Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN DAN PENERAPAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH
(Studi Empiris pada DPKD Pemerintah Kota di Sumatera Barat)

Oleh:

FITRI ZALNI
88715/2007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013

1
2
PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN DAN PENERAPAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
(STUDI EMPIRIS PADA DPKD KOTA DI SUMATERA BARAT)

Fitri Zalni
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: fitriarshinta@ymail.com

ABSTRAK
Suatu keberhasilan pengelolaan keuangan daerah tidak hanya ditentukan oleh faktor produksi dan keadilan saja,
namun faktor komitmen karyawan dan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah sangat menentukan
kesuksesan dalam pengelolaan keuangan keuangan daerah. Maka, dalam penelitian ini penulis ingin menguji
pengaruh komitmen karyawan dan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pengelolaan
keuangan daerah. Untuk menguji hipotesis ini penulis menggunakan data primer dengan cara menyebar
kuesioner, yang disebarkan secara langsung ke Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota yang ada di
Sumatera Barat. Setelah data dianalisis, ditemukan semua hipotesis dapat diterima. Untuk itu disarankan agar
semua pihak yang ada dalam suatu instansi menyadari pentingnya pengelolaan keuangan daerah dalam
mencapai tujuan instansi. Diharapkan juga pada semua instansi agar dapat mengambil langkah perbaikan dalam
meningkatkan komitmen karyawan dan penerapan sistem pengendalian intern yang mendukung sepenuhnya
dalam efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada suatu instansi pemerintahan. Bagi peneliti lain yang
tertarik untuk meneliti judul yang sama, maka peneliti menyarankan agar dapat meneliti di DPKD kabupaten di
Sumatera Barat, atau meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengelolaan keuangan daerah.

Kata kunci: Komitmen Karyawan, Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan Pengelolaan
Keuangan Daerah.

ABSTRACT

A successful financial management area is not only determined by the factors of production and justice only, but
factors of employee comitment and implementation of the government internal control system are critical to the
success in the financial management of regional finances. Thus, in this study the authors wanted to examine the
influence of employee comitment and implementation of the government internal control system in the financial
management area. To test this hypothesis the author uses primary data by spreading the questionnaire, which
was distributed directly to the Office of Financial Management (DPKD) city in West Sumatra. Once the data is
analyzed, it was found all the hypotheses can be accepted. It is recommended that all parties are in an agency
aware of the importance of local financial management in achieving agency goals. It is expected also to all
agencies in order to take corrective measures to improve of employee comitment and implementation of the
government internal control system are fully supports the effectiveness of the financial management area at a
government agency. For researchers who are interested in researching the same title, the researchers suggest in
order to examine in DPKD districts in West Sumatra, or examine other factors that may affect the financial
management area.

Keywords: Employee Comitment, Implementation of The Government Internal Control System, and Financial
Management Area.

