Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS PRA DIABETES PADA TN.

J ( 39 TAHUN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Askep DM

Oleh Dosen Pengampu : Ns. Ester Inung Sylvia, M. kep, Sp.Mb

Disusun Oleh :

Nama : Eko Apriyanto

NIM : PO.62.20.1.16.134

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PRODI D-IV KEPERAWATAN REGULER III
2019
Tujuan :
Setelahmenyelesaikanmodulini, peserta didik diharapka mampu:
1. Mengidentifikasi kata kunci dan data tambahanpada kasus secara mandiri
2. Mengidentifikasi masalah keperawatan pada kasus prediabetes secara mandiri
berdasarkan data subyektif dan obyektif.
3. Mendiskusikan masalah keperawatan pada kasus prediabetes yang sudah diidentifikasi
secara individu/mandiri untuk mencapai kesepahaman kelompok
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dan faktor risiko pada kasus
prediabetes
5. Mendiskusikan faktor-faktoryang berhubungandan faktor risiko pada kasus prediabetes
yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok
6. Menyusun diagnosa keperawatan pada kasus prediabetes secara mandiri
7. Mendiskusikan diagnosa keperawatan pada kasus prediabetes yang sudah diidentifikasi
secara individu/mandiri untuk mencapai kesepahaman kelompok
8. Mengidentifikasihal-hal yang harusdipelajari pada kasus prediabetes secara mandiri

Kasus 1

Tn. J, 39 tahun, IMT 34 kg/m2, tekanan darah 125/80 mmHg. Selama ini Tn. J tidak
merasakan keluhan apa-apa. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan HDL 30 mg/dl,
trigliserida 185 mg/dl, LDL 185 mg/dl; GDP = 111 mg/dl. Satu minggu kemudian
pemeriksaanGDP 115 mg/dl.

Aktivitas 1
Identifikasi kata kunci dan data tambahan pada kasus prediabetes secara mandiri.

Kata kunci :
1. IMT: Indeks masa tubuh cara yang baik untuk menilai apakah berat badan Anda
sehat atau tidak,” Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
18,5 – 22,9 = Berat badan normal
23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)
30 ke atas = obesitas
IMT Tn. J : 34 kg/m2 (termasuk obesitas).
2. Tekanan darah :

Tekanan sistolik Tekanan diastolik


Klasifikasi (JNC7)[2]
mmHg kPa mmHg kPa

Normal 90–119 12–15,9 60–79 8,0–10,5

Prahipertensi (normal tinggi) 120–139 16,0–18,5 80–89 10,7–11,9

Hipertensi Derajat 1 140–159 18,7–21,2 90–99 12,0–13,2

Hipertensi Derajat 2 ≥160 ≥21,3 ≥100 ≥13,3

Hipertensi sistolik
≥140 ≥18,7 <90 <12,0
tersendiri

Tekanan darah TN. J :125/80 mmHg (Prahipertensi ) ( Normal Tinggi)

