Oleh :
NIM 16614013
NIM : 16614013
Menyetujui :
Calon Pembimbing I
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
3.3.1 Alat...................................................................................................... 21
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
ditanam di daerah daratan rendah maupun daratan tinggi, baik di tanah yang
subur maupun tanah yang kurang subur (Aji dkk, 2016). Berdasarkan Statistik
ton (Rachmad, 2017). Diketahui bahwa presentase massa buah kemiri menjadi
kemiri menjadi limbah organik yang dapat diuraikan namun dengan teksturnya
oleh karena itu untuk mengatasi peningkatan limbah dari cangkang kemiri
memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan menghasilkan produk yang ramah
kayu keras karena mempunyai kadar hemiselulosa dan kadar lignin yang
tinggi. Apabila cangkang kemiri dibakar pada suhu tinggi dalam ruangan yang
penguraian penyusun cangkang kemiri menjadi arang, destilat, tar, dan gas.
tersebut didapatkan hasil terbaik kadar air 5,5%, kadar abu 7,65%, dan daya
jerap iod 663,82 mg/g dengan menggunakan jenis aktivator NaOH 15%. selain
itu, pada penelitian daya serap adsobsi karbon aktif dari cangkang kemiri oleh
terbaik kadar air 2,25%, kadar abu 0,55%, dan daya jerap iod 653 mg/g
meq O2 /kg.
3
kadar air dan daya serap terhadap iodium minimal 750 mg/g. Daya serap
iodium pada penelitian (Maulana, dkk, 2017) adalah sebesar 663,82 mg/g .
sedangkan pada penelitian (Aritonang dan Hestina, 2018) adalah sebesar 653
mg/g. Sehingga dapat disimpulkan hasil tersebut belum memenuhi SNI (06-
untuk ditingkatkan.
Untuk meningkatkan daya serap iodium pada arang aktif yang sudah
dicapai oleh (Maulana, dkk, 2017) dengan mengamati pengaruh suhu aktivasi.
pori-pori baru dan juga untuk mengembangkan pori-pori yang sudah ada
sehingga dari mikropori berubah menjadi makropori (Gustama, 2012). Hal ini
semakin baik kualitas arang aktif, sehingga kemampuan daya jerap arang aktif
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu aktivasi
fisika terhadap kualitas arang aktif sehingga sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI 06-3730-1995).
TINJAUAN PUSTAKA
dari permukaan laut, berpohon besar dengan tinggi 25-40 meter, beranting
banyak, mempunyai tunas muda yang tertutup rapat oleh bulu yang berwarna
putih keabu-abuan atau coklat, daun muda berlekuk tiga atau lima, sedangkan
daun tua berbentuk bulat dengan ujung meruncing. Daun tersebut mempunyai
Bunga kemiri merupakan bunga majemuk yang berumah satu, berwarna putih
terdapat satu atau dua biji yang diselubungi kulit biji yang keras dengan
permukaan kasar dan beralur (Susilowati dan Primaswari, 2012). Pada usia 3,5-4
tahun tanaman kemiri sudah mulai berbuah dan pada saat usia 5 tahun, produksi
kemiri rata-rata tiap pohonnya sebesar 400 kg/pohon tahun (Anonim,2012 dalam
perkirakan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang, arang aktif,
serta bahan pengasap. Limbah ini tentunya sangat berpotensi bagi masyarakat
2017).