1
PENDAHULUAN (a) Pengelolaan keuangan daerah dilakukan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan undangan yang berlaku, efisien, efektif,
pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan transparan, dan bertanggungjawab dengan
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memperhatikan asas kepatuhan dan
tentang pemerintah daerah yang diikuti dengan kepatutan.
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat (b) APBD merupakan dasar pengelolaan
dan pemerintah daerah sebagaimana diatur keuangan daerah dalam tahun anggaran
dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tertentu.
tentang perimbangan keuangan antara Secara umum keberhasilan penerapan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah timbul Permendagri No. 59 Tahun 2007 ditunjukkan
hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai oleh kemampuan daerah dalam mengelola
dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu keuangan daerahnya masing-masing melalui
sistem pengelolaan keuangan daerah. peningkatan penerimaan daerah secara
Menurut Peraturan Pemerintah Republik berkesinambungan seiring dengan
Indonesia Nomor 58 Tahun 2005, Pengelolaan perkembangan perekonomian tanpa
keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan memperburuk faktor-faktor produksi dan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, keadilan. Disamping faktor produksi dan
penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban keadilan, masih terdapat beberapa faktor yang
dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan juga dapat mempengaruhi keberhasilan
keuangan daerah saat ini tidak saja harus penerapan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007
mengalokasikan dana publik bagi kepentingan yaitu komitmen karyawan, sumber daya
kesejahteraan masyarakat daerah, tetapi juga manusia, regulasi, dan perangkat pendukung.
harus mengelola dana publik tersebut sesuai Menurut Robins (1996) komitmen
dengan UU dan aturan yang dikeluarkan karyawan adalah suatu tingkat keyakinan
pemerintah pusat. sejauhmana seorang karyawan memihak pada
Menurut Domai (2002) tujuan pengelolaan suatu organisasi tertentu yang tujuannya berniat
keuangan daerah adalah sebagai berikut: memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
(1) Memanfaatkan semaksimal mungkin Jadi keterlibatan kerja yang tinggi berarti
sumber-sumber pendapatan suatu daerah. pemihakkan seorang karyawan pada
(2) Setiap anggaran daerah yang dibuat/disusun pekerjaannya yang khusus, dan komitmen yang
diusahakan perbaikan-perbaikan dari tinggi berarti pemihakkan pada organisasi yang
anggaran daerah sebelumnya. mempekerjakannya. Dalam Azhar (2008)
(3) Sebagai landasan formal dari suatu kegiatan regulasi, komitmen karyawan, sumber daya
yang lebih terarah dan teratur dan manusia dan perangkat pendukung mempunyai
memudahkan untuk melakukan pengawasan pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan
(4) Memudahkan koordinasi dari masing-masing penerapan Permendagri No. 13 Tahun 2006 UU
institusi dan dapat diarahkan sesuai dengan tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
apa yang diprioritaskan dan dituju oleh berhasilnya pedoman pengelolaan keuangan
Pemerintah Daerah. daerah terlihat dari pengelolaan keuangan daerah
(5) Untuk menampung dan menganalisa serta yang efektif dan benar.
memudahkan dalam pengambilan keputusan Selain itu, sistem pengendalian intern pada
tentang alokasi pembiayaan terhadap proyek- pemerintah juga sangat diperlukan guna
proyek atau kebutuhan lain yang diajukan mendapatkan pengelolaan keuangan daerah yang
oleh masing-masing institusi. efektif dan efisien. Sistem pengendalian intern
Menurut Ahmad (2004) asas umum menurut Peraturan Pemerintah No.60 Tahun
pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai 2008 yang mengatur tentang Sistem
berikut: Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah

2
proses yang integral pada kegiatan dan tindakan harus menjadi bahan evaluasi untuk penyusunan
yang dilakukan secara terus menerus oleh anggaran ke depannya. Seharusnya dengan
pimpinan dan tercapainya tujuan organisasi adanya komitmen karyawan dan penerapan
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, sistem pengendalian intern pemerintah dapat
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset memberikan wujud pengelolaan keuangan
negara, dan ketaatan terhadap peraturan daerah yang efektif dan efisien.
perundang-undangan. Sistem pengendalian (http://www.harianumumsinggalang.com).
internal yang baik dalam suatu pemerintahan Penelitian ini merupakan replikasi dari
akan mampu menciptakan keseluruhan proses penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang
kegiatan yang baik pula, sehingga akan dilakukan oleh peneliti Refnaldi (2011) yang
memberikan kenyakinan yang memadai bagi menyatakan bahwa komitmen karyawan
terciptanya pengamanan asset Negara dan berpengaruh signifikan positif terhadap
keandalan laporan keuangan daerah pemerintah, pengelolaan keuangan daerah. Dan juga
dalam hal tersebut akan memberikan dampak merupakan replikasi dari penelitian yang
positif bagi pengelolaan keuangan daerah. dilakukan oleh Febrinaldo (2011) yang meneliti
Agar pengelolaan keuangan daerah dapat tentang pengaruh penerapan sistem pengendalian
terwujud secara efektif maka kedua faktor intern pemerintah terhadap pengelolaan
tersebut yaitu komitmen karyawan dan keuangan daerah terhadap pengelolaan keuangan
penerapan sistem pengendalian intern daerah, dengan responden pegawai DPKD Kota
pemerintah haruslah diperhatikan. Hal ini di Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan
penting diteliti untuk mengingat jika disuatu bahwa yang bahwa penerapan sistem
instansi pemerintah masih rendahnya komitmen pengendalian intern pemerintah mempunyai
karyawan dan lemahnya penerapan sistem pengaruh signifikan positif terhadap pengelolaan
pengendalian intern pemerintah akan keuangan.
mengakibatkan pengelolaan keuangan daerah
tidak berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
Seperti kasus yang terjadi di Kota Padang, untuk melakukan penelitian yang berjudul
Panitia khusus (Pansus) III DPRD Kota Padang “Pengaruh Komitmen Karyawan dan
yang membahas APBD tahun 2011, menyoroti Penerapan Sistem Pengendalian Intern
kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah (SPIP) terhadap Pengelolaan
(DPKA) Kota Padang. Sebab, dari 50 kegiatan di Keuangan Daerah”. (Studi Empiris Pada
instansi tersebut selama 2011, terdapat 11 DPKD Kota di Sumatera Barat)).
kegiatan yang realisasi keuangannya dibawah 60
persen. Akibat banyaknya kegiatan yang
realisasinya rendah, berakibat munculnya sisa METODE PENELITIAN
dana yang besar dan menjadi sisa lebih
penggunaan anggaran (Silpa). Kegiatan tersebut Jenis penelitian ini digolongkan kepada
diantaranya penyediaan jasa pemeliharaan dan penelitian kausatif. Populasi dari penelitian ini
perizinan kendaraan dinas atau operasional, dari adalah seluruh pegawai Dinas Pengelolaan
anggaran Rp16,5 juta, terealisasi Rp7,3juta atau Keuangan Daerah (DPKD) Kota di Sumatera
44,6 persen. Barat. (tabel 1). Sampel dalam peneltian ini
Kemudian, kegiatan pengendalian dan adalah pegawai DPKD yang terdiri dari kasubag
penyusunan DPA, dianggarkan Rp257 juta, dan staf keuangan. Teknik pengambilan sampel
namun terealisasi Rp79,1 juta (30,8 persen). ditentukan dengan menggunakan teknik
Serta, penyusunan rancangan peraturan KDH Proposional stratified random sampling. Jenis
tentang penjabaran APBD 2012, dianggarkan data yang digunakan adalah data subjek. Sumber
Rp91,2 juta, terealisasi keuangan Rp18 juta (19,7 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
persen). Tingginya Silpa dalam anggaran ini, data primer yang diperoleh secara langsung dari

