“ PIDATO ”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 3
LUDY WIBOWO
16-SI-01-SG
2017/2018
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Abstrak
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan)
di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang
menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan
berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan
seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni
berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah
orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali
disamakan dengan istilah pidato.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan
antara yang berpidato dengan yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang
berpidato (pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya,
agar tercapai apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu
kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan
berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu
untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian
dan ketabahan mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan pedoman
berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang baik maka
yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri dengan
serius. Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan
pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, kerangka
susunan pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum
melakukan pidato, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berpidato.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan
di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai
alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran
dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam
sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar,
pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedoman
berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal
(masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapan
massa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas
kepada pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakan
saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau
rekaman pada kaset.
B. Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan
dengan suka rela,
2. Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada
pendengarnya,
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga
orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan,
4. Mendidik,
5. Propaganda,
2
6. Penyambung lidah seseorang.
Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat
dengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedang
berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang
berpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu
berhasil ataukah gagal.
C. Jenis-Jenis Pidato
Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh
pembaca acara atau mc (master of ceremony).
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa
orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang
berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu
tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan
sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara
tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila
seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk
menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah
pidato jenis impromptu.
Keuntungan :
3
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,
karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang
akan ia sampaikan.
Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :
Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar
pengetahuan yang tidak memadai.
Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-
sendat.
Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan
ngawur.
Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2. Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku
istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena
pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir. Jenis
pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan
disampaikan tidak boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika
seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa
pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran serta
untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya
dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip
juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit
saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.
Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat
menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun
kembali,
Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah
disiapkan,
Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
4
Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak
berbicara langsung kepada mereka,
Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena ia
lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku,
Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah,
memperpendek atau memperpanjang pesan,
Pembuatannya lebih lama.
3. Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam bentuk
naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan
yang baik,
Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian :
Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak akan
mampu menarik perhatian hadirin,
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih
pada usaha untuk mengingat kata-kata,
Memerlukan banyak waktu persiapan.
4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan
sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang
pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha
mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang
paling baik dan paling sering digunakan oleh pembicara yang telah
mahir dan berpengalaman. Out-line hanya merupakan pedoman untuk
mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.
Keuntungan :
5
Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena
pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau
khalayaknya,
Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan
penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat besar,
Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas:
1. Pidato Informatif (memberitahu/mengabarkan)adalah pidato yang
tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi
tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya
pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang
disampaikan.
2. Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato yang tujuan
utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau
menerima ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengan sukar
rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar
pendengar dapat menyutujui atau meyakini dan mungkin
membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.
3. Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang tujuan utamanya
adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang
diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehingga muncul suatu
kegembiraan.
Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga
jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi
satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak
pada titik berat (emphasis) tujuan pokok pidato.
6
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka,
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana,
langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
7
1.1 Kriteria Topik yang Baik
Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-
ukuran sebagai berikut:
Topik Harus Sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan Pembicara
Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungkinan
Anda lebih tahu daripada khalayak, Anda lebih ahli dibandingkan dengan
kebanyakan pendengar. Jika Anda merupakan orang yang paling tahu tentang
tata cara sholat yang baik dibandingkan dengan orang lain, maka berpidatolah
dengan tema atau topik itu; sebaliknya jika Anda tidak begitu paham tentang
tata cara sholat yang baik, jangan pernah Anda memaksakan diri untuk
berbicara tentang masalah itu.
Topik Harus Menarik Minat Pembicara
Topik yang enak dibicarakan tentu saja adalah topik yang paling Anda
senangi atau topik yang paling menyentuh emosi Anda. Anda akan dapat
berbicara lancar tentang kaitan berpuasa dengan ketentraman hati, sebab
Anda pernah merasa tidak tenang ketika pernah tidak berpuasa secara sengaja
di bulan ramadhan.
Topik Harus Menarik Minat Pendengar
Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang lain,
bukan untuk dirinya sendiri. Jika tidak ingin ditinggalkan pendengar atau
diacuhkan oleh hadirin, Anda harus berbicara tentang sesuatu yang diminati
mereka. Walaupun hal-hal yang menarik perhatian itu sangat tergantung pada
situasi dan latar belakang khalayak/hadirin, namun hal-hal yang bersifat baru
dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan, petualangan, konflik,
ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor,
rahasia, atau hal-hal yang memiliki manfaat nyata bagi hadirin adalah topik-
topik yang akan menarik perhatian.
Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar
Betapapun baiknya topik, jika tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik itu
bukan saja tidak menarik tetapi bahkan akan membingungkan mereka. Oleh
karena itu, sebelum Anda menentukan topik dakwah, ketahuilah terlebih
dahulu bagaimana rata-rata tingkat pengetahuan pendengar yang menjadi
8
khalayak sasaran pidato Anda. Gunakanlah bahasa, gaya bahasa, dan istilah-
istilah yang dimengerti oleh hadirin, bukan istilah-istilah yang hanya
dipahami oleh Anda (meskipun istilah itu keren sekali).
Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya
Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya
memperoleh ulasan sekilas saja, atau “ngawur”. Misalnya, Anda memilih
topik Agama, tetapi orang tahu agama itu luas sekali. Agama bisa
menyangkut moralitas, sistem kepercayaan, cara beribadat, dan lain-lain.
Agar topik yang diambil jelas, maka ambilah misalnya tentang cara beribadat,
lebih jelas lagi ambilah topik tentang sholat yang khusu’, dan seterusnya.
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah
yang sesuai dengan waktu yang tersedia dan situasi yang terjadi. Jika Anda
diberikan waktu untuk berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih
topik yang terlalu luas yang tidak mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit.
Jika Anda harus berbicara di hadapan para santri yang rata-rata usianya belum
akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah tentang tata cara hubungan
suami-istri, bicaralah tentang kebersihan sekolah, misalnya.
Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih dan Dhoif, lengkapi
bahan pembicaraan Anda dengan sumber-sumber rujukan (bisa berupa: kitab,
buku, atau perkataan ulama) yang sesuai.
9
pendengar; Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya,
dan mudah diingat.
10
perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.”
Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga
lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang
rinci yang disebut ilustrasi. Untuk memberikan contoh tetantang kesabaran,
misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam
menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang dideritanya.
Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi:
analogi harfiyah dan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy)
adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena
adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan
manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah perbandingan
di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.
Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang
pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang
ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari
kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk
menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil
untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.
Misalnya, untuk melukiskan betapa bobroknya akhlak generasi muda di
Indonesia, seseorang menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara,
menurut hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia
telah melakukan hubungan seks sebelum nikah…”
Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan
mengingatkan kembali.
11
2.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato
H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi
manusia, berkata, “let your speech march”. Suruh pidato Anda berbaris tertib
seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib (well-
organized) akan menciptakan suasana yang favorable, membangkitkan minat,
memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga memudahkan
pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan menunjukkan perkembangan
pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian pesan dapat dilihat
menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia.
Yang pertama disebut organisasi pesan (messages organization) dan yang
kedua disebut pengaturan pesan (message arrangement).
12
Urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya,
dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar,
dari yang dikenal ke yang asing.
13
visualisai. “Ayo, cukurlah rambutmu sekarang…!!!” Anda melakukan tahap
tindakan.
F. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
14
2. Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat
bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidato dalam
forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3. Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan
menggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan, adat,
norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.
4. Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri,
takut, bingung atau grogi. Jangan memfonis pendengar dengan
memaksakan pendapat atau kehendak.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai
alatnya.
2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan
informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik, propaganda,
penyambung lidah seseorang.
3. Jenis-Jenis Pidato
Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato
Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato Peresmian,
Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban,
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan
pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta),
Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan.
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif.
4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka,
pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secara
sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup
(kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
5. Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar
belakang pengetahuan pembicara, menarik minat pembicara, menarik minat
pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang lingkup dan
pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi, ditunjang dengan bahan
yang lain.
6. Dalam merumuskan judul pidato sebaiknya harus memenuhi tiga syarat,
yaitu: relevan, propokatif, dan singkat.
16
7. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan dalam Berpidato ada enam macam
yakni: Penjelasan, Contoh, Analogi, Testimoni, Statistik, Perulangan.
8. Dalam menyusun sebuah pidato dan mengurutkan gagasan utama dan
penjelas yang disebut Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan
(sequence), yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.
9. Dalam penyampaian pesan pidato, pesan harus sejalan dengan urutan proses
berfikir manusia yakni disebut sebagai motivated sequence (urutan
bermotif) yang terdiri atas lima urutan yakni : perhatian (attention),
kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan
tindakan (action).
10. Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain
seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum, mengetahui
lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata
yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan tema
acara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
11. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya : berbusana
yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya,
acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan dan
komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidato
harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar; penampilan harus dengan
rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Emha. ______. Tehnik dan Pedoman Berpidato. Surabaya: CV. Amin
Anonim. 2008. Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan
Pidato Sambutan. http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-metode-
susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 4 Mei 2010)
18