Anda di halaman 1dari 14

BAB VII

PEGAS (Springs)

A. Pengertian
Dalam konstruksi mesin gunanya pegas untuk menghubngkan dua bagian agar dapat
bergerak secara luwes (flexible). Secara mekanis fungsi kerja pegas adalah seperti berikut.
1. Mengontrol gaya sodok (schock), contoh pegas scock absorber pada kendaraan. Pegas
dengan kelengkapannya akan bekerja sebagai peredam kejut.
2. Mengontrol atau mengendalikan gerakan, contoh: pegas pada alat penunjuk ukuran,
pegas kopling, pegas rem dan yang sejenis.
3. Menyimpan tenaga, contoh: pegas arloji, pegas senapan.
4. Mengukur gaya, contoh: pegas timbangan.
Menurut tegangan yang diderita, beban pegas dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Torsi, pegas ini kebanyakan memiliki bentuk:
a. sekrup silindris (helic sylindris) penampang bulat atau persegi, beban tarik/tekan,
b. sekrup kerucut (helic conis) berpenampang bulat atau persegi, beban tekan
c. blok silindris berbentuk batang atau tabung.
2. Flexural, pegas ini memiliki bentuk helic sylindris, spiral, piringan (disc) dan flat (leaf)
3. Tarik atau tekan, pegas ini memiliki bentuk cincin, blok, atau kosentris.

B. Perhitungan Pegas
a. Pegas Sekrup Silindris Berpenampang Bulat
Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.1,
Fa = beban aksial dalam kg, lb
Ft = beban tangensial (gaya tegak lurus sumbu) kg,lb
Fn = beban normal (gaya tegak lurus penampang patah) kg, lb
T = torsi ( momen puntir) kg.mm, lb, in
D = diameter gulungan (coil) kawat mm, in
Do= diameter luar gulungan mm, in
p = jarak antara gulungan (pitch) mm, in
d = diameter kawat mm, in
α = sudut pendakian gulungan (o).
F
a

p
F F
a t
R
T Fn
d α

Gambar 7.1. Pegas sekrup silindris.


D

D
o

(a)
Karena beban aksial F a kg akan menyebabkan terjadinya gaya tangensial Ft kg yang
menempel di penampang patah dan gaya normal F n kg tegak lurus juga pada penampang
patah. Akibat gaya-gaya tersebut, akan menyebabkan terjadinya tegangan pada kawat
pegas. Gaya Fn akan menyebabkan tegangan tekan σd dan gaya Ft akan menyebakan torsi
T. Torsi T akan menimbulkan tegangan geser τw.
Apabila sudut pendakian gulungan α kecil, maka sin α ≈ α. Berdasarkan Gambar
7.1b, gaya Fn = Fa sin α, sehingga menyebabkan gulungan kawat kecil sekali, hal ini sering
diabaikan. Tegangan yang disebabkan oleh gaya F a dan Ft masing-masing dapat dihitung
degan persamaan sebagai berikut.
Tegangan geser akibat gaya Ft,
Ft π
τw1 = ---, dalam hal ini A = luas penampang patah kawat = -- d2
A 4
Ft
maka τw = ---- kg/mm2, lb/in2........................................ (1)
πd2
Tegangan geser akibat torsi T,
T Ip π/32.d4 π.d3
τw2 = ---- , dalam hal ini Z = ----- = --------- = -----
Z r d/2 16
Dalam Gambar 7.1, besar torsi T = Ft x D/r, maka besar tegangan geser akibat torsi T,
Ft . D/2 16/2 Ft.D 8 Ft.D
τw2 = ---------- = ----------- = --------- kg/mm2, lb/in2 ......................... (2)
π/16. d3 π d3 π d3
Tegangan geser maksimum merupakan tegangan gabungan,