sebagai bahan baku pembuatan arang aktif. Komposisi kimia utama cangkang
kemiri terdiri dari hemiselulosa 48,47%, selulosa 27,14%, lignin 13,79%, serat
kasar 41,07%, abu 5,34% (Salindeho, 2017). Limbah cangkang kemiri sangat baik
digunakan sebagai arang aktif karena cangkang kemiri memiliki sifat keras
dengan nilai kalor 4164 kal/g (Aritonang dan Hestina, 2018). Diketahui bahwa
7
tempurung kelapa sawit yang tidak lebih 30% (Prabarini dan Okayadnya, 2014)
Arang aktif merupakan suatu bahan berupa karbon amorf yang sebagian besar
terdiri atas atom karbon bebas dan mempunyai permukaan dalam sehingga
mempunyai kemampuan daya serap yang baik. Bahan ini mampu mengadsorpsi
anion, kation dan molekul dalam bentuk senyawa organik dan anorganik, baik
berupa larutan maupun gas (Aji, dkk., 2016). Bahan-bahan yang mengandung
unsur karbon dapat menghasilkan karbon aktif dengan cara memanaskannya pada
(adsorben). Karbon aktif dengan luas permukaan yang besar dapat digunakan
penghilang bau dan agen pemurni dalam industri makanan. Selain itu juga banyak
digunakan dalam proses pemurnian air baik dalam proses produksi air minum
maupun dalam penanganan limbah (Idrus, dkk., 2013). Arang aktif dapat
keaktifannya, sedangkan pada arang aktif permukaannya relatif telah bebas dari
Persyaratan Kualitas
Uraian Granular
Serbuk
(Butiran)
Bagian yang hilang pada pemanasan 950oC , % Maks. 15 Maks. 25
Kadar Air, % Maks. 4,5 Maks. 15
Kadar Abu, % Maks. 2,5 Maks. 10
Daya serap terhadap I2, mg/g Min. 750 Min. 750
Sumber: (Sudrajat dan Pari, 2011)
Arang aktif adalah karbon tak berbentuk yang diolah secara khusus untuk
menghasilkan luas permukaan yang sangat besar, berkisar antara 300-2000 m3/gr.
Luas permukaan yang besar dari struktur dalam pori-pori karbon aktif dapat
(adsorb) gas-gas dan uap-uap dari gas dan dapat mengurangi zat-zat dari liquid
(Kurniati, 2008). Secara garis besar ada 3 tahapan pembuatan arang aktif, yaitu:
2.3.1 Karbonisasi
asal menjadi arang berwarna hitam melalui pembakaran dalam ruang tertutup
dengan udara yang terbatas atau semaksimal mungkin. Proses karbonisasi adalah
penguraian selulosa organik menjadi unsur arang dan unsur- unsur non karbon
9
yang berlangsung pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-700oC selama 4-5 jam.
lubang atau ruangan yang dindingnya tertutup, seperti dalam tanah atau tangki
yang terbuat dari plat baja. Setelah dimasukkan, bahan disulut api yang hingga
terbakar. Nyala api tersebut dikontrol, dengan tujuan agar bahan terbakar yang
dibakar tidak menjadi abu, tetapi menjadi arang yang masih terdapat energi
jumlah oksigen yang masuk dan asap yang keluar dari ruang pembakaran
a. Waktu karbonisasi
sempurna sehingga hasil arang semakin turun tetapi cairan dan gas makin
jam, sekam padi kira-kira 2 jam, dan cangkang kemiri 1 jam (Kurniati, 2008).
