Anda di halaman 1dari 10

Perhitungan produktivitas loader menggunakan rumus sebagai berikut :

Produktivitas ( m3⁄jam)=bucket size x 60/CT x BFF x efisiensi


dengan : bucket size = ukuran bucket (m3)
CT = cycle time, waktu siklus (menit)
BFF = bucket fill factor
Contoh soal :
Sebuah wheel loader digunakan untuk menghampar tanah timbunan pada lokasi
proyek rusunawa dengan volume tanah yang dihampar adalah 2500 m³. Wheel
loader yang digunakan berjenis 918F dengan kapasitas 1,5 m³. Jarak tempuh
loader sesuai dengan panjang area pemadatan & waktu berputar loader ± 1
menit. Lamanya waktu angkut dan waktu kembali loader sekitar 0,18 menit
dengan pengoperasian tetap. Material yang dimuat adalah material seragam
(berbutir 3-20 mm) dibongkar dari truk. Hitunglah produktvitas loader!
Diketahui :
Sesuai dengan tabel acuan perhitungan produktivitas loader di sini
- Waktu muat (LT) = 0,04 menit
- Bucket Fill Factor (BFF) = 1
- Koreksi waktu siklus = -0,02+0,02-0,04 = -0,04 menit
- Waktu buang (DT) = 0,1 menit
- Waktu angkut & waktu kembali = 0,18 menit
- Waktu siklus (CT) = 0,04-0,04+0,1+0,18=0,28 menit
Penyelesaian :
Produktivitas (m3⁄jam) =bucket size x 60/CT x BFF x efisiensi
=1,5 x 60/0,28 x1x 45/60
= 241,071 m3⁄jam
Durasi pekerjaan untuk penghamparan sebagai berikut:
Volume penghamparan ∶ produktivitas = 2500 m3∶ 241,071 m3⁄jam = 10,370 jam ~ 11 jam

Wheel loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban), sehingga baik
kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda. Wheel Loader menggunakan ban
sebagai penggeraknya yang memudahkan mobilitas dan juga fungsi articulate yang
memberikan ruang gerak fleksibel . Wheel loader merupakan alat yang dipergunakan untuk
pemuatan material kepada dump truck dan sebagainya. Sebagai prime mover loader
menggunakan tracktor. Disini dikenal dua macam loader (ditinjau dari prime movernya),
yakni :

a. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut track cavator.


b. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut wheel tractor

Wheel loader didapat dengan menambahkan bucket container yang dipasang dibagian
depan. Loader dibuat kebanyakan dengan kendali hidrolis yang dilengkapi dengan tangan-
tangan (arms) yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya. Ukuran dari bucket bervariasi
antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd kapasitas munjung terbesar. Yang biasa dipakai dan
tersedia banyak adalah loader dengan ukuran bucket sampai dengan 5 cuyd. Bucket loader
direncanakan untuk membongkar muatan yang mempunyai ketinggian 8 sampai 15 ft
dengan ketinggian tersebut cukup untuk membongkar muatan keatas dump truck.

Sesuai dengan namanya wheel loader menggunakan roda yang terbuat dari karet sebagai
penggerak. Pemilihan pekerjaan dengan wheel loader harus memperhatikan :

• Jenis landasan untuk beroperasinya


• Jenis pekerjaan : mendorong, menarik
• Kekerasan jalan yang akan dilalui.
• Kemiringan jalan (tanjakan/turunan)
• Panjang lintasan pengangkutan

Jenis wheel loader pun dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan alat kendali,
operasional dan kegunaannya yaitu :

a. Berdasarkan sistem kendali dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1.Cable Controlled.
Sistem penggerakattachment menggunakan kabel.

2. Hydraulic Controlled
Sistem penggerakattachment menggunakan hidrolis.

b. Berdasarkan roda penggeraknyaloader juga dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Crawler Loader.
Roda penggerak utama menggunakan set rantai.

2. Wheel Loader.
Roda penggerak utama menggunakan ban karet.

c. Berdasarkan sistem kemudi wheel loader juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Sistem Rear Steer.


