Anda di halaman 1dari 24

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT.

BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada saat sekarang ini semakin
menuntut adanya pemenuhan kebutuhan tenaga professional, untuk mendapatkan
dan memanfaatkan energi dari alam yang jumlahnya sangat banyak perlu diadakan
sarana atau instansi yang menanganinya dan kebutuhan di era globalisai sekarang
ini menuntut tersedianya sumber daya manusia yang handal, berkualitas dan siap
pakai yang mampu bersaing menghadapi tantangan di masa mendatang.

Politeknik Negeri Sriwijaya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang


bertujuan untuk meningkatkan dan menghasilkan tenaga professional dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang baik. Kerja praktik merupakan
salah satu mata kuliah wajib di Politeknik Negeri Sriwijaya yang harus di tempuh
mahasiswa Teknik Mesin salah satu syarat penyelesain kurikulum. Dalam
pelaksanaan kerja praktik ini mahasiswa diharapkan dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah untuk di terapkan dalam
perusahaan maupun industri. Melalui pengalaman ini dapat menambah wawasan
mahasiswa sehingga memiliki daya nalar dan pemahaman mengenai pengetahuan
Teknik Mesin yang lebih terarah.

Untuk melaksanakan program Kerja Praktik ini diperlukan suatu kerja sama
yang baik antara pihak perguruan tinggi dengan kalangan praktisi industry terkait.
PT. Bukit Asam Tbk, merupakan salah satu perusahaan yang mampu memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek, karena secara
umum kegiatan penambangan menggunakan berbagai jenis mesin dalam kegiatan
operasional.

PT. Bukit Asam Tbk, merupakan tambang terbuka dengan sistem


penambangan secara berkesinambung ( Continous Surface Mining ) yang

1 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

merupakan alat terpadu dimana sebagai alat akan saling berhubungan dalam proses
penambangan batu bara. Sistem penambangan ini akan berjalan dengan baik dan
efektif bila semua alat tambang di tunjang dengan perawatan yang optimal dan
efektif pula. Bila terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu rangkaian sistem
maka rangkaian sistem yang terhubung akan ikut terhenti. Melalui pengamatan
secara dekat makan penyusun memperoleh beberapa masukan untuk menulis
laporan kerja praktek khusunya mengenai kerusakan dan perbaikan Belt Conveyor.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan melaksanakan kerja praktek di PT. BUKIT ASAM (Persero) Tbk,
adalah :

a. Tujuan Umum

1. Mengetahui sejarah dan profil PT. Bukit Asam (Persero) Tbk,

2. Mengetahui struktur organisasi dan anak perusahaan PT. Bukit Asam


(Persero) Tbk,

3. Mengetahui proses penambangan batubara di PT. Bukit Asam (Persero)Tbk,

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui cara kerja Belt Conveyor

2. Mengetahui keruskan dan perbaikan Belt Conveyor

3. Memberikan informasi teknologi kepada pihak jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri Sriwijaya.

1.3 Manfaat Kerja Praktik

1.3.1 Bagi Mahasiswa

2 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

1. Memberikan gambaran ruang lingkup dunia kerja dan


permasalahannya bagi mahasiswa untuk menghadapi persaingan
tenaga kerja di masa yang akan datang.
jdsyaputra@bukitasam.co.id, aadjatmiko@bukitasam.co.id

2. Membantu memberikan perbekalan dan pengetahuan serta


keterampilan kepada setiap mahasiswa tentang kondisi yang
terdapat di lapangan kerja.

1.3.2 Bagi PT. Bukit Asam Tbk

Adapun beberapa manfaat yang diperoleh bagi perusahaan adalah :

1. Dapat saling menukar informasi perkembangan teknologi antara


institusi pengguna teknologi dengan lembaga perguruan tinggi.

2. Secara khusus membantu mahasiswa Teknik Mesin sebagai tenaga


kerja professional yang siap pakai untuk PT. Bukit Asam (Persero)
Tbk.

1.3.3 Bagi Jurusan

Manfaat bagi fakultas tempat mahasiswa berasal yaitu menyesuaikan


ilmu yang didapat pada saat kuliah di kampus yang telah dipelajari
dengan lapangan kerja praktek di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, agar
kurikulum yang telah diajarkan saat kuliah dapat dikembangkan lagi
sesuai dengan kebutuhan industri tempat mahasiswa praktek.

