PENDAHULUAN
serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the
yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yang sebagian besar
menerapkan gaya hidup sehat, maka kemungkinan besar akan terhindar dari
hipertensi. Penyakit ini berjalan terus seumur hidup dan sering tanpa adanya
keluhan yang khas selama belum terjadi komplikasi pada organ tubuh.
oleh kelompok umur di atas 75 tahun sebanyak 63,8%, rentang umur 65–74
tahun sebesar 57,6%, rentang umur 55–64 tahun sebesar 45,9%, rentang umur
45–54 tahun 35,6%, dan rentang umur 35–44 tahun sebesar 24,8%.
1
2
dibandingkan perempuan saat usia <45 tahun tetapi saat usia > 65 tahun
salah satu penyakit tidak menular yang berupa gangguan pada system
rentang tekanan sistolik 140–159 mmHg dan diastolic 90–99 mmHg dan
hipertensi derajat 2 yaitu tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 100
karena sebagian besar orang tidak menyadari bahwa dirinya sedang menderita
hipertensi. Hal ini terjadi karena gejalanya yang tidak nyata dan pada stadium
yang sering menyertai hipertensi antara lain pusing, sakit kepala, rasa berat
atau kaku di tengkuk, sulit tidur dan hidung berdarah. Gejala akan terasa
secara tiba-tiba ketika terjadi peningkatan tekanan darah. Tanda dan gejala
3
yang khas tidak timbul sampai hipertensi tingkat lanjut yang membahayakan
nomor 1 di dunia pada usia diatas 45 tahun dan diperkirakan 12 juta orang
menyebabkan 7,5 juta kematian, sekitar 12,8% dari total seluruh kematian.
tahun sebesar 40% pada tahun 2008. Prevalensi hipertensi tertinggi berada di
Afrika yaitu sebesar 46% pada pria dan wanita (WHO, 2014).
adalah di wilayah Afrika, yaitu 46% dari orang dewasa berusia di atas 25
karena penyakit jantung dan 51% kematian karena penyakit stroke. Kematian
koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta
lebih tinggi (42,9%) daripada kelompok kontrol atau tidak hipertensi (41,4%).
tingkat kemampuan jasmani yang sesuai dengan tujuan (Giriwoyo dan Sidik,
2012).
tekanan darah sistolik lebih dari 170 mmHg dan atau diastolik lebih dari 110
mmHg. Pada lansia mulai usia 45 tahun, olahraga secara teratur terbukti dapat
ditentukan dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan antara perilaku
Tahun 2018”.
1. Manfaat Teoritis
6
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
tekanan darah.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah referensi yang valid terkait dengan penelitian pada kasus
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1. Pengertian
tertentu tergantung keadaan posisi tubuh, umur, tingkat stress yang dialami
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
(Muttaqin, 2009).
darah tinggi adalah kondisi medis yang terjadi akibat peningkatan tekanan
2.1.2. Etiologi
usia. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas
8
9
Kelamin. Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita,
namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai
meningkat sehingga pada usia di atas 65 tahun insiden pada wanita lebih
tinggi (4) Ras. Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya
pada yang yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada
ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115
atau lebih 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih dan 5,6 kali bagi
wanita putih. (5) Pola Hidup. Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan
faktor pola hidup lain telah diteliti tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah,
tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress
resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner. (6) Diabetes
namun secara statistic nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit
2.1.3. Patofisiologi
memompa darah. Jika hal ini terus-menerus maka otot jantung akan menebal
darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh,
memonitor tekanan derajat arteri. Jika tekanan darah naik secara mendadak,
dan air, tekanan darah meningkat melalui mekanisme fisiologi kompleks yang
yang kemudian diubah oleh converting enzyme dalam paru menjadi bentuk
(Udjianti, 2011).
