PENYUSUN
K1A113110
PEMBIMBING
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2019
BAB I
LAPORAN KASUS
A. PRIMARY SURVEY
Dilakukan pada hari Sabtu, 16 Februari 2019 pukul 18.20 WITA di IGD RS
Bahteramas.
simetris, reguler
B. SECONDARY SURVEY
1. Identitas
Nama : An. Fahrul
Umur : 4 tahun
Wita)
a. Keluhan utama
b. Anamnesis Terpimpin
c. Mekanisme Trauma
pemotong rumput.
d. Riwayat Trauma
e. Keluhan Tambahan
-
3. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalista
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda Vital
VAS 4/10
3. Status Present
ROM : Gerakan aktif dan pasif knee joint sinistra dan ankle joint
≤ 2 detik.
5. Foto Klinis
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan X-Ray
An. Fahrul, 4 tahun, nyeri tungkai kiri bawah, ± 6 jam yang lalu akibat
kesadaran kompos mentis, sakit sedang, gizi baik. Tanda vital dalam batas
normal. Status lokalis: regio cruris sinistra: inspeksi hematoma (+), swelling
3 cm, 7 cm x 3 cm x 3 cm, bone expose (+). Palpasi: nyeri tekan (+). ROM :
Gerakan aktif dan pasif knee joint sinistra dan ankle joint sinistra terbatas
sinistra
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Rencana Terapi
a) Non Farmakologi
1. Istrirahat
2. Imobilisasi
3. Elevasi
4. Edukasi
5. Rawat Luka
IVFD
Inj Antibiotik
Inj Analgetik
8. Dokumentasi Operasi
9. Follow Up
HR : 94 x/m Imobilisasi
RR : 20 x/m Elevasi
T : 36.6 0C Edukasi
A : PH1 Open Fracture Segmental
Rawat Luka
Left Tibia Grade IIIA
Farmakologi:
IVFD RL 28 TPM
Operatif:
Debridement
HR : 88 x/m Imobilisasi
RR : 20x/m Elevasi
T : 36.6 0C Edukasi
A : PH2 Farmakologi:
Open Fracture
berkurang Istirahat
HR : 88 x/m Elevasi
RR : 20x/m Edukasi
T : 36.6 0C Farmakologi:
A : PH3 Open Fracture
Cefotaxime 250 mg/ 12 Jam /IV
Segmental Left Tibia Grade IIIA
Paracetamol 250 mg/ 12 Jam/IV
+ POH2 Debridement
berkurang Istirahat
HR : 88 x/m Elevasi
RR : 20x/m Edukasi
T : 36.6 0C Farmakologi:
A : PH4 Open Fracture
Cefotaxime 250 mg/ 12 Jam /IV
Segmental Left Tibia Grade IIIA
Paracetamol 250 mg/ 12 Jam/IV
+ POH3 Debridement
21/02/2019 Non Farmakologi:
S : Nyeri tungkai kiri bawah
berkurang Istirahat
HR : 88 x/m Elevasi
RR : 20x/m Edukasi
T : 36.6 0C Farmakologi:
A : PH5 Open Fracture
Cefotaxime 250 mg/ 12 Jam /IV
Segmental Left Tibia Grade IIIA
Paracetamol 250 mg/ 12 Jam/IV
+ POH4 Debridement
berkurang Istirahat
HR : 88 x/m Elevasi
RR : 20x/m Edukasi
T : 36.6 0C Rawat Luka
A : PH6 Open Fracture
Farmakologi:
Segmental Left Tibia Grade IIIA
Cefadroxil 200 mg/ 12 Jam
+ POH5 Debridement
Paracetamol 3 cth/ 8 Jam
berkurang Istirahat
O : BP : 100/70 mmHg Imobilisasi
HR : 88 x/m Elevasi
RR : 20x/m Edukasi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat
faktor lain seperti proses degeneratif dan patologi (Depkes RI, 2005). World
Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta
orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan
lalu lintas (WHO, 2011). Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas
kurang lebih 12.000 orang pertahun, sehingga dapat disimpulkan trauma dapat
menyebabkan biaya perawatan yang sangat besar, angka kematian yang tinggi,
paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang
Fraktur cruris merupakan akibat terbanyak dari kecelakaan lalu lintas. Hal ini
Tibia adalah tulang medial besar tungkai bawah. Tibia berartikulasi dengan
condylus femoris dan caput fibula di atas, dan dengan talus dan ujung distal
fibula di bawah. Ia memiliki ujung atas yang melebar, dan ujung bawah lebih
sempit. Pada ujung atasnya terdapat condylus medialis dan lateralis (kadang-
kadang disebut plateau tibialis medialis dan lateralis), yang berartikulasi dengan
permukaan atas sendi condylus tibialis adalah area intercondylaris anterior dan
lateralis memiliki facies artikularis circularis untuk caput fibulae pada aspek
potongan melintang, dengan tiga batas (margo) dan tiga permukaan (facies).