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis mengambil batasan


masalah tentang Kerusakan dan Perbaikan Belt Conveyor .

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik

3 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Praktik Kerja Industri dan pengambilan data dilaksanakan di lokasi PT.


BUKIT ASAM (Persero) Tbk, yang tepatnya disatuan kerja Perencanaan
Perawatan. Waktu pelaksanaan kerja praktek industri dilaksanakan pada tanggal
11 Februari – 11 Maret 2019.

BAB II

4 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan


Kegiatan eksplorasi penambangan di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk diawali
pada tahun 1915–1918 yang dimulai oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun
1919 dengan mengoperasikan tambang batubara pertama yang menggunakan
metode penambangan terbuka di Air Laya dan batubara yang telah dieksplorasi dari
tahun 1919–1987 sebanyak kurang lebih 23 juta ton.
Beberapa lembaga pengurus di PT. Bukit Asam Tbk. Yaitu sebagai berikut :
a. Tahun 1919–1942 pemerintah Hindia Belanda.
b. Tahun 1942–1945 pemerintah Militer Jepang.
c. Tahun 1945–1947 pemerintah Republik Indonesia.
d. Tahun 1947–1949 pemerintah Belanda.
e. Tahun 1950 sampai sekarang pemerintah Republik Indonesia,
yang terdiri dari :
1. Tahun 1950–1958 pengelola pertambangan diberi nama Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (PN. TABA).
2. Tahun 1959–1960 pengelola pertambangan dilaksanakan oleh Badan
Urusan Perusahaan Tambang Negara (BUPTAN).
3. Tahun 1961–1967 beralih menjadi Badan Pimpinan Umum (BPU) yang
membawahi tiga Perusahaan Negara, yaitu Perusahaan Negara Tambang
Asam, Perusahaan Negara Tambang Batubara Tanjung Enim dan
Perusahaan Negara Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Timur.
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk didirikan pada tanggal 2 Maret 1981,
berdasarkan Peraturan pemerintah No.42 tahun 1980 dengan Akta Notaris
Mohamad Ali No.1, yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 6 Maret
1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan
perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.
C2-7553- HT.01.04.TH.85 tanggal 28 Nopember 1985 serta diumumkan dalam
Berita Negara No. 33, Tambahan No. 550, tanggal 25 April 1986.

5 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Produksi batubara unit pertambangan Tanjung Enim dipasarkan ke Pasar


Internasional dan domestik melalui Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung dan
Dermaga Kertapati, Palembang.
Pelabuhan Tarahan seluas 42,5 hektar dengan kapasitas muatan 12 juta
ton/tahun, dapat disandari kapal dengan bobot maksimum 80.000 DWT. Sedangkan
Dermaga Kertapati, Palembang seluas 1,5 hektar dengan kapasitas muatan 2,5 juta
ton/tahun, dapat disandari kapal tongkang dengan bobot maksimum 8.000 DWT.
Dari kedua dermaga tersebutlah, batubara dipasok ke pasar domestik maupun
Internasional.

2.2 Profil Perusahaan


PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak
pada industri pertambangan batubara, atau yang lebih dikenal dengan sebutan PT.
BA yang berlokasi di tanjung enim,sumatera selatan.
Adapun visi, misi, logo perusahaan, komitmen dan arti dari PT. Bukit Asam Tbk
sebagai berikut:
1. Visi

Perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

2. Misi
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi
dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
stakeholder dan lingkungan.
3. Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaan


4. Komitmen

6 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Berkomitmen untuk mewujudkan visi, misi dan nilai-nilai dari PTBA dan
untuk mendirikan budaya perusahaan sebagai dasar dari keberhasilan
jangka panjang.
5. Arti
Untuk mendedikasikan sumber daya energi untuk kehidupan yang lebih
baik dari dunia dan bumi.

Adapun nilai-nilai yang dianut oleh PT. Bukit Asam Tbk yaitu:

1. Visioner

Bekerja cerdas.

2. Integritas

Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen


dan bertanggung jawab.

3. Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru
untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
4. Profesional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan
kreativitas, penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama
untuk keahlian yang terus menerus meningkat.

5. Sadar Biaya dan Lingkungan

Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan


menjalankan usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian
lingkungan.