Ft 8 Ft.D 4 8D
τw maks. = τw1 + τw2 = ----- + --------- = Ft ----- + ----- kg/mm2, lb/in2 ......... (3)
π d2 π.d3 πd2 πd3
Apabila sudut α sangat kecil, maka cosα ≈ 1, sehingga F t ≈ Fa, dengan demikian
persamaan (3) dapat berubah menjadi,
4 8D 8Fa.D 4d
τw maks. = Fa ----- + ----- = -------- 1 + ----
πd2 πd3 πd3 2D
D
Kalau --- = C, disebut indeks pegas yang nilainya antara 4 ÷ 16 maka,
d
8Fa.D 1
τwmaks. = ------- 1 + --- kg/mm2, lb/in2 ..................................................... (4)
πd3 2C
Berdasarkan hasil beberapa percobaan dan analisis, setelah kawat pegas digulung, bagian
sisi dalam akan mengalami peningkatan tegangan sebesar 1,23 Fa/A. Oleh karena itu besar
tegangan pada penampang putus,
Fa 4Fa C 4Fa 2R 2 16Fa.R 0,615
τw = 1,23 ---- = 1,23 ----- x --- = 1,23 ------ x ----- x --- = ---------- x --------
A πd2 C πd2 Cd 2 πd2 C
Tegangan geser jumlah yang terjadi di sisi luar dan di sisi dalam menjadi,
16 Fa R 0,615 16Fa.R
τw maks. = ---------- 1 + -------- = Ks ------------- (Spotts 213)....................... (5)
πd3 C πd3
4C – 1 0,615
Namun oleh A.M Wahl menetapkan Ks = --------- + ------- (Black 209)
4C – 4 C
Beban aksial F a juga akan menimbulkan puntiran pada kawat, kalau θ = sudut puntiran
sudut ini dapat ditentukan dengan persamaan,
T.L
Θ = ------ rad. ............................................................................ (6)
G..I
Dalam hal ini T = torsi = Fa x R ... kg.mm, lb.in
Lf = panjang kawat aktif = π.D.ntot. .. mm, in
G = modulus geser bahan,baja pegas = 11,500.000 psi atau 8000 kg/mm2
I = inersia unuk penampang bulat = π/32d4.
Memasukkan semua itu ke dalam persamaan (6) akan diperoleh,
Fa . D/2 x π.D.n x 32 16Fa.D2.n
Θ = --------------------------- = ------------ rad. ................................... (7)
2 x π.d4 x G d4 x G

F Jarak kerja
a

Fa maks

l
f
l
Fa
lr

(a) (b) (c)

Gambar 7.2. Jarak kerja pegas


(a) Pegas sebelum dibabani, (b) pegas dibebani normal, (c) kawat pegas merapat

Faktor pemegasan (spring rate) dapat dilukiskan seperti dalam Gambar7.3.


F
a

F
a
Kadar pemegasan k = ----
y

Gambar 7.3. Faktor pemegasan (spring rate)

Sudut puntir setiap gulungan kawat menyebabkan lenturan Gambar 7.2, jarak lenturan
tersebut dapat dihitung dengan persamaan.
y = tgθ x D/2
Untuk sudut θ yang sangat kecil, berarti tg θ = θ, atau
y = θ x D/2
16Fa.D2.np D 8 Fa. D3.np 8Fa. C3.np
y = -------------- x --- = ------------- = ------------- mm, in ....................... (8)
d4 x G 2 G.d4 G.d

Dalam hal ini y = jarak lentur mm, aatau in, np = jumlah gulungan, C = indeks pegas.
Mengganti persamaan (5) dengan persamaan (8) akan diperoleh,
y.Ks. d. G
np = -------------- ................................................................................ (9)
πD2.τw maks.
Untuk mengetahui panjang kawat selutruhnya tergantung model potongan akhir kawat.
Gambar 7.4 berikut ini beberapa model pemotongan akhir kawat yang biasa digunakan.

a. Plain end b. Ground c. Squqred end d. Squared end &


Ground end
Gambar 7.4. Model pemotongan akhir kawat pegas sekrup.

Tambahan gulungan setiap model potongan akhir pegas ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Model dan penambahan gulungan.

Model Jumlah coil Panjang pegas rapat Lr Panjang pegas bebas Lf


a n (n + 1) d nP + d
b n nd np
c n+2 (n + 3) d np + 3d
d n+2 (n + 2 ) d np + 2d

Volume pegas dapat dihitung dengan rumus,


V = ½.π2. d2.R (nak + Q) mm3, in3 ..................................... (10)
Di sini Q = jumlah gulungan yang tidak aktf.
Bahan pegas kebanyakan terbuat dari:
- baja karbon (carbon steel) dengan kandungan 0,5 ÷ 0,6 % C
- baja padu (alloy steel), untuk pegas yang berkekuatan lebih besar,
- kuningan dan perunggu fospor, untuk konstruksi yang harus tahan karat,
- monel, biasanya campuran dari 28 % Cu, 2 % Mn, 67 % Ni, dan 3 % Fe , Bahan ini
tahan pada suhu tinggi.
Mengenai tegangan bahan kalau tidak diketahui dalam soal, disyarankan membeca buku
acuan. Untuk modulus elasitas E dan modulus geser G biasanya menggunakan,
- baja karbon dan baja padu, E = 30.000.000 psi, G = 11.600.000 psi,
- kuningan dan perunggu fospor E = 16.000.000 psi, G = 6.000.000 psi,
- monel, E = 23.000.000 psi, G = 9.250.000 psi, atau
- E baja = 2,15 x 105 kg/mm2, G = 8 x 103 kg/mm2

b. Pegas Torsi
Pegas torsi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.5, biasanya memiliki bentuk
gulungan dengan kawat berpenampang bulat. Tegangan yang terjadi disebabkan akibat
dari torsi. Penggunaannya pada engsel-engsel daun pintu.

F’
Ө
b
a

d
D

Gambar 7.5. Pegas torsi.


Bila F = beban tekan kg, lg
F’ = reaksi terhadap beban kg, lb
maka berdasarkan keadaan seperti dalam gambar,
F’ x a = F x b atau F’ x a = T
Torsi tersebut di atas dapat juga dianggap sebagai momen bengkok M b, oleh karena itu
tegangan yang terjadi merupakan tegangan tarik σt., dengan memasukkan faktor tegangan
Ks maka besar tegangan yang terjadi
Mb . r F x b x d/2 16 T
σt = Ks --------- = Ks -------------- = ------ kg/mm2, lb/in2................ (11)
I π/32 x d4 πd3
4C - 1 0,615 D d
di mana Ks = --------- + --------, C = ----, r = ---
4C - 4 C d 2
D = diameter gulungan (coils) mm, atau in dan d = diameter kawat mm. in.
c. Pegas Daun
Pegas daun (leaf spring) seperti dalam Gambar 7.6,pada dasarnya bekerja sperti
batang sederhana (simple beam). Pegas tesebut menahan beban F/2 di ujung-ujungnya,
F/2 l l F/2

Gambar 7.6. Pegas daun

sedangkan sebagai tumpuan dengan reaksi F diletakkan di tengah. Terjadinya tegangan


dan lenturan di sebelah kanan dan kiri tumpuan akan sama.Tegangan dan lenturan tersebut
akibat adanya momen bengkok. Tegangan terbesar akan terjadi di tumpuan, penghitung-
annya dilakukan seperti pada Gambar 7.7 berikut.

F F

t
A y b

Gambar 7.7. Lenturan dan tegangan pegas daun

Tegangan di ujung plat = 0, tegangan maksimal akan terjadi di jepitan titik A. Besar
tegangan maksimum σb dihitung dengan rumus,
MA 6.F.l
σb = ------ = ------ kg/mm2, lb/in2 ................................................. (12)
Wb b.t2
1 F.l3 1 x 1 x F x l3 4F.l3
Besar lenturan di ujung plat y = --- x ----- = ---------------------- = ------ ..... (13)
3 E.I 3 x E x 12 x b x t2 b.t3.E
Untuk penampang persegi I = 1/12.bt3
Agar pegas terlihat kaku, biasanya susunan plat dibuat berlapis-lapis seperti dalam
Gambar 7.8, kalau np lapisan plat maka rumus perhitungan tegangan dan lenturan (12)
dan (13) akan berubah menjadi,
6Fl
σb = -------- N/mm2, psi ................................................................... (14)
np.b.t2.
F F

l t

b
Gambar 7.8. Pegas daun belapis

4F.l3
y = ---------- mm, in ....................................................................... (15)
np.b.t3.E

Untuk mendapatkan kerja pegas tetap kokoh namun lendut, pelapisan plat semakin dekat
dengan tumpuan, panjang plat semaikn dibuat lebih pendek Gambar 7.9.
F
l
1
y

B
x
C A 1
l
3
l
2

Gambar 7.9. Pegas daun dengan panjang lapis yang berbeda.

Lenturan sampai batas tegangan ijin,

l2.σb ijin
y = ---------, mm, in ......................................................................... (16)
E.t2
Berdasarkan Gambar 7.9 tersebut panjang masing-masing plat ditentukan sebaga berikut,
y.t.E
l2 = --------, sedangkan tegangan be`ngkok ijin ditentukan dengan rumus,
σb ijin
6F l l σb.b.t2
σb = ------ x ---- kg/mm2, lb/in2 atau ---- = --------,
bt2 np np 6F
memisalkan l/n = x1, maka l2 = l1 – x1, kemudian l3 = l2 - x1, demikian dan seterusnya.

Contoh 1.
Sebuah pegas sekrup dari kawat baja berdiameter 4 mm, meneruskan beban 450 N
pada jarak lentur 25 mm. Tegangan geser maksimal 550 MPa, dan jumlah gulungan yang
tidak aktif 2. G = 79.300 N/mm2. Tentukan jari-jari gulungan R, jumlah gulungan aktif n,
dan volume bahan V pegas tersebut.

Penyelesaian
450 N

n=?
V = ?

d
R= ?

Gambar 7.10.. Untuk contoh 1.

Jari-jari gulungan dihitung dengan rumus,


d π.d2.τw 4 mm 3,14 x (4 mm)2 x 550 MPa
R = -- --------- - 0,615 = ------- ----------------------------------- - 0,615
2 8 Fa 2 8 x 450 N

= 2(7,68 – 0,615) mm = 14,14 mm


2R 2 x 14,14 mm
Indeks pegas C = ----- = ----------------- = 7,07
d 4 mm
y.R.G 25 mm x 14,14 mm x 79.300 N/mm2
Jumlah gulungan aktif nak = --------- = --------------------------------------------- = 6,23 aktif
4Fa. C4 4 x 450 N(7,07)4
Volume bahan pegas V = ½ π2 x d2 x R(n + Q)
= ½ (3,14)2 (4mm)2 x 14,14 mm( 6,23 – 0,615) = 9,188 mm3
Dibandingkan dengan diameter kawatnya, pegas sekrup tersebut relatif panjang,
kemungkinan tidak menguntungan yang dapat terjadi adalah peristiwa tekuk (buchling).
Untuk mencegah terjadinya tekuk, pegas biasanya dipasangkan pada sebuah batang.

Contoh 2.
Sebuah pegas sekrup untuk katup mesin ketika katup menutup, pegas mendapat
beban 10 lb, dan ketika membuka mendapat beban 30 lb. Ketika membuka dan menutup
katup, pegas melentur 0,5 in. Indeks pegasnya C = 10, τ w maks = 80.000 psi, modulus
elasitas E = 11.000.000 psi, faktor kemanan Sf = 2. Tentukan ukuran-ukuran dan jenis
bahan menurut normalisasi.

Penyelesaian.
F
a
y = 0,5 in
p

Gulungan aktif
L L
f Fa.maks.

d
D

Gambar 7.11. Untuk contoh 2.

8Ks. Fa. C
Tegangan maks dihitung dengan rumus, τw maks. = -------------
πd2
4C - 1 0,615 39 0,615
Faktor pemusatan tegangan Ks = -------- + ------- = ---- + ------- = 1,142
4C - 4 C 39 10
τw maks. 80.000 psi
Tegangan geser ijin τw ijin = ---------- = ------------- = 40.000 psi
Sf 2
Dalam menentukan ukuran diameter kawat, beban aksial yang diperitungan beban yang
besar yaitu Fa = 30 lb, diameter tersebut dihitung dengan rumus,
8Ks.Fa.C 8 x 1,142 x 30 lb x 10
d = ------------ = ----------------------------- = 0,0218 in2 atau d = 0,148 in.
2

π.τw maks. 3,14 x 40.000 psi.


Demi keamanan ditetapkan d yang lebih besar yang dipakai yaitu d = 0,156 in
Δ Fa 30 lb – 10 lb 20 lb
Faktor pemegasan k = ------- = ---------------- = ------- = 40 lb/in
Δy 0,5 in 0,5 in
d4 x E
Faktor pemegasan juga dapat ditentukan dengan rumus, k = ---------
8D3.n
d x E 0,156 in x 11.000.000 lb/in2 1.628.000
atau nak = --------- = --------------------------------- = ------------- = 5,35, dibuat nak. = 5,5
8C3.k 8 x (10)3 x 40 lb/in 32.0000
Potongan akhir pegas dipilih jenis squared & ground end, n total = n aktif + 2 = 5,5 + 2
= 7,5 gulungan. Faktor pemegasan menjadi,
Fa Exd 11.000.000 lb/in2 x 0,156 in
k = ---- = --------- = ---------------------------------- = 39 lb/in.
y 8C3.nak. 8 x 1000 x 5,5
Beban aksial maksimal yang dapat ditahan menjadi,
πd2.τw maks. 3,14 x (0,156 in)2 x 80.000 lb/in2
Fa maks. = -------------- = ---------------------------------------- = 66,3 lb.
8Ks.C 8 x 1,142 x 10
Fa maks. 66,3 lb
Jarak lentur yang dapat dicapai, y = --------- = ---------- = 1,7 in.
k 39 lb/in
Panjang pegas dalam keadaan merapat, Lr = (n + 2). d = 7,5 x 0,156 in = 1,17 in
Panjang pegas dalam keadaan bebas, Lf = ymaks + Lr = 1,7 in + 1,17 in = 2,87 in
Panjang pegas pada beban maksimum LFa mak.= Lf – ymaks. = 2,87 in – 0,5 in = 2,37 in
Jarak antara gulungan kawat p dihitung dengan rumus,
Lf – 2d 2,87 in – 2 x 0,156 in
(nak . p + 2d) = Lf, atau p = ---------- = ----------------------------- = 0,50156 in
nak. 5,1

Diameter gulungan D = C x d = 10 x 0,156 in = 1,56 in


Diameter luar gulungan Do = (C + 1).d = (10 + 1) x 0,156 in = 1,716 in
Volume bahan pegas Vbh = ½ π2.d2.R (n +Q)
= 0,5 x 3,14 x (0,156 in)2 x 1,56 in/2 x 7,5 = 0, 2235 in3
Mengenai bahan, dibuat bari baja pegas yang diperkeras atau disepuh dengan oli.
Kesimpulan: d kawat = 0,156 in
n gulungan aktif = 5,5
n gulungan total = 7,5
k faktor pemegasan = 39 lb/in
y jarak lentur yang dapat dicapai = 1,7 in, jarak lentur ijin 0,5 in
Lf panjang pegas dalam keadaan bebas = 2,87 in
Lr panjang pegas dalam posisi merapat = 1,17 in
LFa maks. panjang pegas pada beban masimal = 2,37 in
p jarak antara gulungan pegas = 0,50156 in.
D gulungan rata-rata= 1,56 in
Do gulungan luar = 1,716 in
Vbh. = 0,2235 in3
Setelah itu digambar dengan skala yang benar, kemudian diserahkan ke bengkel untuk
diproduksi.

