S DENGAN
SINDROM GERIATRI NYERI DI UPT PSTW JEMBER
Disusun Oleh:
Riskiya Dwi Cahyani, S.Kep
NIM. 1801031056
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
(Dewi, 2014):
c. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90 tahun.
1
2
d. Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.
a. Teori biologi
b. Teori psikologi
fungsionalyang efektif.
c. Teori sosial
stratification theory).
d. Teori spiritual
berikut:
b. Tipe mandiri
sulit dilayani.
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
a. Promosi (Promotif)
hidup mereka.
berikut:
b. Pencegahan (Preventif)
lain.
panjang.
B. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, bersifal
terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan
persepsi nyeri. Nyeri juga dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang
2. Etiologi nyeri
ke dalam dua golongan yaitu fisik dan psikis. Penyebab fisik seperti
kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat.
reseptor nyeri dan serabut saraf ini terletak dan tersebar pada lapisan
kulit dan pada jaringan – jaringan tertentu yang terletak lebih dalam.
3. Fisiologi nyeri
memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute
medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel – sel saraf
sebagai bagian dari respon stres. Nyeri dengan intensitas ringan hingga
a. Gangguan tidur
g. Nadi meningkat
h. Pernafasan meningkat
i. Depresi, frustasi
5. Klasifikasi nyeri
golongan, yakni:
menerus
kuat sekali.
1) Nyeri akut: nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan
6. Penilaian Nyeri
terapi nyeri paska pembedahan yang efektif. Skala penilaian nyeri dan
anak, orang tua, pasien yang kebingungan atau pada pasien yang
skala lima poin ; tidak nyeri, ringan, sedang, berat dan sangat berat.
1948 yang merupakan skala dengan garis lurus 10 cm, dimana awal
garis (0) penanda tidak ada nyeri dan akhir garis (10) menandakan
tiga skala ukur nyeri dan menarik kesimpulan bahwa VAS secara
7. Penatalaksanaan Nyeri
a. Penatalaksanaan keperawatan
4) Sentuhan therapeutic
energy.
5) Akupressure
6) Guided imagery
7) Distraksi
(merangkai puzzle).
8) Anticipatory guidance
nyeri.
9) Hipnotis
10) Biofeedback
b. Penatalaksanaan medis
1) Pemberian analgesik
2) Plasebo
air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor
WOC Nyeri
Trauma jaringan,
infeksi
Kerusakan sel
Merangsang Nociseptor
(reseptor nyeri)
Medula spinalis
MK: Kesiapan
Meningkatkan Otak (Korteks Pergerakan terbatas
manajemen kesehatan Somatosensorik)
diri
Keinginan untuk
sembuh Persepsi nyeri Perubahan berjalan
1. Pengkajian
Berdasarkan PQRST
tertusuk.
0: tidak nyeri
2. Analisa Data
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
3. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
4. Rencana keperawatan
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
1. Kaji faktor penyebab, kualitas, 1. Menentukan sejauhmana nyeri
lokasi, frekuensi, dan skala yang dirasakan dan untuk
nyeri memudahkan member intervensi
selanjutnya.
2. Monitor tanda-tanda vital, 2. Dapat mengidentifikasi rasa
perhatikan takikardia, sakit dan ketidaknyamanan
hipertensi, dan peningkatan
pernafasan. 3. Membantu pasien menjadi
3. Ajarkan tehnik distraksi dan rileks, menurunkan rasa nyeri,
relaksasi serta mampu mengalihkan
perhatian pasien dari nyeri yang
dirasakan
4. Mengurangi rasa sakit,
4. Beri posisi yang nyaman untuk meningkatkan sirkulasi, posisi
pasien semifowler dapat mengurangi
tekanan dorsal.
5. Pasien mengerti tentang nyeri
5. Beri Health Education (HE) yang dirasakan dan menghindari
tentang nyeri hal-hal yang dapat memperparah
nyeri.
