TINJAUAN PUSTAKA
2.2 ANTOSIANIN
Antosianin adalah metabolit sekunder dari famili flavonoid, dalam jumlah
besar ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Antosianin dapat
memberikan warna merah, violet, ungu dan biru pada daun, bunga, buah dan
sayur. Antosianin adalah suatu flavon yang larut dalam air, secara luas terbagi
dalam polifenol tumbuhan dinamakan flavonoid. Flavonoid mengandung dua
cincin benzen yang dihubungkan oleh tiga atom karbon. Flavonol, flavan-3-ol,
flavon, flavanon dan flavanonol adalah kelas tambahan flavonoid yang berbeda
dalam oksidasi dari antosianin.
Larutan pada senyawa flavonoid adalah tak berwarna atau kuning pucat.
Terdapat enam antosianidin yang umum. Antosianidin ialah aglikon antosianin
yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling
umum sampai saat ini ialah sianidin yang berwarna merah lembayung. Warna
jingga disebabkan oleh pelargonidin yang gugus hidroksilnya kurang satu
dibandingkan sianidin, sedangkan warna merah senduduk, lembayung dan biru
umumnya disebabkan oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya lebih satu
dibandingkan sianidin.
Tiga jenis eter metal antosianidin juga sangat umum yaitu peonidin yang
merupakan turunan sianidin, serta petunidin dan malvidin yang terbentuk dari
delfinidin. Masing-masing antosianidin tersebut terdapat sebagai sederetan
glikosida dengan berbagai gula yang terikat. Keragaman utama ialah sifat gulanya
(sering kali glukosa, galaktosa, ramnosa, xilosa atau arabinosa), jumlah satuan
gula (mono-, di-, atau triglikosida) dan letak ikatan gula biasanya pada 3-hidroksi
atau pada 3- dan 5- hidroksi.
2. Suhu
Pemanasan bersifat irreversible dalam mempengaruhi stabilitas pigmen
dimana kalkon yang tidak berwarna tidak dapat kembali menjadi kation
flavilium yang berwarna merah. Degradasi antosianin dipengaruhi oleh
temperatur. Antosianin terhidroksilasi adalah kurang stabil pada keadaan
panas daripada antosianin termetilasi terglikosilasi atau termetilasi.
10
4. Oksigen
Oksidatif mengakibatkan oksigen molekuler pada antosianin. Oksigen dan
suhu nampaknya mempercepat kerusakan antosianin. Stabilitas warna
antosianin selama pemerosesan jus buah menjadi rusak akibat oksigen [17].
2.3 RAMBUTAN
Rambutan(Nephelium lappaceum Linn) merupakan sejenis buah-buahan
tropika yang berasal dari Malaysia dan Indonesia. Buah rambutan terbentuk pada
ujung ranting yang berbentuk bulat berukuran 5 cm yang berwarna hijau masa
muda dan bertukar kuning atau merah apabila matang. Masa matang dari
rambutan antara 100 - 130 hari.Pokok rambutan secara teori berbuah 275 - 300
hari tanam [18].
Bentuk buah rambutan dari bulat sampai lonjong dengan warna kulit buah
beraneka ragam, ada yang berwarna kekuningan, merah muda, oranye dan merah
tua. Rambutan termasuk buah yang berbiji belah, warna kulitnya dari merah
hingga kuning, panjang buah 3,5–8 cm dengan diameter 2–5 cm. Ketebalan
kulitnya sekitar 0,2–0,4 cm. Biji buah berdiameter 1–1,5 cm dan panjangnya 2,5–
3,5 cm. Daging buah berwarna putih, transparan, rasanya manis dan ketebalan 0,4
– 0,8 cm [19].
11
Saat ini, buah rambutan masih banyak digemari oleh masyarakat. Buah
rambutan (Nephelium lappaceum) merupakan buah musiman yang berasaldari
daerah tropis. Namun kulitnya yang berwarna merah masih belum
dimanfaatkan,adanya warna merah tua diduga terdapat pigmen antosianin yang
dapat digunakansebagai pewarna alami.
12
2.4 EKSTRAKSI
Pengambilan zat pewarna alami dilakukan dengan proses ekstraksi.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu bahan yang
terdiri dari dua atau lebih komponen dengan melarutkan salah satu komponen
13
14
15
2.5 PELARUT
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau
gas yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan
lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk
membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat
dalam jumlah yang lebih besar.
Syarat utama penggunaan pelarut untuk ekstraksi senyawa organik yaitu
non toksik dan tidak mudah terbakar (nonflammable) walaupun persyaratan ini
sangat sulit untuk dilaksanakan. Pelarut untuk ekstraksi senyawa organik terbagi
menjadi golongan pelarut yang memiliki densitas lebih rendah dari pada air dan
pelarut yang memiliki densitas lebih tinggi dari pada air. Kebanyakan pelarut
senyawa organik termasuk dalam pelarut golongan pertama seperti dietil eter, etil
asetat dan hidrokarbon (light petroleum, heksana dan toluen). Pelarut yang
mengandung senyawa klorin seperti diklorometan adalah pelarut yang termasuk
dalam golongan pelarut kedua. Pelarut ini memiliki toksisitas yang rendah tetapi
mudah membentuk emulsi. Beberapa pelarut yang biasa digunakan untuk
ekstraksi diantaranya adalah metanol, etanol, etil asetat, aseton dan asetonitril
dengan air atau HCl.
16
Dari rincian biaya yang telah dilakukan di atas maka total biaya yang diperlukan
untuk ekstraksi antosianin dari kulit rambutan dengan pelarut etanol adalah
17
18