warisan) bagi orang yang membunuh”.

- perbedaan agama antara Islam dan kufur. Orang yang beragama non-Islam tidak bisa mendapatkan
harta warisan dari keluarganya yang meninggal yang beragama Islam

36.menetapkan jumapah bagian ahli waris:


Ahli Waris Menurut KUHP
Berdasarkan prinsip pewarisan dari KUHP, seorang ahli waris harus memiliki hubungan darah
dengan pewaris.Supaya lebih jelas, simak empat golongan ahli waris menurut KUHP berikut ini.

Golongan I—Keluarga Kandung atau Istri/Suami yang


Hidup Paling Lama dengan Pewaris
Penerima waris yang menempati golongan I adalah anak-anak dan pasangan sah dari
pewaris.Dalam kasus ini, harta yang diberikan bersifat mutlak atau tidak bisa dipindahtangankan ke
pihak kedua selama ahli waris masih hidup.
Berbicara soal anak—sebagai ahli waris—ketentuannya sudah tertulis dalam Pasal 852 KUHP.
Berikut bunyi pasalnya :
“Anak-anak atau keturunan-keturunan, sekalipun dilahirkan dan berbagai perkawinan, mewarisiharta
peninggalan para orangtua mereka, kakek dan nenek mereka, atau keluarga-keluargasedarah
mereka selanjutnya dalam garis lurus ke atas, tanpa membedakan jenis kelamin ataukelahiran yang
lebih dulu.”
“Mereka mewarisi bagian-bagian yang sama besarnya kepala demi kepala, bila dengan
yangmeninggal mereka semua bertalian keluarga dalam derajat pertama dan masing-masing
berhakkarena dirinya sendiri; mereka mewarisi pancang demi pancang, bila mereka semua
atassebagian mewarisi sebagai pengganti.”
Pasal tersebut menyatakan, bahwa anak—yang memiliki hubungan darah dengan orang tuanya—
berhak menerima waris.Dalam kasus ini, termasuk anak-anak hasil hubungan di luar nikah atau
korban perceraian.Hal pewarisan tersebut juga diatur secara jelas oleh Pasal 862-866 KUHP.
Disebutkan dalam pasal 862-866; ahli waris dari golongan anak-anak hasil hubungan di luar
perkawinan sah berhak mendapatkan :
1/3 apabila pewaris memiliki anak atau istri sah;
1/2 apabila pewaris meninggalkan keluarga sedarah, tetapi tidak memiliki keturunan sah;
3/4 apabila ahli waris sah tersebut memiliki hubungan kekerabatan dengan derajat yang lebih jauh
dan;
seluruh harta waris apabila pewaris tidak meninggalkan keturunan sah atau keluarga sedarah.
Ketentuan keempat bisa berubah jika ahli waris atau anak-anak hasil hubungan di luar pernikahan
meninggal dunia.Maka seluruh harta waris jatuh ke tangan keturunannya yang sah.
Golongan II
Anggota keluarga yang termasuk ahli waris golongan II, yaitu bapak, ibu, atau saudara kandung dari
pewaris.Ahli waris ini bisa mendapatkan bagian jika golongan I tidak ada.
Ketentuan mengenai ahli waris golongan II diatur dalam Pasal 854-856 KUHP; yang berbunyi :
Pasal 854
“Bila seseorang meninggal dunia tanpa meninggalkan keturunan dan suami atau isteri, maka
bapaknya atau ibunya yang masih hidup masing-masing mendapat sepertiga bagian dan harta
peninggalannya, bila yang mati itu hanya meninggalkan satu orang saudara laki-laki atau
perempuan yang mendapat sisa yang sepertiga bagian.Bapak dan ibunya masing-masing mewarisi
seperempat bagian, bila yang mati meninggalkan lebih banyak saudara laki-laki atau perempuan,
dan dalam hal itu mereka yang tersebut terakhir mendapat sisanya yang dua perempat bagian.”
Pasal 855
“Bila seseorang meninggal tanpa meninggalkan keturunan dan suami atau isteri, dan bapak atau
ibunya telah meninggal lebih dahulu daripada dia, maka bapaknya atau ibunya yang hidup terlama
