BAB VI (Pegas)
BAB VI (Pegas)
PEGAS (Springs)
A. Pengertian
Dalam konstruksi mesin gunanya pegas untuk menghubngkan dua bagian agar dapat
bergerak secara luwes (flexible). Secara mekanis fungsi kerja pegas adalah seperti berikut.
1. Mengontrol gaya sodok (schock), contoh pegas scock absorber pada kendaraan. Pegas
dengan kelengkapannya akan bekerja sebagai peredam kejut.
2. Mengontrol atau mengendalikan gerakan, contoh: pegas pada alat penunjuk ukuran,
pegas kopling, pegas rem dan yang sejenis.
3. Menyimpan tenaga, contoh: pegas arloji, pegas senapan.
4. Mengukur gaya, contoh: pegas timbangan.
Menurut tegangan yang diderita, beban pegas dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Torsi, pegas ini kebanyakan memiliki bentuk:
a. sekrup silindris (helic sylindris) penampang bulat atau persegi, beban tarik/tekan,
b. sekrup kerucut (helic conis) berpenampang bulat atau persegi, beban tekan
c. blok silindris berbentuk batang atau tabung.
2. Flexural, pegas ini memiliki bentuk helic sylindris, spiral, piringan (disc) dan flat (leaf)
3. Tarik atau tekan, pegas ini memiliki bentuk cincin, blok, atau kosentris.
B. Perhitungan Pegas
a. Pegas Sekrup Silindris Berpenampang Bulat
Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.1,
Fa = beban aksial dalam kg, lb
Ft = beban tangensial (gaya tegak lurus sumbu) kg,lb
Fn = beban normal (gaya tegak lurus penampang patah) kg, lb
T = torsi ( momen puntir) kg.mm, lb, in
D = diameter gulungan (coil) kawat mm, in
Do= diameter luar gulungan mm, in
p = jarak antara gulungan (pitch) mm, in
d = diameter kawat mm, in
α = sudut pendakian gulungan (o).
F
a
p
F F
a t
R
T Fn
d α
D
o
(a)
Karena beban aksial F a kg akan menyebabkan terjadinya gaya tangensial Ft kg yang
menempel di penampang patah dan gaya normal F n kg tegak lurus juga pada penampang
patah. Akibat gaya-gaya tersebut, akan menyebabkan terjadinya tegangan pada kawat
pegas. Gaya Fn akan menyebabkan tegangan tekan σd dan gaya Ft akan menyebakan torsi
T. Torsi T akan menimbulkan tegangan geser τw.
Apabila sudut pendakian gulungan α kecil, maka sin α ≈ α. Berdasarkan Gambar
7.1b, gaya Fn = Fa sin α, sehingga menyebabkan gulungan kawat kecil sekali, hal ini sering
diabaikan. Tegangan yang disebabkan oleh gaya F a dan Ft masing-masing dapat dihitung
degan persamaan sebagai berikut.
Tegangan geser akibat gaya Ft,
Ft π
τw1 = ---, dalam hal ini A = luas penampang patah kawat = -- d2
A 4
Ft
maka τw = ---- kg/mm2, lb/in2........................................ (1)
πd2
Tegangan geser akibat torsi T,
T Ip π/32.d4 π.d3
τw2 = ---- , dalam hal ini Z = ----- = --------- = -----
Z r d/2 16
Dalam Gambar 7.1, besar torsi T = Ft x D/r, maka besar tegangan geser akibat torsi T,
Ft . D/2 16/2 Ft.D 8 Ft.D
τw2 = ---------- = ----------- = --------- kg/mm2, lb/in2 ......................... (2)
π/16. d3 π d3 π d3
Tegangan geser maksimum merupakan tegangan gabungan,
Ft 8 Ft.D 4 8D
τw maks. = τw1 + τw2 = ----- + --------- = Ft ----- + ----- kg/mm2, lb/in2 ......... (3)
π d2 π.d3 πd2 πd3
Apabila sudut α sangat kecil, maka cosα ≈ 1, sehingga F t ≈ Fa, dengan demikian
persamaan (3) dapat berubah menjadi,
4 8D 8Fa.D 4d
τw maks. = Fa ----- + ----- = -------- 1 + ----
πd2 πd3 πd3 2D
D
Kalau --- = C, disebut indeks pegas yang nilainya antara 4 ÷ 16 maka,
d
8Fa.D 1
τwmaks. = ------- 1 + --- kg/mm2, lb/in2 ..................................................... (4)
πd3 2C
Berdasarkan hasil beberapa percobaan dan analisis, setelah kawat pegas digulung, bagian
sisi dalam akan mengalami peningkatan tegangan sebesar 1,23 Fa/A. Oleh karena itu besar
tegangan pada penampang putus,
Fa 4Fa C 4Fa 2R 2 16Fa.R 0,615
τw = 1,23 ---- = 1,23 ----- x --- = 1,23 ------ x ----- x --- = ---------- x --------
A πd2 C πd2 Cd 2 πd2 C
Tegangan geser jumlah yang terjadi di sisi luar dan di sisi dalam menjadi,
16 Fa R 0,615 16Fa.R
τw maks. = ---------- 1 + -------- = Ks ------------- (Spotts 213)....................... (5)
πd3 C πd3
4C – 1 0,615
Namun oleh A.M Wahl menetapkan Ks = --------- + ------- (Black 209)
4C – 4 C
Beban aksial F a juga akan menimbulkan puntiran pada kawat, kalau θ = sudut puntiran
sudut ini dapat ditentukan dengan persamaan,
T.L
Θ = ------ rad. ............................................................................ (6)
G..I
Dalam hal ini T = torsi = Fa x R ... kg.mm, lb.in
Lf = panjang kawat aktif = π.D.ntot. .. mm, in
G = modulus geser bahan,baja pegas = 11,500.000 psi atau 8000 kg/mm2
I = inersia unuk penampang bulat = π/32d4.
Memasukkan semua itu ke dalam persamaan (6) akan diperoleh,
Fa . D/2 x π.D.n x 32 16Fa.D2.n
Θ = --------------------------- = ------------ rad. ................................... (7)
2 x π.d4 x G d4 x G
F Jarak kerja
a
Fa maks
l
f
l
Fa
lr
F
a
Kadar pemegasan k = ----
y
Sudut puntir setiap gulungan kawat menyebabkan lenturan Gambar 7.2, jarak lenturan
tersebut dapat dihitung dengan persamaan.
y = tgθ x D/2
Untuk sudut θ yang sangat kecil, berarti tg θ = θ, atau
y = θ x D/2
16Fa.D2.np D 8 Fa. D3.np 8Fa. C3.np
y = -------------- x --- = ------------- = ------------- mm, in ....................... (8)
d4 x G 2 G.d4 G.d
Dalam hal ini y = jarak lentur mm, aatau in, np = jumlah gulungan, C = indeks pegas.
Mengganti persamaan (5) dengan persamaan (8) akan diperoleh,
y.Ks. d. G
np = -------------- ................................................................................ (9)
πD2.τw maks.
Untuk mengetahui panjang kawat selutruhnya tergantung model potongan akhir kawat.
Gambar 7.4 berikut ini beberapa model pemotongan akhir kawat yang biasa digunakan.
Tambahan gulungan setiap model potongan akhir pegas ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Model dan penambahan gulungan.
b. Pegas Torsi
Pegas torsi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.5, biasanya memiliki bentuk
gulungan dengan kawat berpenampang bulat. Tegangan yang terjadi disebabkan akibat
dari torsi. Penggunaannya pada engsel-engsel daun pintu.
F’
Ө
b
a
d
D
F F
t
A y b
Tegangan di ujung plat = 0, tegangan maksimal akan terjadi di jepitan titik A. Besar
tegangan maksimum σb dihitung dengan rumus,
MA 6.F.l
σb = ------ = ------ kg/mm2, lb/in2 ................................................. (12)
Wb b.t2
1 F.l3 1 x 1 x F x l3 4F.l3
Besar lenturan di ujung plat y = --- x ----- = ---------------------- = ------ ..... (13)
3 E.I 3 x E x 12 x b x t2 b.t3.E
Untuk penampang persegi I = 1/12.bt3
Agar pegas terlihat kaku, biasanya susunan plat dibuat berlapis-lapis seperti dalam
Gambar 7.8, kalau np lapisan plat maka rumus perhitungan tegangan dan lenturan (12)
dan (13) akan berubah menjadi,
6Fl
σb = -------- N/mm2, psi ................................................................... (14)
np.b.t2.