3. Kadar kolesterol HDL yang baik dalam tubuh adalah 40 mg/dl atau lebih, dan dapat
dikatakan rendah bila kadarnya kurang dari 40 mg/dl. ( Sumber : hallosehat.com)
Tn. J : 30 mg/dl ( hdl rendah)
4. Lemak ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Jadi, semakin rendah
tingkat trigliserida, maka akan semakin baik untuk kesehatan. Jumlah trigliserida
150-199 mg/dL dapat dikatakan berada pada ambang batas tinggi, dan jumlah 200
mg/dL atau lebih termasuk tingkat trigliserida tinggi. Sebagian orang memerlukan
perawatan jika memiliki kadar trigliserida pada kedua level tersebut.
Tn. J trigliserida 185 mg/dl, ( ambang batas tinggi )
5. Kadar kolesterol LDL yang baik dalam darah adalah kurang dari 100 mg/dl, dan
akan membahayakan kesehatan Anda bila kadarnya mencapai 160 mg/dl atau lebih.
LDL Tn. J : 185 mg/dl( ldl tinggi)
6. Tn. J GDP = 111 mg/dl( termasuk Prediabetes) Prediabetes terjadi saat gula
(glukosa) mulai menumpuk dalam aliran darah karena tubuh tidak bisa
mengolahnya dengan baik. Glukosa berasal dari makanan, dan akan masuk ke aliran
darah saat makanan dicerna. Agar glukosa bisa diolah menjadi energi, tubuh
membutuhkan bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Pada
penderita prediabetes, proses tersebut terganggu. Glukosa yang seharusnya masuk
ke sel tubuh untuk diolah menjadi energi, semakin menumpuk di aliran darah. Hal
tersebut terjadi karena pankreas tidak banyak menghasikan insulin, atau karena
resistensi insulin, yaitu ketika sel tubuh tidak bisa memanfaatkan insulin dengan
seharusnya. Jika kondisi ini terus berlanjut, kadar gula dalam darah akan terus
meningkat, sehingga penderita prediabetes akan terserang diabetes tipe 2.
7. Satu minggu kemudian pemeriksaanGDP 115 mg/dl. ( termasuk prediabetes)

Data tambahan:
Dilakukan tes tambahan :
1. Tes toleransi glukosa oral (2 jam PP)
Setelah sampel darah diambil untuk pemeriksaan tes gula darah puasa, pasien akan
diminta meminum cairan gula, kemudian pengambilan sampel darah akan dilakukan
lagi dua jam setelahnya. Kadar gula darah dapat dikatakan normal jika hasil tes
menunjukkan kurang dari 140 mg/dL, dan baru dianggap memasuki kondisi
prediabetes jika hasil tes berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL. Sedangkan hasil tes
yang menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih sudah menandakan pasien
menderita diabetes tipe 2.

2. Tes hemoglobin A1c (HbA1c)


Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan
terakhir, dengan mengukur persentase gula darah yang melekat pada sel darah
merah. Semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin tinggi pula gula darah yang
melekat di sel darah merah. Kondisi pasien dapat dikatakan normal jika kadar
HbA1c berada di bawah 5,7%. Pasien baru dianggap memasuki kondisi prediabetes
jika kadar HbA1c berada pada kisaran 5,7 hingga 6,4%, dan sudah masuk ke
diabetes tahap 2 jika kadar HbA1c 6,5% ke atas.
Sumber: ( Alodokter. 2019.Prediabetes. https://www.alodokter.com/prediabetes. (
diakses 29 juli 2019 pukul 12.00)
3. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga sangat penting untuk mengetahui apakah pernah ada
dikeluarga ada penderita penyakit.
4. Ras
Ras sangat mempengaruhi kondisi pasien .
5. Pemeriksaan tanda tanda vital lengkap, seperti tekanan darah, respirasi rate, suhu
tubuh , nadi, dan heart rate.

Aktivitas2
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus prediabetes secara mandiri berdasarkan data
subyektif dan data obyektif.
DS: Tn. J mengatakan tidak merasakan keluhan apa apa.

DO: TD: 125/80 mmHg


HDL 30 mg/dl,
trigliserida 185 mg/dl,
LDL 185 mg/dl;
GDP = 111 mg/dl. ( minggu pertama )
GDP 115 mg/dl. ( minggu kedua )

Aktivitas 3
Identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dan faktor risiko pada kasus prediabetes dengan
menggunakan pohon masalah.