Menggunakan alat kemudi yang penggeraknya berada pada ban belakang.

2. Articulated Wheel Loader.


Menggunakan alat kemudi dengan bagian penggeraknya ada pada bagian depan atau
bucket dapat dibelokkan hingga membuat sudut 40º derajat dari sumbu tengah alat secara
keseluruhan.
B. Cara Kerja Wheel Loader

Wheel loader adalah Alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan dimuat
kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali,
bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket
diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.

Wheel loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk
dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah
menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat /menggusur),
mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan
ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa
cara pemuatan ialah:
a. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
b. L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus,
c. Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,
d. Overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas
kabin opeator.

Pada prakteknya, wheel loader diperoleh dengan menambahkan bucket container yang
dipasang di bagian depan konstruksinya. Bucket digunakan menggali, memuat tanah atau
material yang granular, menganakatnya dan diangkut untuk kemudian dibuang (dumping)
pada suatuketinggian pada dump truck dan sebagainya. Loader ini sangat kaku, untuk
menggerakkan bucket dapat dengan cable atau hydraulic. Tenaga gali pada keadaan
horizontal (bucket tidak diangkat) didapat dari gerakan prime movernya, sehingga
menggerakkan bucket ke atas dan ke bawah. Untuk menggali, bucket harus didorong pada
material, jika telah penuh, tracktor mundur dan bucket di angkat ke atas untuk selanjutnya
material dibongkar di tempat yang sudah ditentukan. Untuk saat ini umumnya loader dibuat
dngan kendali hydraulic tang dilengkapi dengan “tamgam-tamgam (arms)” yang kaku untuk
mengoperasikan bucketnya.

Ukuran bucket bervareasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd kualitas munjung terbesar.
Yang biasa terpakai dan tersedia adalh loader dengan ukuran bucker sampai dengan ukuran
5 cuyd. Dengan blade bulldozer dengan memperhatikan perbandingan ukuran bucket
dengan ukuran tracktor, sehingga pada waktu loader bekerja dengan bucket penuh pada
keadaan pada keadaan extrime tidak terjungkel ke depan (terjungkal). Produsen alat berat
biasanya memberikan angka keamanan 2 untuk mengimbangi „ terjungkalnya“ loader ke
depan, artinya berat tractor imbang dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan
extrime adalah dua kali. Untuk memperbesar angka keamanan terhadap bahaya terguling-
guling, maka berat biasanya diperbesat 40% @ 60% lebih besar dari kapasitas muatan
terguling (tipping load capacity) dengan demikian ukuran bucker dan tractor harus benar-
benar proporsional.

C.Bagian-bagian Wheel Loader

1. Cab
Cab adalah bagian dari wheel loader dari mana operator menjalankan mesin. Ini biasanya
memiliki pintu, duduk, dan mengendalikan loader. Ini biasanya terlihat seperti sebuah bilik
kaca dipasang di tengah loader. Ini mungkin atau mungkin tidak tertutup.

2. Lift Arm
Lift arm terpasang di depan loader, di depan taksi. Ini mengangkat ember depan atas dan
bawah. Ia bekerja dalam hubungannya dengan silinder ember, perangkat hidrolik yang
memotivasi lengan.

3. Bucket
Bucket adalah bagian yang paling nyata dari sebuah wheel loader. Ini adalah besar, sekop-
seperti aparat di depan kendaraan yang digunakan untuk membawa kotoran atau bahan
lainnya. Sering kali, satu mesin memiliki beberapa jenis ember yang dapat dilampirkan
sebagai mereka dibutuhkan. Misalnya, beberapa wheel loader datang dengan satu tujuan
umum ember, satu ember untuk membawa batu, satu untuk membawa batubara dan lainnya
untuk penanganan lebih mudah memuat bahan seperti kotoran. Di luar, berbagai macam
kotak lain yang tersedia.

4. Backward Bucket
Backward Bucket terpasang di bagian belakang wheel loader, dan digunakan terutama untuk
menggali sebagai lawan loading.

