Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan

1. Izin edar utk obat berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi ketentuan yang
berlaku sedangkan notifikasi kosmetika berlaku 3 tahun.
2. Pelaksanaan izin edar obat paling lambat setahun setelah tanggal persetujuan dikeluarkan
sedangkan kosmetika Pelaksanaan notifikasi dalam jangka waktu 6 bulan setelah kosmetik
dinotifikasi.
3. Industri farmasi sekurang – kurangnya harus mempunyai 3 orang apoteker sebagai
penanggungjawab Produksi,penanggung jawab pengawasan Mutu dan apoteker pemastian
mutu,sedangkan industri kosmetika cukup 1 orang apoteker penanggungjawab

4. Persyaratan produk obat dan kosmetik sama-sama diatur oleh UU No. 36 Tahun 2009

5. Obat harus memenuhi syarat Farmakope, sedangkan kosmetik memenuhi persyaratan Kodeks
Indonesia

6. Industri obat harus memenuhi syarat CPOB, sedangkan industri kosmetik memenuhi syarat
CPKB

7. Sarana dan proses produksi sama-sama diatur oleh PP No. 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alkes

8. Obat dan Kosmetika yang dimasukkan dan dikeluarkan ke dalam dan dari wilayah Indonesia
untuk diedarkan harus dilengkapi dengan dokumen yang menyatakan sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang bersangkutan telah lulus dalam pengujian dari segi mutu, keamanan,
dan kemanfaatan dari Instansi yang berwenang di negara asal atau Menteri.

9. Proses pembuatan obat dilakukan oleh industri farmasi, sedangkan kosmetik dilakukan oleh
Industri kosmetik

10. Izin edar obat dan kosmetik sama-sama dikeluarkan oleh Menteri yang diatur PMK No. 1010
Tahun 2008 tentang Registrasi Obat

11. Industri obat dan kosmetik hanya boleh mengimport jika telah memiliki izin ekspor-impor

12. Peraturan periklanan obat dan kosmetika harus dibuat dengan dasar tidak besifat mengelabui
konsumen dan tidak memuat konten-konten yang tidak sesuai dengan obat atau kosmetika
yang diiklankan.

13. Obat dan kosmetika harus memiliki persyaratan mutu sesuai, berkhasiat dan memiliki
manfaat.

14. Pencabutan izin edar dari peredaran apabila tidak memenuhi persyaratan,utk industri farmasi
1 tahun setelah
15. Sanksi untuk produksi obat dan kosmetik dapat diberikan sanksi pidana dan sanksi
administrative.

16. Perbandingan peraturan perundang-undangan obat dan kosmetik dapat dilihat dari aspek izin
edar, pemasukan dan pengeluaran, kemasan, penandaan dan iklan, pemeliharaan mutu,
pengujian, penarikan kembali, serta pelanggaran dan sanksi dimana setiap aspek dimiliki obat
dan kosmetik.

17. PBF dan PBF Cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan obat dan/atau
bahan obat yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Menteri.

Anda mungkin juga menyukai