3
instansi pemerintah daerah dengan menggunakan pemerintah adalah nol, maka nilai pengaruh
daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner. pengelolaan keuangan daerah adalah sebesar
konstanta 12,264.
b. Koefisien Regresi (β) X1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Koefisisen komitmen karyawan sebesar
Dari hasil olahan data, hasil uji normalitas 0,466 ini berarti bahwa dengan meningkatnya
menunjukkan level signifikan masing-masing komitmen karyawan satu satuan, maka akan
variabel lebih besar dari α (α = 0,05). Dengan meningkatkan pengelolaan keuangan daerah
demikian dapat dinyatakan data dari ke tiga sebesar 0,466.
variabel penelitian terdistribusi normal sehingga c. Koefisien regresi (β) X2
layak dipakai untuk analisis regresi berganda. Koefisisen transparansi sebesar 0,513 ini
(Tabel 2). berarti bahwa dengan meningkatnya penerapan
sistem pengendalian intern pemerintah satu
Model regresi yang dinyatakan bebas dari satuan, maka akan meningkatkan pengelolaan
multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan keuangan daerah sebesar 0,513. Uji F dilakukan
Tolerance> 0,10. Berdasarkan pengolahan data, untuk menguji apakah secara serentak variabel
dapat dilihat hasil perhitungan nilai VIF dan independen mampu menjelaskan variabel
Tolerance. Masing-masing variabel bebas dependen secara baik atau untuk menguji apakah
tersebut memiliki nilai VIF < 10 dan nilai model yang digunakan telah fit atau tidak. Dari
Tolerance> 0,10 sehingga dapat disimpulkan hasil analisis data yang diperoleh mengenai
bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas terhadap pengelolaan keuangan dapat dilakukan
antar variabel bebas dan model ini layak komitmen karyawan dan penerapan sistem
digunakan dalam analisis regresi berganda. pengendalian intern pemerintah pengujian
(Tabel 3). terhadap hipotesis yang diajukan. Hasil
pengolahan statistik analisis regresi menun-
Untuk mendeteksi adanya gejala jukkan nilai Fhitung = 45,516 > Ftabel = 3,15
heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Apabila dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Karena
nilai sig > 0,05 maka data tersebut bebas dari nilai signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 maka
heterokedastisitas. Variabel komitmen karyawan model regresi yang digunakan sudah fix,
dan penerapan sistem pengendalian intern sehingga dapat digunakan untuk memprediksi
pemerintah memiliki nilai sig > 0,05 sehingga variabel-variabel penelitian. (tabel 5).
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas Untuk pengujian koefisien determinasi,
dari gejala heterokedastisitas dan layak nilai Adjusted R Square menunjukkan bahwa
digunakan dalam analisis regresi berganda. besarnya kontribusi variabel independen
(Tabel 4). terhadap variabel dependen adalah sebesar
59,3% sedangkan sisanya 40,7% ditentukan oleh
Hasil Penelitian variabel lain yang tidak teridentifikasi dalam
Dari pengolahan data statistik, diperoleh penelitian ini. (Tabel 6).
persamaan regresi linear berganda sebagai Untuk mengungkapkan pengaruh variabel
berikut : yang dihipotesiskan dalam penelitian ini
Y = 12,264 + 0,466X1 + 0,513X2 dilakukan melalui analisis regresi berganda.
Angka yang dihasilkan dari pengujian Model ini digunakan terdiri dari dua variabel
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : dependen yaitu komitmen karyawan (X1) dan
a. Konstanta (α) penerapan sistem pengendalian intern
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar pemerintah (X2) dan satu variabel independen
6,979. Hal ini berarti bahwa jika variabel yaitu pengelolaan keuangan daerah (Y). Hasil
independen yaitu komitmen karyawan dan pengolahan data yang menjadi dasar dalam
penerapan sistem pengendalian intern

4
pembentukan model penelitian ini ditunjukkan bahwa regulasi, komitmen, sumber daya manusia
dalam (Tabel 7). dan perangkat pendukung mempunyai pengaruh
Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa yang signifikan terhadap keberhasilan penerapan
besar pengaruh variabel independen terhadap Permendagri No. 13 tahun 2006 UU tentang
variabel dependen secara parsial. Patokan yang pedoman pengelolaan keuangan daerah,
digunakan adalah dengan membandingkan nilai berhasilnya pedoman pengelolaan keuangan
signifikan yang dihasilkan dengan alpha 0,05 daerah terlihat dari pengelolaan keuangan daerah
atau dengan membandingkan thitung dengan ttabel. yang efektif dan benar.
Dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Febrinaldo Saputra (2011) yang
menemukan bahwa penerapan sistem
Tabel 7. Koefisien Regresi Dan Uji Hipotesis pengendalian intern pemerintah dan sumber daya
Coefficientsa
manusia berpengaruh signifikan positif terhadap
pengelolaan keuangan daerah.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa
masih banyak variabel lain yang mempengaruhi
Std.
pengelolaan keuangan daerah selain komitmen
Model B Error Beta t Sig.
karyawan dan penerapan sistem pengendalian
1 (Constant) 12.264 6.063 2.023 .048
intern pemerintah yang hanya memiliki
Komitmen kontribusi sebesar 59,3%. Selain itu, variabel
.466 .190 .243 2.457 .017
Karyawan
independen yang ada dalam penelitian ini
SPIP .513 .082 .616 6.244 .000 memiliki pengaruh secara bersama-sama
a.DependentVariable:PengelolaankD terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Pengaruh komitmen karyawan terhadap


Pembahasan pengelolaan keuangan daerah
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam
Pengaruh komitmen karyawan dan penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis
penerapan sistem pengendalian intern pertama (H1) disimpulkan komitmen karyawan
pemerintah terhadap pengelolaan keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan positif
daerah terhadap pengelolaan keuangan daerah. Hal ini
Berdasarkan hasil analisis SPSS versi 16 dapat dilihat dari nilai signifikannya. Pengaruh
diperoleh Adjusted R Square sebesar 0,593 atau antara Komitmen karyawan dengan pengelolaan
59,3% pengelolaan keuangan daerah dipengaruhi keuangan daerah adalah semakin baik
oleh komitmen karyawan dan penerapan sistem Komitmen karyawan maka pengelolaan
pengendalian intern pemerintah. Sedangkan keuangan daerah yang dilakukan oleh
variabel lain yang mempengaruhi pengelolaan pemerintah akan semakin efektif.
keuangan daerah adalah sebesar 40,7%. Dari Hal ini konsisten dengan penelitian yang
hasil uji F (hipotesis 1) dapat dilihat Fhitung > dilakukan oleh Azhar (2007) yang menyatakan
Ftabel yaitu 45,516 > 3,15 dengan nilai bahwa regulasi, komitmen, sumber daya manusia
signifikansi 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa dan perangkat pendukung mempunyai pengaruh
terdapat pengaruh yang siginifikan secara yang signifikan terhadap keberhasilan penerapan
bersama-sama atau simultan komitmen karyawan Permendagri No. 13 tahun 2006 UU tentang
dan penerapan sistem pengendalian intern pedoman pengelolaan keuangan daerah,
pemerintah terhadap pengelolaan keuangan berhasilnya pedoman pengelolaan keuangan
daerah. daerah terlihat dari pengelolaan keuangan daerah
Hal ini konsisten dengan penelitian yang yang efektif dan benar.
dilakukan oleh Azhar (2007) yang menyatakan

5
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa Febrinaldo Saputra (2011) yang menemukan
komitmen karyawan berpengaruh terhadap sistem pengendalian intern pemerintah
pengelolaan keuangan daerah. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan
dibuktikan dari jawaban responden terhadap daerah. Dilihat dari distribusi frekuensi, sistem
kuisioner yang disebarkan yang menunjukkan pengendalian intern telah terlaksana dengan baik,
nilai rerata TCR 83,6%, itu artinya secara diliihat dari nilai rerata TCR sebesar 86,30%.
keseluruhan responden menjawab setuju bahwa Dalam kenyataannya penerapan sistem
komitmen karyawan berpengaruh terhadap pengendalian intern pemerintah untuk
pengelolaan keuangan daerah. menghasilkan pengelolaan keuangan daerah
Dari pernyataan diatas jelas menunjukkan yang efektif dan efisien telah memadai.
bahwa pegawai DPKD saat ini memiliki Saat pemerintah daerah telah menerapkan
komitmen yang tinggi dimana pegawai akan sistem pengendalian intern pemerintah yang
memandang pekerjaan bukan sebagai beban atau memadai dalam pemerintahan maka pengelolaan
kewajiban tetapi sarana berkarya dan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel
mengembangkan diri, karena seorang karyawan akan meningkat. Hal ini didasarkan pada tujuan
akan sangat berperan dalam menentukan baik penerapan sistem pengendalian intern
buruknya pengelolaan keuangan daerah yang pemerintah adalah untuk memberikan
efektif dan efisien dapat terwujud dengan kenyakinan yang memadai bagi terciptanya
semestinya. pengamanan asset Negara dan keandalan laporan
keuangan daerah pemerintah.
Pengaruh penerapan sistem pengendalian Dari semua pernyataan diatas
intern pemerintah terhadap pengelolaan menyatakan bahwa penerapan sistem
keuangan daerah pengendalian intern yang memadai pada
Hipotesis kedua penelitian ini pemerintah akan berpengaruh pada transparansi
menunjukkan bahwa penerapan Sistem dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh Dengan keadaan yang terjadi pada saat ini
signifikan positif terhadap pengelolaan keuangan dmana penerapan sistem pengendalian intern
daerah dengan nilai thitung=6,244 dan nilai pemerintah dikategorikan baik.
signifikan 0,000. Pengruh antara penerapan
sistem pengendalian intern pemerintah dengan
pengelolaan keuangan daerah adalah bahwa Kesimpulan dan Saran
semakin baik penerapan sistem pengendalian Kesimpulan
intern pemerintah maka semakin terwujudnya Kesimpulan yang diperoleh hasil
pengelolaan keuangan daerah yang efeftif, penelitian ini adalah komitmen karyawan
efisien, transparan, dan akuntabel. Hal ini sejalan berpengaruh signifikan positif terhadap
dengan teori yang dinyatakan Amien (2010) pengelolaan keuangan daerah pada kantor Dinas
menyatakan bahwa transparansi dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota di
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dapat Sumatera Barat dan penerpan sistem
terwujud jika setiap entitas pemerintah daerah pengendalian intern pemerintah berpengaruh
dapat menciptakan, mengoperasikan serta signifikan positif terhadap pengelolaan keuangan
memelihara sistem pengendalian intern yang daerah pada DPKD Kota di Sumatera Barat.
memadai secara berkelanjutan, sehingga dapat
memberikan kenyakinan yang memadai atas Saran
terciptanya tujuan instansi, asset Negara, dan Dari pembahasan dan kesimpulan yang
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan diperoleh maka penulis memberikan saran
yang berlaku. bahwa Untuk meningkatkan proses pengelolaan
Hasil penelitian ini juga mendukung keuangan daerah yang efektif maka instansi
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh perlu untuk melaksanakan komitmen karyawan