5. Boom
Boom terpasang ke backward bucket, dan membuatnya bergerak naik dan turun.

D. Kegunaan Wheel Loader dalam Pertambangan

Wheel Loader adalah alat yang dilengkapi dengan bucket untuk memuat material ke dalam
truck, atau aplikasi lain seperti waste handling, memuat batu kedalam crusher, dsb. untuk
meraup materi lepas dari tanah, seperti kotoran, pasir atau kerikil, dan memindahkannya
dari satu tempat ke tempat lain tanpa mendorong material di tanah. Sebuah loader
umumnya digunakan untuk memindahkan bahan ditimbun dari permukaan tanah dan
menyimpannya ke dalam sebuah truk sampah menunggu atau ke sebuah penggalian parit
terbuka.

Wheel Loader juga digunakan untuk menggali pondasi basement suatu bangunan dengan
catatan ruang geraknya memungkinkan untuk pelaksanaan pekarjaan. Penggunaan yang
lain juga memuat material yang telah diledakan misalnya untuk pembuatan terowongan dan
juga pekerjaan quarry dan pekerjaan terowongan.

Metode pemuatan pada alat pemuat/loader baik track shovel maupun wheel loader ada 3
macam :

1. I shape/cross loading
2. V shape loading
3. Pass loading dan metode lain yang jarang digunakan adalah load and carry.

Pada Wheel Loader kecil dan menengah, bisa juga digunakan untuk aplikasi lainnya
(tergantung dari attachment yang digunakan) seperti : WHA (waste handling arrangement)
Integrated Toolcarrier, Forklift dan sebagainya.
Wheel Loader juga dapat difungsikan sebagai alat pengerjaan pada umumnya mulai dari
clearing ringan, menggusur, ataupun menggali dangkal.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi teknik sipil dengan skala menengah sampai besar

hampir selalu melibatkan alat berat dalam pelaksanaannya, sehingga estimasi

produktivitas alat berat harus dihitung sebaik mungkin agar dapat mendekati

kenyataan di lapangan. Produktivitas alat berat dipengaruhi oleh tiga faktor utama,

yaitu kapasitas alat, waktu siklus dan faktor koreksi. Faktor koreksi atau faktor

efisiensi terdiri dari berbagai hal,diantaranya adalah kondisi medan tempat alat

bekerja, kondisi mesin, dan tingkat keahlian operator.Tingkat keahlian operator akan

sangat mempengaruhi produktivitas alat berat.Pengkategorian operator alat berat yang

selama ini dilakukan dibedakan menjadi 3, yaitu sangat baik, rata-rata baik dan kurang

yang berlaku umum untuk semua jenis alat berat Alat berat memiliki tingkat kesukaran

atau kerumitan yang berbeda pula dalam pengoperasiannya. Kerumitan pengoperasian

sebuah excavator lebih besar dibandingkan pengoperasian sebuah dump truck. Karena

lebih sederhana dalam pengoperasinnya, operator yang baru mengoperasikan

dumptruck mungkin akan memiliki faktor efisiensinya yang lebih tinggi dibandingkan

operator yang juga pemula dalam pengoperasian excavator. Berdasarkan pemikiran

tersebut, maka penulistertarik untuk melakukan suatu kajian untuk menghitung

tingkat efisiensi atau faktor koreksi operator pada salah satu alat berat. Pada

penelitian ini akan diambil contoh kasus untuk alat berat wheel loader.

Loader Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan konstruksi adalah sebagai alat

pemuat, terutama untuk memuat material ke dalam dumptruck. Alat ini juga sering

digunakan di stock pile untuk memindahkan material hasil pemecahan dari stone

crusher.

Loader terbagi atas dua jenis, yaitu

a. Crawler Loader

Loader jenis ini menggunakan ban dari besi (track) yang cocok digunakan pada

daerahdengan kondisi medan berat dengan permukaan tanah yang tidak rata.

b. Wheel Loader

Wheel loader menggunakan ban karet sehingga memiliki mobilitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan crawler loader.