2.3 Anak perusahaan yang dimiliki oleh PT. Bukit Asam (Persero) Tbk

7 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Merupakan perusahaan yang bergerak diberbagai bidang yang berbeda. Anak


perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. PT. Bukit Pembangkit Innovative

PT. Bukit Pembangkit Innovative dibentuk tahun 2005 kepemilikan


saham 59,75% bergerak pada bidang Pembangkit listrik tenaga uap saat
ini dalam tahap konstruksi pembangunan PLTU 2x110MW di Banjarsari,
Sumatera Selatan.

2. PT. Bukit Asam Prima

PT. Bukit Asam Prima dibentuk tahun 2007 dengan kepemilikan saham
99,99% bergerak pada bidang perdagangan batubara dan sudah beroperasi
sejak tahun 2007.

3. PT. Internasional Prima Coal

PT. Internasional Prima Coal diakuisisi PTBA pada tahun 2008 dengan
kepemilikan saham 51% bergerak pada bidang Penambangan batubara di
Samarinda, Kalimantan Timur, sudah mulai beroperasi komersial sejak
tahun 2010.

4. PT. Bukit Asam Banko

PT. Bukit Asam Banko dibentuk tahun 2008 dengan kepemilikan saham
65% bergerak pada bidang Penambangan batubara, saat ini masih belum
beroperasi.

5. PT. Bukit Asam Transpacific Railways

PT. Bukit Asam Transpacific Railways dibentuk tahun 2008 dengan


kepemilikan saham 10% bergerak pada bidang angkutan batubara dengan
kereta api dari Tanjung Enim ke Lampung, saat ini masih dalam tahap
pengembangan.

6. PT. Huadian Bukit Asam Power

8 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

PT. Huadian Bukit Asam Power dibentuk tahun 2011 dengan kepemilikan
saham 45% bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga uap saat ini
masih dalam tahap pengembangan.

7. PT. Bukit Asam Methana Enim


PT. Bukit Asam Methana Enim dibentuk tahun 2007 dengan kepemilikan
saham 99,99% bergerak pada bidang Penambangan gas metana saat ini
dalam tahap pengembangan.

8. PT. Bukit Asam Metana Ombilin

PT. Bukit Asam Metana Ombilin dibentuk tahun 2007 dengan


kepemilikan saham 99,99% bergerak pada bidang Penambangan gas
metana sampai saat ini masih belum beroperasi.

9. PT. Bukit Asam Metana Peranap

PT. Bukit Asam Metana Peranap dibentuk tahun 2007dengan kepemilikan


saham 99,99% bergerak pada bidang Penambangan gas metana saat ini
masih belum beroperasi.

10. PT Bukit Multi Investama

PT. Bukit Multi Investama dibentuk pada 9 September 2014 dengan alamat
Gedung Menara Kadin Indonesia Lt. 9, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav
2-3 Jakarta. Bergerak dalam bidang perdagangan umum, jasa, percetakan,
pembangunan, perindustrian pengangkutan darat, perkebunan dan
pertanian, pengelolaan hasil serta properti.

2.4 Lokasi Perusahaan

PT. Bukit Asam Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim, berlokasi di


Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Secara astronomis Daerah Tanjung Enim terletak pada kedudukan 3042’30” LS
sampai 4047’30” LS dan 103043’00” BT sampai 103050’10” BT.

9 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Gambar 2.2 Peta Lokasi Perusahaan

Adapun Unit Pertambangan Tanjung Enim sendiri dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Tambang Air Laya (TAL) yang merupakan tambang batubara terbesar di
Unit Pertambangan Tanjung Enim yang dikerjakan oleh Satuan Kerja
Penambangan Swakelola.
b. Tambang Non Air Laya ( NAL) yang merupakan tambang terbuka, tambang
NAL meliputi Tambang Muara Tiga Besar (MTB) dan Bangko Barat.

2.5 Struktur Organisasi


PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dalam menjalankan dan mencapai
tujuannya dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu lima Direktur lainnya

10 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

yaitu: Direktur Teknik, Direktur Operasi dan Produksi, Direktur Niaga, Direktur
Umum dan Sumber daya manusia.
Dimana tiap-tiap fungsi adalah satu kesatuan yang terkoordinasi dalam
usaha mencapai tujuan perusahaan. Masingmasing divisi didukung oleh setiap
dinas yang membawahi beberapa bagian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Bukit Asam Tbk

2.6 Proses Penambangan


PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim memiliki 3 sumber tambang
yaitu tambang utama yang berada di Airlaya, lalu di Muara Tiga Besar yang biasa

