Anda di halaman 1dari 4

PEMILIHAN KRITERIA DOMINAN SEBAGAI STRATEGI UNTUK

MENINGKATKAN BISNIS KULINER MENGGUNAKAN KOMBINASI


METODE DEMATEL-BASED ANP (DANP) DAN VIKOR
(Studi kasus: Depot Mie Setan, Mie Galau, dan Mie Jogging Kota Malang)

Nila Sumbuasih

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya


Email : nillasumbuasih@gmail.com

Abstrak. Pada penelitian ini digunakan analisis keputusan model Multiple Criteria Decision Making (MCDM) yang mengkombinasikan
metode Decision Making Trial and Evolution Laboratory (DEMATEL), DEMATEL-based Analytical Network Programming (ANP), dan
Visekriterijumsko Kompromisno Rangiranje (VIKOR) untuk menyelesaikan permasalahan terkait pengembangan strategi bisnis kuliner
dengan kriteria yang digunakan adalah inovasi produk atau menu, penentuan harga, lokasi, fasilitas, penjaminan mutu, jumlah tenaga kerja,
dan stabilitas harga. Tahap pertama metode DEMATEL adalah menentukan kriteria dominan dan hubungan keterkaitan antar kriteria dan
diperoleh inovasi produk atau menu sebagai kriteria dominan. Tahap kedua metode DEMATEL-based ANP (DANP) adalah menentukan
bobot kriteria paling berpengaruh diperoleh jumlah tenaga kerja dan stabilitas harga sebagai bobot kriteria paling berpengaruh. Tahap
terakhir metode VIKOR adalah analisis ranking strategi peningkatan bisnis kuliner pada masing-masing alternatif. Pada Depot Mie Setan
dilihat dari segi dimensi prioritas yang harus diperbaiki adalah aspek produksi, dilihat dari segi kriteria prioritas yang harus diperbaiki
adalah fasilitas. Pada Depot Mie Galau dilihat dari segi dimensi prioritas yang harus diperbaiki adalah aspek ekonomi dan sosial, dilihat dari
segi kriteria prioritas yang harus diperbaiki adalah lokasi. Pada Depot Mie Jogging dilihat dari segi dimensi prioritas yang harus diperbaiki
adalah aspek produksi, dilihat dari segi kriteria yang harus diperbaiki adalah fasilitas.
Kata kunci : strategi bisnis kuliner, MCDM, DEMATEL, DEMATEL-based ANP (DANP), dan VIKOR.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis di era modern ini semakin berkembang, sehingga hal ini meningkatkan
pesaing di dunia bisnis. Salah satu bisnis dengan peluang sukses adalah bisnis makanan atau yang
biasa disebut kuliner. Salah satu restoran yang menjadi tempat favorit masyarakat adalah restoran
dengan sajian menu utama mie. Strategi penting dalam pelaku bisnis karena merupakan bagian dari
kegiatan yang dirancang dalam menjalankan aktivitas kegiatan bisnis. Semakin baik dan tepat strategi
bisnis yang diterapkan semakin kuat dalam menghadapi persaingan bisnis dan mampu unggul dalam
persaingan (Sarjono, 2013). Hal inilah yang menarik perhatian untuk dilakukan adanya penelitian
mengenai strategi bisnis kuliner. Pada kasus ini dilakukan penelitian terhadap tiga depot dengan menu
utama mie, yaitu Mie Setan, Mie Galau, dan Mie Jogging. Tiga tempat tersebut dijadikan alternatif
dalam penelitian ini. Pada penelitian ini digunakan analisis keputusan dengan model Multiple
Criteria Decision Making (MCDM ) yang mengkombinasikan metode Decision Making Trial and
Evaluation Laboratory (DEMATEL), DEMATEL-based Analityc Network Programming (DANP),
dan Visekriterijumsko Kompromisno Rangiranje (VIKOR) untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Penelitian terdahulu tentang metode Dematel dan ANP telah dilakukan oleh Sumargo (2016)
dan Wulandari (2016) . Penulisan skripsi ini mengacu dari jurnal Wan-Yu Chiu, dkk ( 2013) dengan
judul ‘A New Hybrid MCDM Model Combining DANP with VIKOR to Improve E-stores Business’.

2. METODOLOGI
2.1 Langkah-langkah Metode DEMATEL
Untuk menentukan hubungan keterkaitan antar kriteria diperoleh dengan menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut (Wan-Yu Chiu, dkk, 2013).
1. Mengolah hasil kuisioner untuk membangun matriks hubungan langsung.
2. Membangun matriks hubungan langsung.
 
G   g cij 
  nn
Untuk membangun matriks hubungan langsung ini digunakan skala ranking 0-4 dengan diagonal
utama bernilai 0.
3. Menormalisasi matriks hubungan langsung.
Normalisasi matriks X diperoleh menggunakan persamaan (2.1) dan jumlah baris atau kolom
maksimal bernilai 1.

