Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA ISLAM

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Disusun Oleh :

Andi Agung Prawira Negara 142922

XI IPA 1

SMA NEGERI 7 MAKASSAR

KOTA MAKASSAR

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk dan
hidayahnya sehingga makalah ini dengan judul “Tata cara pengurusan jenazah”.

Makalah ini dibuat sebagai tugas mata pelajaran Agama Islam. Untuk itu tidak
lupa saya sampaikan Terima kasih kepada Guru mata pelajaran Agama Islam yang telah
membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan makalah ini. saya juga
mengucapkan Terima kasih kepada seluruh pihak yang turut andil dalam memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini

Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil
makalah ini. Karena itu saya berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita bersama.

Makalah ini merupakan hasil dari kemampuan penulis sehingga saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan penulisan-penulisan yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Makassar, 21 Februari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
Hasil Pembahasan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu kajian fiqih yang paling sering dipraktekkan dimasyarakat adalah kajian
masalah shalat jenazah, kita memandang dari aspek teori shalat jenazah merupakan
salah satu masalah ibadah yang amat gampang bahkan kita menyepelekan masalah
tersebut. Namun jika kita menilik dari aspek praktek masih banyak kesalahan-
kesalahan yang dilakukan dimasyarakat dalam masalah pengurusan jenazah. Untuk itu
tim penulis mengangkat sebuah tema yangberkaitan dengan pengurusan jenazah
tersebut. Adapun tema yang kami sajikan ialah “ Shalat jenazah”. Tujuan penyusunan
makalah tersebut adalah untuk memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya
bagi mahasiswa tentunya dalam masalah penurusan jenazah ini, sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan ketidaktahuan dalam masalah kepengurusan jenazah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sholat jenazah?
2. Apa saja syarat-syarat salat jenazah ?
3. Bagaimana rukun dan tata cara salat jenazah ?
4. Apa Keutamaan Shalat Jenazah ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sholat jenazah
2. Untuk mengetahui Syarat-syarat salat jenazah
3. Untuk mengetahui rukun dan tata cara salat jenazah
4. Untuk mengetahui Keutamaan salat jenazah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian shalat jenazah

Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim
jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini
adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan
pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi
kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah
tersebut.

B. Syarat- syarat shalat jenazah

Syarat sah shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup
aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta
menghadap kiblat.

Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah sudah selesai dimandikan dan
dikafani.
sesuai dengan putusan majelis tarjih, jenazah diletakkan disebelah kiblat orang yang
menshalatkan., kecuali kalau melaksanakan shalat gaib.

C. Rukun dan tata cara mengerjakan shalat jenazah


a. Rukun shalat jenazah
Berikut merupakan Rukun Salat Jenazah, antara lain :
1. Niat
2. Berdiri bila mampu
3. Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa bacaan
4. Membaca al-Fatihah secara sirr setelah takbir pertama berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Nasa’i, bahwa: “Menurut sunnah, bahwa dalam shalat jenazah
hendaknya membaca Ummil Quran (al-Fatihah) dengan pelan-pelan dalam takbir
pertama”
5. Membaca shalawat kepada Nabi saw setelah takbir kedua
6. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga
7. salam

b. Niat Sholat Jenazah :


Niat untuk jenazah laki-laki :
"Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati
makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah karena
Allah SWT.

Niat untuk jenazah perempuan :

"Ushalli 'alaa haadzihil maytati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati


makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah
karena Allah SWT.

c. Tata Cara Sholat Jenazah :

 Takbir Pertama

Setelah takbir dilanjutkan dengan membaca ta'awudz lalu dilanjutkan dengan membaca
al fatihah, tanpa disertai dengan doa iftitah ataupun surat pendek seperti sholat pada
umumnya. ini berdasarkan pendapat banyak ulama bahwa dalam sholat jenazah tidak
diwajibkan membaca doa iftitah.

Bacaan Ta'awwudz :

‫أعوذ بال من الشيطان الرجيم‬

A'uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim

Artinya : Aku berlindung dari syaitan yang terkutuk

Lalu Dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah.


 Takbir Kedua

Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
berikut bacaan doanya . . .

‫ت علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم وبارركك علي محمد وعلي أل محمد‬‫صلتكي ت‬


‫صلل علي محمد وعلي أرل محمد كما ت‬
‫أللهم ت‬
‫كما باركت علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد‬

Allaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita


'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa
aali muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil
'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya :
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau
telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya
(termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah
kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha
Agung.”
 Takbir Ketiga

Bacaan doa setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai berikut . . .