11 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

disebut MTB, dan di Banko Barat. PT. Bukit Asam ini merupakan pertambangan
open pit atau tambang terbuka, dimana kegiatan penambangan dilakukan di
permukaan bukan dibawah tanah. Tentunya proses penambangan yang pertama
dilakukan adalah proses eksplorasi untuk mengetahui potensi batubara yang
dapat ditambang. Setelah itu, proses penggalian pun dilakukan. Hasil galian lalu
akan diangkut ke tempat penyimpanan batu bara sementara atau yang biasa
disebut dengan stock pile. Lalu, batu bara akan diangkut dengan kereta dan
selanjutnya dengan kapal untuk dikirim ke konsumen. PT.Bukit Asam sendiri
memiliki beberapa grade batubara yang digali dan secara garis besar aktifitas
penambangan di PT. Bukit Asam dapat

Pada dasarnya proses penambangan yang terdapat di PT. Bukit Asam


memiliki 2 tipe penambangan, yang pertama pertambangan kontinyu (continuous
mining) dan penambangan manual. Dimana metode penambangan kontinyu
(BWE System) dioperasikan oleh perusahaan PT.BA sendiri sedangkan untuk
metode penambangan manual (Shovel/truck) sebagian besar dilakukan oleh pihak
ketiga/kontraktor. Pada penambangan manual, proses penambangan hanya
dilakukan secara sederhana menggunakan alat bantu Shovel dan truk
pengangkut/dump truck. Sedangkan penambangan kontinyu dilakukan secara
terus menerus dengan menggunakan alat BWE dan didukung sistem CHF.

Proses penambangan dimulai dari sumber tambang yang berada dikawasan


Airlaya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat. Ketiga kawasan tersebut menjadi
sumber utama tambang batubara di PT.BA. Proses penambangan utama
menggunakan alat Bucket Wheel Excavator (BWE) sebagai alat pengeruk. Alat
ini berfungsi umtuk mengeruk batubara dari tanah penutup. BWE menggunakan
listrik sebagai sumber tenaga. Setelah batubara dikeruk, lalu batubara akan jatuh
pada conveyor yang sudah terpasang pada BWE sehingga batubara akan jatuh di
ujung BWE yang lainnya. Dalam pengerjaannya, BWE dibantu oleh Belt Wagon
(BW). BW adalah alat yang digunakan sebagai perpanjangan tangan BWE. BW
membantu mengalirkan batubara menuju conveyor excavating (CE).

12 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Setelah batubara sampai di conveyor, batubara akan diantarkan ke


distribution point. Distribution Point adalah tempat dimana batubara dan tanah
dipisahkan. Tanah yang berhasil dipisahkan akan diarahkan menuju outside
dump menggunakan conveyor dumping (CD), sedangkan batubara akan dialirkan
menuju stock pile menggunakan coal conveyor (CC).

Stock pile adalah kawasan untuk menimbun batubara. Stock pile terdir dari
gundukan-gundukan batubara yang disusun berdasarkan grade. Stock pile
berguna untuk menyimpan pasokan batubara, Karena pada saat hujan tidak ada
kegiatan penambangan sehingga permintaan batubara dipasok dari stock pile ini.
Stock pile dilengkapi dengan alat Stacker/Reclaimer. Sistem operasi
Stacker/Reclaimer dapat dibedakan mejadi dua sistem yaitu :

 Stacking yaitu sistem operasi untuk menumpukkan batubara di stockpile


jika TLS tidak membutuhkan batubara.
 Relaiming yaitu sistem operasi untuk mengambil batubara dari stock pile
jika TLS membutuhkan batubara untuk dimuat ke gerbong.

S/R merupakan suatu mesin sejenis BWE tetapi lebih kecil, kelebihan dari
mesin ini bisa mengambil batubara dan menimbun batubara. Sesuai dengan
namanya Stacker/Reclaimer yang berarti mengambil kembali dan menimbun
batubara ke lokasinya.

Setelah ditumpuk di stock pile, batubara sesuai permintaan akan diangkut


menggunakan S/R ke coal conveyor (CC) menuju Train Loading Station (TLS).
Dimasukkan ke dalam kereta. TLS dilengkapi oleh hopper pembantu, sehingga
batubara dari CC akan masuk ke dalam hopper. Lalu ketika kereta datang, hopper
akan terbuka dan batu bara akan jatuh pada gerbong yang kosong. Kereta lalu
didistrubusikan ke berbagai macam tujuan salah satunya ke PLTU, pelabuhan
untuk pengiriman domestic maupun ekspor.