F F
l t
b
Gambar 7.8. Pegas daun belapis
4F.l3
y = ---------- mm, in ....................................................................... (15)
np.b.t3.E
Untuk mendapatkan kerja pegas tetap kokoh namun lendut, pelapisan plat semakin dekat
dengan tumpuan, panjang plat semaikn dibuat lebih pendek Gambar 7.9.
F
l
1
y
B
x
C A 1
l
3
l
2
l2.σb ijin
y = ---------, mm, in ......................................................................... (16)
E.t2
Berdasarkan Gambar 7.9 tersebut panjang masing-masing plat ditentukan sebaga berikut,
y.t.E
l2 = --------, sedangkan tegangan be`ngkok ijin ditentukan dengan rumus,
σb ijin
6F l l σb.b.t2
σb = ------ x ---- kg/mm2, lb/in2 atau ---- = --------,
bt2 np np 6F
memisalkan l/n = x1, maka l2 = l1 – x1, kemudian l3 = l2 - x1, demikian dan seterusnya.
Contoh 1.
Sebuah pegas sekrup dari kawat baja berdiameter 4 mm, meneruskan beban 450 N
pada jarak lentur 25 mm. Tegangan geser maksimal 550 MPa, dan jumlah gulungan yang
tidak aktif 2. G = 79.300 N/mm2. Tentukan jari-jari gulungan R, jumlah gulungan aktif n,
dan volume bahan V pegas tersebut.
Penyelesaian
450 N
n=?
V = ?
d
R= ?
Contoh 2.
Sebuah pegas sekrup untuk katup mesin ketika katup menutup, pegas mendapat
beban 10 lb, dan ketika membuka mendapat beban 30 lb. Ketika membuka dan menutup
katup, pegas melentur 0,5 in. Indeks pegasnya C = 10, τ w maks = 80.000 psi, modulus
elasitas E = 11.000.000 psi, faktor kemanan Sf = 2. Tentukan ukuran-ukuran dan jenis
bahan menurut normalisasi.
Penyelesaian.
F
a
y = 0,5 in
p
Gulungan aktif
L L
f Fa.maks.
d
D
8Ks. Fa. C
Tegangan maks dihitung dengan rumus, τw maks. = -------------
πd2
4C - 1 0,615 39 0,615
Faktor pemusatan tegangan Ks = -------- + ------- = ---- + ------- = 1,142
4C - 4 C 39 10
τw maks. 80.000 psi
Tegangan geser ijin τw ijin = ---------- = ------------- = 40.000 psi
Sf 2
Dalam menentukan ukuran diameter kawat, beban aksial yang diperitungan beban yang
besar yaitu Fa = 30 lb, diameter tersebut dihitung dengan rumus,
8Ks.Fa.C 8 x 1,142 x 30 lb x 10
d = ------------ = ----------------------------- = 0,0218 in2 atau d = 0,148 in.
2
Contoh 3.
Sebuah pegas daun berlapis memikul beban 300 lb, lebar plat 1 in, tebal 0,25 in.
Tegangan kerja ijin 100.000 lb/in2, modulus elasitas bahan E = 30.000.000 lb/in2, lenturan
maksimal y = 3 in. Tentukan: (a) panjang masing-masing plat pegas, (b) jumlah lapis plat yang
diperlukan.
Penyelesaian.
F = 300 llb F
a)
l
1
t
l b
3
l x
2
6F.l3 6l 3 σb.np.b.t2 l 2. σ b
y = ----------- = ----------- x ----------- = --------- , dari persamaan ini
np.b.t 3.E np.b.t 3.E 6l t.E
Soal-Soal Latihan
1.
DAFTAR BACAAN
Spotts M.F. (1985). Design of Machine Elements. London : Printice-Hall International, Inc.
Stolk .J & Kros C., (1984) Elemen Mesin. (Terjemahan Hendarsin dan Abdul Rachman. Jakarta :
Erlangga.
Sularso & Kiyokatsu Suga., (1980) Elemen Mesin. Jakarta : PT Pradnya Paramita.