6
yang cukup baik, selain itu juga diperlukan
penerapan sistem pengendalian intern Refnaldi. 2011. Pengaruh Akuntabilitas,
pemerintah dalam pengelolaan keuangan daerah Transparansi, dan Komitmen Organisasi
agar dapat mencapai pengelolaan keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah.
daerah yang efektif dan efisien. Untuk penelitian Skripsi FE Universitas Negeri Padang.
selanjutnya, apabila menggunakan kuisioner Padang
yang sama sebaiknya pernyataan pada kuisioner
dimodifikasi, agar benar-benar menggambarkan Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi:
keadaan yang sebenarnya pada praktek atau Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Alih bahasa
penerapan yang ada dilapangan. Selanjutnya Hadyana Pujatmaka. Jakarta: Prehallindo
dapat dilakukan dengan memperluas sampel dan
variabel penelitian untuk menemukan variabel- Dokumen dan Literatur Penunjang
variabel lain yang berpengaruh kuat dengan
pengelolaan keuangan daerah. Peraturan Pemerintah, Nomor 60 Tahun 2008
Tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Melalui (www.google.com)
DAFTAR PUSTAKA [08/04/2011]
Ahmad, Yani. 2004. Hubungan Keuangan --------------------------, Peraturan Menteri Dalam
antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
[08/04/2011]
Amar. 2009. Faktor-faktor yang Mempengauhi
Keberhasilan Penerapan Permendagri No. 59
Tahun 2007 pada Pemerintahan Kota Banda LAMPIRAN
Aceh. Tesis Universitas Sumatera Utara. Tabel 1. Daftar Kantor Dinas Pengelola
Medan Keuangan Daerah (DPKD) Kota di Sumatera
Barat
Amien, Muhammad Sjukrul. 2010. Mengenal No DPKD (Kota)
Jumlah
Responden
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pegawai
(SPIP) dan Penerapannya di Provinsi 1. Padang 40 11
Sumatera Barat, Melalui
(www.SumateraBarat.Prov.go.id) 2. Bukittinggi 30 9
[(06/04/2011)]
3. Pariaman 31 9
Azhar. 2008. Faktor-faktor yang Mempengauhi
Keberhasilan Penerapan Permendagri No. 13 Padang
Tahun 2006. Tesis Universitas Sumatera 4. 35 10
Panjang
Utara. Medan
5. Payakumbuh 44 12
Febrinaldo Saputra. 2011. Pengaruh Sistem
6. Solok 35 10
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan
Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas
7. Sawahlunto 34 10
Pengelolaan Keuangan Daerah. Skripsi FE
Universitas Negeri Padang. Padang Jumlah 249 71

