ANALISA KASUS
Anamnesa
Fakta Teori
Batuk 1 bulan Gejala Respiratorik
Batuk berdahak Batuk > 3 minggu
Batuk darah Berdahak
Demam Batuk darah
BB turun Nyeri dada
Riwayat OAT(-) Sesak nafas
Riwayat teman kerja batuk lama
( +) Gejala sistemik :
Demam
Keringat malam
Malaise
Nafsu makan menurun
Berat badan turun
Pada kasus ini didapatkan keluhan yang sama dengan teori yaitu didapatkan gejala yang
sesuai teori TB seperti batuk > 3 minggu, berdahak,batuk darah,berat badan menurun, demam.
Dan ada beberapa hal yang tidak sesuai teori yang ditemukan pada kasus ini yaitu keringat
malam, nyeri dada dan sesak nafas.
Pada pasien ini dating dengan keluhan batuk darah dimana itu merupakan tanda telah
terjadi ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kavitas.
Pemeriksaan fisik
Fakta Teori
Composmentis GCS 15 Keadaan umum ditemukan
TD : 140 / 90 mmHg konjungtiva mata atau kulit
Nadi : 80 x/menit yang pucat karena anemia
RR : 20 x/menit Suhu demam ( subfebris )
Suhu : 36,7 ⁰C Badan kurus atau berat badan
Anemia (-/-), ikterik (-/-), cyanosis (-/-) menurun
Bila infiltrat luas,maka
Paru ditemukan perkusi yang resdup
Inspeksi dan auskultasi suara nafas yang
Bentuk normal dan simetris, bronkial
gerakan nafas simetris Suara nafas tambahan berupa
Palpasi : ronki basah,kasar dan nyaring
pelebaran ICS (-), pergerakan Bila infiltrat di liputi oleh
simetris, fremitus kanan=kiri penebalan pleura maka suara
Perkusi nafas jadi vesikuler lemah
sonor hemithorax kanan dan kiri Bila kavitas besar, perkusi
Auskultasi : hipersonor atau timpani dan
vesikuler, ronki basah auskultasi memberikan suara
kering(+/-), wheezing (-/-) amforik.
Tb paru lanjut dan fibrosis luas
ditemukan atropi dan retraksi
otot2 intercostal. Bagian paru
yang sakit akan menciut dan
menarik isi mediastinum atau
paru lainnya,paru yang lain jadi
hiperinflasi.
Bila jaringan fibrotik lebih dari
sejumlah jaringa paru-paru,akan
terjadi pengecilan aliran darah
paru dan selanjutnya
peningkatan tekanan arteri
pulmonalis diikuti terjadinya
kor pulmonal dan gagal jantung
kanna.
Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak semua sesuai dengan teori ,hanya beberapa
hal yang sama dengan teori yaitu hanya di temukan ronki kasar pada paru kanan. menurut
literatur , pada pemeriksaan fisik pasien sering tidak menunjukan suatu kelainan pun terutama
pada kasus-kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi secara asimptomatik. Demikian juga bila
sarang penyakit terletak lebih kedalam segmen posterior, akan sulit menemukan pada
pemeriksaan fisik ,karena hantaran suara/getaran yang lebih dari 4 cm ke dalam paru sulit dinilai
secara palpasi ,perkusi dan auskultasi.
Pemeriksaan Penunjang
Fakta Teori
Hb : 9,8 Lab TB :
Leukosit : 14.300 Leukosit bisa normal Atau
Ht : 32,6 sedikit meningkat
Trombosit : 421.000 Limfosit normal
MCV : 76 LED meningkat
MCH : 28 Pemeriksaan sputum BTA 3x
MCHC : 32 Hasil positif bila 2 dari 3
GDS : 163 spesimen dahak ditemukan BTA
SGOT : 13 (+)
SGPT :8 Bila 1 spesimen positif ,perlu
BTA I = +3 pemeriksaan foto thorax atau
BTA II = +3 SPS ulang
BTA III = +3
Gambaran radiologi yang di curigai lesi
Rontgen : TB aktif :
Kavitas pada paru kanan Bayangan berawan /nodular di
Jaringan fibrotik di daerah hilus segmen apikal dan posterior
Kolaps paru pada lobus medius lobus atas dan segmen superior
dan superior (kesan atelektasis lobus bawah paru atau di daerah
?) hilus menyerupai tumor paru
Kaviti ,terutama lebih dari satu
,dikelilingi bayangan opak
berawan atau nodular
Bayangan bercak bilier
Efusi pleura
Dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan sebagian sesuai dengan teori dimana di dapat kan
leukosit yang meningkat dan pada pemeriksaan sputum BTA 3x dimana didapatkan hasil yang
positif pada ketiga spesimen. Pada pemeriksaan hasil rontgen juga didapatkan kavitas pada paru
kanan dan jaringan fibrotik pada hilus serta juga didapatkan kolaps paru lobus superior dan
medius (kesan atelektasis?)
Diagnosa
Fakta Teori
Diagnosa TB paru ditegakkan Berdasarkan gejala klinis , pemeriksaan
fisik, laboratorium, radiologi
berdasarkan :
1. Gejala klinis
Batuk 1 bulan
Batuk berdahak
Batuk darah
Demam
BB turun
Riwayat tempat kerja ( +)
2. Pemeriksaan fisik
Rhonki kering pada hemithorax
kanan
BB turun
3. Pemeriksaan Lab
Leukosit meningkat
3 spesimen BTA (+)
4. pemeriksaan Radiologi
Kavitas pada paru kanan
Jaringan fibrotik di daerah hilus
Kolaps paru pada lobus medius
dan superior (kesan atelektasis
?)
Pada pasien ini di temukan gejala klinis yang sesuai dengan gejala TB paru dan pada
pemeriksaan sputum BTA pada ke 3 spesimen di temukan hasil yang positif.selain itu juga hasil
rontgen pasien ini juga mendukung diagnosa ke arah TB paru.
Pengobatan
Fakta Teori
Kalnex 3x500 mg Terapi Tb paru :
Ranitidin 2x1 iv Kategori I ( 2HRZE/4H3R3 )
Cefotaxime 3x1 gr Kategori 2 (2HRZES/ HRZE/
Codipront 2x1 5H3R3E3 )
INH 400 mg Kategori 3 (2HRZ/ 4H3R3 )
Rifampisin 600 mg
Ethambutol 1000 mg
Pirazinamid 1500 mg
Vit B6 10 mg
Metioson 3x1
Pada kasus ini terapi yang di berikan untuk mengobati TB paru pasien adalah terapi kategori I
yaitu INH, Rifampisin, pirazinamid, dan ethambutol. Hal ini sesuai dengan literature yang ada.
Pemberian kalnex bertujuan untuk mengatasi keluhan batuk berdarah pasien. Pemberian
Ranitidin untuk mengatasi keluhan nyeri epigastrium yang dirasakan oleh pasien baik karena
efek dari batuk darah ataupun dari efek samping obat kalnex. Cefotaxim diberikan untuk
mencegah infeksi sekunder.Codipront juga di tujukan karna pasien menekan efek batuk pasien
agar tidak terjadi perdarahan berulang.Pemberian metioson sebagai hepatoprotektor. Pemberian
Vitamin B6 dimaksudkan untuk mencegah defisiensi vitamin B6 akibat penggunaan INH (
isoniazid ) dalam jangka waktu lama. Karena pemakaian INH dalam waktu lama berakibat
meniadakan efek piridoksin ( vit B6 ). Selain itu juga vitamin ini diberikan untuk mencegah
neuritis perifer akibat penggunaan INH dalam jangka waktu lama.