Anda di halaman 1dari 2

BUBUR JERAWAT dari Ubi Rambat (Ipomoea batatas L) dan Jagung (Zea

mays) sebagai Upaya Diversifikasi Pangan Di Desa Pemayungan, Kabupaten


Tebo, Jambi

Soni afriansyah, Kuswanto

Kampus Pinang Masak Universitas jambi,36361

Pangan merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar yang paling


esensial bagi manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Pangan sebagai
sumber zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi
landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang
siklus kehidupan. (Baliwati,dkk , 2004).
Produksi pangan di Asia Tenggara terus meningkat, tetapi banyak
penduduknya yang tidak memperoleh makanan, sehingga banyak penduduk yang
tetap menderita kelaparan. Kekurangan pangan bukanlah suatu hal yang baru,
persoalan baru tentang kekurangan pangan adalah kecenderungan para petani di
negara-negara bukan industri beralih ke tanaman perdagangan dan pada saat
bersamaan jumlah penduduk yang meningkat secara cepat (Harper,et.al,1986).
Kondisi serupa yag dialami oleh daerah diprovinsi jambi. Menurut data
dari Berita Satu menyatakan bahwa Data kasus gizi buruk tahun 2015 sudah
mencapai 48,58 persen dibandingkan dengan total kasus gizi buruk di daerah itu
tahun lalu, yakni sebanyak 101 orang (Anonim, 2015). Penyebabnya ialah
Terganggunya ketahanan nasional disebabkan oleh ketergantungan pangan dari
impor guna menutupi ketidakmampuan negara mencukupi kebutuhan pangan
rakyatnya. Padahal kondisi tersebut dapat dituntaskan dengan penggalakan
swasembada pangan khusunya pangan pokok serta diversifikasi pangan.
Diversifikasi pangan merupakan konsep terpadu dan memadukan berbagai
perangkat kebijakan, bukan berdiri sendiri. Diversifikasi pangan yang
dimaksudkan bukan untuk menggantikan beras sepenuhnya, namun mengubah
dan memperbaiki pola konsumsi masyakat supaya lebih beragam jenis pangan
dengan mutu gizi yang lebih baik. Namun, kesenjangan pengimplementasian
antara konsep dan operasional diversifikasi pangan dan berbagai kebijakan yang
terkait dengannya, relatif menimbulkan dilema bagi pembuat kebijakan di tingkat
nasional, sehingga diversifikasi pangan belum efektif terlaksana. Selain itu,
keterbatasan akan pengetahuan untuk mengelola hasil pertanian menjadi pangan
pokok membuat inovasi dalam diversifikasi pangan semakin menurun.
Ketidaktahuan masyarakat terhadap pemberdayaan diversifikasi pangan
ditentukan oleh factor lingkungan dan keterbatasan pendidikan misalnya saja di
desa pemayungan di kabupaten tebo, jambi.
Desa Pemayungan merupakan salah satu desa dari kecamatan Sumay
Kabupaten Tebo. Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Riau, Selatan
berbatasan dengan desa Semambu, sebelah Barat berbatasan dengan desa Balai
Rajo kecamatan Tujuh Kota Kota Ilir, Tebo dan sebelah Timur berbatasan dengan
Taman Nasional Bukit 30. Jarak dengan ibu kota kecamatan di Teluk Singkawang
sekitar 55 km jarak dengan ibu kota kabupaten Muara Tebo sekitar 75 km.
Menurut penelitan Ulfa dkk bahwa Desa pemayungan ini kurangnya akan
ketersedian pangan yang disebabkan karena tidak tersentuhnya pendidikan
sehingga penduduknya hidup dengan hasil pertanian yang kurang memadai.
Untuk itu, perlu adanya Upaya diversifikasi pangan untuk membantu kekurangan
pangan di Desa Pemayungan tersebut.
Bubur jerawat merupakan inovasi baru dalam bidang diversifikasi pangan.
Bubur itu sendiri berupa bubuk(oat) dari tepung ubi jalar yang dicampur dengan
jagung.

Anda mungkin juga menyukai