X  v.G , (2.1)
dengan
 
 
i, j  1,2,..., n
1 1
v  min ij  ,
 maxi  nj  1 g ij max  n g ij
i 1 c 
 c j 
4. Menentukan matriks hubungan total
1
Tc  X  I  X 
5. Membuat Diagram Kausal
 
T c  T ij
c nn
, i, j  1,2,..., n

R  n T icj   T ic x  S  Rt .
 j  1 n1 n1

 n
S 
 i 1
ij
Tc

1  n
 
 T cj
1 n
y  S  Rt

2.2 Langkah–langkah metode DEMATEL-based ANP (DANP)


Untuk menentukan bobot kriteria paling berpengaruh menggunakan langkah-langlah sebagai
berikut (Wan- Yu Chiu, dkk, 2013).
1. Membangun matriks hubungan total (TD).
Matriks hubungan total (TD) didapat dari matriks hubungan total antar kriteria (Tc) yaitu dengan
menjumlahkan masing-masing cluster pada matriks tersebut kemudian dibagi dengan banyak
eleman pada cluster tersebut .
2. Menormalisasi matriks hubungan total T nor
D .  
T  ij
D
TD 
nor


T 
 i
D mm

3. Menormalisasi matriks T cnor 


 T 11 11
c11 d 1  11
T c1 j d 1
11
 Tc
11
d1 
11

 1mi

     m1

i   T ij
, d 11 11 , i = 1,2,...,m1.
 11 11
 11 11
 11
di 
11
T c   T ci1 d i T d Tc
nor
c
 j 1
cij i
im1
    
 11 11
 11 11
 11 11 
T m11 d m1 T m1 j d m1 T m1m1 d m1
 c c c 
4. Tahap Supermatriks tak tertimbang (Unweighted Supermatrix)
 
t
W c  T cnor
5. Tahap Supermatriks Tertimbang (Weighted Supermatrix)
W *c  T nor
D Wc
6. Tahap Limiting Supermatrix
 

w = (w1,...,wj,...,n) dari lim  W *c

2.3 Langkah-langkah Metode VIKOR


Untuk menentukan analisis strategi peningkatan bisnis kuliner diperoleh dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut (Wan- Yu Chiu, dkk, 2013).
1. Membangun decision matrix.
Untuk membangun decision matrix diperoleh dari hasil pengolahan kuisioner VIKOR.
2. Menormalisasi decision matrix.
 f *  f 
 j kj  
f *j  max f kj | k  1,2,..., m .  .
f j  min f kj | k  1,2,..., m)
y kj 

f j  f j
*
,

j  1,2,..., n
3. Menghitung nilai Utility Measure ( S ) dan Regrets Measure (R)

 
n
S k   w j  y kj , k R k  max y kj , k
j 1 j

4. Menghitung nilai indeks (U k )


S  S*
 1   
R  R*  ,
Uk  
k k

S 
S *
 R 
 R*

dimana S *  min Sk = 0. S   max Sk = 1. R  min Rk = 0.


* R  max Rk =
1.
α = bobot strategi (α = 1).
Alternatif dengan nilai U terkecil merupakan alternatif terbaik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Menentukan Kriteria Dominan dan Keterkaitan Antar Kriteria
Langkah pertama untuk menentukan kriteria dominan adalah membuat matriks hubungan
langsung dari hasil kuisioner DEMATEL dengan kriterinya yaitu A (inoasi produk atau menu), B
(penentuan harga), C (lokasi), D (fasilitas), E (penjaminan mutu), F (jumlah tenaga kerja), G
(stabilitas harga). Selanjutnya adalah menormalisasi matriks hubungan langsung, menentukan matriks
hubungan total, membuat digram kausal dengan menentukan vektor S dan vektor R. Terakhir
menentukan koordinant x dan y. Hasil koordinat x dan y disajikan pada Tabel 1 dan peta impact-
digraph hasil konversi koordinat x dan y dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Koordinat x dan y
Kriteria S + Rt ( x ) S - Rt ( y )
A 18,064 0,584
B 17,992 0,068
C 15,907 -0,209
D 15,996 -0,724
E 16,413 0,449
F 16,747 -0,379
G 17,351 0,211
Gambar 1. Peta Impact-Digraph
Dari Gambar 1 tersebut terlihat bahwa kriteria inovasi produk merupakan kriteria dominan yang
mempengaruhi kriteria lain dengan koordinat tertinggi.