1. Hipertensi Esensial/Primer
2. Hipertensi Sekunder
arterial sistemik sebagai akibat dari keadaan lain yang dapat diidentifikasi.
usia <20 tahun atau >50 tahun, TD >180/110 mmHg, bunyi bruit abdomen,
didiagnosis pada wanita muda yang menderita sakit kepala dan hipertensi
3. Hipertensi Maligna
biasanya sampai >240/ 120 mmHg dengan disertai kerusakan organ (“flea-
terlihat pada populasi pria ras Afrika-Amerika yang berusia muda. Secara
dan perdarahan retina di samping keluhan nyeri dada, dispnea, angina atau
13
koma.
2.1.5. Diagnosis
satu kali pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas
meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan
boleh diabaikan.
14
e. Tes khusus. Tes yang dilakukan antara lain adalah :1) X- ray khusus
tekanan darah tinggi (padahal sebenarnya tidak selalu). Gejala yang dimaksud
Semua gejala tersebut bisa terjadi pada siapa saja, baik pada penderita
Pada hipertensi berat atau yang telah menahun, bisa timbul gejala-
gejala yang berasal dari kerusakan omk, mata, iantung, dan ginjal, seperti:
sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak napas, gelisah , pandangan
dalam keluarga, sering terserang infeksi saluran kemih, sering haus dan
pinggang.
ini yang umumnya berulang, tidak teratur, dan tekanan darah selalu sangat
tinggi. Sakit kepala akut dan tiba tiba, jantung berdebar-debar, keringat
atau gemetaran, cepat lelah, berat badan turun, bola mata menonjol dan
Tidak tahan dingin, Cepat lelah, Melambatnya fungsi tubuh, Berat badan
naik/ kegemukan, Kulit kasar, Suara patau atau rendah , Sembab pada
kenaikan berat badan yang drastis dan tubuh melemah (Junaidi, 2010).
tekanan darah sistol <120 mmHg tekanan darah diastole <80 mmHg,
diastole 80-89 mmHg, Hipertensi Stage 1 dengan tekanan darah sistol 140-
159 mmHg tekanan darah diastole 90-99 mmHg, dan Hipetensi Stage 2
dengan tekanan darah sistol 160 -179 mmHg dan tekanan darah diastole 100
– 109 mmHg sedangkan Hipetensi Stage 3 dengan tekanan darah sistol >180
mmHg dan tekanan darah diastole >110 mmHg (JNC VII, 2004).
1. Non Farmakologis
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
2. Farmakologis
setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan
samping, yaitu : (1) Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal (2)
Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya
(3) Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada
2.2 Olahraga
raga yang teratur dan terencana yang dapat dilakukan orang dengan sadar
bentuk aktivitas fisik yang terencana dan tersetruktur yang telah melibatkan
dan asupan garam dalam tubuh. Kurang olahraga memiliki risiko 30-50%
dari segi fisik, dan mental. Peningkatan pada sistem tubuh selama tingginya
tekanan darah sistolik naik 8-12 mmHg untuk setiap ekuvalen metabolik
(MET lebih tinggi) diatas saat istirahat. Satu MET adalah jumlah oksigen
membutuhkan tiga kali jumlah oksigen, dan seterusnya. Karena aliran darah
tidak aktif lainnya dalam tubuh juga diturunkan atau dijauhkan dari aliran
darah ekstra yang tidak dilakukan pada saat itu. Proses ini dicapai dengan
19
kontraksi tak sadar otot polos dalam pembuluh darah. Peningkatan kontraksi
total ketahanan atau resistensi perifer total (total peripheral resistence/ TPR)
Olahraga yang teratur yaitu rata-rata selama 30 menit per hari. Dan akan
lebih baik apabila dilakukan rutin setiap hari. Diperkirakan sebanyak 17%
kelompok usia produktif memiliki aktifitas fisik yang kurang. Dari angka
3. Kurang, jika dilakukan < 30 menit, < 3 kali per minggu (WHO, 2005).
1. Karakteristik Lansia
Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
(Maryam, 2008).
persepsi diri, cara berhubungan dengan orang lain atau menempatkan diri