Anda di halaman 1dari 2

Kelompok I

Ketua : Esti Sulistyo N ( 164019 )


Sekretaris : Lika Wahyuning ( 164004 )
Anggota : - Riski Dianti ( 164062 )
- Imma Rahayuningtyas ( 164063 )
- Anggit Astiwi ( 164009 )
- Tata Syafira ( 164054 )
- Dini Ajeng ( 164064 )
- Nur Hasanah ( 164014 )
- Iin Arma P ( 164040 )
- Septi Kristanti ( 164057 )
- Wahyu Berlian Mega R ( 164031 )

Soal
Bagaimana cara meminimalkan resiko dalam pengelolaan produksi ?

Hasil Diskusi
1. Amati Hambatan – Hambatan
Dengan melakukan pengamatan terhadap hambatan-hambatan dalam pengelolaan
produksi, kita dapat menyusun strategi untuk meminimalisir hambatan untuk
mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan
bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.

2. Amati tingkat kebutuhan masyarakat akan produksi yang kami miliki, Semakin besar
tingkat kebutuhan konsumen maka akan memperkecil bisnis, Sebelum membuat
atau menciptakan sebuah produk, sebaiknya harus mengetahui dan
melakukan pengamatan mengenai kebutuhan yang paling banyak
diperlukan oleh konsumen sekitar. Sebagai contoh kebutuhan sehari -hari
seperti sembako atau perlengkapan mandi. Tentunya ini yang menjadi
kebutuhan utama bagi masyarakat. Selain kebutuhan utama, masih ada
kebutuhan musiman sebagai contohnya kambing untuk idul adha atau
ketupat untuk lebaran.

3. Sesuaikan besar modal yang kamu miliki, Jangan terlalu memaksakan diri untuk
mengambil peluang usaha yang beresiko besar, Jika kamu belum memiliki modal
yang besar.
Disini modal bisa berupa materi dan ide. Bila kita memiliki ide yang benar-benar
bagus, akan tetapi kita tidak memiliki dana yang cukup untuk memulai usaha,
gandenglah orang lain yang memiliki dana parkir, tetapi tetap dengan ketentuan-
ketentuan yang di sepakati. Atau modal juga bisa di cari dengan menabung. Untuk
modal usaha yang baru pertama kali di geluti, sebaiknya tidak mengambil dari hutang
karena bisnis adalah pertaruhan, kalo tidak berhasil berati ya gagal.

4. Mengevaluasi pengelolaan produksi tahun sebelumnya, Dengan menggunakan


laporan tahun lalu untuk sebagai acuan tahun yang akan datang.
Pengukuran komitmen tersebut menggunakan dua variabel yaitu perencanaan dan
perbaikan secara kontinyu. Perencanaan tersebut meliputi Sasaran jangka pendek dan
panjang, memprioritaskan aktivatas rutin dan penting, alokasi waktu pendidikan.
Sedangkan perbaikan secara kontinyu meliputi meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan, mengurangi aktivitas yang tidak perlu, sasaran tepat waktu serta
memperbaiki aktivitas secara terus menerus. Dari penelitian tersebut diharapkan untuk
dapat memberikan informasi kepada perusahaan dalam melakukan evaluasi
perencanaan strategi peningkatan kualitas yang nantinya akan dapat digunakan untuk
membuat perencanaan strategi pengendalian kualitas pada masa yang akan datang
serta evaluasi sangat penting dilakukan sebagai acuan perbaikan ke depannya.

Kesimpulan :

Setiap perusahaan selalu ingin menjadikan hasil produksi yang berkualitas sesuai
dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. Kualitas produk yang dishasilkan
bisa sesuai dengan standar atau tidak harus diperhatikan juga apakah dalam
menentukan standar memang sudah mendasarkan pada fasilitas dan sumberdaya
yang dimiliki mendukung untuk itu. Jika sudah maka perlu melakukan evalusi
terhadap kualitas yang telah dicanangkan itu bisa dicapai atau tidak. Evaluasi yang
dilakukan mulai dari proses produksinya, komitmen karyawan, fasilitas mesin utnuk
memproduksi, pengendalian setiap produksi juga pernah dilakukan atau tidak. Dan
hal pentinglagi adalah setiap adanya penyebab kerusakan setiap produk perlu
segera dilakukan evaluasi dan dilakukan perbaikan secara terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai