PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Sebagai makhluk sosial
hendaknya kita harus peka terhadap segala kejadian yang terjadi di
lingkungan sekitar kita. Pada dasarnya kita sebagai manusia merupakan
sebagian besar dari masyarakat. Oleh karena itu kita harus bisa menjaga
kerukunan dan kebersamaan kita dengan warga masyarakat bukan hanya itu
saja, sikap kepedulian sosial kita juga harus tertanam dalam diri kita.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
- Ir. Soekarno-
Ada satu budaya khas Indonesia, satu kegiatan yang menjadi kunci dalam
kondisi sosial dan politik dan budaya Indonesia. Hal itu kita kenal dengan gotong
royong, suatu frase yang berasal dari bahasa Jawa yaitu ngotong yang dalam
bahasa Sunda berarti membawa sesuatu secara bersama-sama dan royong. Konsep
ini menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Indonesia, diawali dari
masyarakat pedesaan di Jawa sebagai bentuk hubungan sosial yang membawa
masyarakat dalam sistem timbal balik dan digerakkan oleh etos umum yang ada
dalam masyarakat dan kepedulian terhadap kepentingan bersama (Bowen, 1986).
Bowen lebih umum menjelaskan bahwa gotong royong merupakan sebuah tradisi
yang secara terus menerus dikonstruksi baik negara dan warga lokal. Untuk
menjadi suatu proses yang mempengaruhi sistem politik dan budaya Indonesia
secara dominan, Bowen mengajukan tiga proses yang berkesinambungan. Proses
pertama adalah perjanjian budaya lokal yang salah dimengerti dan berlanjut pada
proses kedua yaitu munculnya konstruksi akan tradisi nasional. Proses ketiga
adalah pencantuman budaya sebagai strategi intervensi di daerah pedesaan dan
mobilisasi tenaga kerja pedesaan.
3
yang paling penting dalam memaknainya adalah menjadikannya filosofi dalam
hidup yang menjadikan kehidupan bersama sebagai aspek yang paling penting.
Gotong royong adalah filosofi yang menjadi bagian dari budaya Indonesia, bukan
hanya menjadi filosofi beberapa kelompok tertentu (Bowen, 1986). Namun
generalisasi mengenai bentuk-bentuk sosial semacam ini menimbulkan pertanyaan
antara sifat alamiah timbal balik dan pekerja untuk kepentingan bersama di
wilayah pedesaan di Indonesia, karena pengabaian perbedaannya cukup berrisiko.
Karena itu terdapat 3 perbedaan yang ditawarkan Bowen sebagai instrumen yang
dirasa tepat untuk menjelaskan generalisasi tersebut, yang kita sebut dengan
tolong menolong.
4
kepada hak-hak langsung untuk memberi perintah-perintah seperti menjaga desa
di malam hari; membetulkan kanal, dam, dan jalan
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari
gotong = bekerja, royong = bersama. Bersama-sama dengan musyawarah,
Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi
dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen. Gotong-
royong sebagai bentuk solidaritas sosial, terbentuk karena adanya bantuan dari
pihak lain, untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok, sehingga di
dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap warga sebagai satu kesatuan.1
1
Srikandi Rahayu, Seputar Pengertian Gotong Royong, http://
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/01/seputar-pengertian-gotong-royong.html, diakses
pada 7 September 2015, jam 20.00 WIB.
2
Prof. Darji Darmodiharjo, SH, Pancasila Suatu Orientasi Singkat, Aries Lima, Jakarta, 1983, hlm.
92.
5
bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah tata-masyarakat
adil-makmur berdasarkan Pancasila.3
3
Prof. Darji Darmodiharjo, SH, Pancasila Suatu Orientasi Singkat, Aries Lima, Jakarta, 1983, hlm.
61.
6
2.2 Gotong Royong Dalam Kehidupan Bermasyarakat
8
bantuan tetangga-tetangganya yang dekat dengan memberi bantuan
makanan;
3) Dalam hal pesta-pesta, misalnya pada waktu mengawinkan anaknya,
bantuan tidak hanya dapat diminta dari kaum kerabatnya, tetapi juga
dari tetangga-tetangganya, untuk mempersiapkan dan penyelenggaraan
pestanya;
4) Dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umum
dalam masyarakat desa, seperti memperbaiki jalan, jembatan,
bendungan irigasi, bangunan umum dsb., untuk mana penduduk desa
dapat tergerak untuk bekerja bakti atas perintah dari kepala desa.
Nilai itu dalam sistem budaya orang Indonesia mengandung empat konsep, ialah :
(1) Manusia itu tidak sendiri di dunia ini tetapi dikelilingi oleh masyarakat dan
alam semesta sekitarnya. Di dalam sistem makrokosmos tersebut ia merasakan
dirinya hanya sebagai unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peredaran
alam semesta yang maha besar itu. (2) Manusia pada hakekatnya tergantung
dalam segala aspek kehidupannya kepada sesamanya. (3) Karena itu, ia harus
selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan
sesamanya terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa, dan (4) selalu berusaha
9
untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dengan sesamanya dalam
komuniti, terdorong oleh jiwa sama tinggi sama rendah.
10
2.3 Prinsip Gotong Royong Dalam Mengaplikasikan Nilai Pancasila
Salah satu prinsip gotong royong dapat kita amalkan dalam bidang
ekonomi. Contoh pengamalan prinsip gotong royong dalam bidang ekonomi yaitu
:
Koperasi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Usaha Swasta (wiraswasta) seperti CV dan PT.
Hal ini Berarti dalam kegiatan usaha ekonomi adanya prinsip kerjasama,
saling membantu
11
dalam suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama
secara adil, yaitu adil dalam bidang kemakmurah dalam bidang ekonomi sesuai
makna dari isi dari pasal 33 UUD 1945 tentang prinsip kegotong royongan dan
kekeluargaan.
Bila kita kaitkan dengan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 , bahwa bentuk
perusahaan yang paling sesuai ialah koperasi , karena koperasi merupakan suatu
badan usaha yang melaksanakan perekonomian yang didasarkan atas azas
kekeluargaan.
12
4. Adanya demokrasi ekonomi, artinya koperasi dibentuk oleh para
anggota dijalankan oleh anggota dan hasilnya untuk kepentingan
anggota
5. Adanya demokrasi kooperatif, artinya koperasi dibentuk oleh para
anggota dijalankan oleh anggota dan hasilnya untuk kepentingan
anggota.
Dan perlu kita ketahui bahwa pasal 33 ayat (1) UUD 1945 merupakan ikitasan
sistem perekonomian di indonesia.
13
2.4 Upaya Melestarikan Gotong Royong
Sudah menjadi harapan semua pihak agar semangat gotong royong yang
semakin lama semakin memudar seiring dengan kemajuan dalam dunia digital,
maka setidaknya perlu diperhatikan beberapa hal berikut agar kelestarian perilaku
gotong royong dapat bertahan.
Adapun beberapa upaya yang dimaksudkan tersebut sebagai berikut.
1. Pihak masyarakat
a. Meminimalisir atau bahkan menghilangkan anggapan yang menyatakan
bahwa perilaku gotong royong tidak penting . Dengan cara seperti ini maka dapat
dimungkinkan akan terbangun motivasi internal pada masyarakat lapisan bawah
untuk menanamkan semangat melestarikan perilaku kegotongroyongan.
b. Tidak memanfaatkan berbagai macam kasus tertentu (RAS) sebagai upaya
untuk menunggangi dengan perilaku gotongroyong. Aapabila hal ini dilakukan
akan menciderai nilai dari gotong royong tersebut.
c. Meminimalisir jarak yang jauh antar lapisan masyarakat. Dengan cara ini
maka dimungkinkan apabila ada gotong royong yang dilakukan tidak semakin
canggung dilakukan.
2. Pihak Pemerintah
a. Mampu memberi contoh atau ketedanan bagi masyarakat agar senantiasa
mengaktifkan kebiasaan gotong royong dengan terjun langsung ke lapangan.
b. Memberikan reward bagi pihak tertentu yang senantiasa melestarikan tradisi
gotong royong. Hal ini apabila dilakukan akan memberikan motivasi positif dan
atau rangsangan agar senantiasa memasyarakat.
14
2.5 Karakteristik Gotong Royong
Perilaku gotong royong pada hakikatnya identik dengan kegiatan yang
melibatkan berbagai pihak. Dalam hal ini jelas dinyatakan bahwa gotong
royong tidak mengedepankan aspek individualitas, justru kekompakan dalam
melakukan suatu tindakan atau pekerjaan tertentu yang dilakukan atas inspirasi
positif dari berbagai pihak.
Perilaku gotong royong bukan sesuatu yang terjadi tanpa dapat
diidentifikasi. Dengan adanya perilaku ini, maka secara tidak langsung
masyarakat secara umum diberikan beberapa wacana terkait dengan karakteristik
yang melekat pada perilaku gotong royong tersebut. Berikut penjelasan yang
dimaksudkan.
Gotong-royong sudah tidak dapat dipungkiri lagi sebagai ciri khas bangsa
Indonesia yang turun temurun, sehingga keberadaannya harus dipertahankan. Pola
seperti ini merupakan bentuk nyata dari solidaritas mekanik yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat, sehingga setiap warga yang terlibat di dalamnya memiliki
hak untuk dibantu dan berkewajiban untuk membantu, dengan kata lain di
dalamnya terdapat azas timbal balik.
Beberapa karakteristik yang dimungkinkan cukup merepresentasikan
perilaku gotong-royong dapat dinyatakan sebagai berikut.
1. Sebagai sifat dasar bangsa Indonesia yang menjadi unggulan bangsa dan tidak
dimiliki bangsa lain.
2. Terdapat rasa kebersamaan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Sebagai
bahan pertimbangan bahwa nilai-nilai kebersamaan yang selama ini ada perlu
senantiasa dijunjung tinggi dan dilestarikan agar semakin lama tidak semakin
memudar.
