Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN JASMANI PADA MASYARAKAT PRIMITIF

KELOMPOK : 3
JAEK JEFFRY R.P 158051
M.FIKRI. A 158053
AHMAD RIZKY A 158054
BILLY YUSAK. D 158055

PENJASKES 2015-B
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penyusun
dapat menyelesaikan tugas ini, yang berjudul “FILSAFAT PENDIDIKAN”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan adanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Allah SWT, membalas amal
kebaikannya. Amin.
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jombang, 20 November 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan sebuah aktifitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia, setiap makhluk hidup sudah pasti melakukannya. Dalam melakukan aktifitas ini ada
banyak jenisnya dari mulai yang termudah sampai yang tersulit. Sedangkan olahraga sendiri
sudah ada dari zaman dulu, dari mulai zaman para Nabi sampai masa kini.

Peradabaan Sejarah olahraga yang dibahas dalam artikel ini meliputi sejarah zaman –
zaman manusia primitif, manusia kuno, abad pertengahan dan abad – abad modern. Serta
dipilih masa – masa yang menonjol saja sehingga mudah dipahami garis perkembangan
olahraga dari zaman ke zaman, juga hal – hal yang berkaitan dengan peradaban olahraga di
Indonesia dan di dunia.

Peradabaan Sejarah olahraga perlu diketahui serta dipahami untuk kemudian


digunakan sebagai pedoman dalam membina olahraga masa kini di Indonesia. Dari sejarah
olahraga didapatkan pengertian bahwa keolahragaan tidak pernah lepas dari situasi, kondisi,
kebudayaan, pandangan hidup serta taraf kemajuan bangsa.

Peradabaan Sejarah olahraga juga memberikan gambaran tentang hubungan antara


pendidikan dan olahraga dalam perkembangan anak menjadi dewasa. Khususnya sejarah
olahraga Indonesia akan memberikan pengertian tentang keadaan keolahragaan di tanah air
kita pada masa silam, masa kini dan memungkinkan untuk masan depan.
B. Rumusan Makalah
Adapun rumusan makalah yang sesuai dengan latar belakang di atas adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari pendidikan orang primitif?
2. Apa yang dimaksud pendidikan jasmani dan olahraga dalam kehidupan primitif ?

C. Tujuan Makalah
Penyusunan makalah ini terkaji dari beberapa sumber yang mempunyai tujuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian dari pendidikan orang primitif?
2. Menjelaskan Pendidikan Jasmani dan Olahraga dalam Kehidupan Primitif ?
3. Menjelaskan Hakikat Pendidikan Jasmani Masyarakat Primitif?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Orang Primitif
Pendidikan manusia dimungkinkan suatu hidup manusia sendiri. Orang primitif tidak
memegang filosofi artikulasi pendidikan, cukup satu dinamika yang tujuannya tidak
diekspresikan secara dominan. Mencari tahap hidup melalui pola tradisional yang teguh yaitu
keamanan, dan keamanan ini yang merupakan penekanan tujuan hidupnya.
Filosofi kehidupannya sangat sederhana, ia menekankan perhatiannya pada hari ini
dan menggerakkan instink keinginannya untuk kehidupan. la berjuang dan mengembangkan
kecakapannya untuk mendapatkan makanan, baju dan perlindungan. Selanjutnya ia mencari
kecakapan untuk melindungi dirinya dari gangguan musuh, apakah orang, binatang atau
alam.
Kesesuaian atau kecocokan adalah tujuan yang penting dari pendidikan primitif bila
dasar tujuan dari kehidupan tercapai. Anak laki-laki tidak yakin dari sisi keamanan saja,
namun ia juga selalu mengembangkan kekuatan fisik mereka sendiri. Orang primitif percaya
melalui Bintang Bimasakti bahwa Tuhan dapat mengontrol takdir mereka Oleh karena itu
menjadi sangat penting bila setiap anak dilatih untuk melaksanakan metode pengelolaan yang
baik dari spirit ini. Anak dibentuk dengan kebiasaan kelompok yang semacam ini yang
didominasi oleh masyarakat primitif.
Pendidikan memang tidak dapat dielakkan untuk anak-anak primitif. Tentu saja
“sekolah” permulaan bagi anak-anak laki-laki adalah pewarnaan seperti lemparan tombak
dalam imitasinya lemparan seperti yang dilakukan ayahnya. Apapun pengetahuan dan
keterampilan gerak yang diperlukan anak laki-laki untuk melengkapi tuntutan yang ada.
Beberapa individu telah mengembangkan keterampilan utamanya yang lebih tinggi
keyakinannya daripada yang dilakukan orang lain.
Kehidupan anak-anak primitif sama seperti anak-anak modern. yaitu menginginkan
kehidupan banyak teman. Bagian dari pendidikanya adalah keamanan melalui fasilitas dan
perubahan-perubahan lingkungan yang tersedia misalnya pohon untuk memanjat ada tempat
untuk melompat menyebrangi sungai dan sebagainya.
Dalam pra sejarah orang tidak dapat menulis laporan dalam kemajuannya tetapi tanpa
disadari telah meninggalkan petunjuk yang tidak lengkap dari bagian-bagian panorama yang
dapat diproyeksikan dari masyarakat. Peninggalan-peninggalan dari kehidupannya sehari-hari
terakumulasi dalam dunia gambar di tanah dan kesemuanya merupakan petunjuk kehidupan
orang-orang primitif. Para ahli arkeologi dan antropologi mengoleksi informasi ini dan diatur
secara kronologis. Dalam data penelitian, sejarah telah mengamati manusia melalui
pengembangan yang sangat lama.
Pada periode pertama, orang tidak berbaju, mengembara seperti binatang dalam kaki
telanjang, tidur tanpa perlindungan. menggunakan tongkat dan baju untuk melindungi diri,
dan hidup dalam kekhawatiran di lingkungannya sendiri.
pada periode kedua, orang laki-laki masih mengembara namun tidak memberi efek untuk
kehidupan, meskipun demikian, banyak kemajuan yang telah dibuat. Mereka telah mencari
perlindungan sekedarnya dan perlindungan lainnya secara alami, melindungi badan mereka
dengan kulit binatang yang masih kasar, melindungi api untuk memasak makanan, alat supit
dan batu api sebagai senjatanya, kemudian mengembangkan bentuk permulaan seni untuk
menumbuhkan perasaan keagamaan
Pada periode ketiga, orang laki laki mulai memakai pakaian alam. Barang pecah belah
tempat makanan mereka, busur dan anak panah disiapkan untuk berjuang, berbudi bahasa
yang baik dan senjata yang mendasar dan alat-alat yang mempermudah pekerjaan mereka
taktik baru lebih efektif untuk pakaian mereka dan memelihara tumbuhan dan binatang serta
melepas mereka dari beberapa kehidupan pengembaraan mereka.
Ternyata kemajuan dari peradaban tidak mungkin lepas dari benang pendidikan.
Dalam masyarakat primitif, pendidikan merupakan motivasi yang kuat yang dapat
