Anda di halaman 1dari 2

Pemakaian alat polarimetri

1. Letakan polarimeter horiontal di atas meja


2. Nyalakan lampu natrium dan atur posisi lampu tersebut agar cahaya yang masuk tepat lurus
dalam tabung
3. Ambil tabung kosong pada tempat tabung, ukur rotasi.
4. Letakkan tabung yang berisi larutan uji pada tempatnya
5. Masukkan larutan uji kedalam tabung polarimeter sampai tepat penuh, hindarkan adanya
gelembung udara kemudian tutup sampai rapat.
6. Letakkan tabung yang berisi larutan uji pada tempatnya.
7. Amati melalui okuler alat dan putarkanlah skala sampai tidak terdapat lagi perbedaan gelap-
terang atau sama terang, baca dan catat besar rotasi optik larutan uji.

Pengamatan :
Warna sampel sebelum ditambahkan indicator kanji = coklat
Warna sampel setelah ditambahkan indicator kanji = hitam
Warna sampel setelah dititrasi = tidak berwarna
Bobot sampel = 10049,5 mg
Volume titrasi sampel = 35.3 ml
Volume titrasi blanko = 0,8 ml

Perhitungan :

Bil. Peroksida = Vol. Titrasi Sampel – Vol. Titrasi Blanko x 8 x N Tio : Bobot Sampel
= (35,3ml – 0,8ml) x 8 x 0,02 meq/ml : 10049.5 mg
= 34,5 ml x 8 x 0,02 meq/ml : 10049,5 mg
= 5,52 meq : 10049,5 mg
= 0,000549 meq/mg

Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa bilangan peroksida adalah
0,000549 meq/mg
Prosedur Praktikum yang dilakukan adalah sebgai berikut :

1. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram


2. Sampel dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 50ml alkohol netral
3. Dipanaskan hingga mendidih
4. Setelah sampel dingin ditambahkan 2 ml indikator phenolpthealin (pp) dan dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 N yang telah di standarisasi sampai warna merah
jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik.
5. Dihitung %FFA dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% FFA = x 100 %

Kadar asam lemak bebas :( mL NaOH x N NaOH x BE asam laurat/gram sampel) x


100 %

Anda mungkin juga menyukai