mendapat separuh dan harta peninggalannya, bila yang mati itu meninggalkan saudara laki-laki atau
perempuan hanya satu orang saja; sepertiga, bila saudara laki-laki atau perempuan yang
ditinggalkan dua orang; seperempat bagian, bila saudara laki-laki atau perempuan yang ditinggalkan
lebih dan dua. Sisanya menjadi bagian saudara laki-laki dan perempuan tersebut.”
Pasal 856
“Bila seseorang meninggal tanpa meninggalkan seorang keturunan ataupun suami dan isteri,
sedangkan bapak dan ibunya telah meninggal lebih dahulu, maka saudara laki-laki dan perempuan
mewarisi seluruh warisannya. “
Golongan III
Golongan ketiga terdiri dari kakek dan nenek dari keluarga bapak atau ibu kandung pewaris.Mereka
berhak memperoleh harta waris ketika golongan II mengesampingkan atau tidak ada.
Aturan pembagian waris golongan ketiga tertulis dalam KUHP Pasal 853-858.Di situ
disebutkan, bahwa ahli waris harus memiliki hubungan darah dengan ibu atau bapak kandung ke
atas. Jika kekerabatannya punya derajat kedekatan yang sama, harta waris dibagi sama rata.
Sebaliknya, kalau ada kerabat yang derajat hubungannya lebih dekat; pewaris harus
mengutamakan ahli waris ini.Pada pasal-pasal selanjutnya, disebutkan mengenai hak kakek atau
nenek pewaris mengenai warisan.Salah satunya adalah Pasal 854 yang berbunyi :
“Bila seseorang meninggal dunia tanpa meninggalkan keturunan dan suami atau isteri,
makabapaknya atau ibunya yang masih hidup masing-masing mendapat sepertiga bagian dan
hartapeninggalannya, bila yang mati itu hanya meninggalkan satu orang saudara laki-laki
atauperempuan yang mendapat sisa yang sepertiga bagian.Bapak dan ibunya masing-
masingmewarisi seperempat bagian, bila yang mati meninggalkan lebih banyak saudara laki-laki
atauperempuan, dan dalam hal itu mereka yang tersebut terakhir mendapat sisanya yang
duaperempat bagian.”
Golongan IV
Ahli waris golongan IV menerima warisan jika golongan III tidak ada atau mengabaikan.Golongan ini
terdiri dari keluarga kandung dari orang tua pewaris, semisal paman dan bibi.Adapun mengenai
pembagiannya diatur dalam Pasal 858, 861, dan 873 KUHP.
Berikut ini bunyi ketentuan dalam Pasal 858 yang mengacu pada Pasal 853 KUHP :
“Bila tidak ada saudara laki-laki dan perempuan dan juga tidak ada keluarga sedarah yang masih
hidup dalam salah satu garis ke atas, maka separuh harta peninggalan itu menjadi bagian dan
keluarga sedarah dalam garis ke atas yang masih hidup, sedangkan yang separuh lagi menjadi
bagian keluarga sedarah dalam garis ke samping dan garis ke atas lainnya, kecuali dalam hal yang
tercantum dalam pasal berikut.
Bila tidak ada saudara laki-laki dan perempuan dan keluarga sedarah yang masih hidup dalam
kedua garis ke atas, maka keluarga sedarah terdekat dalam tiap-tiap garis ke samping
masingmasing mendapat warisan separuhnya. Bila dalam satu garis ke samping terdapat beberapa
keluarga sedarah dalam derajat yang sama, maka mereka berbagi antara mereka kepala demi
kepala tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal 845.”

37.hikmah adanya hukum waris

Mempererat Persaudaraan
Dengan meratanya pembagian harta kepada ahli waris sesuai dengan hukum
syara, maka ahli waris satu sama lain semakin merasakan ikatan saudara
senasib. Teknis pembagian harta warisan dilakukan dengan musyawarah secara
kekeluargaan dan kasih sayang. Hal ini demi mempererat persaudaraan.