3.2 Menentukan Bobot Kriteria Paling Berpengaruh


Untuk menentukan bobot kriteria paling berpengaruh terlebih dahulu adalah membangun matriks
hubungan total antar dimensi yang diperoleh dari matriks hubungan langsung antar kriteria yaitu
dengan menjumlahkan masing-masing cluster kemudian dibagi dengan banyak elemen pada masing-
masing cluster tersebut. Pada matriks hubungan total antar dimensi digunakan 4 dimensi yaitu D1
(aspek pemasaran), D2 (aspek produksi), D3 (aspek SDM), dan D4 (aspek ekonomi dan sosial).
Selanjutnya adalah menormalisasi matriks hubungan total antar dimensi, menormalisasi matriks
hubungan total antar kriteria, membangun supermatriks tak tertimbang, membangun supermatriks
tertimbang, dan terakhir adalah limiting matrix. Proses limiting matrix pada tahap akhir akan
mendapatkan bobot kriteria, hasil bobot kriteria disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Bobot Kriteria.
Kriteria A B C D E F G
Bobot 0,066 0,068 0,061 0,063 0,236 0,253 0,253

Dari Tabel 2 diperoleh bahwa kriteria jumlah tenaga kerja dan stabilitas harga merupakan bobot
kriteria paling berpengaruh dalam peningkatan strategi bisnis kuliner karena memiliki bobot tertinggi.

3.3 Analisis Peningkatan Strategi Bisnis Kuliner


Sebelum melakukan analisis peningkatan strategi bisnis kuliner langkah pertama adalah
membangu decision matrix dari hasil kuisioner VIKOR dengan 3 alternatif yaitu AI (Mie Setan), dan
AII (Mie Galau), AIII (Mie Jogging). Selanjutnya adalah menormalisasi decision matrix, mengalikan
normalisasi decision matrix dengan bobot kriteria, menentukan nilai Utility Measure (S) dan Regret
Measure (R), dan terakhir menghitung nilai indeks. Hasil analisis pengembangan strategi bisnis
kuliner diperoleh bahwa pada Depot Mie Setan dilihat dari segi dimensi prioritas yang harus
dikembangkan adalah aspek produksi dengan nilai dimensi sebesar 0,352, dilihat dari segi kriteria
prioritas yang harus dikembangkan adalah fasilitas dengan nilai sebesar 0,496. Pada Depot Mie Galau
dilihat dari segi dimensi prioritas yang harus dikembangkan adalah aspek ekonomi dan sosial dengan
nilai dimensi sebesar 0,364, dilihat dari segi kriteria prioritas yang harus dikembangkan adalah lokasi
dengan nilai sebesar 0,456. Pada Depot Mie Jogging dilihat dari segi dimensi prioritas yang harus
dikembangkan adalah aspek produksi dengan nilai sebesar 0,360, dilihat dari segi kriteria yang harus
dikembangkan adalah fasilitas dengan nilai sebesar 0,372.

4. KESIMPULAN
Pada tahap metode DEMATEL dengan data hasil dari kuisioner terhadap karyawan diperoleh
kriteria inovasi produk atau menu sebagai kriteria dominan yang mempengaruhi semua kriteria. Pada
tahap metode DEMATEL-based ANP (DANP) diperoleh bobot kriteria yang paling berpengaruh
dalam strategi peningkatan bisnis kuliner mie adalah jumlah tenaga kerja dan stabilitas harga. Pada
tahap metode VIKOR dengan data hasil dari kuisioner konsumen diperoleh analisis strategi
peningkatan bisnis kuliner mie pada masing-masing alternatif. Pada Depot Mie Setan dilihat dari segi
dimensi prioritas yang harus diperbaiki adalah aspek produksi dengan nilai dimensi sebesar 0,352,
dilihat dari segi kriteria prioritas yang harus diperbaiki adalah fasilitas dengan nilai kriteria sebesar
0,496. Pada Depot Mie Galau dilihat dari segi dimensi prioritas yang harus diperbaiki adalah aspek
ekonomi dan sosial dengan nilai dimensi sebesar 0,364, dilihat dari segi kriteria prioritas yang harus
diperbaiki adalah lokasi dengan nilai kriteria sebesar 0,456. Pada Depot Mie Jogging dilihat dari segi
dimensi prioritas yang harus dipebaiki adalah aspek produksi dengan nilai sebesar 0,360, dilihat dari
segi kriteria yang harus diperbaiki adalah fasilitas dengan nilai kriteria sebesar 0,372.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Kwardiniya Andawaningtyas, Bapak Imam Nurhadi,
dan Ibu Indah Yanti atas segala bimbingan, saran, dan kesabaran yang telah diberikan selama
penulisan artikel ini.

6. DAFTAR PUSTAKA
Sarjono, B, (2013) Pengelolaan Strategi dalam Persaingan Bisnis. Jurnal Manajemen Strategi.
Vol. 9, No. 1. Hal : 58-61.

Wan-Yu Chiu, Tzeng, dan Han-Lin Li, (2013) A New Hybrid MCDM Model Combining DANP
with VIKOR To Improve E-Stores Business. Knowledge-Based Systems 37, 48-61.

Anda mungkin juga menyukai