Anda di halaman 1dari 11

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

SOP CEREBRI

OLEH :
D3 Keperawatan Universitas Jember
Profesi Ners Universitas Jember

PEMERINTAHAN PROPINSI JAWA TIMUR


RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Jalan Jaksa Agung Suprapto Nomor 02 Kota Malang Jawa Timur
65112
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan ini telah disarankan dan disetujui oleh:


Hari/tanggal : Jumat, 14 Desember 2018
Tempat : Ruang tunggu Ruang 20 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Mengetahui,

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(...........................................) (.............................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Ca Mamae
Hari/Tanggal : Jumat, 14 Desember 2018
Waktu : ± 30 menit
Tempat : Ruang 20 RSUD dr. Saiful Anwar
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Ruang 20 Rumah
Sakit Saiful Anwar Malang

A. Analisa Situasi

1. Peserta Penyuluhan

1.1 Keluarga klien dan klien

1.2 Jumlah peserta tidak terbatas

1.3 Latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA, dan sebagainya

1.4 Minat dan perhatian dalam menerima materi penyuluhan cukup baik

1.5 Interaksi sasaran baik

2. Penyuluh

2.1 Mampu mengomunikasikan kegiatan penyuluhan tentang SOP Cerebri

3. Ruangan

3.1 Bertempat di Ruang20 RSUD Saiful Dr. Anwar Malang

3.2 Ruangan cukup untuk menampung keluarga klien

3.3 Penerangan, ventilasi, pengeras suara cukup kondusif untuk kelangsungan


kegiatan penyuluhan

B. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami
dan mengerti tentang SOP Cerebri
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan anggota keluarga dapat menjelaskan
kembali :
a. Pasien dan keluarga mengetahui dan mampu memehami Pengertian SOP
Cerebri
b. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab SOP Cerebri.
c. Pasien dan keluarga mengetahui Tanda dan gejala SOP Cerebri
d. Pasien dan keluarga mengetahui pencegahan SOP Cerebri
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Power Point

F. Pengorganisasian
1. MODERATOR:
Tugas :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri (Institusi)
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2. PENYULUH :
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang SOP Cerebri
b. Menjelaskan materi mengenai SOP Cerebri
c. Menjawab pertanaan peserta
3. FASILITATOR :
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d. Memotivasi masyarakat untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

4. OBSERVASI :
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung
5. DOKUMENTASI :
a. Dokumentasi kegiatan penyuluhan.
G. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Sasaran Metode Ceramah
Penyuluhan
Pembukaan Pembukaan : a) menjawab Ceramah 2 menit
salam
1. Memberi salam b) Mendengarkan
2. Menjelaskan dan
tujuan memperhatikan
penyuluhan
penyajian Penyampaian Memperhatikan Ceramah 15 menit
Materi materi : dan mengajukan
1. Pengertian SOP pertanyaan
Cerebri
2. Penyebab SOP
Cerebri.
3. Tanda dan
gejala SOP
Cerebri.
4. Bagaimana
terjadinya SOP
Cerebri
5. Cara
menangani
SOP Cerebri

Penutup Memberikan Menjawab Tanya 5 menit


pertanyaan dan pertanyaan jawab
membuat
kesimpulan

H. Materi
(Terlampir)
I. EVALUASI
Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya dan
memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan.
Pertanyaan :
1. Apa pengertian SOP Cerebri
2. Apa penyebab SOP Cerebri
3. Bagaimana tanda dan gejala SOP Cerebri
4. Bagaimana terjadinya SOP Cerebri
5. Bagaimana cara menangani SOP Cerebri

LAMPIRAN MATERI
SOP CEREBRI
A. Pengertian SOP Cerebri
Tumor otak adalah sebuahlesi terletak pada intrakranial yang menempati ruang di
dalam tengkorak (Brunner &Suddarth, 2002).
B. Penyebab
Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena
1. Genetik
Tumor susunan saraf pusat primer merupakan komponen besar dari beberapa
gangguan yang diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant
termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.
2. Kimia dan Virus
Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus
menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi
hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas.
3. Radiasi
Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak
menyebabkan terbentuknya neoplasma setelah dewasa.
4. Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma
selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf
pusat belum diketahui.
C. Klasifikasi
Berdasarkan sifatnya:

1. Tumor Jinak dan tumor ganas


2.

D. Klasifikasi

1. Karsinoma in situ

Karker yang masih ada pada tempatnya,merupakan kanker dini yang belum
menyebar/menyusup keluar dari tampat asalnya.

