PRILAKU KEKERASAN
OLEH :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang hyang Widhi Wasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata ajar
Sistem Neurobihaviour ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas makalah mata ajar Sistem Neurobihaviour.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengalami beberapa kesulitan, namun berkat
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik,
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi profesi keperawatan.
Denpasar, 2018
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan seseorang stress berat
membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol kesadaran diri, misalnya: memaki-maki
orang di sekitarnya, membanting–banting barang, menciderai diri sendiri dan orang lain,
bahkan membakar rumah, mobil dan sepeda montor.
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit jiwa.
Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan “pengawalan” oleh
sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.
Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak alat rumah
tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh
keluarga. Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama
perawatan klien seyogyanya sekeluarga mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat
klien (manajemen perilaku kekerasan).
Asuhan keperawatan yang diberikan di rumah sakit jiwa terhadap perilaku kekerasan perlu
ditingkatkan serta dengan perawatan intensif di rumah sakit umum. Asuhan keperawatan
perilaku kekerasan (MPK) yaitu asuhan keperawatan yang bertujuan melatih klien mengontrol
perilaku kekerasannya dan pendidikan kesehatan tentang MPK pada keluarga. Seluruh asuhan
keperawatan ini dapat dituangkan menjadi pendekatan proses keperawatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui proses terjadinya masalah pada pasien dengan perilaku kekerasan
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, oranglain maupun lingkungan. Hal
tersebut merupakan perbuatan yang dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau
marah yangtidak konstruktif ( Stuart&Sundeen, 1995)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri maupun orang lain ( Townsend, 1998)
Perilaku kekerasan adalah reaksi yang ditampakkan/ ditampilkan oleh individu dalam
menghadapi masalah dengan melakukan tindakan penyerangan terhadap stressor, dapat juga
merusak dirinya sendiri, oranglain maupun lingkungan dan setiap bermusuhan ( Rasmun,
2001)
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan/
kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman ( Stuart&Sundeen, 1995)
3. Rentang respon
Respon adaptif respon maladaptive
1) Respon adaptif
a) Asertif adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak
senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
b) Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang
dalam mencapai keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau
menunda sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan,
selanjutnya individu merasa tidak mampu dalam mengungkapkan
perasaannya dan terlihat pasif.
2) Respon transisi
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya. Klien
tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah
diri atau kurang menghargai dirinya.
3) Respon maladaptive
a) Agresif adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan
dorongan mental untuk bertindak ( dapat secara konstruksi/ obstruksi) dan
masih terkontrol. Perilaku agresif dapat dibedakan dalam 2 kelompok yaitu
pasif agresif dan aktif agresif
1) Pasif agresif adalah perilaku yang tampak dapat berupa
pendemdam, bermuka asam, keras kepala, suka menghambat dan
bermalas-malasan
2) Aktif agresif adalah sikap menentang, suka membantah, bicara
keras, cenderung menuntut secara terus menerus, bertingkah laku
kasar disertai kekerasan.
b) Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai
kehilangan control diri. Individu dapat merusak diri sendiri, oranglain, atau
lingkungan.
4. Pohon Masalah
5. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melindungi diri.
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara
lain:
1. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain
seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2. Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3. Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan,
sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya.
4. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan
melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
5. Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi
itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman
dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-
perangan dengan temannya.
6. Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom beraksi
terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi,
wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster menurun,
pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat
diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan
disertai reflek yang cepat.
2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu
dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk
mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa
menyakiti orang lain secara fisik maupun psikolgis. Di samping itu perilaku ini dapat
juga untuk pengembangan diri klien.
3. Memberontak (acting out). Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik
perilaku “acting out” untuk menarik perhatian orang lain.
4. Perilaku kekerasan. Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan
b. Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social atau aktivitas lai
dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien karena masalah
sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
c. Terapi musik
Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan kesadaran
klien.
2. Diagnosa Keperawatan
5. Evaluasi
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap
kemampuan pasien perilaku kekerasan serta kemampuan perawat dalam merawat pasien
dengan perilaku kekerasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan
(panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri dipandang sebagai suatu rentang,
dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain.
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
3. Memberontak (acting out)
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC