Anda di halaman 1dari 3

َّ ِ‫بِس ِْم اْهلل‬

َّ ‫الر ْخ َم ِن‬
‫الر ِحي ِْم‬

RSU Bunda ASSESEMEN NYERI


Sidoarjo

No. Dokumen: No. Revisi:


18/SPO/HPK/VIII/2016 Halaman
0/0
1/3

Ditetapkan oleh

Direktur RSU Bunda Sidoarjo

SPO Tanggal Terbit:


4 Agustus 2016

dr. Aditya Aridita, SH

Adalah serangkaian kegiatan tindakan yang dilakukan assesemen

PENGERTIAN mengenai nyeri terhadap semua pasien yang rawat inap di Rumah
Sakit Umum Bunda Sidoarjo.
1. Sebagai Panduan untuk seluruh staff Rumah Sakit Umum
Bunda Sidoarjo dalam memberikan pelayanan penanganan nyeri.
TUJUAN
2. mengetahui tingkat nyeri yang dialami pasien yang dirawat di
Rumah Sakit Umum Bunda Sidoarjo.
Peraturaan Direktur Rumah Sakit Umum Bunda Sidoarjo
KEBIJAKAN
Nomor 30/PER/DIR/VII/2016 tentang Hak Pasien dan Keluarga.
1. Assesemen nyeri dapat menggunakan
a. numeric reting
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan4 – 6 = nyeri sedang
PROSEDUR
7 – 9 = nyeri berat
10 = nyeri sangat berat
indikasi : digunakan pada pasien dewasa dan ana – anak > 3
tahun.

‫اَل َح ْمدُ لِلّــــ َ ِه َربّ ِ ْالعَا لَمِ يْن‬


َّ ِ‫ِبس ِْم اْهلل‬
َّ ‫الر ْخ َم ِن‬
‫الر ِحي ِْم‬

ASSESEMEN NYERI
RSU Bunda
Sidoarjo

No. Dokumen:
No. Revisi: Tanggal terbit: Halaman
18/SPO/HPK/VIII/2016
0/0 4 Agustus 2016 2/3

b. Menggunakan wong baker FACE scale / ekspresi wajah pasien


yang dikonversi ke angka 0 – 10.
Indikasi ; untuk pasien dewasa dan anak – anak umur > 3 tahu.(
pada metode ini perawat menunjukkan gambar ekspresi wajah
kepada pasien dan pasien diminta untuk menunjukkan sesuai
gambar mana tingkat nyerinya )
c. menggunakan COMFORT scale.
Terdapat 9 kategori yaitu : kewaspadaan, ketenangan, distress
pernapasan, menangis, pergerakan, tonus otot, tegangan wajah,
tekanan darah basal, denyut jantung basal.
2. perawat menanyakan hal apa saja yang memperberat dan
memperingan nyeri kepada pasien.
3. tanyakan kepada pasien tentang deskripsi nyeri.
PROSEDUR
a. lokasi nyeri
b. kwalitas dan atau pola penjalaran / penyebaran.
c. onset, durasi dan factor pemicu.
d. riwayat penangan nyeri sebelumnya dan keefektifannya.
e. efek nyeri terhadap aktifitas sehari –hari.
f. obat apa yang dikonsumsi pasien.
4. pada pasien dengan penagaruh obat anastesi atau dalam kondisi
sedasi sedang assesemen dan penanganan nyeri dilakukan pada saan
pasien dapat menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal
akan rasa nyeri.
5. Assesemen ulang nyeri dilakukan pada saat pasien yang dirawat lebih
dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri sebagai
berikut:

‫اَل َح ْمدُ لِلّــــ َ ِه َربّ ِ ْالعَا لَمِ يْن‬


َّ ِ‫ِبس ِْم اْهلل‬
َّ ‫الر ْخ َم ِن‬
‫الر ِحي ِْم‬

RSU Bunda ASSESEMEN NYERI

Sidoarjo

No. Dokumen:
No. Revisi: Tanggal terbit: Halaman
18/SPO/HPK/VIII/2016
0/0 15 Januari 2015 3/3

a. lakukan assesemen nyeri yang komprehensif setiap kali


melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.
b. dilakukan pada ; pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah
tata laksana nyeri, setiap 4 jam (pada pasien yang sadar ),
pasien yang menjalani prosedur penyakitnya, sebelum transfer
pasien dan sebelum pasien pulang dari RS Bunda.
PROSEDUR
c. pada pasien yang mengala mi nyeri kardiak ( jantung lakukan
assesemen ulang setiap 5 menit)setelah pemberian nitrat atau
obat intra vena.
d. pada pasien dengan nyeri akut / kronik lakukan assesemen
ulang tiap 30 – 60 menit setelah pemberian obat.
6. tuliskan hasil assesemen nyeri pada status pasien

UNIT TERKAIT Seluruh unit keperawatan

‫اَل َح ْمدُ لِلّــــ َ ِه َربّ ِ ْالعَا لَمِ يْن‬

Anda mungkin juga menyukai