Anda di halaman 1dari 38

PROGRAM

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


INDUSTRI

KEGIATAN
RENOVASI GEDUNG DAN BANGUNAN

LAPORAN
PENDAHULUAN
Pekerjaan Konsultan Perencanaan Renovasi
Bangunan Gedung Kelas dan Laboratorium

-0
KATA
PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Sehubungan dengan pelaksanaan PEKERJAAN KONSULTAN PERENCANAAN RENOVASI

BANGUNAN GEDUNG KELAS DAN LABORATORIUM yang berlokasi di Kota Pontinanak. Maka

pada saat ini dengan hormat kami serahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen LAPORAN

PENDAHULUAN.

Dengan harapan laporan ini dapat memberikan informasi keseluruhan kegiatan yang telah

dilaksanakan oleh Konsultan. Apabila laporan ini ada hal yang tidak dipahami, maka kami

bersedia memperbaikinya dan harapan kami pelaporan berikutnya akan lebih baik lagi.

Atas kesempatan dan kerjasama yang baik disampaikan terima-kasih.

Pontianak, Juli 2019


PT. Inkoneksi Izi Konsultan

Direktur

i
DAFTAR
ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................... 1

1.2 SUMBER DANA


........................................................................................... E
rror! Bookmark not defined.

1.3 ADMINISTRASI PROYEK


........................................................................................... E
rror! Bookmark not defined.

BAB 2 GAMBARAN UMUM ............................................................................... 2

2.1 ADMINISTRASI DAN KONDISI FISIK .................................................... 1

2.1.1 ADMINISTRASI WILAYAH ................................................. 1

2.1.2 KONDISI FISIK WILAYAH .................................................. 3

2.2 SOSIAL BUDAYA ......................................................................... 4

2.2.1 KEPENDUDUKAN .......................................................... 4

2.2.2 KETENAGAKERJAAN ...................................................... 5

2.2.3 PENDIDIKAN ............................................................... 6

2.2.4 KESEHATAN ................................................................ 7

2.2.5 AGAMA ..................................................................... 8

2.3 POTENSI EKONOMI WILAYAH .......................................................... 8

2.3.1 PERTANIAN DAN PERKEBUNAN .......................................... 8

2.3.2 PETERNAKAN .............................................................. 9

2.3.3 INDUSTRI PENGOLAHAN ............................................... 10

2.3.4 PERDAGANGAN DAN JASA ............................................. 12

ii
DAFTAR
ISI

2.3.5 PEREKONOMIAN MAKRO WILAYAH .................................... 14

BAB 3 RENCANA KERJA DAN PELAKSANAANNYA .................................................. 16

3.1 RENCANA KERJA ...................................................................... 16

3.2 PROGRAM KERJA ..................................................................... 17

3.3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN ................................. 17

3.3.1 PENDEKATAN ............................................................ 17

3.3.2 METODE PERENCANAAN ............................................... 18

BAB 4 SURVEI AWAL DAN IDENTIFIKASI PEKERJAAN ................................................ 1

4.1 SURVEY TEKNIS ......................................................................... 1

BAB 5 PENUTUP .......................................................................................... 5

KESIMPULAN............................................................................. 5

LAMPIRAN DOKUMENTASI ............................................................................... 6

iii
DAFTAR
TABEL

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batas dan Luas Wilayah Kota Pontianak, 2017 .................................... 4
Tabel 2.2 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota
Pontianak, 2017 ....................................................................... 5
Tabel 2.3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama Selama
Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kota Pontianak, 2017 ............... 6
Tabel 2.4 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Pontianak, 2017 ........................ 7
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota
Pontianak, 2017 ....................................................................... 8
Tabel 2.6 Populasi ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kota Pontianak,
2017 .................................................................................... 10
Tabel 2.7 Produksi Listrik PLN yang Terjual Menurut Golongan Pelanggan di Kota
Pontianak (KWH), 2017 .............................................................. 11
Tabel 2.8 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja menurut Jenis Industri di Kota
Pontianak, 2017 ...................................................................... 11
Tabel 2.9 Jumlah Perusahaan yang Baru Berdiri Menurut Bentuk Badan Hukum di Kota
Pontianak, 2017 ...................................................................... 12
Tabel 2.10 Banyaknya Koperasi Menurut Jenis Koperasi dan Kecamatan di Kota
Pontianak, 2017 ...................................................................... 13
Tabel 2.11 Tingkat Hunian Kamar Hotel (TPK) Menurut Bulan di Kota Pontianak, 2016-
2017 .................................................................................... 13
Tabel 2.12 Panjang Jalan Menurut Pemerintah yang Berwenang di Kota Pontianak,
2014-2917 (km) ....................................................................... 14

iv
DAFTAR
GRAFIK

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Jumlah Murid dan Guru menurut Jenjang Pendidikan di Kota Pontianak,
2017/2018 .............................................................................. 7
Grafik 2.2 Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenisnya di Kota Pontianak (Ku), 2016-
2017 ..................................................................................... 9