b. Suhu Karbonisasi
tinggi suhu, arang yang diperoleh makin berkurang tapi hasil cairan dan gas
semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh makin banyaknya zat-zat terurai dan
10
yang teruapkan. Untuk tempurung kemiri suhu karbonisasi 400oC, dan tempurung
2.3.2 Aktivasi
Aktivasi adalah proses pengubahan karbon dari daya serap rendah menjadi
karbon yang mempunyai daya serap tinggi. Proses aktivasi dilakukan untuk
dengan melakukan pelepasan hidrokarbon yang melekat pada arang sehingga daya
dan air dari permukaan karbon sehingga terjadi perubahan fisik pada
permukaannya. Pada proses aktivasi juga terbentuk pori-pori baru karena adanya
pengikisan atom karbon melalui oksidasi ataupun pemanasan. Massa arang aktif
dipengaruhi oleh suhu aktivasi. Semakin tinggi suhu aktivasi maka massa arang
aktif semakin berkurang. Selain itu, semakin tinggi suhu aktivasi arang aktif akan
semakin banyak kadar air yang menguap sehingga mempengaruhi kualitas arang
volume dan memperbesar luas permukaan atau diameter pori-pori, sesudah proses
tersebut. Pada umumnya, karbon dapat diaktifkan dengan dua cara, yaitu aktivasi
a. Aktivasi kimia
bahan-bahan kimia yang telah ada dalam karbon ataupun sengaja ditambahkan
untuk menguraikan material selulosa secara kimia. Beberapa bahan kimia yang
paling umum digunakan sebagai aktivator yaitu CaCl2, MnCl2, ZnCl2, Ca(OH)2,
H2SO4, H3PO4, NaOH dan lain-lain (Azhary, dkk., 2008). Berikut ini adalah
1. Waktu aktivasi : Semakin lama waktu aktivasi maka daya jerap arang aktif
akan meningkat, hal ini disebabkan karena semakin lama waktu aktivasi
semakin banyak zat inert di permukaan partikel arang aktif yang terlepas
tar sisa karbonisasi untuk keluar melewati mikro pori-pori dari karbon
b. Aktivasi fisika
Proses aktivasi yang melibatkan adanya gas pengoksidasi seperti udara pada
temperatur rendah, uap, CO2, atau atau aliran gas pada temperatur tinggi. Proses
suhu yang rendah dan uap CO2 atau pengaliran gas pada suhu yang tinggi
2.3.3 Dehidrasi
Proses penghilangan air pada pasta karbon, melalui pemanasan dengan oven
dengan suhu dan waktu tertentu, sehingga didapatkan karbon aktif kering yang
senyawa yang menutupi rongga dan pori-pori arang dapat dilakukan dengan cara
dehidrasi menggunakan garam jenuh seperti MgCl2, ZnCl2, CaCl2 dan asam atau
Natrium hidroksida (NaOH) salah satu bahan kimia yang dapat digunkan
sebagai aktivator yang memiliki sifat higroskopis yang tinggi. Natium hidroksida
adalah basa kuat yang paling banyak digunakan dalam industri kimia. Bentuk
natrium hidroksida adalah warna putih,tdak berbau, kristal padat pada suhu kamar.
Natrium hidroksida adalah zat yang sangat korosif dan beracun dan disebut soda
kaustik atau alkali. Natrium hidroksida digunakan sebagai alkali dalam produksi
berbagai produk termasuk deterjen, kertas, kain sintetis, komestik, dan obat-
asam dalam proses kimia dan dalam proses pulping berfungsi untuk memisahkan
pendek,karbon aktif yang dihasilkan lebih banyak dan daya adsorbsi lebih baik.
yang berpengaruh terhadap kualitas arang aktif yang dihasilkan. Arang aktif yang
3730-1995) yang meliputi penetapan kadar air, kadar abu, zat terbang, karbon
Kandungan air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam arang aktif
setelah bahan baku berkarbon melalui tahapan karbonisasi dan aktivasi kimia,
baik yang terikat secara kimiawi maupun akibat pengaruh kondisi luar seperti
iklim, ukuran butiran maupun proses penyaringan. Penetapan ini bertujuan untuk
Pengujian kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang tersisa
pada arang aktif setelah melalui proses pengaktifan dengan zat aktivator.
Keberadaan air di dalam karbon berkaitan dengan sifat higroskopis dari arang
aktif, dimana umumnya arang aktif memiliki sifat afinitas yang besar terhadap air.
Arang aktif mampu menyerap uap air dalam jumlah yang sangat besar. Dari sifat
yang sangat higroskopis inilah, sehingga arang aktif digunakan sebagai adsorbent.
terkandung di dalamnya yang tidak terbakar pada proses karbonisasi dan tidak
terpisah pada proses aktivasi. Kandungan abu sangat berpengaruh pada kualitas
penyumbatan pori-pori arang aktif sehingga luas permukaan arang aktif menjadi
berkurang. Selain itu juga menyebabkan korosi di mana arang aktif yang telah
senyawa yang belum menguap pada proses karbonasi dan aktivasi, tetapi menguap
terdapat dalam arang aktif adalah air, abu, karbon terikat, nitrogen dan sulfur.