Termasuk Golongan yang Memurnikan AjaranNya


Orang yang mempelajari dan mengamalkan faraidh, InsyaAllah akan termasuk
golongan orang-orang yang memurnikan ibadah kepada-Nya. Allah berfirman,
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun
orang orang kafir tidak menyukainya.” (Qs al-Mu’min : 14)

Menjauhkan Diri dan Sifat Serakah


Dengan adanya sistem pembagian harta warisan yang adil berdasarkan hukum
Islam, setiap ahli waris harus patuh pada ketentuan tersebut. Pada sistem ini
ahli waris tidak mungkin mementingkan dirinya sendiri. Dengan demikian
hubungan waris menjauhkan diri dari sikap egois, serakah, dan mendidik taslim
(tunduk patuh) pada ketentuan Allah. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib,
termasuk mempelajari ilmu pembagian harta warisan (faraidh).

Rasulullah memperingatkan kepada umat Islam supaya sungguh-sungguh


mempelajari faraidh. Beliau bersabda, “Belajarlah Al-Qur’an dan ajarkanlah
kepada manusia, dan belajarlah faraidh dan ajarkanlah faraidh, karena
sesungguhnya aku seorang yang akan mati. Dan ilmu akan terangkat, dan bisa
jadi akan ada dua orang yang berselisih, tetapi mereka tak bertemu dengan
orang yang menyampaikan kepada mereka hukumnya.” (HR Ahmad, Tirmizi,
dan Nasai). (muf/smn)

38.menganalisis ahli waris yang mendapat bagian:


KERABAT LAKI-LAKI YANG BERHAK MENERIMA PUSAKA ADA 15
ORANG
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Bapak
4. Kakek / ayahnya ayah
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
10. Suami
11. Paman sekandung
12. Paman sebapak
13. Anak dari paman laki-laki sekandung
14. Anak dari paman laki-laki sebapak
15. Laki-laki yang memerdekakan budak

Selain yang disebut di atas termasuk “dzawil arham”, seperti


paman dari pihak ibu, anak laki-laki saudara seibu dan paman
seibu, dan anak laki-laki paman seibu dan semisalnya tidak
mendapat harta waris. Lihat Muhtashar Fiqhul Islami, hal. 775-
776

ADAPUN AHLI WARIS PEREMPUAN SECARA TERINCI ADA 11


ORANG

1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek / ibunya ibu
5. Nenek / ibunya bapak
6. Nenek / ibunya kakek
7. Saudari sekandung
8. Saudari sebapak
9. Saudari seibu
10. Isteri
11. Wanita yang memerdekakan budak
Semua keluarga wanita selain ahli waris sebelas ini, seperti bibi
dan seterusnya dinamakan “dzawil arham”, tidak mendapat harta
waris. Lihat Muhtashar Fiqhul Islam, hal. 776

Catatan.
1. Bila ahli waris laki-laki yang berjumlah lima belas di atas
masih hidup semua, maka yang berhak mendapatkan harta waris
hanya tiga saja, yaitu : Bapak, anak dan suami. Sedangkan yang
lainnya mahjub (terhalang) oleh tiga ini.

2. Bila ahli waris perempuan yang berjumlah sebelas di atas


masih hidup semua, maka yang berhak mendapatkan harta waris
hanya lima saja, yaitu : Anak perempuan, cucu perempuan dari
anak laki-laki, ibu, isteri, saudari sekandung

3. Jika semua ahli waris laki-laki dan perempuan masih hidup


semuanya, maka yang berhak mendapatkan harta waris lima
saja, yaitu : Bapak, anak, suami, atau isteri, anak perempuan, dan
ibu.

PERINCIAN BAGIAN SETIAP AHLI WARIS DAN PERSYARATANNYA.

Bagian Anak Laki-Laki


1. Mendapat ashabah (semua harta waris), bila dia sendirian,
tidak ada ahli waris yang lain.
2. Mendapat ashabah dan dibagi sama, bila jumlah mereka dua
dan seterusnya, dan tidak ada ahli waris lain.
3. Mendapat ashabah atau sisa, bila ada ahli waris lainnya.
4. Jika anak-anak si mayit terdiri dari laki-laki dan perempuan
maka anak laki mendapat dua bagian, dan anak perempuan satu
bagian. Misalnya, si mati meninggalkan 5 anak perempuan dan 2
anak laki-laki, maka harta waris dibagi 9. Setiap anak perempuan
mendapat 1 bagian, dan anak laki-laki mendapat 2 bagian.