2 LANDASAN TEORI

2.1 Kenerja Alat Berat Loader

Wheel loader adalah suatu alat berat yang mirip dengan dozer shovel,tetapi beroda

karet (ban) sehingga baik kemampuan maupun kegunaanya sedikit berbeda yaitu :

hanya mampu beroprasi di daerah yang keras dan rata,kering tidak licin karena traksi

di daerah basah akan rendah,tidak mampu mengambil tanah “bank” sendiri atau tanpa

dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu dengan bulldozer.

Foto Alat Berat Wheel Loader

Foto Alat Berat Crawler Loader

Metode pemuatan pada alat pemuat / loader baik track shovel maupun wheel

Loader dikenal 3 (tiga) macam,yaitu:

1. I- shape / cross loading


2. V- shape loading
3. Pass loading,dan metode lain yang jarang digunakan adalah “load and carry”

Kelebihan wheel loader adalah mobilitasnya yang tinggi dan maneuver daerah

pemuatan loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan kerusakan

permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet. Salah satu

kekuranganya adalah dalam menempatkan muatan ke dalam dump truck kurang

merata bahkan kadang-kadang bisa miring,walaupun factor ini sangat dipengaruhi oleh

skill operator.

Pada prakteknya,wheel loader diperoleh dengan menambahkan bucket container yang

dipasang dipasang di bagian depan.kontruksinya dapat dilihat pada Gambar 2-10 dan

Gambar 2-11

Gambar. 2-10 Kontruksi whell loader

Bucket digunakan untuk menggali,memuat tanah atau material yang

granual,mengangkatnya dan diangkat untuk kemudian di buang (dumping ) pada suatu


ketinggian pada dump dan sebagainya,loader ini sangat kaku ,untuk menggerakan

bucket dapat dengan cable atau hydraoulic.Tenaga gali pada keadaan horizontal

( bucket tidak diangkat) di dapat dari gerakan prime movernya,sehingga praktis baik

kendali cable maupun hydraulic hanya mempunyai fungsi untuk menggerakkan bucket

ke atas dank e bawah.Untuk menggali,bucket harus didorong pada material dibongkar

pada material,jika telah penuh,traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk

selanjutnya material dibongkar di tempat yang telah di tentukan.Untuk saat ini

umumnya loader dibuat dengan kendali hydraulic yang di lengkapi dengan “tangan-

tangan (arms)” yang kaku untuk mengoprasikan bukcetnya.

Gambar 2-11. Kontruksi Wheel Loader

Ukuran bucket bervariasi antara ¼ cuyd sampai 25 cuyd kapasitas munjung terbesar.

Yang biasa dipakai dan tersedia banyak adalah loader dengan ukuran bucket sampai 5

cuyd.Loader bucket sifatnya lebih permanen dipasang pada traktor dibanding dengan

blade bulldozer dengan memperhatikan perbandingan proporsional ukuran bucket

dengan tractor.sehingga suaktu loader bekerja dengan bucket penuh pada keadaan

ekstrim tidak sampai terguling kedepan (terjungkal).Produsen alat berat biasanya

memberikan angka keamanan 2

Untuk mengimbangi “terjungkalnya”loader ke depan,artinya perbandingan berat imbang

dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan ekstrim adalah dua kalai.Untuk

memperbesar angka keamanan terhadap bahaya guling .berat traktor biasanya

diperbesar 40 sampai 60% lebih besar dari “kapasitas muatan terguling (tipping load

capacity)”. Dengan demikian ukuran bucket dan traktor harus betul-betul

proporsiaonal.

Sebagai contoh,jika kapasitas nominal bucket B dengan factor keamanan terhadap

guling2, maka berat loader T=2B,dan diperbesar 40% sampai 60%,atau kira-kira

50%,dengan demikian berat traktor harus ½ T,atau kira-kira 3 kali berat bucket dalam

keadaan penuh.Bucket Loader direncanakan untuk membongkar muatan yang

mempunyai ketinggian 8-15 feet,dengan ketinggian tersebut dipandang cukup untuk

membongkar muatan ke atas dump truck.Dalam pengoprasian loader antara posisi

memuat dan membongkar biasanya memerlukan jarak untuk maneuver.Jika jarak

tersebut terbatas akan menimbulkan problema.Solusinya lebih cocok digunakan


traxcavator ( crawler tractor ) karena loader tipe ini melakukan maneuver dengan

perlahan-lahan.