6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Menekan susunan saraf pusat
terapi analgesik seperti pada thalamus dan korteks
serebri sehigga dapat
mengurangi rasa sakit/ nyeri
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
FORMAT ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK
TIM KEPERAWATAN GERONTIK
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. S
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Pernikahan : Janda
Tingkat Pendidikan : Tidak Sekolah
Alamat Asal : Lumajang
5. RIWAYAT SOSIAL
a. Kondisi pasangan: klien mengatakan suaminya sudah meninggal 4 tahun
yang lalu
b. Riwayat pekerjaan terdahulu: klien mengatakan bahwa dulu pernah bekerja
sebagai TKW di Malaysia
c. Hobi dan aktifitas yang disukai: klien mengatakan bahwa di UPT PSTW
menyukai aktifitas membuat kemoceng.
d. Pola kebiasan: klien lebih sering tidur dikamarnya.
e. Pengaturan lingkungan tempat tinggal: klien tinggal di UPT PSTW Jember
di Wisma Teratai kamar nomor 10 dengan teman sekamar Ny. P
f. Jejaring soaial: klien mengatakan selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan di
UPT PSTW Jember
g. Cakupan ansuransi kesehatan: klien tidaka memiliki asuransi kesehatan
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum:
Keadaan umum klien baik, kesadaran composmentis, GCS: 4-5-6,
b. Tanda-tanda vital:
TD: 130/80 mmHg N: 88 x/mnt
RR: 20 x/mnt S: 36,8ºC
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
p. Genetalia: tidak ada lesi, tidak ada kelainan pada genetalia, sudah
menopause.
q. Persarafan: kaku kuduk (-), Brudzinski normal, N1-N12 normal
r. Musculoskeletal: ada nyeri persendian di lutut ketika mau bangun dari
posisi duduk maupun posisi bangun. Nyeri seperti ditusuk-tusuk skala nyeri
4 nyeri menjalar sampai ke telapak kaki, nyeri timbul saat akan bangun dari
posisi duduk maupun tidur. Nyeri berkurang ketika dibuat istirahat atau
tidur.
Kekuatan Otot: 5555 5555
5555 5555
7. PENGKAJIAN NUTRISI
BB: 54 kg TB: 156 cm BBI: kg
Screening Skor
a. Adakah penurunan intake makanan dalam 3 bulan terakhir akibat penurunan nafsu makan, 2
masalah pencernaan atau akibat kesulitan menelan atau mengunyah ?
0 = penurunan intake makanan yang berat
1 = penurunan intake makanan moderat
2 = tidak ada penurunan intake makanan
b. Penurunan BB selama 3 bulan terakhir 1
0 = penurunan BB lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan BB 1- 3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
c. Mobilitas 2
0 = tidak dapat turun dari bed, atau hanya duduk di kursi
1 = dapat bangkit dari bed/kursi namun tidak dapat berpindah dengan bebas
2 = dapat berpindah dengan bebas
d. Apakah mengalami stress psikologis atau mengidap penyakit dalam 3 bulan terakhir? 2
0 = ya
2 = tidak
e. Masalah psikoneurologis 2
0 = demensia berat atau depresi
1 = demensia ringan
2 = tidak mengalami masalah psikologis
F1. Body mass index 2
0 = BMI kurang dari 19
1 = BMI 19 – 21
2 = BMI 21 – 23
3 = BMI lebih dari 23
Jika BMI tidak dapat dikaji, gantikan pertanyaan pada poin F1dengan poin F2
Jika BMI sudah terkaji, pertanyaan pada poin F2 tidak perlu dikaji
F2. Lingkar lengan atas
0 = LLA kurang dari 31 cm
3 = LLA lebih dari 31 cm
Total 11
Interpretasi: klien berisiko malnutrisi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
G. Medikasi
1. Bisa mengatur jadual minum obat dengan dosis yang pas
2. Bisa minum obat jika obat sudah disiapkan dengan dosis yang terpisah 1
3. Tidak bisa menyiapkan obat yag akan diminum
H. Manajemen Keuangan
1. Bias mengatur keuangan dengan mandiri
2. Mampu mengatur konsumsi barang namun butuh bantuan dalam mengatur
rekening
3. Tidak dapat mengatur keuangan 0
Skor 8
Interpretasi: Normal
10. PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF
a. MMSE
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1 detik, pasien disuruh 3 3
mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan
BAHASA
6 Klien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2 2
7 Klien diminta mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1 1
8 Klien diminta melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan Anda, lipatlah 3 2
menjadi dua bagian dan letakkan di lantai”
9 Klien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkan mata Anda” 1 0
10 Klien disuruh menulis dengan spontan 1 0
11 Klien diminta menggambarkan bentuk di bawah ini 1 0
TOTAL 30 12
Interpretasi: klien gangguan kognitif berat
b. SPMSQ
Uraian Skor
1 ADAPTATION
Saya puas dapat kembali pada keluarga (teman – teman) saya untuk membantu saya saat 2
saya mengalami kesulitan
2 PARTNERSHIP
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dalam membicarakan sesuatu atau 1
mengungkapkan masalah pada saya
3 GROWTH
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya menerima dan mendukung saya 1
untuk melakukan aktifitas/arah baru
4 AFFECTION
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dalam mengekspresikan perasaan 1
dan berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai
5 RESOLVE
Saya puas terhadap cara keluarga (teman – teman) saya dan saya dalam menluangkan waktu 2
bersama
Skor total 7
Interpretasi: Klien disfungsi normal
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
ANALISA DATA
TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI
25-06-2019 DS: Klien mengatakan nyeri lutut Nyeri Akut Agens cedera
11.00 WIB biologis
DO:
- Skala nyeri 4
- Nyeri seperti di tusuk-tusuk
- Nyeri ketika berpindah posisi
- Wajah tampak meringis ketika
berpindah posisi
- TD: 130/80 mmHg
- N: 88 x/menit
- RR: 20 mmHg
- S: 36,8ºC
25-06-2019 DS: Klien mengatakan lutut saat akan Risiko Jatuh Gangguan
11.00 WIB berpindah posisi musculoskeletal
DO:
- Klien berjalan pelan
- TUG 14 detik
- Indeks Barthel mandiri skor 100
- Kamar mandi berada diluar ruangan
DO:
- MMSE 12 (Gangguan kognitif berat)
- SPMSQ 4 (Kerusakan intelektual
ringan)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
25-06-2019 Nyeri akut yang berhubungan dengan cedera agens biologis
11.00 WIB ditandai dengan skala nyeri 4
25-06-2019
11.00 WIB Risiko jatuh yang berhubungan dengan gangguan musculoskeletal
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PERENCANAAN
TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
25-06-2019 Nyeri akut Nyeri akut teratasi setelah 1. Manajemen Nyeri 1. Manajemen Nyeri
11.00 WIB dilakukan asuhan keperawatan a. Kurangi faktor presipitasi a. Untuk mengetahui faktor
4x10 jam nyeri pencetus terjadinya nyeri
b. Ajarkan teknik non b. Berdasarkan penelitian,
KH: farmakoligi dengan kompres kompres air hangat dengan
- Skala nyeri 0 air hangan dengan parutan jahe parutan jahe merah bisa
- Wajah segar merah mengurangi nyeri lutut
- Tidak terhambat saat c. Tingkatkan istirahat c. Istirahat dapat
berpindah posisi memberikan mekanisme
koping dan merelaksasi
nyeri yang terjadi
2. Monitoring 2. Monitoring
a. Skala nyeri a. Perubahan skala nyeri
sebagai indicator apakah
nyeri berkurang atau
bertambah
b. Tanda vital b. Tanda vital sebagai
indicator
c. Respon terhadap nyeri c. Bagaimana respon tubuh
3. HE terhadap nyeri untuk
a. Penkes tentang kegiatan yang mengatasi yeri
dapat mengurangi nyeri 3. HE
4. Kolaborasi a. Kegiatan yang dapat
a. Kolaborasi dengan tim membantu untuk nyeri
kesehatan lainnya pemberian yang timbul misalnya
analgetik untuk mengurangi istirahat
nyeri. 4. Kolaborasi
a. Untuk mengurangi nyeri
dengan obat yang
diberikan.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
25-06-2019 I,II,III 1. Observasi
11.20 WIB a. Skala nyeri klien
R/ klien mengatakan skala nyeri 4
b. Derajat sensori atau gangguan persepsi dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi klien.
