Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya memiliki kendaraan bermotor memang sangat berguna


bagi kehidupan sehari-hari, tetapi di samping itu kendaraan bermotor juga dapat
berdampak buruk bagi para penggunanya khususnya bagi para pelajar yang
menyandang status sebagai generasi bangsa yang diharapkan dapat menjadi
penerus dan bisa memajukan negaranya.
Kendaraan bermotor juga beralih menjadi tren bagi anak muda entah itu
pelajar SMP, SMA, maupun perguruan tinggi. Yang lebih ironisnya lagi
pengguna kendaraan bermotor mulai menjalar kepada anak kecil di bawah umur.
Saat ini sepeda motor telah mejadi sarana transportasi andalan berbagai
kalangan karena di nilai lebih ekonomis dan anti macet. Karena efektifnya sarana
transportasi tersebut, disamping ada tukang ojek konvensional, di kota-kota
besar seperti Jakarta dan Bandung saat ini marak usaha ojek berbasis aplikasi
atau disebut juga ojek online sebagai cara efektif menembus kemacetan yang
parah.
Pelajar pun merupakan salah satu kalangan yang memanfaatkan sepeda
motor untuk pergi ke sekolah. Para orang tua yang peduli akan pendidikan sang
anak, sudah pasti akan melakukan apapun demi berlangsungnya proses belajar
sianak. Orang tuapun sudah tentu rela melakukan apapun untuk
memfasilitasinya. Sampai-sampai orang tua yang kurang paham, memfasilitasi
anaknya yang di bawah umur dengan kendaraan bermotor. Hal ini tentu tidak
dapat dibenarkan, karena salah satu syarat bagi pengemudi kendaraan harus
dilengkapi dengan Surat Izin Mengemudi (SIM), dan usia mereka sendiri belum
mencukupi untuk memiliki SIM tersebut, apalagi ini bertentangan dengan UU No.
22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Disamping sebagai sarana transportasi ke sekolah, sepeda motor juga
sebagai sarana eksistensi dan aktualisasi dirinya di hadapan teman-temannya.
Semakin bagus dan semakin mahal sepeda motor yang dimilikinya, maka
gengsinya pun akan semakin meningkat, apalagi dicontohkan oleh beberapa

1
sinetron yang saat ini banyak digandrungi oleh anak-anak muda. Mereka
mencontohkan pergi dan pulang sekolah dengan mengendarai sepeda motor,
dibumbui dengan adegan perkelahian dan adegan pacaran dengan
menggunakan seragam sekolah. Sinetron tersebut seolah menjadi pembenaran
bagi pelajar untuk mengendarai sepeda motor ke sekolah.
Banyaknya pelajar mengendarai sepeda motor ke sekolah tentu bukanlah
hal yang asing lagi. Ya, membawa motor ke sekolah memang mempunyai
dampak positif, tetapi di sisi lain pasti mempunyai dampak negatif. Seperti yang
saat ini marak terjadi beberapa perkara, dikarenakan siswa membawa motor ke
sekolah. WHO mencatat bahwa 1 juta orang meninggal dunia tiap tahunnya di
seluruh dunia akibat kecelakaan, dimana 40% diantaranya berusia 25 tahun dan
60 % berusia < 25 tahun yaitu berkisar pada usia anak-anak dan remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pelajar?
2. Apa pegertian dari kendaraan bermotor?
3. Apa penyebab maraknya pengendara di kalangan pelajar?
4. Apa dampak positif dan negative membawa kendaraan bermotor ke sekolah
bagi siswa?
5. Bagaimana cara menanggulangi maraknya pengendara di kalangan pelajar
atau di bawah umur?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pelajar.
2. Untuk mengetahui pengertian kendaraan bermotor.
3. Untuk mengetahui penyebab maraknya pengendara di kalangan pelajar.
4. Untuk mengetahui dampak positif dan negative membawa kendaraan
bermotor ke sekolah bagi siswa.
5. Untuk mengetahui cara menanggulangi maraknya pengendara di kalangan
pelajar.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dari Pelajar


Sebutan “pelajar” diberikan kepada peserta didik yang mengikuti proses
pendidikan dan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuannya. Secara
umum, pelajar merupaka individu-individu yang ikut serta dalam proses belajar.
Sedangkan dalam arti sempit pelajar adalah peserta didik.
Mengapa disebut pelajar? Karena mereka mengikuti pembelajaran dalam
pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal inilah
pelajar diajarkan dan belajar berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti
matematika, IPA, IPS, ilmu agama, Bahasa dan sebagainya. Dengan mengikuti
kegiatan tersebut, diharapkan pelajar mampu mengembangkan dirinya baik
secara emosional, social, Bahasa, intelektual, moral maupun kepribadiannya
agar lebih ke arah lebih positif agar nantinya dapat membangun dan memajukan
bangsa, Negara serta agama.
Terdapat beberapa ahli yang telah mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian pelajar. Adapun pengertian pelajar menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
 Menurut Sinolungan (1997), mengemukakan bahwa pengertian pelajar
secara luas adalah setiap orang yang terlibat dengan proses pendidikan
untuk memperoleh pengetahuan sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam arti
sempit, pengertian pelajar adalah setiap siswa yang belajar di sekolah.
 Menurut Nasution, belajar merupakan kegiatan mengumpulkan dan
menambah sejumlah ilmu dan pengetahuan, sedangkan pelajar adalah
pelakunya.
 Menurut Sudjana, mengemukakan bahwa pengertian belajar adalah setiap
upaya yang dilakukan sengaja agar tercipta suatu kegiatan edukatif yang
terjalin antara pengajar (pendidik) dengan pelajar (peserta didik). Pelajar
pada dasarnya diastikan sebagai pengguna dari jasa yang diberikan oleh
pendidik atau pengajar tersebut.

3
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelajar adalah
individu yang ikut dalam kegiatan belajar untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan.

B. Pengertian Kendaraan Bermotor

Gambar 1. Sejumlah kendaraan bermotor roda dua maupun lebih

Kendaraan atau angkutan atau wahana adalah alat transportasi, baik


yang digerakkan oleh mesin maupun oleh makhluk hidup. Kendaraan ini
biasanya buatan manusia (mobil, motor, kereta, perahu, dan pesawat), tetapi
ada yang bukan buatan manusia dan masih bisa disebut kendaraan,
seperti gunung es dan batang pohon yang mengambang. Kendaraan tidak
bermotor dapat juga digerakkan oleh manusia atau ditarik oleh hewan,
seperti gerobak.
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor adalah
setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain
kendaraan yang berjalan di atas rel, terdiri dari kendaraan bermotor
perseorangan dan kendaraan bermotor umum. Kendaraan tidak bermotor
adalah kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang atau hewan (UU RI No.
22 Tahun 2009).

4
Kendaraan Bermotor (1) adalah semua kendaraan yang beroda dua
atau lebih yang didarat digunakan untuk mengangkut barang dan atau orang ,
digerakkan dengan motor yang dijalankan dengan bensin, dengan minyak lain
atau gas yang ada dalam lalu lintas bebas (diluar daerah pengawasan pabean)
dalam tahun 1962.” (Pasal 1 ke-1 UU Nomor 3 Tahun 1963 Tentang Sumbangan
Wajib Istimewa No. 13 Tahun 1962 Tentang Sumbangan Wajib Istimewa Tahun
1962)
Kendaraan Bermotor (2) adalah alat-alat kendaraan beroda dua atau
lebih yang mempunyai daya penggerak sendiri dan tidak berjalan diatas rel,
termasuk juga yang tidak seluruhnya lengkap, baik dalam keadaan ckd
(completely knocked down).” (Pasal 1 Huruf a UU Nomor 4 Tahun 1963 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 14 tahun 1962
tentang Pemungutan Sumbangan Wajib Istimewa atas Kendaraan Bermotor
yang diimpor ke dalam Daerah Pabean Indonesia (Lembaran Negara tahun 1962
No. 52), menjadi Undang-Undang).
Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan teknik yang ada pada kendaraan itu, biasanya digunakan untuk
angkutan orang atau barang di jalan selain kendaraan yang berjalan di atas rel.
Jenis kendaraan bermotor, yaitu (UU RI No. 22 Tahun 2009) :
1) Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa
rumahrumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau kendaraan
bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.
2) Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk
pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
3) Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8
(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
4) Mobil barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk
dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
5) Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain daripada kendaraan
bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang, yang
penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang
khusus.

5
C. Penyebab Maraknya Pengendara di Kalangan Pelajar

2.
Makalah ini menyajikan salahsatunya mengenai factor penyebab
maraknya pengendara motor dibawah umur khususnya di kalangan pelajar
sekolah di Desa Prabugantungan Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak Banten.
Biasanya para pengendara di kalangan pelajar ini menggunakan motor untuk
bermain dan ke sekolah. Padahal pengendara di bawah umur tersebut belum
memenuhi syarat untuk menggunakan roda dua. Selama ini pihak sekolah belum
memberlakukan aturan yang ketat terhadap siswa agar tidak membawa motor
ke sekolah, dan juga memang kebiasaan siswa di rumah yang dibebaskan untuk
menggunakan motor, sehingga untuk ke sekolah pun mereka diperbolehkan oleh
orang tuanya. Bahkan factor utama yang menyebabkan mereka menggunakn
motor adalah orang tua dan pihak keluarga, karena pada dasarnya orang tua lah
yang memiliki wewenang untuk memberikan motor kepada anaknya, baik itu
untuk ke sekolah, bermain dan sebagainya. Factor dari keluarga tersebut
termasuk factor intern, ada pula factor ekstern yang memepengaruhi maraknya
pengendara motor di bawah umur.

Factor intern yang menyebabkan maraknya pengendara di kalangan


pelajar selain karena izin orang tua, yaitu karena jarak tempuh dari rumah ke
sekolah. Ada banyak siswa yang tinggal jauh di daerah pedalaman sehingga
mereka harus menggunakan motor, baik itu di antar oleh orang tua atau
membawa motor sendiri ke sekolah. Ditambah lagi dengan terbatasnya jumlah
angkutan umum di daerah SMAN 1 Cileles, hal ini mengakibatkan waktu tiba dan
waktu perginya angkutan tersebut jadi lebih lama. Dan apabila siswa dipaksakan

6
untuk menggunakan angkutan umum, justru akan mebuang-buang waktu dan
membuat siswa terlambat datang ke sekolah.

Kemudian, factor ekstern yang menyebabkan maraknya pengendara di


kalangan pelajar ini adalah factor lingkungan. Dimana pun tempat tinggal siswa
jika memang lingkungan sekitarnya membebaskan anak-anak untuk
menggunakan motor, maka akan membuat anak-anak yang lain untuk
menggunakan motor. Bahkan yang awalnya melarang juga, akhirnya
mengizinkan anaknya menggunakan motor karena sang anak kerap memaksa
karena melihat lingkungan sekitarnya juga marak anak-anak yang menggunakan
motor.

Selain itu, factor ekstern lainnya adalah teman. Seorang teman akan
sangat mempengaruhi prilaku teman yang lainnya, apalagi pada siswa SMP
yang masanya sedang terpengaruh oleh teman-temannya. Sehingga terkadang
seorang anak pun bisa mengendarai motor karena diajarkan oleh temannya,
maka dalam hal ini teman akan sangat berpengaruh menignkatkan pengendara
dikalangan pelajar.

Tidak hanya itu, saat ini para pelajar mengendara motor dipengaruhi pula
oleh gaya hidup yang semakin maju. Gaya hidup jaman sekarang yang
terpengaruh oleh tayangan tv membuat siswa semakin marak menggunakan
motor.