‫ف عنه وأتككرركم هنزُولتهه وولسكع تمدخلتهه واكغرسكلهه ربمادء وثتكلجْ وبتتردد ونتقرره من التخطايا كما‬ ‫اللهم اكغفركر لتهه واكرتحمهه وعافرره واع ه‬
‫س وأتكبردكلهه داارا تخكيارا رمكن تداررره وأتكهال تخكيراا من أهلرره توتزكواجا تخكيراا رمن تزكورجره توقرره فركتنتةت القتكبرر‬ ‫ب التكبيت ه‬
‫ض رمرن التدنت ر‬ ‫يهنتتقي التثو ه‬
‫ب النارر‬ ‫وتعتذا ت‬

Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa


wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal
khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran
khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi,
waqihi fitnatal qabri wa 'adzaabannaar.

Artinya :
Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya,
muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air,
es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya
dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik,
gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa
neraka.
 Takbir Keempat

Bacaan doa setelah takbir ke empat yaitu membaca doa di bawah ini . . . .

‫اللههنم لتتحرركمنا أتكجترهه ولتتكفترننا تبعتدهه‬

Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah

Artinya :
Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri
fitnah pada kami setelah kematiannya.

Salam

Terakhir adalah melakukan salam dengan menengok ke kanan dan kekiri sebagaimana
dalam sholat biasanya . . .

‫السسلتهم تعلتكيهككم توتركحتمةه ار توبتترتكاتههه‬

Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh

Artinya :
"Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"

Bacaan Doa Sholat Jenazah :

‫طاتيا‬‫ِ تونتقلره رمتن اكلتخ ت‬،‫جْ تواكلبتتررد‬


‫ِ تواكغرسكلهه رباكلتمارء توالثسكل ر‬،‫ِ توتولسكع تمكدتخلتهه‬،‫ِ توأتككرركم نههزُلتهه‬،‫ف تعكنهه‬
‫تاللسههسم اكغفركر لتهه تواكرتحكمهه توتعافرره تواكع ه‬
‫ت‬ ‫ت‬
ِ،‫ِ توتزكواجا تخكيارا رمكن تزكورجره‬،‫ِ توأكهلا تخكيارا رمكن أكهلرره‬،‫ِ توأكبردلهه تداارا تخكيارا رمكن تداررره‬،‫س‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ب كالتكبيت ت‬
‫ض رمتن السدنت ر‬ ‫ت الثسكو ت‬‫تكتما نتقسكي ت‬
ِ[‫ب السنارر‬‫ب اكلقتكبرر ]توتعتذا ر‬ ‫ِ توأترعكذهه رمكن تعتذا ر‬،‫توأتكدرخكلهه اكلتجنستة‬

ِ[Alloohummaghfir lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘ahu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa


Wassi’ Madkholahu, Waghsilhu Bil Maa’i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal
Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron
Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihi,
Wa Adkhilhul Jannata, Wa A’idhu Min ‘Adzaabil Qabri]

Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan
tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan
air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau
membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari
rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada
keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau
suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR.
Muslim 2/663)

ِ،‫ تاللسههسم تمكن أتكحيتكيتتهه رمسنا فتأ تكحيرره تعتلىَ كارلكسلترم‬.‫صرغكيررتنا توتكبركيررتنا توتذتكررتنا توأهكنتثاتنا‬
‫تاللسههسم اكغفركر لرتحيلتنا توتميلترتنا توتشارهردتنا توتغائربرتنا تو ت‬
‫ِ تاللسههسم لت تتكحرركمتنا أتكجترهه تولت ته ر‬،‫توتمكن تتتوفسكيتتهه رمسنا فتتتتوفسهه تعتلىَ كارلكيتمارن‬.
‫ضلستنا بتكعتدهه‬

ِ[Alloohumaghfir Lihayyinaa Wa Mayyitinaa Wa Syaahidinaa Wa Ghoo’ibinaa Wa


Shoghiirinaa Wa Kabiirinaa Wa Dzakarinaa Wa Untsaanaa. Alloohumma Man
Ahyaitahu Minnaa Fa Ahyihi ‘Alal Islaam, Wa Man Tawaffaitahu Minnaa Fatawaffahu
‘Alal Iimaan. Alloohumma Laa Tahrimna Ajrahu Wa Laa Tudhillanaa Ba’dahu]

“Ya Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang mati, orang
yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir ,laki-laki maupun perempuan. Ya Allah!
Orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam,
dan orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan memegang
keimanan. Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memper-oleh pahalanya dan
jangan sesatkan kami sepeninggalnya.” ( HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368, dan
lihat Shahih Ibnu Majah 1/251)

‫ تفاكغفركر لتهه‬.‫ق‬‫ت أتكههل اكلتوتفارء تواكلتح ل‬


‫ِ توأتكن ت‬،‫ب السنارر‬
‫ِ فتقرره رمكن فركتنترة اكلقتكبرر توتعتذا ر‬،‫ك‬ ‫تاللسههسم إرسن فهلتتن كبتن فهلتدن فركي رذسمتر ت‬
‫ِ توتحكبرل رجتوارر ت‬،‫ك‬
‫ه‬ ‫ك‬
‫ت التغفكوهر السررحكيهم‬ ‫ك‬ ‫ت‬
‫ك أن ت‬ ‫س‬
‫تواكرتحكمهه إرن ت‬.

ِ[Alloohumma Inna Fulaanabna Fulaanin Fii Dzimmatika, Wa Habli Jiwaarika, Fa Qihi


Min Fitnatil Qobri Wa ‘Adzaabin Naari, Wa Anta Ahlal Wafaa’i Wal Haqqi. Faghfirlahu
Warhamhu, Innaka Antal Ghofuurur Rohiim]

“Ya, Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali
perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adalah
Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya
Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.” (HR. Ibnu Majah. Lihat
Shahih Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/21)

‫ِ توأتكن ت‬،‫ك‬
‫ِ توإركن تكاتن همرسكيائا‬،‫ِ إركن تكاتن همكحرسانا فترزُكد فركي تحتستناترره‬،‫ت تغنريي تعكن تعتذابرره‬ ‫ك تواكبهن أتكمتر ت‬
‫ك اكحتتاتج إرتلىَ تركحتمتر ت‬ ‫تاللسههسم تعكبهد ت‬
‫فتتتتجاتوكز تعكنهه‬.
ِ[Alloohumma ‘Abduka Wabnu Amatikahtaaja Ilaa Rohmatika, Wa Anta Ghoniyyun ‘An
‘Adzaabihi, In Kaana Muhsinan, Fa Zid Fii Hasanaatihi, Wa In Kaana Musii’an Fa
Tajaawaz ‘Anhu]

Ya, Allah, ini hambaMu, anak ham-baMu perempuan (Hawa), membutuh-kan


rahmatMu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia berbuat baik
tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang salah, lewatkanlah dari
kesalahan-nya. (HR. Al-Hakim. Menurut pendapatnya: Hadits ter-sebut adalah shahih.
Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/359, dan lihat Ahkamul Jana’iz oleh Al-Albani, halaman
125)
D. Keutamaan Melaksanakan Shalat Jenazah
Rasulullah saw. bersabda:

“ Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka ia


mendapatkan satu qirath. Dan barang siapa menghadirinya sampai jenazah itu
dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath. Ada yang bertanya: Apakah dua
qirath itu? Rasulullah saw. bersabda: Sama dengan dua gunung yang
besar.” (HR Abu Hurairah).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Shalah satu kajian fiqih yang selalu diimplementasikan dimasyarakat adalah masalah
kajian tentang shalat jenazah, shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat
yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum
melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum
muslimin telah melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia,
maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan
pengurusan jenazah tersebut.

B. Saran

Dengan tersusunnya makalah ini harapan saya selaku penulis adalah agar makalah ini
dapat dijadikan referensi didalam mengkaji masalah fiqih khususnya masalah shalat
jenazah yang menjadi salah satu aktifitas dimasyarakat luas. Sehingga dapat
diimplementasikannya didalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Kamal Pasha, B.Ed, Drs. Musthafa dkk, Fiqih Islam sesuai dengan putusan majlis tarjih.
Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri,2003.

Muhdiyat,H.M.A, Tuntunan Pengurusan Jenazah, Bandung: YPP Sumber Sari Bandung,


2008.

Al-Qur’anul karim dan terjemahannya, Departemen Agama RI Kejasama dengan


Pemerintah Kerajaan Saudi Arabiyah.

Anda mungkin juga menyukai