meninggalkan budaya hidup. Sebaliknya setiap peradaban yang baik harus mempunyai
setandar baru untuk pendidikan yang melawan kemajuan yang cepat.
Pendidikan formal saat itu dipusatkan terutama dirumah. Ibu dan anak yang lebih tua
selalu merespon untuk melatih dan memlihara anak-anak sampai umur 6 atau 7 tahun. Pada
saat ini ibu secara kontinyu memberi petunjuk pada anak perempuan dalam peranannya
sebagai ibu dan sen ibu rumah tangga sementara sang ayah memberi perintah pada anak laki-
laki tugas mereka mendatang untuk prmrliharaan individu atau kelompok. laki-laki dan
perempuan kedua-duanya calon keluarga tetapi seremoni untuk laki-laki biasanya lebih
dibesarkan. Seorang laki-laki yang menginjak dewasa, ia di kirim ke pemimpin
suku,pimpinan medis (dukun), pimpinan agama untuk diberi pelajaran pada kesempatan ini
seremonial dilanjutkan untuk beberapa bulan dan diantara suku mereka melebarkan atau
memperpanjang melebihi periode tahunan tipe latihan yang special juga dikembangkan untuk
para pemuda yang diseleksi untuk persiapan menjadi ahli agama.
B. Pendidikan Jasmani dan Olahraga dalam Kehidupan Primitif
Sangat jelas bahwa pendidikan jasmani dan olahraga meletakkan peranan yang sangat
universal dalam kehidupan anak-anak dalam budaya primitif. Sangat sedikit diketahui hari-
hari permainan dijaman kuno, bermain mempunyai tempat yang sangat penting dalam
kehidupan mereka, dengan pengalaman bermain mereka mempersiapkan untuk merespon
masa dewasa.
Bentuk permainan yang bersifat gembira itu menjadi kesukaan mereka dan melakukan
hal-hal yang bersifat pura-pura pula. Misalnya para pemuda itu berpura-pura memburu,
menyembelih, memancing di dalam tanah dan membuat senjata. Mereka juga berpartisipasi
pada beberapa permainan besar untuk kekuatan dan ketangkasan, memegang senjata, lompat,
berkelahi, anggar, tinju, panjat tebing, renang dan boating. Menari mempunyai posisi yang
mulia dalam kehidupan orang liar daripada kebanyakan budaya sopan. Melalui tari-tarian,
mereka berusaha berkomunikasi dengan Tuhan mereka. Menari merupakan bentuk
bersembahyang seperti bila me!:ikukan rekreasi. Dengan gerak dan lompatan, bersujud dan
memuja, pakaian yang besar menggambarkan semangat beribadah, mengekspresikan emosi
dengan hati-hati Gerak badan menggambarkan elemen-elemen lingkungan alam mereka.
lompatan binatang, gelombang gerak, angin sepoi-sepoi. Setiap seremoni primitif mempunyai
pendekatan menari. Waktu dan tempat adalah ketenaran menurut kebutuhan, karakteristik
tarian bervariasi dari suku ke suku, tapi dalam kelompok tari-tarian diperlihara dengan baik-
baik dan rata-rata ditransfer dari satu generasi keyang lain secara detail.
Manusia juga ada yang bertujuan special yaitu membersihkan tubuh dan jiwa dari
gangguan setan dan hal ini lazim dilakukan oleh orang-orang primitif. Ahli-ahli agama
melaksanakan menari solo mengeluarkan jarum dari tubuh si sakit dari suku orang itu. Tari
perang untuk membela Tuhan untuk mencapai kemenangan, tetapi juga mengembangkan
emosi yang hiruk-pikuk menjadi lebih bersemangat. Tari-tarian perang merupakan gerakan
yang bersifat sosial dan keagamaan, memperingati kemenangan mereka dan penyampaian
terima kasih mereka kepada Tuhan. Banyak dari permainan dan tari-tarian menyadarkan
mereka bahwa itu adalah bagian integral dari kehidupan mereka menginjak dewasa dan
program kesegaran jasmani berkelanjutan seperti mengejar dalam pencarian sehari-hari.
Banyak pendidikan jasmani dari anak-anak primitive diperoleh melalui peniruan
secara sadar dan mulai menirukan penampilan dari yang lebih tua. Proses ini mengambil
tempat luas dalam dunia aktivitas permainan mereka Hiburan dan permainan biasanya
miniatur tiruan kehidupan remaja. Misalnya anak-anak sangat gembira menembakkan anak
panah dari busur seperti yang pernah dilakukan ayahnya. Anak anak sudah terobsesi dengan
prkatek ketrampilan dan bekerja serius untuk mempersiapkan kehidupan mendatang.
Kebanyakan dari anak-anak melaksanakan pendidikan jasmani yang paling mendasar dan
segera mempelajari situasi yang memberi motivasi orang tuanya untuk memberikan
pelajaran.
Tujuan utama pendidikan jasmani pada masyamkat primitif adalah
l) Menguntungkan efisiensi fisi.
2) mengembangkan anggota kelompok dan partisipasi.
3) Menyiapkan rekreasi
Efisiensi fisik adalah kecakapan orang primitif yang dapat mengatasi tunangan hidup.
Dalam pertemuan hidup sehari-hari yang penuh kekerasan dan harus berkompetisi dengan
lingkungan alam, mereka harus menunjukkan keberaniannya dengan menonjolkan fisik yang
lebih baik dibandingkan dengan orang modern. Orang yang lanjut usia tergantung
kecakapannya dalam mengembangkan ketahanan fisik nya di luar kehidupan sehari-han.
membawa beban hidupnya, melawan musuh-musuhnya, mengikuti permainan dan membuat
serta menggunakan alat dan senjata. Kelangsungan hidup kelompok tergantung apa yang
dipunyai oleh anggota seperti atribut fisiknya seperti kelincahan, kekuatan, kecepatan, dan
energi untuk menghadapi saatsaat genting. Anak-anak tidak cukup dalam stamina fisik dan
keterampilan saja dan hai ini sangat berbahaya dalam menghadapi komunitas, karenanya
suku mendorong efisiensi fisik yang artinya melepaskan kesempatan dari kelompok
ketahanan.
Mengembangkan anggota kelompok adalah sangat vital bagi orang primitif.
Pendidikan iasmani keberadaannya selalu eksis dalam kehidupan masyarakat dan
berkesempatan berkreasi untuk mengembangkan dan melebarkan kelompok yang ada Aspek
yang menyenangkan dalam aktifitas yang kreatif, suasana emosional yang ramah semata-
mata untuk indoktrinasi pada para pemuda dalam kelompok masyarakat, yang hasilnya dapat
bekerja dengan cekatan pada kehidupan sehari-hari.
Rekreasi sangat penting bagi orang primitif seperti halnya orang-orang modern.
Mereka sangat serius dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya. Namun tidak semua energi
dicurahkan untuk bekerja. Sama seperti orang-orang modern, ia melakukan rekreasi dalam
bentuk tari-tarian,_permainan dan bemain.
Banyak tuntutan lingkungan yang harus dipenuhi orang primitif dan kondisi
pendidikan jasmrni selalu dijunjung tinggi. Hal ini sangat penting untuk memelihara diri
sendiri atau kelompok, melindungi diri sendiri dan famili dari gangguan musuh, orang atau
binatang dan semuanya itu sangat memerlukan kekuatan dan fisik yang kokoh.
C. Hakikat Pendidikan Jasmani Masyarakat Primitif
Masyarakat primitif kekurangan organisasi sekolah formal, sementara pendidikan
tidak dapat dielakkan untuk anak-anak prasejarah. Tentu saja “sekolah” permulaan bagi anak
laki-laki untuk berjuang dan pewarnaan seperti lemparan tombak dalam imitasi lemparannya
seperti yang dilakukan ayahnya. Respon bagi pendidikan jasmani untuk anak-anak terutama
dalam pengajaran dengan orang tuanya. Apapun pengetahuan tentang keterampilan gerak
atau kesegaran jasmani diperlukan para pemuda untuk melengkapi kebutuhan yang ada.
Kemajuan masarakat primitif dan kebudayaannya menjadi lebih kompleks. Beberapa
individu mengembangkan ketrampilan ke tingkat yang lebih tinggi kemahirannya daripada
yarg dilakukan orang lain. Kelompok guru profesional akhirnya mengembangkan masyarakat
primitif dan meningkatkan cara pengobatan pada orang. Sekalipun ia memainkan bagian dari
informalnya, ternyata alam adalah salah satu pimpinan agen dari pendidikan jasmani.
Kehidupan anak-anak primitif perlu banyak teman, dan dengan demikian akan terjadi suatu
kehidupan sosial yang makin kompleks.
Para sarjana modern menginterprastasikan orang Mesir menjadi orang yang aktif dan
berminat dalam bentuk-bentuk latihan. Sekalipun orang Mesir itu merupakan agamawan,
mereka tidak mempunyai mistik-mistik yang berorientasi dari Timur. Agaknya mereka
menyukai kedamaian dan seni gerak dalam kehidupan. Olahraga adalah bagian dari
kehidupan dan diantaranya berenang adalah salah satu olahraga yang terkenal, dan banyak
kolam renang ditemukan di daerah perkebunan kaum ningrat. Selain itu, mereka juga praktek
anggar dan manuver menari perang. Berburu juga dikembangkan tidak hanya untuk latihan
perang, tapi juga bermaksud membersihkan kerajaan dari gangguan binatang yang
membahayakan Bukti yang menyakinkan kecintaan orang Mesir untuk olahraga adalah
pencantuman kehidupan beragama mereka. utamanya anggar merupakan bagian dari
seremonial yang terkemuka setiap tahun.
Pada hakikatnya olahraga merupakan bagian dari atau salah satu segi dari peradaban
manusia Dalam kehidupan manusia primitif di jumpai hal-hal yang dapat dikualiftkasikan
sebagai olahraga Mereka memerlukan fisik yang kuat serta tangguh untuk melawan segala
macam tantangan hidup yang dialami. Itulah sebabnya olahraga pada hakikatnya adalah
bagian dari satu segi sejarah umat manusia.
Fungsi dan kedudukan olahraga itu sendi dan penilaiannya tidak selalu sama, tetapi
selalu berubah-ubah. Adanya perubahan itu disebabkan oleh kondisi obyektif dan subyektif
yang ada pada suatu masa dan disebabkan oleh pandangan hidup dan moralitas yang berbeda
beda baik yang berlaku pada suatu masa maupun yang berlaku pada suatu bangsa atau suku
bangsa, namun hakikatnya olahraga itu sendiri tidaklah berubah.
Hakikat dari Olahraga secara tepat tercakup dalam kata-kata mutiara berasal dari
SENECA, seorang ahli dan guru dari NERO yang menyatakan Oran dun es ut sit "Mens Sana
in Corpore: Sano ”
kata-kata Seneca kiranya ditafsirkan secara bebas mempunyai pengertian bahwa
menyehatkan jasmanilah dengan latihan-latihan, sebagai jalan untuk mencegah timbulnya
pikiran-pikiran yang tidak sehat membawa orang kepada perbuatan-perbuatan yang tidak baik
Orang Yunani Purba adalah bangsa yang indah, berkat keindahan alam sekitarnya.
Keindahan sempurna baginya adalah harmoni dan keseimbangan. Oleh karena itu manusia
yang sempurna bagi mereka ialah manusia harmonis, yang seimbang badani dan rohani.
Maka pendidikan Athena di masa lampau atau di masa purba itupun ditujukan ke arah
pembentukan manusia harmoni dimana keharmonisan itu telah tersimpan dalam dua lapangan
besar yaitu Gymastik dan Musik.
Gymnastik orang Yunani meliputi seluruh pendidikan dan pengembangan yang
sempurna badani, teristimewa terdiri atas gerak-gerak badani yang kini terdapat dalam
olahraga atletik Sedangkan musik bukan terbatas pada seni suara saja, melainkan merangkum
segenap santapan rohani yang meliputi dasar-dasar pelajaran Sekolah, segala segi kesenian,
filsafat dan ilmu pengetahuan. Tidak jarang pula dilakukan sejenis olahraga diiringi musik
dan ini semata-mata untuk meningkatkan keindahan gaya. Seorang ahli pikir Yunani yang
tersohor, yaitu Plato, pada masa mudanya pernah merebut hadiah sebagai jago gumul,
kemudian ia berkata dalam Politea-nya: “Justru latihan Olahraga itulah yang harus dilakukan
oleh manusia rohani, untuk keberanian yang ada pada pembawaannya, dan bukan untuk
tenaga badan seperti halnya atlit-atlit nafkah, yang makan dan bekerja hanya untuk tenaga
ototnya semata-mata .
Berkat pendidikan ke arah keselarasan antara badani dan rohani, timbulah
pertandingan-pertandingan olahraga yang mencapai puncaknya dalam pertandingan nasional
yang dinamakan permainan olimpiade. Selain pertumbuhan keserasian dalam berolahraga,
fungsi dan kedudukan olahraga dalam olimpiade masa purba itu untuk mengundang
perdamaian sebagai alat untuk gencatan senjata Zeus. Menjelang pertandingan, peperangan
dihentikan dan memberikan kesempatan kepada tiap-tiap orang laki-laki untuk turut
berlomba. Hadiah olimpiade bagi para pemenang hanyalah berupa dafnah yang sederhana
Sekalipu karangan dafnah yang sederhana itu, tapi untuk merebut mahkota itu dibawah kaki
dewata adalah cita-cita tertinggi bagi orang Yunani sebab membawa restu dewata .
Hidup orang Yunani dimasa besarnya dipengaruhi benar oleh paham (Idea),
persaingan (Agon) oleh keinginan yang melebihi baik dalam lapangan badani maupun rohani.
Dan olimpiade itulah tempat persaingan yang sungguh-sungguh dan disamping itu
perlombaan baginya adalah penumpukan sifat-sifat utama yang oleh orang Inggris disebut
Sportmanship. Sifat-sifat utama diistilahkan bagi orang Yunani yang disebut Aidos artinya
perasaan hormat terhadap yang berasal daridewata, terhadap sesame dan terhadap diri sendiri.
Ia adalah sifat takzim,sopan dan beradab,tetapi dibalik itu semua ada lagi yang lebih penting
bagi orangYunani dalam olimpiade yaitu damai dan persatuan. Di sanalah suku-suku
bangsanya yang senantiasa bertikai itu bersatu dalam gabungan suci yang tak tertulis
namanya, disana mereka menikmati damai yang sempurna, yaitu persatuan dan olimpiade
itulah yang mengilhami kegiatan olahraga modern seperti pada saat ini.
PENUTUP
BAB III

Kesimpulan

Filosofi kehidupan masyarakat primitif sangat sederhana sekali. mereka menekankan


perhatiannya pada hari ini untuk memenuhi hidup. Ia berjuang mengembangkan
kecakapannya untuk mendapatkan makanan dan perlindungan dan selanjutnya untuk
melindungi dirinya dari musuh.
Pendidikan memang tidak dapat dielakkan untuk anak-anak primitif, dan biasanya anak-anak
selalu mengadakan peniruan-peniruan seperti yang dilakukan orang tuanya, karena itu
pendidikan formal saat itu dipusatkan disekitar tempat tinggal.
Para sarjana modern menginterprestasikan orang Mesir sekalipun mereka itu merupakan
agamawan ternyata mereka menyukai kedamaian dan olahraga-olahraga dianggapnya sebagai
bagian dari kehidupan dan olahraga yang mewujudkan pada saat itu adalah renang, anggar
dan tarian-tarian yang bernuansa perang.
Lain halnya orang Yunani Purba, mereka itu adalah bangsa yang indah berkat keindahan
alam sekitarnya Keindahan sempurna baginya adalah harmoni dan keseimbangan Oleh
karena itu manusia yang sempurna bagi mereka ialah harmonis, yang seimbang badani dan
rohani.
DAFTAR PUSTAKA

Dahler F.1967. Asal dan tujuan Manusi. Jakarta : Penerbit Kanisius

Howell,F.C 1982. Pustaka Alam Life. Manusia Purba. Jakarta : Tins Pustaka.

Van Daler,d.k.k 1961. 4. History of Phyisical Education. Englewood Chiffs, N : Prenttice-


Hall,inc.

William, H. 1987 Physicsl Education and Sport a Changing Society. New York: Mc Millian
Publishing Company.

Zen, M.T. 1981.Sains, Teknologi dan Hari depan Manusia. Jakarta : Penerbit PT.Gramedia

Anda mungkin juga menyukai