Kehidupan sehari-hari banyak dipenuhi dengan keperluan yang tiada


habisnya. Dengan jaman yang semakin maju, maka teknologi semakin canggih
dan mudah didapatkan. Begitupun halnya dengan alat transportasi saat ini yang
sangat menunjang berbagai kebutuhan setiap orang. Hampir setiap rumah
bahkan memiliki kendaraan motor, bahkan ada pula yang memiliki kendaraan
lebih dari satu. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan maraknya para
pengendara motor di bawah umur, karena di rumah mereka sendiri memiliki
motor yang disediakan oleh orang tua. Padahal seharusnya anak-anak tidak
diperbolehkan menggunakan motor sendiri sebelum usianya memenuhi 17
tahun. Namun karena kebanyakan masyarakat mebiarkan anak-anak
menggunakan motor, sehingga hal tersebut telah diangap biasa oleh
masyarakat.

7
D. Dampak Positif dan Negatif Membawa Kendaraan Bermotor ke Sekolah
Dengan mengendarai motor ke sekolah bagi para pelajar tentu akan
memiliki beberapa dampak positif, diantaranya:
1. Dengan membawa motor ke skolah , pelajar dapat menghemat waktu di
perjalanan karena tidak harus menunggu kendaraan umum atau angkutan
umum yang tidak jelas keberangkatannya atau kedatangannya yang akan
membuat waktu pelajar terbuang sia-sia, sehingga membuat pelajar akan
terlambat ke sekolah.
2. Dengan membawa motor ke sekolah juga dapat menghemat uang saku pelajar,
karena uangnya tidak perlu terpakai membayar angkutan umum.
3. Pelajar tidak akan merepotkan orang tua yang harus mengantar jemput anaknya
ke sekolah, karena tidak semua orang tua berada di rumah saat anaknya ingin
berangkat ke sekolah. Banyak orang tua yang lebih mementingkan pekerjaannya
supaya tidak terlambat, sehingga anak tidak diurusi.
4. Pelajar akan merasa lebih nyaman dan aman, dibandingkan menaiki angkutan
umum dikarenakan banyak penumpang lain yang akan mengganggu
kenyamanan pelajar seperti penumpang yang merokok, penumpang yang bau
badan atau keringat yang megakibatkan rasa nyaman para pelajar akan
berkurang sehingga para pelajar berfikiran untuk tidak menaiki angkutan umum
lagi.
Anak-anak di bawah usia 17 tahun dengan tegas dilarang untuk
mengendarai kendaraan bermotor karena beberapa alasan. Salah satu syarat
bagi pengemudi kendaraan harus dilengkapi dengan Surat Izin Mengemudi
(SIM), dan usia mereka sendiri belum mencukupi untuk memiliki SIM tersebut,
apalagi ini bertentangan dengan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Pada dasarnya kendaraan bermotor khususnya sepeda motor sangat berguna
bagi pelajar karena sepeda motor dapat menunjang proses belajar siswa. Bila
ditanyakan kepada orangtua, alasannya agar lebih efektif dan efisiensi waktu.
Fenomena semacam ini tentu saja banyak menimbukan dampak
negative. Salahsatu hal yang kerap terjadi sehubungan dengan maslah ini,

8
misalnya bolos sekolah. Ada beberapa kerugian yang didapat dari kegiatan ini
diantaranya yaitu:
1. Mencoreng nama baik
Perilaku seperti ini merupakan perilaku yang tidak terpuji, karena hal
semacam ini sama sekali tidak mencerminkan orang yang berakhlaq mulia,
dan sudah tentu harga diri kita akan tercoreng
2. Dapat merusak prestasi belajar
Jika kegiatan bolos ini tetap berjalan, maka seorang pelajar akan
kecenderungan untuk melakukan hal demikian, dan bahkan akan menjadi
kecenderungan melakukan hal tersebut. Sehingga semangat dalam belajar
akan berkurang dan hal yang lebih ditakutkan lagi sang pelajar akan lebih
cenderung untuk melakukan hal-hal yang menyimpang
3. Dapat mengecewakan orang tua
Sebagai seorang figur yang telah berpengaruh besar dalam proses belajar
sang anak, setiap orang tua pasti akan sangat kecewa jika melihat anaknya
melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Dampak negative lainnya yaitu:


1. Kecelakaan lalu lintas dan kebut-kebutan di jalan raya
2. Mengundang kriminalitas
3. Pihak kapolsek melakukan razia
4. Mendirikan segerombolan geng motor
5. Prestasi siswa menurun
6. Tidak tenang dalam berkendara, sebab mereka melanggar peraturan lalu lintas
seperti tidak memakai helm, tidak melengkapi kendaraan dengan kaca spion,
memodifikasi sedemikian rupa dengan mengganti ban yang lebih kecil dan
sebagainya.

Permasalahan lainnya adalah jumlah polusi yang dikeluarkan dari asap


kendaraan bermotor. Banyak kendaraan yang sudah melakukan uji standar
emisi, tetapi banyak pula kendaraan yang masih belum diujikan dan belum lolos
uji standar emisi yang disediakan pemerintah. Bayangkan jika ada ribuan
kendaraan bermotor yang masuk ke SMAN 1 Cileles dengan masing-masing
kendaraan memiliki andil dalam menyumbang asap polusi, berarti udara yang

9
kita hirup sehari-hari sudah banyak terkontaminasi polusi. Efeknya memang
tidak terasa langsung di hari itu saja, namun jika kadar ambang batas polusi
meningkat, maka tubuh tidak akan membohongi kita dengan berpura-pura sehat.
Jika penyakit telah muncul, maka kerugian waktu lagi yang akan kita dapatkan.
Ya, dimana kita tidak dapat bekerja produktif seperti hari-hari biasanya.

E. Cara menanggulangi maraknya pengendara di kalangan pelajar atau di


bawah umur
Pada pasal 281 disebutkan “setiap orang yang mengemudi kendaraan
bermotor di jalan yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 77 ayat (1) dipidana dengan kurungan paling lama 4
(empat) bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).”
Karena itulah, mari kita ajarkan anak-anak kita keamanan berkendara dengan
tidak mengendarai kendaraan bermotor sampai umurnya sesuai.
Kemudian, dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang sehat
dengan udara yang bersih salah satunya adalah dengan membuat aturan yang
tegas mengenai larangan membawa kendaraan bermotor bagi siswa SMAN 1
Cileles. Tentunya harus melibatkan berbagai pihak utamanya adalah orang tua,
pihak sekolah, dan kepolisian , diantaranya :
1. Orang tua baik yang mampu maupun kurang mampu jangan memanjakan putra-
putrinya dengan membelikan kendaraan bermotor sebelum memiliki SIM.
2. Jangan membiasakan anak di bawah umur menyetir/mengendarai kendaraan
bermotor meskipun di lingkungan sendiri. Hal itu dapat membuat anak menjadi
tergantung pada kendaraan bermotor dan akhirnya pergi kemanapun pasti akan
mengendarai kendaraan bermotor.
3. Jika jarak rumah dengan sekolah jauh, orang tua mengusahakan mencarikan
tempat kos bagi putra-putrinya, jika tidak mampu bisa naik kendaraan umum /
sang anak bisa di pondokkan di pesantren yang terdekat.
4. Pihak sekolah agar melarang siswa yang belum mempunyai kelengkapan untuk
membawa kendaraan dan selalu mengawasi anak didiknya serta memberikan
pembinaan khusus secara intensif agar siswa dapat mematuhi kebijakan
tersebut.