R/ klien sering lupa dan tidak ada usaha
untuk mengingat kembali.
c. Derajat kerusakan memori klien
R/ kerusakan intelektual klien ringan
d. Tingkat kognitif klien
R/ klien mempunyai gangguan kognitif berat
e. Mengidentifikasi defisit kognitif/fisik yang
dapat meningkatkan potensi jatuh dalam
lingkungan
R/ klien nyeri saat mau bangun dari posisi
tidur.
f. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang
mempengaruhi risiko jatuh.
R/ tidak mau memakai sandal
EVALUASI
O:
- MMSE 11 (Gangguan kognitif berat)
- SPMSQ 4 (Kerusakan intelektual ringan)
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
-
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
26-06-2019 I,II,III 1. Observasi
10.00 WIB a. Mengkaji skala nyeri klien
R/ klien mengatakan skala nyeri klien 4
b. Mengkaji derajat sensori atau gangguan
persepsi dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi klien.
R: klien lupa ketika ditanya hal yang sama
seperti sebelumnya.
c. Mengkaji derajat kerusakan memori klien
R: kerusakan intelektual klien ringan
d. Mengkaji tingkat kognitif klien
R: klien mempunyai gangguan kognitif
berat.
e. Mengidentifikasi defisit kognitif/fisik
yang dapat meningkatkan potensi jatuh
dalam lingkungan
R: klien nyeri saat mau bangun dari posisi
tidur.
f. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang
mempengaruhi risiko jatuh.
R: tidak mau memakai sandal
4. Health education
a. Memberikan health education kepada klien
tentang senam brain gym.
b. Memberikan KIE tentang penggunaan alas
kaki yang aman.
R: klien lupa dengan yang dijelaskan kemarin
dan ingat sedikit jika dibantu untuk
mengingat
11.20 I,III
5. Mengkolaborasikan dengan dokter untuk
pemberian obat
R: klien tidak mendapat obat
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
EVALUASI
O:
- MMSE 11 (Gangguan kognitif berat)
- SPMSQ 4 (Kerusakan intelektual ringan)
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
-
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
27-06-2019 I,II,III 1. Observasi SELY
10.00 WIB a. Mengkaji skala nyeri klien
R/ klien mengatakan skala nyeri klien 3
b. Mengkaji derajat sensori atau gangguan
persepsi dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi klien.
R: klien lupa ketika ditanya hal yang sama
seperti sebelumnya.
c. Mengkaji derajat kerusakan memori klien
R: kerusakan intelektual klien ringan
d. Mengkaji tingkat kognitif klien
R: klien mempunyai gangguan kognitif
berat.
e. Mengidentifikasi defisit kognitif/fisik
yang dapat meningkatkan potensi jatuh
dalam lingkungan
R: klien nyeri saat mau bangun dari posisi
tidur.
f. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang
mempengaruhi risiko jatuh.
R: tidak mau memakai sandal
EVALUASI
O:
- MMSE 11 (Gangguan kognitif berat)
- SPMSQ 4 (Kerusakan intelektual ringan)
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
IMPLEMENTASI
TANGGAL DX. KEP TINDAKAN PARAF
28-06-2019 I,II,III 1. Observasi
10.00 WIB a. Mengkaji skala nyeri klien
R/ klien mengatakan skala nyeri klien 2
b. Mengkaji derajat sensori atau gangguan
persepsi dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi klien.