Yakni, facies lateralis, facies medialis dan facies posterior. serta tiga buah tepi
yaitu margo anterior , margo medialis, margo interosseus. Pada pertemuan margo
anterior dengan ujung atas tibia terdapat tuberositas, yang menjadi tempat
tempat perlekatan membrana interossea. Ujung bawah tibia sedikit melebar dan
pada aspek inferiornya tampak sebuah permukaan sendi berbentuk pelana untuk
Facies lateralis malleolus medialis berartikulasi dengan talus. Ujung bawah tibia
memiliki lekukan lebar dan kasar pada permukaan lateralnya untuk berartikulasi
dengan fibula.3
Gambar1. Anatomi Tibia dan Fibula
C. Etiologi
puntir mendadak dan kontraksi otot yang ekstrim. Patah tulang mempengaruhi
sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf dan pembuluh darah. Organ
tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau
D. Diagnosis
Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak
neurovaskuler. Apabila gejala klasik tersebut ada, secara klinis diagnose fraktur
1. Anamnesis
Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri, dan
tersebut ada, secara klinis diagnosis fraktur dapat ditegakkan walaupun jenis
lain.5
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan tiga hal penting, yakni inspeksi / look:
feel (nyeri tekan). Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu
3. Pemeriksaan Penunjang
anteroposterior (AP) dan lateral, memuat dua sendi di proksimal dan distal
fraktur, memuat gambaran foto dua ekstremitas, yaitu ekstremitas yang
cedera dan yang tidak terkena cedera (pada anak) dan dua kali, yaitu sebelum
imaging trauma yang utama pada lesi traumatik yang melibatkan tulang.
radiofrafi standar ini. Lokasi dan asal dari fraktur biasanya sudah dapat
jaringan lunak sulit dinilai. Posisi yang sering digunakan yaitu posisi
segmental
tertutup
E. Klasifikasi
a. Fraktur Tertutup
utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit dan relatif lebih aman.
jaringan lunak
Derajat 2 ; fraktur yang lebih berat dari derajat 1 yang disertai dengan
komparetemen
b. Fraktur Terbuka
Derajat I: laserasi < 1cm, kerusakan jaringan tidak berarti dan luka
relatif bersih
Derajat II: laserasi >1 cm tidak ada kerusakan jaringan yang hebat
Derajat III: luka lebar dan dan rusak hebat, atau hilangnya jaringan
lunak
pemisahan.
didekatnya
ujung fraktur salah satu bertemu dan apabila bagian fraktur hilang
F. Penatalaksanaan
Konservatif
K-wire
Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang Eksisi
a) Traksi Tulang
Traksi tulang didasarkan pada berat badan untuk menahan tulang yang
fraktur yang terdiri dari dua bagian dan stabil yang dapat diobati
Fiksasi eksternal. Dalam jenis operasi ini, pin atau sekrup logam
sekrup melekat pada bar di luar kulit. Perangkat ini adalah bingkai
seorang pasien memiliki beberapa luka dan belum siap untuk operasi
stainless steel dan titanium, yang tahan lama dan kuat. Jika sendi
harus diganti, bukannya tetap, implan ini juga bisa terbuat dari kobalt
dan krom. Implan yang cocok dengan tubuh dan jarang menyebabkan
reaksi alergi
yang patah bersama. Mereka melekat pada tulang dengan sekrup. Plat
dapat dilepas.
nail atau rods. Setelah tulang sembuh, sekrup mungkin dapat tanpa
DISKUSI KASUS
An. Fahrul, 4 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tungkai kiri
bawah sejak ±6 jam yang lalu akibat terkena mesin pemotong rumput.
Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri, dan
sedang, gizi baik. Tanda vital dalam batas normal. Status lokalis: regio cruris
sinistra: inspeksi hematoma (+), swelling (+), wound (+) multipel vulnus
7 cm x 3 cm x 3 cm, bone expose (+). Palpasi: nyeri tekan (+), kreptasi (+).
ROM : Gerakan aktif dan pasif knee joint sinistra dan ankle joint sinistra
terbatas karena nyeri. NVD: sensibilitas (+), teraba pulsasi, CRT ≤ 2 detik.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan tiga hal penting, yakni inspeksi / look:
feel (nyeri tekan). Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu
meliputi persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang mengalami nyeri,
tibia sinistra.
dibawah ini:
segmental
tertutup
Open Fraktur Segmental Left Tibia Grade IIIA. Gejala klasik fraktur
adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang
ditentukan.
casting.
wire dan reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang Eksisi
tulang pada tempatnya sampai sembuh. Namun, pada banyak kasus fraktur
tidak kembali pada tempatnya disebabkan adanya otot – otot yang menarik
fragmen tulang. Hanya fraktur yang terdiri dari dua bagian dan stabil yang