Days To Sell 93.025 100.521 Terjadi peningkatan yang signifikan jumlah hari
Inventory yang diperlukan untuk menjual persediaan. Ada
kemungkinan persediaan yang usang (obsolete) atau
penjualan yang menurun
KESIMPULAN
Rasio keuangan PT. Maju Makmur menunjukkan bahwa dari terjadi penurunan likuiditas dari
2008 ke 2009 namun pada rasio profitabilitas dan solvabilitas perubahan yang terjadi tidak
signifikan atau dapat dikatakan stabil.
Rasio Rata 2009 Arti Perubahan
Lancar 2.230 1.481 Rasio PT. Maju Makmur berada dibawah rasio rata-
rata industri, hal ini mengindikasikan adanya
permasalahan likuiditas
Days To 98.000 100.521 Rasio pt. maju makmur berada diatas industri yang
Sell mengindikasikan penumpukan persediaan karena
Inventory persediaan using atau penjualan yang menurun
Average 13.000 33.194 Periode penagihan piutang pt. maju makmur jauh
Collection diatas rata – rata industri. Hal ini mengindikasikan
Period adanya permasalahan mengenai piutang perusahaan
maupun penjualan
Debt To 48.100 0.697 Rasio pt.maju makmur jauh dari rata-rata industri,
Total yang mengindikasikan tingkat hutang yang cukup
Assets tinggi
Ratio
Times 11.600 2.789 Kemampuan membayar bunga pt. maju makmur
Interest tergolong lebih rendah daripada rata2 industrinya. Hal
Earned ini mengindikasikan permasalahan pada solvabilitas
Profit 2.620 2.27 Profitabiltas pt. maju makmur sedikit lebih rendah
Margin daripada rata2 industri
(%)
Return On 5.160 6.29 Rasio pt. maju makmur diatas rata-rata industri
Assets (%) mengindikasikan bahwa profitabiltas perusaahaan
cukup baik
Return On 11.630 20.76 Rasio pt. maju makmur diatas rata-rata industri
Equity (%) mengindikasikan bahwa profitabiltas perusaahaan baik
Riset kelompok Soal 1
Risiko Audit atau Audit Risk (AR) adalah kemungkinan risiko salahsaji bersifat material
dan/atau penggelapan (fraud) yang bisa lolos dari proses audit jika auditor tidak melakukan
tugasnya secara cermat. Terdapat 3 (tiga) jenis risiko audit yang wajib diuji dan
dipertimbangkan oleh seorang auditor sebelum menjalankan proses audit, yaitu: (1) risiko
inherent (inherent risk), (2) risiko pengendalian (control risk) dan (c) risiko deteksi
(detection risk).
Risiko inherent (inherent risk) adalah risiko yang mungkin timbul akibat karakter bawaan
dari suatu transaksi, baik karena: (a) kompleksitas transaksi dan klas transaksi; atau (b)
kompleksitas perhitungan; (c) aset yg mudah tercuri/digelapkan; maupun (d) ketiadaan
informasi yang sifatnya obyektif. Inherent risk berada diluar jangkauan auditor dalam
melakukan pencegahan. Bahkan, juga diluar kendali pihak auditee sendiri. Sebagai auditor
anda melihat 4 faktor penting berikut ini dalam mengukur Risiko Inherent (Inherent Risk):
• Usaha Sejenis
• Kompleksitas Pengakuan Pendapatan
• Salah Saji Pada Audit Sebelumnya
• Perusahaan yang memiliki anak/cabang dalam jumlah banyak dan melibatkan banyak
mata uang asing, diasumsikan mengandung IR yang tinggi.
Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko yang bisa timbul akibat kelemahan sistim
pengendalian intern (SPI) auditee, entah karena desainnya yang lemah atau pelaksanaanya
yang tidak sesuai desain — tidak mampu mencegah potensi salahsaji bersifat material
dan/atau penggelapan (fraud). Karakter perusahaan ber CR tinggi, antara lain:
• Struktur Organisasi (SO), tidak jelas dengan pembagian tugas yang juga tidak jelas.
• Lemahnya pengawasan manajemen terhadap operasional perusahaan
• Tidak memiliki auditor internal dan komite audit.
Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko yang bisa timbul akibat kegagalan auditor
dalam menedeteksi adanya salahsaji bersifat material dan/atau penggelapan (fraud). Ada 4
faktor yang berpotensi menghasilkan DR yang tinggi, yaitu:
• Salah Mengaplikasikan Prosedur Audit
• Salah Menginterpretasikan Hasil Audit
• Salah Memilih Metod Uji
• Pengujian Risiko Deteksi Yang Kurang Intensive