Bagian Ayah
1. Mendapat 1/6, bila si mayit memiliki anak laki atau cucu laki.
Misalnya si mati meninggalkan anak laki dan bapak, maka harta
dibagi menjadi 6, Ayah mendapat 1/6 dari 6 yaitu 1, sisanya untuk
anak.
2. Mendapat ashabah, bila tidak ada anak laki atau cucu laki.
Misalnya si mati meninggalkan ayah dan suami, maka suami
mendapat ½ dari peninggalan isterinya, bapak ashabah (sisa).
3. Mendapat 1/6 plus ashabah, bila hanya ada anak perempuan
atau cucu perempuan dari anak laki-laki. Misalnya si mati
meninggalkan ayah dan satu anak perempuan. Maka satu anak
perempuan mendapat ½, ayah mendapat 1/6 plus ashabah.

Mengenai seorang anak wanita mendapat ½, lihat keterangan


berikutnya. Semua saudara sekandung atau sebapak atau seibu
gugur, karena ada ayah dan datuk.

Bagian Kakek
1. Mendapat 1/6, bila ada anak laki-laki atau cucu laki-laki, dan
tidak ada bapak. Misalnya si mati meninggalkan anak laki-laki
dan kakek. Maka kakek mendapat 1/6, sisanya untuk anak laki-
laki.
2. Mendapat ashabah, bila tidak ada ahli waris selain dia
3. Mendapat ashabah setelah diambil ahli waris lain, bila tidak
ada anak laki, cucu laki dan bapak, dan tidak ada ahli waris
wanita. Misalnya si mati meninggalkan datuk dan suami. Maka
suami mendapatkan ½, lebihnya untuk datuk. Harta dibagi
menjadi 2, suami =1, datuk = 1
4. Kakek mendapat 1/6 dan ashabah, bila ada anak perempuan
atau cucu perempuan dari anak laki-laki. Misalnya si mati
meninggalkan kakek dan seorang anak perempuan. Maka anak
perempuan mendapat ½, kakek mendapat 1/6 ditambah ashabah
(sisa).

Dari keterangan di atas, bagian kakek sama seperti bagian ayah,


kecuali bila selain kakek ada isteri atau suami dan ibu, maka ibu
mendapat 1/3 dari harta waris, bukan sepertiga dari sisa setelah
suami atau isteri mengambil bagianya.
Adapun masalah pembagian kakek, bila ada saudara dan lainnya,
banyak pembahasannya. Silahkan membaca kitab Mualimul
Faraidh, hal. 44-49 dan Tashil Fara’idh, oleh Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimin, hal. 28 dan kitab lainnya.

Bagian Suami
1. Mendapat ½, bila isteri tidak meninggalkan anak atau cucu
dari anak laki.
2. Mendapat ¼, bila isteri meninggalkan anak atau cucu.
Misalnya, isteri mati meninggalkan 1 laki-laki, 1 perempuan dan
suami. Maka suami mendapat ¼ dari harta, sisanya untuk 2 orang
anak, yaitu bagian laki-laki 2 kali bagian anak perempuan

Bagian Anak Perempuan


1. Mendapat ½, bila dia seorang diri dan tidak ada anak laki-laki
2. Mendapat 2/3, bila jumlahnya dua atau lebih dan tidak ada
anak laki-laki
3. Mendapat sisa, bila bersama anak laki-laki. Putri 1 bagian dan,
putra 2 bagian.

Bagian Cucu Perempuan Dari Anak Laki-Laki


1. Mendapat ½, bila dia sendirian, tidak ada saudaranya, tidak
ada anak laki-laki atau anak perempuan.
2. Mendapat 2/3, jika jumlahnya dua atau lebih, bila tidak ada
cucu laki-laki, tidak ada anak laki-laki atau anak perempaun.
3. Mendapat 1/6, bila ada satu anak perempuan, tidak ada anak
laki-laki atau cucu laki-laki
4. Mendapat ashabah bersama cucu laki-laki, jika tidak ada anak
laki. Cucu laki-laki mendapat 2, wanita 1 bagian. Misalnya si mati
meninggalkan 3 cucu laki-laki dan 4 cucu perempuan. Maka harta
dibagi menjadi 10 bagian. Cucu laki-laki masing-masing
mendapat 2 bagian, dan setiap cucu perempuan mendapat 1
bagian.

