Anda di halaman 1dari 3

5.

Osteosarkoma

A. Definisi
Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah tumor maligna yang
berada pada tulan dan merupakan tumor tulang primer maligna yang paling sering dan
paling fatal. Osteosarkoma atau osteogenik sarkoma ini dipergunakan bukan karena
tumor membentuk tulang, tetapi karena pembentukan tumor ini berasal dari sel
osteoblastik dari sel-sel mesenkim primitif.2
B. Etiologi
Penyebab osteosarkoma masih belum jelas diketahui. Adanya hubungan
kekeluargaan menjadi suatu predisposisi, begitu pula adanya hereditery
retinoblastoma. Agen virus dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan.
Radiasi ion dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma. Dua tumor
supressor gene yang berperan secara signifikan yaitu protein p53 (kromosom 17) dan
Rb (kromosom 13).2
C. Epidemiologi
Menurut statistik, dari tiap 1 juta penduduk terdapat 2-3 orang penderita.
Proporso insiden osteosarkoma dalam tulang sangat tinggi. Osteosarkoma dapat
timbul hampir di setiap golongan usia, tapi kebanyakan pada 10-20 tahun, disusul 21-
30 tahun. Ratio pria dan wanita adalah 2:1. Terutama timbul di metafisis yang tumbuh
aktif. Lokasi tersering adalah ujung distal femur dan proksimal tibia, tumor pada 50%
lebih pasien timbul disekitar lutut, lalu proksimal humerus, proksimal fibula, dll.1
D. Patogenesis
Penyebab osteosarkoma tidak diketahui, namun berbagai agen dan status penyakit
dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini. Osteosarkoma dipercaya berasal
dari sel stem mesenkim atau sel osteoprogenitor yang mengalami gangguan dalam
jalur diferensiasi osteoblas. Beberapa studi membuktikan bahwa osteosarkoma
mempunyai cancer stem cells. Penyebab yang paling diketahui berhubungan dengan
penyakit ini ialah radiasi. Osteosarkoma setelah terapi radiasi merupakan komplikasi
yang jarang dan biasanya terjadi setelah 15 tahun kemudian (antara 3-55 tahun).
Sekitar 70% penyakit ini mempunyai abnormalitas genetik seperti penyimpangan
struktur kompleks dan jumlah kromosom. Studi molekuler menunjukkan bahwa tumor
ini biasanya mempunyai mutasi pada tumor suppressor gen dan onkogen termasuk
Rb, TP53, INK4a, MDM2 dan CDK4. Rb dikenal sebagai regulator negatif yang kritis
dalam siklus sel. Kasus dengan mutasi Rb mempunyai peningkatan risiko
osteosarkoma 1000 kali dan mutasi ini terdapat pada 70% kasus osteosarkoma
sporadik. TP53, berfungsi sebagai penjaga integritas genomik oleh promosi reparasi
DNA dan apoptosis dari kerusakan sel yang ireversibel. Kasus sindrom Li-Fraumeni
dengan mutasi gen TP53 mempunyai insiden tinggi tumor ini. Keadaan yang
mengganggu fungsi TP53 biasanya ditemukan pada tumor sporadik. INK4a inaktif
pada banyak osteosarkoma. Gen ini mengode dua tumor supresor, p16 (regulator
negatif dari cyclin-dependent kinase) dan p14 (menambah fungsi p53). MDM2 dan
CDK4 merupakan regulator siklus sel yang menghambat fungsi p53 dan RB, dan
ekspresinya tampak berlebihan pada banyak osteosarkoma derajat rendah, sering
melalui amplifikasi kromosom regio 12q13-q15. Insiden puncak penyakit ini terjadi
pada dewasa dengan pertumbuhan yang cepat, sering pada regio growth plate tulang
(pertum-buhan tulang yang paling cepat). Proliferasi yang meningkat pada sisi ini
dapat merupakan predisposisi untuk mutasi yang mengatur perkembangan
osteosarkoma.3
E. Manifestasi klinis
Osteosarkoma sering terdapat di daerah lutut pada anak-anak dan dewasa muda,
terbanyak pada distal dari femur. Sangat jarang ditemukan pada tulang-tulang kecil di
kaki maupun di tangan, begitu juga pada kolumna vertebralis. Apabila terdapat pada
kaki biasanya mengenai tulang besar pada bagian belakang yaitu pada tulang talus dan
kalkaneus, dengan prognosis yang lebih jelek. Sering didapatkan adanya riwayat
fraktur patologis. 2
Keluhan awal adalah nyeri, pada mulanya nyeri samar, lalu menjadi kontinu dan
secara bertahap bertambah hebat, terutama menghebat malam hari. Selanjutnya timbul
pembengkakan setempat, yang membesar progersif. Nyeri dan bengkak dapat
mempengaruhi gerakan sendi yang berdekatan. Riwayat penyakit umumnya 2-4
bulan, sebagian besar pasien telah menjalani terapi, pemberian obat luar dan terapi
tidak tepat lainnya, nyeri bengkak tidak jelas mereda, sebaliknya bertambah hebat
secara bertahap. Sejalan progresi penyakit dapat timbul demam, pengurusan, anemia.
Kausa kematian adalah metastasis jauh.1
Pada anamnesis, keluhan utama yang paling sering muncul adalah nyeri,
deformitas dan hambatan mobilitas fisik. Kondisi dari keluhan dirasakan secara
perlahan-lahan disertai adanya nyeri pada sekitar lesi dan kesulitan dalam
menggerakkan ekstremitas yang terlibat. Keluhan nyeri makin lama makin berat
sampai klien terbangun saat tidur karena adanya nyeri. 2
Keluhan biasanya sudah ada 3 bulan sebelumnya dan sering kali dihubungkan
dengan trauma. Terdapat benjolan pada daerah sekat sendi yang sering kali sangat
besar, nyeri tekan dan tampak pelebaran pembuluh darah pada kulit di permukaannya.
Tidak jarang menimbulkan efusi pada sendi yang berdekatan. Sering juga ditemukan
adanya patah tulang patologis.
Pada pengkajian regional biasanya akan didapatkan tanda dan keluhan seperti
berikut ini:
1) Look: terlihat adanya nyeri (kesakitan), pembesaran jaringan dan tanda-tanda
peradangan. Adanya nyeri menunjukkan adanya tanda ekspansi tumor yang cepat
dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan atau degenerasi. Pembesaran,
penting untuk diperiksa letak pembesaran, jumlah benjolan/pembesaran jaringan,
dan seberapa diameter ukuran dari benjolan/pembesaran jaringan tersebut. Tanda-
tanda peradangan seperti kemerahan pada sisi lesi, pembengkakan atau benjolan
dengan sisi lesi yang tidak jelas dan tidak mudah bergerak, palpasi hangat pada
pusat lesi secara lokal, keluhan nyeri dan penurunan fungsi pergerakan ekstermitas
terlibat baik bagian distal maupun proksimal. Pembentukan neovaskularisasi pada
kulit atas lesi tumor dengan tanda terlihatnya pembesaran vena-vena pada
permukaan dari massa.
2) Feel: keluhan nyeri tekan, jaringan tumor mudah bergerak atau masih bisa bida
digerakkan dan tumor ganas jaringan biasanya tidak mudah digerakkan atau
bersifat kaku dan tidak bergerak.
3) Move: keterbatasan pergerakan dan kelemahan fisik. Keterbatasan pergerakkan
berhubungan dengan pernurunan rentang gerak. Gangguan ini biasanya semakin
bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri dan
makin besarnya benjolan/pembengkakan pada klien.2

Sumber:
1. Desen, Wan. 2013. Buku Ajar Onkologi Dasar Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
2. Helmi, Zairin Noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta:
Salemba Medika.
3. Loho, Lily L. 2014. Osteosarkoma. Manado: Jurnal Biomedik. Vol. 6, No. 3:56.

Anda mungkin juga menyukai