2. Karsinoma Duktal

Berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju keputing susu,kanker
ini bisa terjadi sebelum/sesudah menopouse,dapat diraba ada pemeriksaan
mammogram,tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium kanker ini
biasanya pada daerah tertentu payudara bisa diangkat secara keseluruhan melalui
pembedahan.

3. Karsinoma Lobuler
Mulai tumbuh dalam kelenjar susu,terjadi biasa setelah menopouse,bias
terjadi pada kedua payudara ( kanker invasif )

4. Kanker Invasif

Kanker yang menyebar dan merusak jaringan lainnya,bisa terlokalisir(terbatas


pada payudara),maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).

5. Karsinoma Moduler (terdapat pada kelenjar susu)

6. Karsinoma Tobuler (terdapat pada kelenjar susu)

E. Cara Mengatasi Dan Pencegahan Penyakit Kanker Payudara

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak


tergantung pada stadium klinik penyakit (Mansjoer, 2006), yaitu:

1. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi


(Hirshaut & Pressman, 1992):

a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,


jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan
di sekitar ketiak
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja,
tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

2. Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker


dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara
menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel
kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi
juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami
mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.

4. Lintasan metabolisme

Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan


resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi
oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang,
menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju
tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh,
penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti
osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.

CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan


menghambat perkembangan sel kanker. Molekul cAMP tersebut terbentuk dari
ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah
guanine nucleotide-binding protein. Respon cAMP terhadap CT dapat menurun
ketika sel terinkubasisenyawamitogenik berupa 17 beta-estradiol dan EGF; dan
meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan
1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogenc-myc. Namun penggunaan
tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polipendometrial, hiperplasia dan kanker,
melalui mekanisme adrenomedulin. Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak
ditemukan pada senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti
forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya
menghasilkan sedikit produksi cAMP.

F. Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok


besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap
epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit
tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk


promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan
pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk


terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:

a. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
b. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan
mammografi setiap tahun.
c. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai
usia 50 tahun

3. Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif


menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif
dengan obat herbal kanker payudara.

F. Pemeriksaan Sendiri Payudara

SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri), dilakukan rutin oleh wanita,seorang


wanita akan menemukan benjolan pada stadium dini,dilakukan pada waktu yang
sama setiap bulan Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling
tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi
wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin
dilakuka setiap bulan. Prosedur pelaksanaan SADARI, antara lain:

1) Langkah 1

a) Berdirilah di depan cermin

b) Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim

c) Perhatikan adanya rabas dari puting payudara, keriput, dimpling atau kulit
mengelupas.

2) Langkah 2

Dua langkah berikut ini dilakukan untuk memeriksa segala perubahan dalam
kontur payudara. Ketika melakukannya, diharapkan anda harus mampu untuk
merasakan otot-otot anda yang terasa menegang.

a) Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan di belakang
kepala anda dan menekan tangan anda ke arah depan.

b) Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.

3) Langkah 3

a) Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak
membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda ke arah
depan.

b) Perhatikan setiap perubahan kontur payudara anda

4) Langkah 4

Beberapa wanita melakukan bagian pemeriksaan berikut ketika sedang mandi


dengan shower. Jari –jari anda akan meluncur dengan mudah di atas kulit yang
bersabun, sehingga anda dapat berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap
perubahan di dalam payudara.

a) Angkat tangan kiri anda.

b) Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda
dengan kuat, hati –hati dan menyeluruh.

c) Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar dari tangan anda dalam lingkaran
kecil, bergerak melingkar dengan lambat di sekitar payudara.

d) Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.

e) Pastikanlah untuk melakukannya pada seluruh payudara

f) Beri perhatian khusus pada area di antara payudara dan di bawah lengan
termasuk bagian di bawah lengan itu sendiri.
g) Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.

5) Langkah 5

a) Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.

b) Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi
ketika anda sedang atau tidak melakukan SADARI, maka segeralah temui
dokter anda.

c) Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan anda.

6) Langkah 6

a) Langkah 4 dan 5 harus diulangi dalam posisi berbaring.

b) Berbaringlah mendatar terlentang dengan lengan kiri anda di bawah kepala anda
dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kiri anda (posisi ini
akan mendatarkan payudara anda dan memudahkan anda untuk memeriksanya).

c) Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan di atas dan Ulangi
pada payudara kanan anda

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC. Jakarta

Lincoln Jackie, Wilensky. 2008. Kanker Payudara Dan Diagnosanya. Jakarta: PT.
Prestasi Pusakarya.

Mansjoer, dkk. 2006. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta: EGC

Tapan. 2005. Kanker Anti Oksidan dan Terapi Komplementer Elex Media
Komputindo. Jakarta: Media Action

Anda mungkin juga menyukai