Bagian Isteri
1. Mendapat ¼, bila tidak ada anak atau cucu
2. Mendapat 1/8, bila ada anak atau cucu
3. Bagian ¼ atau 1/8 dibagi rata, bila isteri lebih dari satu

Bagian Ibu
1. Mendapat 1/6, bila ada anak dan cucu
2. Mendapat 1/6, bila ada saudara atau saudari
3. Mendapat 1/3, bila hanya dia dan bapak
4. Mendapat 1/3 dari sisa setelah suami mengambil bagiannya,
jika bersama ibu dan ahli waris lain yaitu bapak dan suami. Maka
suami mendapat ½, ibu mendapat 1/3 dari sisa, bapak
mendapatkan ashabah (sisa)
5. Mendapat 1/3 setelah diambil bagian isteri, jika bersama ibu
ada ahli waris lain yaitu bapak dan isteri. Maka isteri mendapat
¼, ibu mendapat 1/3 dari sisa, bapak mendapatkan ashabah
(sisa).

Sengaja no. 4 dan 5 dibedakan, yaitu 1/3 dari sisa setelah


dibagikan kepada suami atau isteri, bukan 1/3 dari harta semua,
agar wanita tidak mendapatkan lebih tinggi daripada laki-laki.
Lihat Muhtashar Fiqhul Islami, hal. 778-779 dan Al-Mualimul
Fara’idh, hal. 35

Bagian Nenek
Nenek yang mendapat warisan ialah ibunya ibu, ibunya bapak,
ibunya kakek.
1. Tidak mendapat warisan, bila si mati meninggalkan ibu,
sebagaimana kakek tidak mendapatkan warisan bila ada ayah.
2. Mendapat 1/6, seorang diri atau lebih, bila tidak ada ibu. Lihat
Muhtashar Fiqhul Islami, hal. 780

Bagian Saudari Sekandung


1. Mendapat ½, jika sendirian,tidak ada saudara sekandung,
bapak, kakek, anak.
2. Mendapat 2/3, jika jumlahnya dua atau lebih, tidak ada saudara
sekandung, anak, bapak, kakek.
3. Mendapat bagian ashabah, bila bersama saudaranya, bila tidak
ada anak laki-laki, bapak. Yang laki mendapat dua bagian,
perempuan satu bagian.

Bagian Saudari Sebapak


1. Mendapat ½, jika sendirian, tidak ada bapak, kakek, anak dan
tidak ada saudara sebapak,saudara ataupun saudara sekandung
2. Mendapat 2/3, jika dua ke atas, tidak ada bapak, kakek, anak
dan tidak ada saudara sebapak, saudara ataupun saudara
sekandung.
3. Mendapat 1/6 baik sendirian atau banyak, bila ada satu saudari
sekandung, tidak ada anak, cucu, bapak, kakek, tidak ada
saudara sekandung dan sebapak.
4. Mendapat ashabah, bila ada saudara sebapak. Saudara
sebapak mendapat dua bagian, dan dia satu bagian.

Bagian Saudara Seibu


Saudara seibu atau saudari seibu sama bagiannya
1. Mendapat 1/6, jika sendirian, bila tidak ada anak cucu, bapak,
kakek.
2. Mendapat 1/3, jika dua ke atas, baik laki-laki atau perempuan
sama saja, bila tidak ada anak, cucu, bapak, kakek.
39.MENGANALISIS STRATEGI DAKWAH:
A.Substansi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
mendirikan pemerintahan Islam dan membangun masyarakat Islam
menetapkan hukum hukum Islam secara kafah
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia seperti contoh diutusnya muaz
bin jabal untuk berdakwah di negeri Yaman pada tahun 10 H.
konsolidasi dan pengembangan daulat Islam menjadi suatu bentuk Negara adidaya.
B. Strategi Dakwah Rosulullah SAW Periode madinah
1. Dengan mendirikan masjid

Di dalam masjid, Rosulullah SAW membuat benteng moral berupa semangat jihad.Oleh
karena itu, pada awal dakwah dimana umat Islam belum banyak, mereka rela berkorban dan
meninggalkan kesenangan duniawi demi tegaknya Islam.Di masjid, umat diajarkan pokok
tauhid dan syariat Islam juga tempat bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai konflik
internal.