13 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Definisi Belt Conveyor

14 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Penambangan batubara di Tambang Air Laya (TAL) Tanjung Enim adalah


penambangan terbuka yang menggunakan alat gali Bucket Wheel Excavator
(BWE). Ada dua alat penimbun yaitu alat penimbun tanah yaitu : Spreader serta
alat penimbun batu bara yaitu : Stacker/Reclaimer (S/R). untuk mengangkut hasil
produksi dari BWE ke alat penimbun tersebut digunakan Belt Conveyor yang
terdiri dari beberapa stasiun yang saling berhubungan dalam pengoperasiannya
sehingga merupakan suatu rangkaian atau suatu sistem Belt Conveyor.

Belt Conveyor didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk


mengangkut atau memindahkan material, baik material curah maupun material
satuan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya secara terus menerus dengan
bentuk lembaran pita karet pada jalur conveyor system yang dioperasikan oleh
rangkaian perangkat conveyor system.

3.2 System belt Conveyor

1. Conveyor Excavating (CE)

Conveyor Excavating berfungi senagai alat angkut material yang berasal


langsung dari galian Bucket Wheel Excavator. Belt ini terletak dijalur
penambangan dan mempunyai 5 unit jalur, dengan lebar belt 1200 mm. Posisi
deri belt ini ada yang bisa digeser dan yang tetap, dapat disambung dan
dipendekkan sesuai kebutuhan operasinya.

2. Conveyor Shunting (CS)

Fungsi belt ini sebagai penerima atau pengangkut material dari conveyor
excavating yang akan diteruskan ke conveyor dumping apabila materialnya
berupa tanah, dan ke coal conveyor apabila material yang diangkut berupa
batubara. Terdiri dari 5 unit dengan lebar 1200 mm.

3. Conveyor Dumping (CD)

15 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Berfungsi sebagai penerima/pengangkut material tanah yang berasal dari


conveyor Shunting yang akan diteruskan ke spreader. Belt ini mempunyai 2 jalur
dengan lebar belt 1600 mm.

4. Coal Conveyor (CC)

Berfungsi sebagai pengangkut material batubara yang berasal dari conveyor


shunting yang akan di teruskan ke stacker reclaimer atau langsung menuju TLS.
Coal conveyor mempunyai satu jalur denga lebar belt 1600 mm dan mampu
melayani 2 BWE dengan kecepatan 5 m/s dengan kapasitas 5600 ton/jam.

3.3 Kontruksi Pada Instalasi Belt Conveyor

3.3.1 Drive Station

Adalah station penggerak ban berjalan yang kontruksinya dibangun diatas


ponton untuk memudahkan pemindahan station penggerak tersebut. Station
penggerak tersebut adalah salah satu komponen dari instalasi ban berjalan yang
berfungsi sebagai penggerak putaran belt conveyor.

Pada station penggerak dilengkapi dengan dua tromol penggerak


pemegang belt conveyor (take up pulley winch) dan ada juga beberapa station
penggerak yang dilengkapi dengan satu atau lebih mesin penggerak.

Variasi mesin penggerak ban ini pengunaanya tergantung dari panjang


ban, elevansi dan beda ketinggian landasan jalur instalasi belt conveyor.

Pulley / tromol pemegang belt berfungsi untuk :

16 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

 Menegangkan ban agar mendapat tegangan sehingga tromol


penggerak benar-benar menggigit agar bila tromol penggerak
berputar, ban ikut berputar.
 Mengendurkan ban apabila jalur instalasi ban bergeser untuk
mengikuti peta operasi pada daerah penggalian atau penimbunan.

3.3.2 Return Station (Stasiun Pembalik Putaran Ban)

Stasiun pembalik putaran ban kontruksinya dibangun diatas sebuah ponton


dan dipasang dibagian belakang instalasi ban, dengan kelengkapan lainnya yaitu
:

a) Pulley pembalik yang fungsinya sebagai pembalik putaran sabuk dan


pengangkut.
b) Corong pengumpan (hopper) yang fungsinya menerima material dari
instalasi ban yang ada dibelakangnya, dan juga berfungsi untuk
mengatur jatuhnya material agar dapat tersusun diatas sabuk pengatur.
c) Roll Impact, fungsinya untuk menahan material pada corong penadah.
Konstruksi Roll Impact ini lebih kokoh dari pada roll lainnya. Sesuai
dengan namanya impact roll ini bertugas menerima langsung jatuhnya
material.

3.3.3 Jalur Ban

Jalur ban merupakan rangkaian dari kerangka penyangga ban yang biasa
disebut belt frame, yang tersusun diatas landasan yang rata dan padat. Jarak
antara belt frame yang satu dan yang lainnya berkisar antara 60 cm sampai 80 cm
sedangkan panjang pendeknya instalasi ban tergantung pada kebutuhan
berdasarkan pada rencana tambang. Pada rangka belt frame dilengkapi dengan
5 set carrying idler (rol atas) dan dua set return idler (rol bawah).

Beberapa tipe belt frame normal dan spesifik, yaitu :

17 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

a) Tipe belt frame 1200, untuk ban geser dan permanen, tipe ini dipakai
di Conveyor Excavating dan Conveyor Shunting.

b) Tipe belt frame 1600, untuk ban geser dan permanen, tipe ini dipasang
pada jalur instalasi Conveyor Dumping dan Coal Conveyor.

Beberapa tipe belt frame spesifik, yaitu :

a) Belt frame RS (return station)

b) Belt frame DS (drive station)

c) Belt frame RDS (return drive station)

3.4 Komponen Belt Conveyor

Komponen-komponen penting belt conveyor diantaranya sebagai berikut :

a. Cover Rubber

Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang memppunyai elastisitas tinggi
dan tahan gesek. Berfungsi untuk melindungi lapisan penguat (ply) dari curahan,
gesekan dan benturan material pada saat loading (pemuatan) agar ply tidak sobek
dan rusak. Alasan pengunaan karet adalah untuk melindungi ply karena karet
memiliki elastisitas tinggi dan tahan gesek, namun karet tidak memiliki tegangan
tarik yang baik. Sedangkan lapisan ply tidak tahan terhadap gesekan dan
benturan namun memiliki tegangan tarik yang baik. Selain itu ada jenis cover
rubber sintetis, antara lain :

 SBR : Styrene Butadiene Rubber, untuk membawa material panas mulai


dari temperature 100oC.
 ABR : Acrylonitrile Butadiene Rubber, untuk membawa material yang
mengandung minyak dan bahan kimia (oil resistant).
 NEOPRENE : dipakai pada tambang bawah tanah (flame/fire Resistant
conveyor Belting).

18 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

Kemudian Cover Rubber terdiri atas dua bagian, yaitu :


a. Top Cover

Top Cover adalah yang bersentuhan langsung dengan material. Top Cover
biasanya disebut Carry Cover (lapisan pembawa). Top Cover selalu
menghadap keatas dan lebih tebal dari pada Bottom Cover. Pada operasi
normal, Top Cover akan lebih cepat rusak dari pada Bottom Cover karena Top
Cover langsung mengalami benturan dan gesekan pada saat material dimuat.
Tebal dari Top Cover adalah 1 mm s/d 8 mm untuk Fabric Belt dan 5 mm s/d
18 mm untuk Steel Cord Belt.

b. Bottom Cover

Bottom Cover adalah lapisan karet bawah yang berhadapan langsung


dengan Pulley dan Roller pembalik (Return Roller). Bottom Cover sering
juga disebut dengan Pulley Cover. Pada umumnya Bottom Cover lebih tipis
dari pada Top Cover, karena Bottom Cover tidak bersentuhan langsung
dengan material. Tebal Bottom Cover adalah 1 mm s/d 4 mm untuk Fabric
Belt dan 2 mm s/d 8 mm untuk Steel Cord Belt.

c. Tie Rubber/Core Rubber

Tie Rubber/Core Rubber adalah lapisan karet diantara ply. Tie


Rubber/Core Rubber juga sering disebut Tie gun atau Skim Rubber. Tie
Rubber berfungsi untuk melekatkan ply satu dengan yang lainnya pada fabric
belt, dan melekatkan sling baja dengan cover rubber pada steel cord belt.
Tebal tue rubber adalah : Untuk fabric belt 0.5 mm s/d 1 mm dan untuk steel
cord belt 2 mm.

d. Reinforcement / lapisan penguat (ply)

Reinforcement adalah lapisan penguat untuk belt conveyor itu sendiri.