Untuk pengoprasian bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydrolic controlled),sedangkan

kendali kabel (cable controlled ) sudah jarang digunakan pada excavator

loader.Penggunaan loader biasanya adalah untuk memuat material dan membawa,serta

membongkar seperti terlihat pada Gambar 2-12.Jika daerah sekitar material yang

dikerjakan datar,maka loader dapat bergerak dengan leluasa dalam posisi yang baik.

Gambar 2-12 Proses Kerja Loader

Penggunaan loader yang lain adalah menggali pondasi basement,dengan syarat

ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya loader.Disamping itu dapat juga digunakan

untuk memuat material yang telah dibongkar misalnya pada pembuatan trowongan

,pada daerah pengambilan batu (quarrying).Loader dapat juga digunakan untuk

menggali butiran-butiran lepas bebatuan untuk dibongkar ke dalam”grizly hopper”pada

crusher plant.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Wheel Loader

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas alat berat dalam suatu

pekerjaan konstruksi Teknik Sipil adalah faktor efisiensi kerja operator. Faktor efisiensi

untuk operator alat berat yang tersedia selama ini masih bersifat umum yang dapat

digunakan untuk seluruh alat berat. Makalah ini bertujuan untuk menghitung angka

faktor efisiensi operator pada alat berat Loader. Metodologi yang digunakan adalah

dengan melakukan studi literatur dan pengamatan langsung di lapangan untuk

perhitungan produktivitas alat berat dengan menggunakan tiga tingkat keahlian

operator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan angka faktor

efisiensi operator alat berat secara umum dengan tingkat efisiensi operator khusus

pada alat wheel loader, yaitu untuk operator sangat baik, rata-rata baik dan kurang

secara berurutan didapatkan angka koreksi sebesar 1, 0,94 dan 0,85.

2.3 Produktivitas Alat Berat Wheel Loader

Produktivitas Alat Secara umum, produktivitas suatu alat berat

dihitung dengan menggunakan rumus 1: Q = q x 60 x E

Cm
dimana :

Q = produksi per-jam (m3/jam)

q = produksi persiklus (m3)

E = effisiensi kerja

Cm = waktu siklus (menit) Waktu siklus akan tergantung kepada metode pemuatan

yang dilakukan oleh loader, untuk

1. Pemuatan melintang : Cm = D/F + D/R + Z

2. Pemuatan bentuk V : Cm = [(D/F) x 2] + [(D/R) x 2] + Z

3. Muat – Angkut : Cm = [(D/F) x 2] + Z

dimana :

Cm = waktu siklus (menit)

D = jarak gusur (meter)

F = kecepatan maju (meter/menit)

R = kecepatan mundur (meter/menit)

Z = waktu tetap (menit)

CARA KERJA LOADER

Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk

dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah

menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat

/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material

harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan ialah :

a.V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,

b.L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak

lurus,

c.cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,


d.overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas

kabin opeator.

http://www.penghancurmesin.com/teknik-sipil-makalah-tentang-alat-berat-detail-dan-
fungsinya.html

http://todaypdf.org/alat-berat-loader-adalah.pdf-id5801252

http://nurcholislsm.files.wordpress.com/2009/10/mengenal-jenis-alat-berat.pdf

http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/KT-kpab-00680-119200715537.pdf

http://www.hexindo-tbk.co.id/id/products/skid_steer/index.html

http://rengkodriders.wordpress.com/2011/11/09/macam-macam-alat-berat-dan-fungsinya/

http://www.kaskus.co.id/post/50ce154f1b76080e5e000001

http://eprints.unipa.ac.id/123/1/Pihahey,Priscilla.J_Perhitungan%20Biaya%20Produksi
%20Alat%20Muat.pdf.pdf

http://id.scribd.com/doc/52629053/25/PRODUKSI-LOADER

Anda mungkin juga menyukai