2. Dengan membuat perjanjian

Perjanjian antara kaum Muhajirin dan Ansar


Waktu :Tahun pertama Hijriah
Lokasi : Kota Madinah
Isi perjanjian :

Kaum Muhajirin dan Ansar adalah satu umat


Kaum Muhajirin harus bekerja sama dengan kaum Ansar.
Bila terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan Ansar, maka perkara dikembalikan
pada Allah SWT dan Rosul-Nya
Piagam madinah

Waktu : Tahun pertama Hijriah


Lokasi : Kota Madinah
Isi perjanjian :

Umat Yahudi dan umat Islam bebas melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
Umat Yahudi dan umat Islam harus saling bekerja sama dalam bidang keamanan.
Jika ada perselisihan yang dikhawatirkan menimbulkan perpecahan, solusinya
diserahkan kepada Allah SWT dan Rosul-Nya.
Orang Quraisy tidak boleh ditolong dan dilindungi.
Perjanjian ini tidak boleh dilanggar.
Perjanjian Hudaibiyah

Waktu : Tanggal 1 Zulkaidah tahun ke-6 H


Lokasi : Hudaibiyah
Latar belakang : sekitar 1.500 orang kaum muslim akan melakukan ibadah haji di kota
Makkah. Oleh karena dihalang-halang oleh kafir Quraisy maka umat Islam
mengirimkan Usman bin Affan ra untuk menjelaskan maksud kedatangan umat Islam
ke Mekah.Pihak kafir Quraisy diwakili oleh Suhail bin Ummar.
Isi :
Rasulullah saw dan kaum muslim kembali ke Madinah dan baru boleh kembali ke
Mekah tahun depan.
Gencatan senjata selama 10 tahun
Pihak yang ingin bergabung dengan Muhammad saw diperbolehkan begitu pula
sebaliknya.
Siapapun dari kaum Quraisy yang bergabung dengan Rasullullah saw tanpa izin dari
wali harus dikembalikan,sedangkan untuk umat Islam yang ingin bergabung dengan
kafir Quraisy tidak usah dikembalikan.
Dakwah ketika terjadi peperangan
Perang Badar
Waktu : Tanggal 17 Ramadhan tahun 1 hijriah
Lokasi : Sumur Badar
Latar belakang :
a.Eksistensi umat Islam terancam

b.Adanya izin untuk berperang yaitu dengan turunnya QS.Al-Hajj(22) : 39

Kondisi :
Sebanyak 950 tentara kafir Quraisy berhdapan dengan 314 tentara Islam

Hasil akhir :
Umat Islam memperoleh kemenangan mutlak dengan tewasnya 70 orang lainya, sementara
di pihak muslim hanya 14 yang tewas.

Perang Uhud
Waktu : Bulan Sya’ban tahun ketiga Hijriah
Lokasi : Bukit Uhud
Latar Belakang : Dendam kafir Quraisy dalam perang Badar.
Kondisi :
Sebanyak 3.000 tentara kafir quraisy berhadapan dengan 1.000 tentaraIslam ,namun di
tengah perjalanan sepertiga tentaranya membelot di bawah pimpinan Abdullah bin ubay.

Hasil akhir :
Awalnya umat Islam memperoleh kemenangan, tetapi karena pasukan pemanah tidak
memenuhi instruksi Rasulullah SAW, maka umat Islam menderita kekalahan dengan
gugurnya 70 syahid, diantaranya Hamzah R.A.

