Edy Slameto *)
SARI
Pengembangan lapangan marginal merupakan salah satu metode alternatif untuk dapat mempertahankan tingkat
produksi minyak nasional saat ini. Karena penemuan lapangan minyak baru dengan cadangan yang besar pada saat ini
semakin sulit, maka pengembangan lapangan yang tergolong marginal merupakan suatu pilihan yang patut
dipertimbangkan oleh pemerintah.
Sebuah lapangan marginal yang terletak di Cekungan Sunda bagian barat, yang dalam studi ini selanjutnya dinyatakan
sebagai Lapangan X, dengan ukuran cadangan yang cukup besar meliputi OGIP (Original Gas In Place) : 7,675 BSCF
(Billion Standart Cubic Feet) dan OOIP (Original Oil In Place) : 129,058 MMSTB (Million Stock Tank Barrels) (sumber
PSC), memiliki sifat-sifat fluida yang menarik untuk dikaji dalam rangka pengembangan lapangan tersebut lebih lanjut.
Mekanisme pendorong yang bekerja pada lapangan tersebut berdasarkan tipe perangkapnya dapat diperkirakan adalah
Gas Cap Drive dan Water Drive.
Dengan viskositas minyak yang sangat tinggi dan ° API yang rendah, maka dalam studi ini dilakukan skenario
pengembangan lapangan dengan metode EOR (Enhanced Oil Recovery). Metode yang dimaksud adalah injeksi air,
dengan tujuan untuk meningkatkan besarnya faktor perolehan minyak bumi dari lapangan tersebut.
Hasil simulasi reservoar dengan melakukan proyek injeksi air terhadap lapangan ini dapat meningkatkan recovery factor
J
hingga mencapai 13,29 % atau dengan produksi minyak bumi kumulatif sebesar 17,160 MMSTB selama 30 tahun.
Kata kunci: metode injeksi air, simulasi reservoar, marginal, Cekungan Sunda
G
ABSTRACT
The development of marginal fields is becoming a more important alternative method, due to the fact that big and
profitable new fields are more difficult to be discovered.
S
A marginal field which is situated in the Western Sunda Basin, here is called as Field X, has big enough reserves in which
specific fluid property interest has to be concerned. Its OGIP: 7.675 BSCF and OOIP: 129.058 MMSTB (based on PSC
source). According to the trap existing in the field, its drive mechanism is Gas Cap Drive and Water Drive.
M
In order to increase the recovery factor of this field, Enhanced Oil Recovery (EOR) using water injection method has been
carried out.
Reservoir simulation performed with water injection project to this field could increase the cumulative oil production into
17.160 MMSTB with 13.29 % composite recovery factor for 30 years.
Keywords : waterflood, reservoir simulation, marginal, Sunda Basin
Cekungan Sunda yang merupakan suatu half graben Di beberapa bagian kedua cekungan, di atas Formasi
dengan ketebalan sedimen maksimal pada sisi timur- Baturaja secara selaras diendapkan satuan batuan
nya (LP-ITB,1996), juga terbentuk oleh sistem yang didominasi oleh napal kaya akan plankton
G
patahan yang sama (U-S). foram. Satuan ini ekuivalen dengan Formasi Gumai di
Cekungan Sumatra Selatan (dan termasuk ke dalam
Stratigrafi Formasi Cibulakan Atas di Cekungan Ardjuna/NWJ).
Data sumur X#1 menunjukkan bahwa satuan ini
S
Secara umum, stratigrafi kedua cekungan sedikit tersusun oleh batuan karbonat dengan fragmen
berbeda dengan bagian lain dari ONWJ (Gambar 1). batulempung.
Perbedaannya adalah ketidakhadiran Satuan
Secara tidak selaras di atas Formasi Baturaja (atau
M
85
15
10
5
25
20
30
35
116
(juta tahun)
EOSEN
P.16-P.18 N.5
AKHIR
P.19/20 P.21 P.22 N.4 N.6-N.8 N.9-N.14 N.15-N.17 N.18-N.23
FORAMINIFERA
NP.19-22 NP.23 NP.24 NP.25 NN.1 NN.2 NN.3-NN.4 NN.5-NN.8 NN.9-NN.11 NN.12-NN.21
KAPUR AWAL-
NANOPLANKTON
ZONE
AIR
BANUWATI TALANG AKAR BATURAJA BENAKAT CISUBUH FORMASI
GUMAI
PARIGI
BAWAH ATAS ZELDA BAWAH ATAS BAWAH ATAS
ANGGOTA
J
GITA
KRISNA
BATUPASIR
BAWAH ATAS SATUAN
HORIZON
UNGU
HIJAU
BATUAN DASAR
TERRA
ORANYE
COTTA
BIRU TUA
SEISMIK
KUNING
HIJAU TUA
G
MERAH
VIOLET
BIRU MUDA
COKELAT
KETEBALAN
MAKSIMUM
1350’
1500’
50’
600’
550’
800’
2300’
3000’
600’
2400’
3400’
3000’
PEMBORAN
S
TERM
LONG
150
100
50
KURVA
SHORT TERM
EUSTATIK
0 M
Geo-Resources
162
Geo-Resources
Sesar Normal Tarikan; yang merupakan sistem – Fasies coral & algal boundstone; diinterpretasi-
patahan, dan berkembang pada awal pembentukan kan sebagai reef core.
cekungan bersamaan dengan pengisian cekungan.
– Fasies lime mudstone; terletak di sisi barat
Sistem ini menghasilkan rangkaian sesar normal
lapangan ini, dan diinterpretasikan sebagai
(turun) yang membatasi subcekungan-subcekungan
bagian back reef. Porositas di sini kurang
di dalam Cekungan Sunda.
berkembang karena batuan tersemenkan dengan
Sesar Koyak; merupakan sistem yang menghasilkan baik.
rangkaian sesar-sesar geser, perlipatan serta
Batuan induk : F o r m a s i Ta l a n g A k a r
pengangkatan dan subsidence selama sejarah (Silisiklastik) dan Formasi
pengisian cekungan. Baturaja (batugamping)
Luas tutupan : 2.400 acre
Lapangan X
Kolom hidrokarbon : 167 kaki/140 khaki (rata-
Lapangan ini terletak di Cekungan Sunda bagian
rata)
barat, sekitar 7 (tujuh) mil di sebelah barat Lapangan
Yvonne. Tutupan memanjang hampir utara-selatan Sistem pemerangkapan : stratigrafi dan struktur
(NNW-SSE) dikontrol oleh perkembangan terumbu (Carbonate Build up &
sebagai reservoar utama. Bagian selatan terumbu Normal fault)
turun terpatahkan oleh sistem patahan normal
Ringkasan Data Engineering Lapangan X
J
Batuan Dasar 68 - - -
Interval Pr Tr k PI Qo Qw Qg GOR
Sumur Formasi o
API
ft Psia F md Bpd/Psi Stb/d Stb/d Scf/d Scf/Stb
Terumbu
X#1 1.772-1.801 684 160 19 13.310 6,7 497 - 11 22
Gumai
1.705-1.805 - - - - - - - - -
X#3 Gumai
1.737-1.785 - - - - - - - - -
1.048 0,47 145
X#8 Gumai 1.800-1.820 755 150 17 (16) (1.444) (0,81) (135) - - -
1.750-1.820 686 156 17,9 8.917 5,7 444 72 - -
1.702-1.820 772 154 14,4 12.030 8,8 1.747 785 - -
1.702-1.790 773 162 13,8 15.915 12,45 1.370 - - -
0,625
Parigi 1.356-1.446 624 1.117 (gas) 33 66,9 - 10 1.070 -
X # 10 Gumai 1.720-1.766 670 160 16 385 0,91 150 17 9 60
*Sumber Data Well Testing
Keterangan: ft = kaki (feet) K = permeabilitas
Pr = tekanan di reservoar PI = indeks produktivitas
Tr = suhu di reservoar Qo = laju minyak
Qw = laju air Qg = laju gas
GOR = rasio gas terhadap minyak
LAPANGAN X
TOP OF BATURAJA
CARBONATE BUILD UP
INTERVAL KONTUR: 25 KHAKI
0 3000
82-22
KHAKI
6
X-6 BATAS
LK
O -1,
7
CARBONATE BUILD-UP
77
’
A-20 IW-2
’
5º09’
- 1 67 5
’
- 1 650
IW-1 - 1750’
’
- 1 625
- 1725’
80-0
42 - 1700’ X-1 X ‘A
A-3
ANJUNGAN
X-3
- 1’575
-1569’
J 00 ’
A-4
- 16
X-10 IW-6
G
- 1584’
GO
C-
IW-3 X-8
1,6
1 0’
IW-4 A-1
5º10’
A-5
X-7
- 1574’
A-6
X-4
M
IW-5
- 1558’
LEGENDA:
GAS
DRY WELL
X-5
SUMUR PRODUKSI
(Sudah ada) - 1774’
SUMUR INJEKSI
(Direncanakan) - 1
85
- 1
82
5’
- 1800’
0’
5º11’ - 19
0 0’
106°04’ 106°05’
dan viskositas fluida reservoar fungsi tekanan yang berbeda tersebut dimaksudkan sebagai
dilakukan dengan menggunakan korelasi yang telah pembanding atas hasil simulasi yang akan diperoleh.
S
Keterangan:
Komposisi warna menunjuk-
M
k h Tres Pres Pb
Lapisan
Layer Formasi ø Sw o
mD ft F Psia Psia
1 Baturaja 500 0,26 Pc 8
2 Baturaja 500 0,24 Pc 20
3 Baturaja 760 0,27 Pc 25 150 770 770
4 Baturaja 1400 0,23 Pc 30
5 Baturaja 1200 0,2 Pc 15
Skenario 1 (Primary Recovery) menjadi sekitar 800 bbl/hari pada tahun ke-2.