Domai, Tjahjanulin. 2002. “Buku Ajar


Administrasi Keuangan Daerah”. Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

7
Tabel 2. Uji Normalitas Tabel 5. Uji F

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ANOVAb

Komitme Unstand Sum of


nKaryaw Pengelol ardized Model Squares df Mean Square F Sig.
an SPIP aanKD Residual 1 Regressi
803.933 2
N 62 62 62 62 on 401.966 45.516 .000a
Normal Parametersa Mean 37.6935 64.6613 63.0161 .0000000 Residual
521.051 59
8.831
Std.
2.922639
Deviat 2.42655 5.59550 4.66058 Total 1324.984 61
12
ion
a. Predictors: (Constant), SPIP, KomitmenKaryawan
Most Extreme Differences Absol
.161 .160 .167 .112
ute
b. Dependent Variable: PengelolaanKD
Positi
.161 .160 .167 .112
ve
Negati
ve
-.117 -.097 -.098 -.072 Tabel 6. Koefisisen Determinasi
Kolmogorov-Smirnov Z 1.267 1.259 1.318 .881
Asymp. Sig. (2-tailed) .081 .084 .062 .420 Model Summaryb
a. Test distribution is Normal. Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .779a .607 .593 2.97176
a. Predictors: (Constant), SPIP, KomitmenKaryawan
Tabel 3. Uji Multikolonearitas b. Dependent Variable: PengelolaanKD

Coefficientsa
Standardiz KUESIONER
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
KUESIONER
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF IDENTITAS RESPONDEN
1 (Const
12.264 6.063 2.023 .048
ant) No. Responden : (Diisi oleh peneliti)
Komit
menK Nama Kantor :
.466 .190 .243 2.457 .017 .684 1.462
aryaw
an Jenis Kelamin : Laki-laki
SPIP .513 .082 .616 6.244 .000 .684 1.462
Perempuan
a. Dependent Variable:
PengelolaanKD
Jabatan : Kasubag

Staf

Tabel 4. Uji Heterokedastisitas Pendidikan Terakhir : SMA

D3

Coefficientsa S1
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients S2

Model B Std. Error Beta t Sig. Lain-lain (.....................)


1 (Constant) 1.332 3.686 .361 .719
Lama Bekerja : < 5 Tahun
KomitmenKa
-.061 .115 -.083 -.529 .599 ≤ 10 Tahun
ryawan
SPIP .050 .050 .157 1.007 .318 >10 Tahun
a. Dependent Variable: AbsUt
Jurusan : Akuntansi

Manajemen

Hukum

8
Lain-lain 2. KOMITMEN KARYAWAN (X1)
(................)
NO PERTANYAAN SL SR K P TP
Kursus yang pernah 1 Saya berkeinginan memberikan segala
diikuti : Komputer upaya yang ada untuk membantu
instansi ini menjadi sukses
Bahasa Inggris 2 Saya membanggakan instansi ini
kepada teman-teman saya sebagai
Pajak instansi yang baik untuk bekerja
3 Saya menerima hampir setiap jenis
penugasan pekerjaan agar tetap bekerja
Lain-lain (.............)
pada instansi ini
Petunjuk pengisian kuesioner 4 Saya menemukan bahwa idealisme
yang saya inginkan dimiliki oleh
Bapak/Ibu diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah ini, kemudian instansi ini
dimohonkan menjawab pertanyaan tersebut dengan memberi check list 5 Saya bangga mengatakan kepada orang
(√) pada tabel yang sudah tersedia dengan memilih: lain bahwa saya bekerja di instansi ini
6 Instansi ini memberikan peluang yang
S : Selalu terbaik bagi saya dalam meningkatkan
SR : Sering kinerja pekerjaan
7 Saya merasa bahwa pilihan saya untuk
K : Kadang-Kadang
bekerja pada instansi ini sangat tepat
P : Pernah dibandingkan dengan instansi lain
TP : Tidak Pernah yang sudah saya pertimbangkan
sebelumnya
8 Kepedulian saya terhadap masa depan
1. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Y) instansi dimana saya bekerja sangat
besar
NO PERTANYAAN SL SR K P TP 9 Bagi saya instansi ini adalah yang
terbaik dari semua kemungkinan
Perencanaan Keuangan Daerah insatansi yang dipilih untuk bekerja
1 APBD disusun dengan pendekatan
kinerja
2 Pemerintah menyampaikan rancangan
APBD kepada DPRD untuk
mendapatkan persetujuan 3. SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (X2)
3 Jika ada perubahan, APBD ditetapkan
paling lambat 3 bulan sebelum tahun No. Pertanyaan SL SR K P TP
anggaran tertentu berakhir 1 Instansi memiliki kode etik tertulis dan
Pelaksanaan Keuangan Daerah semua aparat mengetahuinya.
4 Setiap perangkat daerah yang bertugas 2 Adanya contoh dari pimpinan untuk
memungut atau menerima pendapatan berprilaku etis dengan mengikuti kode
daerah wajib melaksanakan etik.
intensifikasi pemungutan pendapatan 3 Satuan pengawasan intern terdiri dari
daerah staf yang kompeten, dapat dipercaya
5 Semua manfaat yang bernilai uang dan tanggap dengan perubahan.
merupakan pendapatan daerah dan 4 Pembagian tugas dan jabatan
dianggarkan dalam APBd terstruktur dengan baik.
6 Pendapatan daerah disetor sepenuhnya 5 Adanya metode penilaian/pengukuran
tepat pada waktunya ke kas daerah resiko dan sistem informasi
yang sesuai dengan ketentuan manajemen resiko.
peraturan perundang-undangan yang 6 Adanya penentuan batas dan penetapan
berlaku toleransi resiko.
7 Tindakan yang mengakibatkan 7 Adanya pengendalian intern dan
pengeluaran atas beban APBD tidak manajemen terhadap resiko.
dapat dilakukan sebelum ditetapkan di 8 Adanya penetapan kebijakan
dalam peraturan daerah tentang APBD pemisahan tugas yang memadai.
8 Setiap pengeluaran atas beban APBD 9 Adanya otorisasi yang sesuai dan
diterbitkan Surat Keputusan Otorisasi memadai atas aktivitas.
oleh pejabat yang berwenang 10 Adanya pemeriksaan yang independen
9 Pembebanan APBD harus didukung terhadap kinerja.
oleh bukti-bukti yang lengkap dan sah 11 Kurangnya identifikasi dan
Pelaporan Keuangan Daerah pengkomunikasian informasi agar
10 Pelaporan keuangan daerah dibuat tanggungjawab dapat dilaksanakan.
dalam bentuk laporan keuangan 12 Adanya sistem informasi yang
11 Laporan keuangan disusun untuk berfungsi dengan baik dapat membantu
menyediakan informasi yang relevan meyakinkan bahwa tanggung jawab
mengenai posisi keuangan dan seluruh telah dilaksanakan.
transaksi 13 Kebijakan bahwa informasi harus
12 Laporan keuangan dapat dimengerti disajikan dalam bentuk laporan
dan disajikan sesuai ketentuan standar keuangan supaya dapat
akuntansi yang diterima umum dikomunikasikan kepada pihak-pihak
Pertanggungjawaban Keuangan yang memerlukan sulit diterapkan.
Daerah 14 Adanya pengawasan secara terus
13 Pemerintah daerah menyampaikan menerus dan periodik.
laporan triwulanan pelaksanaan APBD 15 Adanya pengawasan untuk menilai
kepada DPRD kualitas pengendalian intern.
14 Setiap pejabat pengelolaan keuangan
daerah menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan secara
periodik.
Pengawasan Keuangan Daerah
15 Pengawasan atas APBD dilakukan
oleh DPRD
9

Anda mungkin juga menyukai