3. Memiliki nilai yang luhur dalam kehidupan.
4. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, karena di dalam kegiatan gotong-
royong, setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama tanpa memandang
kedudukan seseorang tetapi memandang keterlibatan dalam suatu proses
pekerjaan sampai sesuai dengan yang diharapkan.
15
5. Mengandung arti saling membantu yang dilakukan demi kebahagiaan dan
kerukunan hidup bermasyarakat.
6. Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan sifatnya sukarela
tanpa mengharap imbalan apapun dengan tujuan suatu pekerjaan atau kegiatan
akan berjalan dengan mudah, lancar dan ringan.
Demikian beberapa karakteristik yang cukup representasif terkait dengan
seluk beluk perilaku gotong royong yang ada di masyarakat.
16
2.6 Menerapkan Sikap Gotong Royong Berdasarkan Pada Nilai Pancasila
17
dan beradab,oleh kesadaran untuk memperkokoh persatuan Indonesia, untuk
menjunjung tinggi sikap kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi bangsa Indonesai.
Dalam hal ini sikap gotong royong yang ditanamkan sesuai dengan nilai-
nilai yang terdapat di sila-sila pancasila dapat menimbulkan jaminan yang sebaik-
baiknya, apabila:
4
Drs C.S.T. Kansil S.H, Pancasila dan UUD 45 Dasar Falsafah Negara, Pradnya Paramita, Jakarta,
1977, hlm. 76.
18
menjadi sifat kita, lahir batin, melekat pada rasa kita, melekat pada
akal kita, melekat pada kehendak kita;
Apabila keadaan yang demikian it uterus menerus ada pada kita, maka itu
berarti, bahwa kita akan selalu melaksankan pancasila pada diri pribadi kita
sendiri dan hasilnya ialah bahwa pancasila menjadi meresap dalam diri pribadi
kita, meresap didalam hati sanubari kita, meresap dalam diri mendarah daging
pada kita, meresap didalam tulang-sungsum kita. Apakah dengan demikian itu
sebenarnya yang telah dapat terjadi pada kita? Yang terjadi pada kita ialah tidak
lain daripada kita menjadi memounyai kepribadian pancasila. Kepribadain
pancasila adalah kepribadain kebangsaan Indonesia. Mengapa demikian?
Menerapkan nilai-nilai atau kelima sila pancasila dengan sifat gotong royong:
5
Prof. Dr. Drs. Notonegoro S.H, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Pantjuran Tudjuh, Djakarta,
1975, hlm. 167.
19
Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk Indonesia
untuk memeluk agamanya masing-maising dan beribadat menurut
agamanya/kepercayaanya, sebagai tercantum dalam pasal 29 UUD-
1945. Hal ini berarti, bahwa Negara Indonesia yang terdiri atas ribuan
pulau dengan lebih kurang 120 juta penduduk yang menganut beberapa
agama(Islam, Kristen-Protestan, Kristen-Katholik dan Hindu-Bali)
mengendaki semua agama itu hidup tentar, rukun dan saling
menghormati, ketuhanan yang berkebudayaan, yang lapang dan toleran
bukan ketuhanan yang saling merusak dan mengucilkan.
3. Persatuan Indonesia
20
Dengan dasar kebangsaan (nasionalisme) dimaksudkan bahwa
bangsa indonesai seluruhnya harus memupuk persatuan yang erat
antara sesama warganegara, tanpa membeda-bedakan suku atau
golongan serta berazaskan satu tekad yang bulat dan satu cita-cita
bersama. Prinsip kebangsaan itu merupakan iklan yang erat antara
golongan dan suku bangsa. Atas prinsip itu pembinaan bahasa dan
kesenian daerah akan maju, memperkaya hidup kita dan mengisi
perkembangan kebudayaan Indonesia seluruhnya.
21
buat semua orang, tidak ada penghisapan, tidak ada penindasan dan
penghinaan ; semuanya bahagia, cukup sandang-pangan. Tidak dengan
sendirinya kita dapat mencapai kesejahteraan ini, kalau telah ada
perwakilan Rakyat. Di Negara-negara Eropa dan Amerika telah ada
Badan Perwakilan, Parlementaire Democratie, tetapi justru di sanalah
kapitalis merajalela. Hal ini disebabkan karena yang dinamakan
demokrasi di demokrasi ekonomi. Seorang pemimpin Perancis, Jean
Jaures menggambarkan tentang demokrasi politik itu sebagai berikut :
Di dalam Demokrasi Parlementer tiap orang boleh memilih, boleh
menjadi anggota parlemen.
22
BAB III
Penutupan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Parsons, Talcott.1951. The Social System. New York : Amerind Publishing Co.
Pvt. Ltd. Sajogyo dan Sajogyo, Pudjiwati. 1992. Sosiologi Pedesaan. Jilid 1 dan
2.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
24
Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945 [online]. dalam
http://quoteindonesia.com/ soekarno-31 [diakses pada 22 Mei 2012]
25