R: klien lupa ketika ditanya hal yang sama
seperti sebelumnya.
c. Mengkaji derajat kerusakan memori
klien
R: kerusakan intelektual klien ringan
d. Mengkaji tingkat kognitif klien
R: klien mempunyai gangguan kognitif
berat.
e. Mengidentifikasi defisit kognitif/fisik
yang dapat meningkatkan potensi
jatuh dalam lingkungan
R: klien nyeri saat mau bangun dari posisi
tidur.
f. Mengidentifikasi perilaku dan faktor
yang mempengaruhi risiko jatuh.
R: tidak mau memakai sandal
10.20 I
2. Memberikan kompres hangat dengan aprutan
jahe kepada klien
R/ klien mengatakan kakinya terasa hangat
ketika dikompres
10.40 II
3. Mengembangkan lingkungan yang suportif
dan hubungan perawat-klien yang terapeutik.
R: mengajak berbincang-bincang dan klien
merespon dengan baik.
11.00 II
4. Mengajarkan senam brain gym.
R: klien lupa dengan yang diajarkan kemarin
dan mengerti setelah dilatih kembali.
11.20 I,III
5. Mengkolaborasikan dengan dokter untuk
pemberian obat
R: klien tidak mendapat obat
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
EVALUASI
O:
- MMSE 11 (Gangguan kognitif berat)
- SPMSQ 4 (Kerusakan intelektual ringan)
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Anna R. R. Samsudin
Rina Kundre
Franly Onibala
Gout also known as gouthy arthritis, is a metabolic disease marked by the deposition of urate
in joints, causing a painful arthritic joints. Giving compress done on arthritis, muscle spasms,
flatulence, and coldness. The aims of this study is to determine the effect of warm compresses
by using grated red ginger against of pain scale changes in patients with gout arthritis.
Samples found 30 respondents. This research method using pre-experimental with One
Group Pretest Posttest design, sample selection by purposive sampling. This study uses
statistical analysis Wilcoxon Signed Ranks Test with α of 0.05. Results obtained p value of
0.000 where p <α 0.05 then H0 is rejected and it can be concluded that there is significant
influence giving a warm compress using grated red ginger (Zingiber officinale roscoe rubrum
var) to decrease the pain scale in patients with gout arthritis in the Tateli Dua village, sub
Mandolang, Minahasa district. The conclusions of this study is to wear warm compress of
grated red ginger (Zingiber officinale roscoe rubrum var) to decrease the pain scale in
patients with gout arthritis.
Keywords: Gout arthritis, pain, warm compress, red ginger
Gout (pirai), yang juga dikenal dengan sebgaai gouthy arthritis, merupakan penyakit
metabolik yang di tandai dengan endapan urat di sendi, yang menyebabkan sendi artritik yang
menyakitkan.Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut
kembung, dan kedinginan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
kompres hangat memakai parutan jahe tehadap perubahan skala nyeri pada penderita gout
arthritis.Sampel yang ditemukan 30 responden.Metode penelitian ini menggunakan pre-
eksperimental dengn desain One Group Pretest Postest, pemilihan sampel dengan purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan analisis statistic uji Wilcoxon Signed Ranks Test
dengan α 0,05. Hasil penelitian didapatkan nilai p value 0,000 dimana p < α 0,05 maka H0
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian kompres
hangat memakai parutan jahe merah (Zingiber officinale roscoe var rubrum) terhadap
penurunan skala nyeri pada penderita gout artritis di desa Tateli Dua, kecamatan Mnadolang,
kabupaten Minahasa. Simpulan penelitian ini yaitu kompres hangat memakai parutan jahe
merah (Zingiber officinale roscoe var rubrum) terhadap penurunan skala nyeri pada penderita
gout artritis.
Kata Kunci: Gout artritis, nyeri, kompres hangat, Jahe merah.