Kadar zat terbang yang tinggi akan mengurangi kemampuan arang aktif dalam
menurunkan kadar zat mudah menguap (Sudradjat dkk., 2005). Penentuan zat
arang aktif. Angka iodin didefinisikan sebagai jumlah milligram iodin yang
diadsorbsi oleh satu gram arang aktif. Daya jerap arang aktif terhadap iodin
berat molekul rendah. Penentuan angka iodin pada arang aktif menggunakan
reaksi redoks dalam penentuannya. Reaksi redoks yaitu istilah oksidasi mengacu
pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi yang
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari hingga bulan Juli 2018 di
sampel bahan baku berupa cangkang kemiri di peroleh dari Desa Berambai, Kota
Samarinda. Untuk analisa kadar air, kadar abu, dan daya serap terhadap I2 serta
1. Variabel Berubah
Variabel yang di variasikan pada penelitian ini adalah :
- Suhu aktivasi Fisika : 600oC, 650oC, 700oC, 750oC, 800oC
2. Variabel Tetap
Variabel tetap yang digunakan adalah :
- Massa bahan Arang : 50 gr
3. Variabel Respon
- Daya serap terhadap iod (SNI No. 06-3730-1995)
3.3.1 Alat
- Erlenmeyer 250 mL
22
- Magnetic stirrer
- Penggerus
- Neraca analitik
- Furnace
- Desikator
- Spatula
- Botol aquadest
- Pipet tetes
- Gegep
- Hot plate
- Buret 50 mL
- Statif
- Bulp
- Corong
- Oven
23
3.3.2 Bahan
- Cangkang kemiri
- Aquadest
- Larutan I2 0,1 N
- Na2S2O3 0,1 N
- Indikator kanji 1%
suhu 600 oC, 650 oC, 700 oC, 750 oC 800 oC selama 120 menit
7. Melakukan analisa kadar air, kadar abu, zat terbang dan daya jerap iod
D. Prosedur Analisa
datanya
25
mencatat datanya
Keterangan:
ruangan
temperatur ruangan
Keterangan:
Keterangan:
2. Mengaduk larutan yang telah di beri arang aktif dengan stirrer selama
± 15 menit.
bening
rumus berikut:
𝑉𝑇ℎ𝑖𝑜×𝑁 𝑇ℎ𝑖𝑜
(10− )×12,69×𝑓𝑝
𝑁 𝐼𝑜𝑑
Daya serap Iod = .......................................(4)
𝑊
Keterangan :
DAFTAR RUJUKAN
Aji, M. P., Laos, L. E., & Sulhadi. (2016). Pengaruh konsentrasi karbon aktif
Aritonang, B., & Hestina. (2018). Daya Adsorpsi Karbon Aktif dari Cangkang
Konsentrasi Zat Aktivator Dan waktu Aktivasi Terhadap Daya Serap Karbon
Darmawan, S., Pari, G., & Sofyan, K. (2009). OPTIMASI SUHU DAN LAMA
Idrus, R., Lapanporo, B. P., & Putr, Y. S. (2013). pengaruh suhu aktivasi terhadap
kualitas karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa. Prisma Fisika, I(1),
50–55.
30
Kurniawan, O., & Marsoni, I. (2011). Super Karbon “ bahan bakar alternatif
Maulana, G. G. R., Agustina, L., & Susi. (2017). Proses Aktivasi Arang Aktif dari
Greenwood Press.
Sudrajat, prof. D. I. ., & Pari, G. (2011). Arang Aktif Teknologi pengolahan dan
Surakarta.
disertai adanya limbah yaitu kulit singkong yang belum diberdayakan secara