Pada skenario pertama (primary recovery) ini, Penurunan laju produksi minyak setelah tahun
jumlah sumur yang diproduksi sebanyak 7 (tujuh) tersebut terjadi secara perlahan hingga tahun
J
buah sumur, dengan spasi sumur sebesar 680,7 terakhir dari yang direncanakan (Gambar 4.a.). Hal
acre. Ketujuh sumur tersebut diproduksikan dengan yang sama juga terjadi pada grafik tekanan terhadap
bantuan gas lift. Ketujuh sumur yang dimaksud waktu, dimana terjadi penurunan yang sangat drastis
G
adalah X-1, X-3, X-4, X-6, X-7, X-8 dan X-10, yang dari tahun pertama hingga tahun terakhir (Gambar
semuanya merupakan sumur produksi. 4.b.).
PRIMARY RECOVERY
===================== SUMMARY (from subroutine: TSIO) ==============
Simulation run terminated. Stopping time reached.
G
3,000 800
Oil Rate SC (bbl/day)
2,000 600
1,000 400
0 200
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035
Time (Date) Time (Date)
X-6
IW-2
S
IW-1
X-1
X-3
M
X-10 IW-6
IW-3 X-8
IW-4
X-7
X-4 IW-5
KETERANGAN:
X SUMUR PRODUKSI (sudah ada)
IW SUMUR INJEKSI (direncanakan)
Gambar 5. Pola desain injeksi regular four-spot pattern (modifikasi pola Willhite, 1986).
Keterangan:
Tanpa skala
WATERFLOOD
===================== SUMMARY (from subroutine: TSIO) ===============
Simulation run terminated. Stopping time reached.
0 Warning messages. 0 Error messages.
S
=================================================================
Field Total Fluid
Oil Gas Water Solvent Polymer
------- ------- ------- ------- -------
M
3,000
1,600
Oil Rate SC (bbl/day)
1,400
2,000
1,200
1,000
1,000
800
0 600
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035
Time (Date) Time (Date)
batuan induk yang menghasilkan minyak di diterapkannya skenario ini, jauh di atas tekanan awal
Cekungan ONWJ (Offshore North West Java Basin). (initial) dari reservoar. Oleh karena itu, perlu adanya
Bagian atas formasi tersebut merupakan sekuen studi lanjutan berdasarkan data core dari lapangan
G
genang laut yang hadir sebagai batuan reservoar tersebut untuk memastikan bahwa batuan di
paling produktif di cekungan tersebut. Selain Formasi reservoar cukup kuat untuk menerima kenaikan
Talang Akar, Formasi Baturaja (batugamping tekanan yang sedemikian besar (Smith, 1966).
terumbu), Gumai, dan Air Benakat juga merupakan
S
Dari hasil studi reservoar yang telah dilakukan terhadap Lapangan X, maka dapat diperoleh
terhadap Lapangan X, maka dapat terlihat bahwa kesimpulan sebagai berikut:
perolehan lapangan tersebut dapat ditingkatkan ¡
Ukuran cadangan hidrokarbon memegang
dengan menerapkan Skenario 2, yaitu berupa peranan yang sangat penting dalam penentuan
metode waterflood (Gambar 6 dan 7). Dengan tingkat marginality lapangan tersebut. Oleh
metode tersebut, laju produksi minyak tahunan karena itu, ketersediaan data yang menunjang
dapat meningkat secara signifikan hingga mencapai seperti data geologi, data logging, petrofisik, data
3.600 bbl/hari. Pada saat itu tekanan di reservoar uji produksi, dan tekanan sangat penting, agar
juga berada pada puncaknya, berkisar pada angka tingkat kepercayaan terhadap angka cadangan
1.900 psi. Penurunan tekanan di reservoar setelah hidrokarbon tersebut tinggi.
tahun tersebut terjadi secara perlahan, tidak seperti
pada skenario pertama. Berdasarkan hasil kajian ¡
Metode simulasi reservoar sangat membantu
tersebut, meskipun masih bersifat pendahuluan, dalam analisis keteknikan walaupun data yang
terlihat bahwa faktor perolehan dapat ditingkatkan tersedia untuk melakukan simulasi reservoar
hingga mencapai +13,29%. Meskipun demikian tersebut sangat terbatas, dengan catatan prinsip-
metode peningkatan perolehan dengan waterflood prinsip yang bersifat conservative dan good
ini perlu mendapat kajian lebih lanjut secara engineering practice masih tetap dipegang
teguh.
ACUAN
Latil, M., Bardon, C., Burger, J. and Sourieau, P.,1980. Enhanced Oil Recovery, Gulf Publishing Company, Book
Division, Houston, London, Paris, Tokyo.
J
LP-TB, 1996. Studi Optimalisasi Pengembangan Lapangan Marginal Volume II (Maxus S.E.S.: Lapangan
Ambar, Nurbani dan Risma). Tidak dipublikasikan.
Partowidagdo, W., 1999. Incentives for Marginal Field Development in Indonesia, Petromin, No.11/
G
November 15.
Smith, C.R., 1966. Mechanics of Secondary Oil Recovery, Reinhold Publishing Company, New York.
Willhite, G.P., 1986. Waterflooding, Society of Petroleum Engineers. Richardson, TX, 3rd Printing.
S
M