10
5. Jika terjadi pelanggaran, buat siswa menjadi jera dengan membawa kendaraan
siswa ke pos lantas terdekat dan hanya boleh di ambil orang tua siswa tersebut.
Dari sini aparat dapat memberikan penjelasan dan sosialisasi kepada orang tua.
6. Pihak kepolisian tetap giat melaksanakan tindakan preventif dan
menggencarkan sosialisasi di sekolah-sekolah bila perlu pancing ketaatan
sekolah dengan reward/hadiah. Misalnya: dengan mengadakan lomba-lomba
ketaatan berlalu lintas yakni kepolisian sweeping di sekolah-sekolah jika
ditemukan pelanggaran maka langsung ditindak namun jika sekolah tersebut
bersih dari pelanggaran dan paling tertib berlalu lintas dapat diberikan apresiasi
dengan piala bergilir kaporles atau yang lainnya yang dapat memacu ketertiban
siswa dan sekolah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kendaraan bermotor khususnya sepeda motor memang mempunyai
peran penting dalam kehidupan sehari-hari, sepeda motor akan membantu
aktivitas sehari-hari seperti Bagi pelajar juga tentunya sangat membantu
terutama ketika ada kegiatan sekolah seperti bimbingan belajar. Menjadi
berjalan dengan lancer, terutama aktivitas para pelajar dan para pekerja. Tetapi
aktivitas tentu akan terhambat jika tidak berhati-hati dalam mengendarai. Maka
dari itu dibutuhkan peran orang tua yang bisa menasehati dan mengajarkan
anaknya yang masih tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk
untuk lebih bisa berhati-hati dalam berkendara. Hal apasaja bisa terjadi di luar
dugaan sesuai kehendaknya, maka diperlukan kehati-hatian dalam berkendara.

B. Saran
Lingkungan sekolah merupakan suatu tempat dimana anak banyak
menghabiskan waktunya sehari-hari. Di lingkungan sekolah wajib ditegaskan
peraturan tentang Kawasan Tanpa Kendaraan bermotor bagi seluruh pelajar.
Dengan demikian, akan terwujud suatu Kawasan Tanpa sepeda motor di dalam
lingkungan sekolah. Dan secara signifikan akan berpengaruh terhadap
penurunan pengendara di kalangan pelajar serta penurunan asap kendaraan
bermotor yang menyebabkan polusi udara di lingkungan sekolah.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://penelitihukum.org/tag/definisi-kendaraan-bermotor/
diakses : 7 mei 2018 pukul 09:17

https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan
diakses : 7 mei 2018 pukul 09.32

https://pelajarindo.com/pengertian-pelajar/
diakes: 8 mei 2018 pukul 14.18

https://www.google.co.id/smp/s/bukuidayuliana.wordpress.com/2016/10/04/pen
ggunaan-kendaraan-bermotor-oleh-anak-di-bawah-umur/amp/
diakses : 10 mei 2018, pukul 22.05

13
BIODATA PENULIS

Nama : Amelia Ulfah, S.Pd.


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 September 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Domisili : Jl. Mandalawangi Km.02 No.56 RT.003/RW.001
Kp.PasarNangka Ds.Kupahandap Kec.Cimanuk
Kab.Pandeglang. Prov.Banten. 42271
Agama : Islam
Pekerjaan Sekarang : Guru Mata Pelajaran Matematika di SMAN 1 Cileles Lebak
Banten (2017 – sekarang)

Riwayat Pendidikan : SDN 2 Kupahandap, Pandeglang, 1997-2003


SMPN 1 Pandeglang, 2004-2006
SMAN 1 Pndeglang, 2007-2009
UNINUS Bandung, S1 Pendidikan Matematika 2010-2014

Pengalaman Kerja :

2012 – 2014 Guru Matematika Kelas 12 di YPI MA Al-Ittihad WarungGunung, Lebak


2013 – 2015 Guru Matematika Kelas 9 di BPI MTs Daar El-Mu’min, Pandeglang
2015 – 2017 Guru Matematika Kelas 10 di BPI MA Turus Pandeglang
2015 – 2016 Guru Bimbel di Swara Kirana Didaktika Pandeglang

14

Anda mungkin juga menyukai