Kekuatan atau tegangan pada belt tergantung lapisan penguat yang dipakai.
Pada umumnya lapisan penguat terbuat dari serat (carcass) dan sling baja

19 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

(steel cord). Lapisan penguat untuk fabric belt terdiri dari beberapa macam
jenis, yaitu :

 Nylon atai Polyamide (NN)


 Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen
 Cotton
 Vinylon fabric (VN)
 Polyvinil (KN)
 Aramide fiber

Sedangkan untuk steel cord belt lapisan penguatnya hanya terdiri dari
satu jenis saja, yaitu kawat sling baja. Disamping jenis lapisan penguat yang
telah disebut di atas, terdapat juga kontruksi khusus yang dirancang untuk
melindungi lapisan penguat dari sobek yang memanjang. Lapisan ini disebut
dengan Rip Gusrd.

3.5 Sistem Pengoperasian Belt Conveyor

Pada keadaan normal belt conveyor dioperasikan secara terpadu dengan alat-
alat lainya seperti BWE, SPR, dan SR. operasi terpadu ini dikontrol dari MCC
(Mine Communication Centre) dan CDP (Conveyor Distribution Point).

Dalam pengoperasiannya seluruh system belt conveyor dimulai (start) dari


hilir ke hulu. Untuk pengangkutan material tanah dimulai dari spreader sampai
diakhiri oleh alat gali BWE, dan untuk pengangkutan batubara dari SR dan
diakhiri oleh BWE.

Pada saat akan diberhentikan operasi maka conveyor harus diberhentikan


dengan urutan dimulai dari hulu ke hilir. Cara ini digunakan untuk mencegah
terjadinya material pada setiap transport point dan tail station.

20 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Penjelasan
Dalam pengoperasiannya sistem belt conveyor sering timbul permasalahan-
permasalahan yang disebabkan ganguan yang bersifat teknis maupun nonteknis.
Masalah teknis contohnya adalah kurangnya perawatan pada sistem, masalah

21 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

komponen yang tidak sesuai dengan SOP ( tandart Operation Prosedure).


Masalah nonteknis misalnya masalah akibat kesalahan SDM yang kurang teliti,
kurang tanggap serta kelalaian pada waktu pengoperasian.

Masalah pada alat pengangkut dapat menyebabkan terganggunya dan


terhambatnya produksi batubara. Ganguan pada sistem pengangkut ditinjau dari
asalnya dapat dibagi dua yaitu dari dalam dan luar. Gangguan dari dalam
merupakan pengaruh dari masalah-masalah teknis maupun nonteknis, sedangkan
gangguan dari luar merupakan gangguan luar kontsruksi seperti pengaruh alam,
material, jenis material, dll.

GAMBAR

Komponen Conveyor System adalah sebagai berikut :

a. Conveyor Belt
Merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain dan meneruskan gaya
putar. Belt ini diletakkan diatas roller sehingga dapat bergerak dengan
teratur.

b. Head Of Conveyor
Dapat dikatakan sebagai titik dimana material akan dicurahkan untuk dikirim
ke BC selanjutnya.

22 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

c. Tail Of Conveyor
Tempat jatuhnya material untuk dibawah kebagian depan conveyor.

d. Carrying Idler
Merupakan Roll penunjang ban bermuatan material

e. Impact idler
Merupakan penunjang ban tak bermuatan

f. Return Idler
Roll penunjang ban tak bermuatan

g. Drive
Berfungsi untuk menggerakkan pulley pada BC. Sistem penggerak ini
biasanya terdiri dari motor listrik, transmisi, dan rem.

h. Take-Up/Pulley
Perangkat yang mengencangkan belt yang kendur dan memberikan tegangan
pada start awal.

i. Snub Pulley
Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tegangan belt pada drive pulley.
j. Ben Pulley
Pulley yang digunakan untuk menikungkan arah ban.

k. Head Pulley
Pulley pada ujung depan conveyor, lebih sering dipakai sebagai pulley
penggerak.

l. Skirt Board
Berfungsi sebagai penyekat agar material tidak tertumpuh keluar dari ban
berjalan pada saat muat.

23 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PT. BUKIT ASAM ( Persero ) Tbk

m. Chuter/Hopper
Merupakan corong yang terletak diujung depan dan belakang conveyor belt
untuk memuat dan mencurahkan material.

n. Counter Weight
Merupakan bandulan pemberi tegangan pada ban.

24 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA |2019

Anda mungkin juga menyukai