Faktor resiko prediabetes pada kasus Tn. J :


1. Hipertensi.
2. Kolesterol tinggi.
3. Obesitas.

Faktor yang bisa dimodifikasi Faktor yang tidak bisa


1. Hipertensi. dimodifikasi
2. Kolesterol tinggi. 1. Usia
3. Obesitas. 2. Riwayat penyakit
keluarga

Pre diabetes
Aktivitas 4
Identifikasi hal-hal yang harus dipelajari pada kasus prediabetes secara mandiri
Pada kasus prediabetes Prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah Anda lebih
tinggi dari biasanya, tapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Jika Anda terkena prediabetes, Anda mungkin tidak mampu memproduksi insulin yang
memadai setelah makan, atau tubuh mungkin tidak merespon terhadap insulin dengan
benar. Tanpa adanya intervensi, prediabetes mungkin menjadi diabetes tipe 2 dalam 10
tahun atau kurang. Prediabetes dapat merusak jantung dan sistem peredaran jauh sebelum
diabetes tipe 2 terjadi. Maka kita harus tau pengertian prediabetes dan apa saja pemeriksaan
penunjang antara lain Tes gula darah puasa (GDP, Tes toleransi glukosa oral (2 jam PP),
Tes hemoglobin A1c (HbA1c), tes LDL, HDL, trigesilida. Dan riwayat penyakit keluarga,
usia, ras itu sangat penting dalam data penunjang.
Factor-faktor kasus Pre Diabetes Berat badan. Kelebihan berat badan adalah faktor risiko
primer diabetes, termasuk orang dengan indeks massa tubuh di atas 25.
Lingkar pinggang. Lingkar pinggang yang besar dapat mengindikasikan resistensi insulin.
Tidak aktif. Semakin Anda tidak aktif, semakin meningkat risiko prediabetes seiring
bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun.
Riwayat keluarga. Risiko prediabetes meningkat jika orangtua atau saudara mengidap
diabetes tipe 2.
Ras. Walaupun penyebabnya tidak jelas, orang ras tertentu—termasuk Afrika, Hispanik,
Indian, Asia, dan Kepulauan Pasifik—lebih berisiko mengembangkan prediabetes.
Diabetes gestasional. Jika Anda terkena diabetes gestasional selagi Anda hamil, risiko
berkembangnya diabetes selanjutnya meningkat. Bila Anda melahirkan bayi berbobot lebih
dari 4,1 kg, risiko Anda terkena diabetes juga bertambah.
Sindrom polycystic ovary. Pada wanita, memiliki sindrom polycystic ovary—kondisi
umum dengan ciri-ciri periode menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan
obesitas—meningkatkan risiko diabetes.
Sleep apnea. Sleep apnea adalah kelainan tidur yang menyebabkan pernapasan terganggu
berulang kali selama tidur, mengakibatkan kualitas tidur yang buruk. Orang dengan jam
kerja yang berubah atau mendapatkan giliran kerja di malam hari, yang mungkin
menyebabkan gangguan tidur, mungkin juga lebih berisiko terkena prediabetes atau
diabetes tipe 2.

Aktivitas 5
Susunlahdiagnosakeperawatanpadakasus prediabetes secaramandiri

1. Obesitas
2. Defisit pengetahuan
Aktivitas6
Susunlah rencana keperawatan pada kasus predia betes secaramandiri

1. Diagnosa 1

Obesitas :
Lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebih.

Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal.

Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan.

Intervensi :
a) Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
b) Timbang berat badan secara periodik
c) Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
d) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi
penurunan berat badan
e) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)

Rasional :
a) Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
b) Memberikan informasi tentang keefektifan program
c) Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dengan
rencana
d) Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
e) Penurunan berat badan

2. Diagnosa 2
Tujuan adalah keluarga mampu menjelaskan tentang diabetes sehingga keluarga
dapat melakukan perawatan pada penyakit diabetes sehingga penderita diabetes
dalam keluarga semakin membaik. Intervensi yang penulis susun adalah :
a) Observasi tingkat pengetahuan keluarga tentang prediabetes
b) Jelaskan tentang pengertian, etiologi, tanda gejala, faktor resiko,
komplikasi, serta pengobatan pre diabetes
c) Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
d) Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghadapi masalah prediabetes

Anda mungkin juga menyukai