Contoh 3.
Sebuah pegas daun berlapis memikul beban 300 lb, lebar plat 1 in, tebal 0,25 in.
Tegangan kerja ijin 100.000 lb/in2, modulus elasitas bahan E = 30.000.000 lb/in2, lenturan
maksimal y = 3 in. Tentukan: (a) panjang masing-masing plat pegas, (b) jumlah lapis plat yang
diperlukan.
Penyelesaian.
F = 300 llb F
a)
l
1
t

l b
3
l x
2

Gambar 7.12. Untuk contoh 3.

Tegangan bengkok yang terjadi ditentukan dengan rumus,


6F.l σb. np.b.t2
σb = --------- atau F = ------------
np.b..t2 6l
Jarak lentur yang terjadi dihitung dengan rumus,

6F.l3 6l 3 σb.np.b.t2 l 2. σ b
y = ----------- = ----------- x ----------- = --------- , dari persamaan ini
np.b.t 3.E np.b.t 3.E 6l t.E

y.t.E 3 in x 0,25 in x 30.000.000 lb/in2


l2 = -------- = ------------------------------------------ = 225 in 2 atau l = 15 in.
σb 100.000 lb/in2
Untuk mengurangi terjadinya lenturan yang terlalu besar, l1 dibuat = 12 in.
Jumlah lapisan plat dicari melalui persamaan,
6F.l 6F.l 6 x 300 lb x 12 in
σb = -------- atau np = -------- = --------------------------------------- = 3,45, dibuat n p = 4 lapisan
np.b.t2 σb.b.t2 100.000 lb/in2 x 1 in x (0,25 in)2
Koreksi: jarak lentur pada tegangan ijjn,
l 2 . σb ijin (12 in)2 x 100.000 lb/in2 144 in
y = ------------ = -------------------------------- = --------- = 1,95 in
E.t 30.000.000 lb/in2 x 0,25 in 75
Beban yang melenturkan sejauh 1,95 in, dicari melalui rumus,
6F.l 3 y.np . b.t3 . E 1,9 in x 4 x 1 in x (0,25 in)2 x 30.000.000 lb/in2
y = -------------- atau F = ----------------- = ----------------------------------------------------------
np.. b. t 3 .E 6l 3 6 x (12)3
= 355 lb
Jadi pegas mampu menahan beban maksimal 355 lb., tegangan pegas pada panjang 12 in dengan
jumlah lapisan = 4,
6F.l 6 x 300 lb x 12 in 18021.600 lb.in
σb = ----------- = ------------------------ = --------------------- = 864.00 lb/in 2
np . b . t2 4 x 1 in x (0,25 in)2 0,25 in3
Tegangan bengkok pegas tersebut < dari tegangan yang diijinkan yaitu 100.000 lb/in 2. Hal ini me-
nunjukkan bahwa pegas pada beban 300 lb cukup aman.

b) Penentuan masing-masing panjang plat


Tegangan bengkok pegas maksimum = 86.400 lb/in2
l σb.b.t2 86.400 lb/in2 x 1 in x (0,25 in)2
Perbandingan ---- = -------- = -------------------------------------- = 3 in atau x = 3 in.
np 6F 6 x 300 lb
Panjang plat l2 = l1 – x = 12 in – 3 in = 9 in
l3 = l2 – x = 9 in – 3 in = 6 in
l4 = l3 – x = 6 in – 3 in = 3 in.

Soal-Soal Latihan
1.

DAFTAR BACAAN

Dobrovolsky dkk. (Tanpa Tahun). Machine El;ements. Moscow : Peace Publishers.

Shigley J.E. (1972). Mechanical Enginerring Design. Tokyo : McGraw-Hill, Inc.

Spotts M.F. (1985). Design of Machine Elements. London : Printice-Hall International, Inc.

Stolk .J & Kros C., (1984) Elemen Mesin. (Terjemahan Hendarsin dan Abdul Rachman. Jakarta :
Erlangga.

Sularso & Kiyokatsu Suga., (1980) Elemen Mesin. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai