TANAMAN MUSACEAE
Abstrak
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pisang merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas
ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman, 2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz,
1997). Secara taksonomi, tanaman pisang temasuk ke dalam :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa sp. (Tjitrosoepomo, 2001).
Tanaman pisang termasuk dalam golongan monokotil tahunan, pohon yang tersusun atas
batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat
teratur. Tanaman pisang dikembangbiakan dengan cara vegetatif. Percabangan tanaman bertipe
simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah
batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul
dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang
umumnya tidak berbiji atau bersifat partenokarpi. Variasi dalam kultivar pisang, diantaranya
dari warna buah, warna batang, bentuk daun, bentuk buah dan masih banyak lagi karakter yang
membedakan diantara kultivar pisang (Candra, 2003).
Pisang Kepok (Musa paradisisaca L.) memiliki bunga majemuk yang tiap kuncup bunga
dibungkus oleh jantung pisang berwarna merah kecoklatan. Jumlah buah mencapai 5-15 sisir,
buahnya merupakan buah buni, bulat memanjang dan membengkok, tersusun seperti sisir dua
baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, dan coklat. Pada umumnya pisang ini berbiji dengan
ukuran bijinya kecil, bulat, dan warna hitam Bentuk buah pisang kepok agak gepeng dan
bersegi. Karena bentuknya gepeng, ada yang menyebutnya pisang gepeng. Ukuran buahnya
kecil, panjangnya 10-12 cm dan beratnya 80-120 g. Kulit buahnya sangat tebal dengan warna
kuning kehijauan dan kadang bernoda cokelat (Suhardiman, 1997).
Pisang Mas (Musa acuminata Colla) memiliki karakteristik dasar yang mudah dibedakan
dengan pisang yang lain, karena memiliki bentuk tumbuhannya yang ramping. Tinggi tanaman
kurang dari 2,5 m, warna seludang batang semuanya berwarna hijau kekuningan dan tidak
berlilin, tepi tangkai daun melebar bersayap atau membuka tegak, daun pisang ini cenderung
berdiri tegak. Jantung berbentuk lancip, tendan berukuran kecil berorientasi horizontal atau
bersudut dengan warna bunga jantan pada umumnya berwarna putih hingga krem. Hasil panen
sedikit, dalam satu tandan menghasilkan 5 sampai 9 sisir, dengan ukuran buah kecil dan pendek.
Pisang mas ini dimanfaatkan sebagai buah meja, banyak dibudidayakan karena berkulit tipis
berwarna kuning keemasan yang menarik pada saat masak, daging buah masak berwarna krem,
kuning hingga jingga, bertekstur halus dan lembut dengan rasa yang manis dan memiliki aroma
yang wangi (Hapsari & Masrum, 2011).
Gambar 2. Pisang Mas (Musa acuminata Colla)
(Hapsari dkk., 2015)
Pisang Candi (Musa paradisiaca) memiliki tinggi pohon mencapai 3 m dengan lingkar
batang berwarna coklat muda dengan bagian atas berwarna merah jambu. Tandan buah
merunduk dengan jantung berbentuk bulat telur, kelopak luar berwarna ungu dan sebelah dalam
berwarna merah. Sisir buah berjumlah 1-5 sisir dan tiap sisir berjumlah 10-12 buah
berpenampang segi tiga atau segi empat atau bulat berbentuk silinder berkulit tebal. Daging
buah berwarna putih atau kekuning-kuningan, pisang ini memiliki rasa yang tidak manis sampai
agak masam (Rukmana, 1999).
Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapienum L) merupakan pisang buah meja yang
populer dan bernilai ekonomi tinggi. Karakteristik dari pisang ini memiliki rumpun sedikit
hingga sedang, batang semu cukup besar dan kokoh, berwarna hijau kekuningan, bersemu merah
dengan bercak lebar berwarna coklat hingga hitam, tidak berlilin. Tinggi tanaman mencapai 2 m.
Tepi tangkai daun melebar bersayap dengan daun lebar dan terkulai. Jantung pisang berwarna
merah kekuningan dan menggulung. Bunga jantan berwarna krem. Tandan buah berukuran
besar, berorientasi menjuntai karena berat dengan sisir buah yang simetris, berisi 5 – 12 sisir.
Buah berukuran sedang hingga besar, berbentuk melengkung, berkulit tebal, berwarna hijau
hingga kuning pada saat masak. Daging buah pisang ini berwarna krem sampai kuning dengan
rasa yang manis dan beraroma wangi (Hapsari, 2013).
Gambar 4. Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapienum L)
(Hapsari dkk., 2015)
Selain memiliki aktivitas antioksidan pisang juga memiliki banyak kandungan dan
manfaat yang berguna bagi tubuh. Dalam buah pisang mulai dari rhizoma sampai kulit pisang
dapat kita ambil manfaatnya. Daging buahnya dapat digunakan sebagai makanan, kulit pisang
dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka pisang dengan proses fermentasi, bonggol pisang
dapat dijadikan soda sebagai bahan baku sabun dan pupuk kalium. Batangnya dapat digunakan
sebagai penghasil serat bahan baku kain dan makanan ternak, daun pisang yang digunakan
sebagai pembungkus makanan tradisional Indonesia, kemudian air umbi batang pisang yang
dapat digunakan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar dan air batang pisang yang
digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun. Pisang juga dapat memberikan
tambahan energi langsung yang cukup banyak (Hendra, 2002).
3 METODE
Dalam karya tulis ini dilakukan pencarian pustaka, berupa pustaka primer dilakukan secara
online dengan menggunakan Google dan beberapa situs web penyedia jurnal elektronik (e-
journal), seperti Elsevier, Researchgate dan Scientific Research. Pencarian dilakukan dengan
menggunakan kata kunci “aktivitas”, “antioksidan”, “musaceae”, “activity”, “antioxidant”,
“musaceae”, dan “DPPH”. Penelusuran lebih lanjut dilakukan secara manual pada daftar pustaka
yang relevan. Pustaka yang melakukan penelitian mengenai tanaman pisang yang berkhasiat
sebagai antioksidan di Indonesia dalam 5 tahun terakhir merupakan pustaka yang diinklusi.
Jumlah jurnal yang digunakan setelah dilakukan screening menghasilkan 10 jurnal yang terdiri
dari 5 jurnal nasional dan 5 jurnal internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Amarowicz R, Nazck M, Shahidi F. Antioxidant activity of crude tannins of canola and
rapeseed hulls. Journal of the American Oil Chemists' Society. 2000;77 No. 9:957.
Bdarinath A, Rao K, Chetty CS. Ramkanth S. Rajan T, 7 Gnana K. 2010. A Review on In-
Vitro Antioxidant Methods. Comparisons, Correlations, and Considerations.
Internasional Journl of PharmTech Research. 1276-1285.
Candra, I. 2003. Pengaruh Jenis Pisang dan Jenis Gula Terhadap Mutu Madu Buah Pisang.
Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Hanani E, Mun'im A, Sekarini R. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam Spons
Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2 No. 3.
Hapsari L. & A. Masrum. 2011. Keragaman dan karakteristik pisang (Musa acuminata)
kultivar diploid AA koleksi Kebun Raya Purwodadi. Prosiding Seminar Nasional HUT
Kebun Raya Cibodas ke-159 “Konservasi Tumbuhan Tropika Kondisi Terkini dan
Tantangan ke Depan”. 7 April 2011. Kebun Raya Cibodas – LIPI. hal 225-229.
Hapsari, L. 2013. Performance of seven accessions banana cultivars triploid Musa acuminata
group (AAA) collection of Purwodadi Botanic Garden. dalam Proceeding of
Humboldt Kolleg: Synergy,Networking and The Role of Fundamental Development in
Asean in conjunction with: The International Conference on Natural Sciences
(ICONS) 2011. Shaker Verlag Publisher. Germany. hal 283-287.
Hapsari, L. dkk., 2015 Album Koleksi Pisang Kebun Pasuruan : Unit Pelaksana Teknis Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi,– LIPI.
Hendra, M. 2002. Pemanfaatan Tumbuhan Buah-Buahan Dan Sayuran Liar Oleh Suku
Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Institute Pertanian Bogor.
Hernani, Rahardjo M. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta Penebar Swadaya.
Hidayati, D. dkk., 2017. Pengujian Akivita Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Jantung Pisang
Mas (Musa acuminata Colla) Menggunakan Metode DPPH. Semarang : Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim.
Imam, Z. dkk., 2010. Antioksidan Bagian yang Berbeda dari Musa sapientum L.Bangladesh :
Departemen Farmasi, Stamford Universitas.
Jami’ah, R. dkk., 2018. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja
(Musa Paradisiaca sapientum) Dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil. Kendari
: Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia.
Kikuzaki H, Hisamato M, Hirose, Akiyama K, Taniguchi H. 2002. Antioxidant properties of
ferulic acid and its related compounds. J Agric Food Chem. 50(7):2161-8.
Laeliocattleya, A. dkk., 2013. Senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan dari etanol dan
etimecetate ekstrak Candi Pisang (Musa paradisiaca). Malang : Departemen
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
Prihatman, Kemal. 2000. Pisang (Musa spp.). BAPPENAS : Sistem Informasi Manajemen
Pembangunan di Perdesaan..
Rabani, B. 2009. Aplikasi Teknik Toping Pada Perbanyakan Benih Pisang (Musa
paradisiaca L.) Dari Benih Anakan dan Kultur Jaringan. Bogor : Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian
Rahmiwati, H. 2016. Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas Ekstrak Etanol Bonggol Pisang
Nangka(Musa Paradisiaca Formatypicaatu). Riau : Prosiding Celscitech-UMRI.
Rollando. 2018. Penelusuran Potensi Aktifitas Antioksidan Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca L.). Universitas Ma Chung. Malang : Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi
Klinik (JIFFK).
Rukmana, R. 1999. Usaha Tani Pisang . Kanisius : Yogyakarta.
Suhardiman, P. 1997. Budi Daya Pisang Cavendish. Kanisius : Yogyakarta.
Sukardi, Pinasthika AP, Pulungan MH, Mulyadi AF. 2014. Ekstraksi Minyak Atsiri
Bunga Melati (Jasminum sambac) dengan Metode Maserasi dan Perlakuan
Pendahuluan PEF (Pulsed Electric Field) (Kajian Besar Tegangan dan Jarak
Katoda Anoda). Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian.
Swennen, R. and R. Ortiz. 1997. Morphology and growth of plantain and banana. IITA
Research Guide 66. Training Program, International Institute of Tropical Agriculture
(IITA) : Ibadan, Nigeria. 32 p.
Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
266 hal.
Widowati W, Safitri R, Rumumpuk R, Siahaan M. 2005. Penapisan Aktivitas Superoksida
Dismutase pada Berbagai Farmaka Suplemen Volume 14 Nomor 1 190 Tanaman.
Jurnal Kedokteran Maranatha. 5 No. 1:33-48
Wijaya, A. 1996. Radikal Bebas dan Parameter Status Antioksidan. Forum Diagnosticum,
Prodia Diagnostic Educational Services, No 1 : 1-12.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta : Kanisius