Perang Khandaq/ Ahsab


Waktu : Bulan Syawal tahun kelima Hijriah.
Lokasi : Sekitar Madinah
Latar Belakang : Konspirasi umat Yahudi Bani Nazir, Bani Quraizah, dan kafir Quraisy
untuk menghancurkan pemerintahan Islam.
Kondisi : Sebanyak 10.000 tentara kafir Quraisy lengkap dengan
pasukaninfantry pimpinan Khalid bin Walid berhadapan dengan 300 tentara Islam
.Oleh karena tekanan begitu berat bagi umat Islam ,Rasulullah SAW memerintahkan
untuk bertahan didalam kota Madinah .Atas saran Salman Al-Farisi ,dibangunlah parit
disekeliling kota Madinah.
Perang dengan Bani Quraizah
waktu: tahun ke-5 hijriyah
lokasi: sekitar madinah
latar Belakang : penghianatan Bani Quraizah dengan membantu kafir quraisy dalam
perang ahzab.
Hasil akhir : bani Quraizah keluar dari madinah.
Perang khaibar
Waktu : tahun ke-7 hijriah
Lokasi : khaibar
Latar belakang : khaibar merupakan pusat dari pemberontak yahudi yang selama ini
selalu mengadakan penyerangan terhadap pemerintahan Islam di Madinah.
Kondisi : sekitar 1.400 tentara Islam dibawah pimpinan Ali Bin Abi Talib menyerang
khaibar.
Hasil akhir : khaibar menyerah dan tunduk kepada kekuasaan Islam.
Perang Mu’tah
Waktu : bulan jumadil awal tahun ke-8 hijriah.
Lokasi : desa mu’tah
Latar belakang : Orang orang ghasanah ( antek antek romawi ) membunuh dai dai
yang datang ke syam , diantaranya Al-Haris Bin Umar. Adanya ancaman Raja
Ghasanah yanf yang bernama Haris Al-Gassan yang akan menyerang kota Madinah.
Kondisi : Rosulullah SAW memerintahkan 3.000 pasukan untuk menyerang Gasanah,
tapi mu’tah dihadang oleh 200.000 tentara romawi.
Hasil akhir : tentara Islam kehilangan 3 komandannya, yaitu zaid bin harisah, ja’far bin
abi talib, dan Abdullah bin rawahah. Komandan diambil alih oleh Khalid bin walid.
Dengan menggunakan strategi tertentu, Khalid memutuskan untuk mundur,
sementara tentara romawi sudah daam kondisi lemah sehingga tidak memperoleh
kemenangan, namun pamor Islam semakin bersinar ke Negara Negara di luar Islam.
Fathul mekah
Waktu : tanggal 10 ramadhan tahun ke-8 hijriah.
Lokasi : mekah
Latar belakang : pelanggaran hudaibiyah dengan diserangnya bani khuza’ah (sekutu
Islam) oleh bani bakr (sekutu Quraisy).
Kondisi : Rosulullah SAW membawa 10.000 pasukan untuk menyerang mekah sebagai
reaksi atas pelanggaran perjanjian hudaibiyah.
Hasil akhir :
Taklukanya kota mekah tanpa perlawanan.
Dihancurkannya berhala berhala di sekitar ka’bah
Tokoh tokoh Quraisy paling berpengaruh masuk Islam , seperti abu sufyan, ikrimah,
safwan bin ummayah, dan lain lain.
Perang hunain
Waktu : bulan syawal ke-8 hijriah.
Lokasi : Hunain
Latar belakang : bani Hawazin dan Saqib tidak rela atas jatuhnya kota mekah dan
menyatakan perang terhadap umat Islam.
Kondisi : bani Hawazin dan Saqib membawa seluruh kekuatannya untuk melawan
12.000 tentara Islam.
Hasil akhir : dengan susah payah, akhirnya umat Islam memperoleh kemenangan
dengan menawan 600 orang, 40.000 domba, dan 4.000 uang perak.
Perang tabuk
Waktu : tahun kesembilan hijriah
Lokasi : tabuk
Latar belakang : oleh karena rasa takut tersaingi sebagai Negara super power,
kerajaan romawi mengadakan invasi ke wilayah Islam dipimpin Kaisar Heraklius.
Kondisi : Rosulullah SAW mengirimkan pasukannya untuk mencegah invasi pasukan
romawi walaupun saat itu pasukan Islam dalam keadaan sulit karena paceklik.
Hasil akhir :
Tidak terjadi peperangan karena tentara romawi getar menghadapi tentara Islam yang
memiliki semangat tinggi.
Banyak wilayah wilayah romawi jatuh ke dalam kekuasaan Islam.
Dakwah dengan korespondensi
salah satu cara dakwah Rasulullah SAW adalah dengan mengirimkan surat kepada raja–raja
dan penguasa – penguasa jazirah arab dan sekitarnya melalui surat ini, Rasulullah SAW
menyeru mereka untuk masuk Islam dan kepada mereka juga di terangkan tentang prinsip –
prinsip dan dasar – dasar Islam. Kemudian dikirim melalui para kurir. Tanggapan dakwah
dengan korespondensi ini adalah sebagai berikut :