1
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016
2
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016
3
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016
diperoleh bahwa terdapat perbedaan nyeri secara cermat untuk menghindari cedera
pada pasien gout arthritis sebelum kulit. Kompres hangat menimbulkan efek
diberikan kompres hangat memakai vasodilatasi pembuluh darah sehingga
parutan jahe merah dan sesudah diberikan meningkatkan aliran darah.Peningkatan
kompres hangat memakai parutan jahe aliran darah dapat menyingkirkan produk-
merah . Nilai p value yang diperoleh produk inflamasi seperti bradikinin,
melalui uji Wilcoxon Signed Ranks Test histamin, dan prostaglandin yang
adalah (p value = 0,000) dimana p value < menimbulkan nyeri lokal.
α (0,05), maka Ho ditolak dan dapat Hal ini sesuai dengan penelitian yang
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dilakukan oleh Rustonto, Cholifah Noor,
yang signifikan pemberian kompres hangat Retnosari Indah (2015) dengan judul
memakai parutan jahe merah (Zingiber pemberian kompres hangat memakai jahe
officinale roscoe var rubrum )terhadap untuk meringankan skala nyeri pada pasien
penurunan skala nyeri pada penderita gout asam urat di desa Kedungwungu
arthritis di desa Tateli Dua, kecamatan kecamatan Tegowanu kabupaten
Mandolang, kabupaten Minahasa. Grebongan, bahwa ada pengaruh
Pemberian kompres hangat pemberian kompres hangat memakai jahe
merupakan mekanisme penghambat untuk meringankan skala nyeri pada pasien
reseptor nyeri pada serabut saraf besar asam urat di desa Kedungwungu
dimana akan mengakibatkan terjadinya Kecamatan Tegowanu Kabupaten
perubahan mekanisme yaitu gerbang yang Grobogan.
akhirnya dapat memodifikasi dan merubah
sensasi nyeri yang dating sebelum sampai SIMPULAN
ke korteks serebri menimbulkan persepsi Dari hasil penelitian yang telah
nyeri da reseptor otot sehingga nyeri dapat dilaksanakan di Desa Tateli Dua
berkurang (Potter & Perry, 2005) kecamatan Mandolang, kabupaten
Pada penelitian ini menggunakan Minahasa pada tanggal 20 Februari- 15
kompres panas basah yaitu waslap atau Maret 2016, maka dapat disimpulkan
handuk direndam dalam air panas yang bahwa :
bersuhu sekitar 40oC selama 15-20 menit. 1. Nyeri gout artritis pada responden
Jahe merah memiliki efek antiradang sebelum diberikan kompres hangat
sehingga dapat digunakan untuk mengatasi didapatkan sebagian besar responden
peradangan dan mengurangi rasa nyeri berada pada tingkat nyeri ringan dengan
akibat asam urat.Efek anti radang ini jumlah responden 16.
disebabkan komponen aktif jahe merah 2. Nyeri gout artritis pada responden
yang terdiri dari gingerol, gingerdione dan sesudah diberikan kompres hangat
zingeron yang berfungsi menghambat didapatkan sebagian besar responden
leukotriene dan prostagalandin yang berada pada tingkat nyeri ringan dengan
merupakan mediator radang (Herliana, jumlah responden 29.
2013). 3. Berdasarkan uji statisik didapatkan
Menurut Igirisa dalam (Smeltzer & pengaruh pemberian kompres hangat
Bare 2002) salah satu penanganan nyeri memakai parutan jahe merah (Zingiber
secara non farmakologi yang dapat officinale roscoe var rubrum) tehadap
dilakukan perawat yaitu kompres hangat. penurunan skala nyeri pada penderita
Penggunaan panas mempunyai keuntungan gout arthritis.
meningkatkan aliran darah ke suatu area
dan kemungkinan dapat menurunkan nyeri
dengan mempercepat penyembuhan. Akan
tetapi, dalam melakukan kompres hangat
digunakan dengan hati-hati dan dipantau
5
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016