-Memeluk Islam, seperti Raja Habasyian dari Oman

-Mengakui Islam, namuntidak memeluknya, seperti Makaukis,Gubernur Romawi


dimesir,Kaisar Herakius dari Romawi dan Yamamah.

-Melawan Islam, seperi Kisra dari Persia atau Raja Damaskus.

dakwah dengan penerapan sendi-sendi hukum Islam


pada tahun kedua hijriah, turun ayat yang berkaitan dengan perintah kuasa mengeluarkan
zakat, perpindahan kiblat, perintah salat idul fitri dan Adha. Tahun ketiga hijriah turun ayat
yang berkaitan dengan larangan meminum khamar. Tahun kelima hijriah ada perintah
berhaji dan menutup aurat bagi wanita serta ayat – ayat yang berkaitan dengan jual beli,
pernikahan, mawaris, jinayah,dan lainnya. Bisa dikatakan bahwa ayat-ayat yang turun di
madinah sebagian besar berkaitan dengan hokum dasar Islam.Untuk hal – hal yang tidak
dijelaskan secara rinci oleh alquran, hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Rasulullah
melalui perkataan, perbuatan, dan persetujuan.

Dakwah dengan akhlakul karimah Rasulullah SAW


pada dasarnya Rasulullah SAW ditunjuk oleh allah SWT sebagai khasanah ( tauladan yang
baik ). Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa senjata dakwah Rasulullah SAW yang terbaik
adalah akhlaknya yang teramat mulia.Banyak tokoh – tokoh yahudi dan Quraisy yang amat
keras pendiriannya luluh pada akhlak Rasulullah tersebut sehingga akhirnya memeluk Islam.

FAKTOR KEBERHASILAN DAKWAHRASULULLAH SAW


Semangat persaudaraan yang berdasarkan ikatan akidah
Adanya system keadilan yang diterapkan tanpa perbedaan
Kehidupan sederhana yang dicontohkan oleh para penguasa atau pemimpin
Persamaan derajat sehingga ukuran kemuliaan terletak pada ketakwaannya

40.FAKTOR-FAKTOR KEMAJUAN ISLAM DI DUNIA:


Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemajuan islam:

1) Bertemunya Agama Islam dengan berbagai


kebudayaan akibat penyebaran islam kesegala penjuruh
dan semangat ummat islam untuk menyerap ilmu dari
manapun datangnya (tidak harus ilmu agama)
menjadikan islam mengalami kemajuan.
2) Adanya pluralisme dalam pemerintahan dan politik.

3) Memperhatikan Stabilitas Ekonomi dan Politik.

4) Mengadakan Gerakan Penterjemah, sehingga ummat


Islam dapat mengerti dan mengetahui ilmu" lain selain
dari buku" islam ittu sendiri.

5) Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi


pusat penterjemahan dan kajian ilmu pengetahuan.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran islam:

1) Pemimpin yang tidak bertanggung jawab.

2) Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang


mengincar kekuasaan.

3) Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam


periode sebelumnya
4) Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh
bangsa Tartar dari Timur dan serangan Tentara Salib
Nasrani dari Barat.

5) Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim


arab dan muslim non arab, antara muslim dengan kaum
dzolim

Anda mungkin juga menyukai