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
SMK – SMTI Pontianak merupakan salah satu sekolah Menengah Atas Kejuruan
Unggulan di Pontianak. Dimana di dalam meningkatkan kualitas pendidikan maka SMK
SMTI Pontianak melakukan pengembangan dan perbaikan dalam hal pembangunan dan
pengembangan gedung.
SMK SMTI mempunyai tugas melaksanakan terselenggaranya pendidikan yang
memadai agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing tinggi
dan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan terhadap siswanya.
Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan maka SMK SMTI
Pontianak selalu berupaya memberikan fasilitas yang memadai terhadap dunia
pendidikan dan memberikan proses belajar mengajar yang baik pula. Oleh karena itu
perlu SMK SMTI melakukan perencanaan Renovasi Bangunan Gedung Kelas Dan
Laboratorium agar fungsi dan tugas pokok SMK SMTI Pontianak berjalan sebagaimana
mestinya.
Mengingat pentingnya kegiatan ini baik dilihat dari besarnya anggaran maupun
jenis kegiatan, maka harus dilakukan sistem perencanaan yang lebih baik dan
komprehensif. Oleh karena itu pada tahun 2019 ini SMK – SMTI Pontianak
mengalokasikan Perencanaan Renovasi Bangunan Gedung Kelas Dan
Laboratorium yang mempunyai tugas pokok membantu Pengguna Anggaran dan
Pejabat Pembuat Komitmen dalam proses perencanaan pembangunan agar sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan sarana dan prasarana yang memadai memenuhi
standart serta hasil perencanaan pembangunan tersebut sesuai dengan peraturan dan
ketetapan yang berlaku.

II-1
1.2 RUANG LINGKUP
Lingkup tugas yang dilaksanan oleh konsultan perencanaan adalah menyusun
konsep perencanaan dan dokumen lelang dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung yang terdiri dari:
A. Persiapan Perencanaan
B. Menyusun Pra Rencana
C. Penyusunan pengembangan rencana
D. Penyusunan rencana detail
E. Mengadakan persiapan pelelangan
F. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)

II-2
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 ADMINISTRASI DAN KONDISI FISIK
2.1.1 ADMINISTRASI WILAYAH
Dalam perkembangan sejarahnya, Kota Pontianak pada awalnya merupakan
daerah kesultanan, kemudian pada tahun 1959 dikembangkan menjadi Kotapraja
dengan status Daerah Otonomi Tingkat II. Selanjutnya daerah otonom ini disesuaikan
dengan perkembangan dalam bidang pemerintahan, maka berdasarkan SK DPRD
Gotong Royong No. 12/KPTS.DPRD.GR/65 tanggal 31 Desember 1965, terbentuklah
Kota Pontianak yang terdiri dari tiga kecamatan.
Setelah mengalami beberapa kali pemekaran wilayah administrasi, pada tahun
2008 terbentuk lagi satu kecamatan baru yaitu Pontianak Tenggara yang terdiri dari
empat kelurahan, sehingga di Kota Pontianak pada saat ini terdapat enam
kecamatan, yaitu:
1) Kecamatan Pontianak Selatan
2) Kecamatan Pontianak Timur
3) Kecamatan Pontianak Barat
4) Kecamatan Pontianak Kota
5) Kecamatan Pontianak Utara
6) Kecamatan Pontianak Tenggara
Secara keseluruhan, di Kota Pontianak terdapat 29 kelurahan yang terbagi
menjadi 582 Rukun warga (RW) dan 2.592 Rukun Tetangga (RT).
Secara astronomis, Kota Pontianak terletak antara 0o 02’ 24” Lintang Utara dan
0o 05’ 37” Lintang Selatan dan antara 109o 16’ 25” Bujur Timur sampai dengan 109 o
23’ 01” Bujur Timur. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini, Kota Pontianak
berada tepat dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga menjadikan Kota Pontianak
sebagai salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi
kelembaban yang tinggi.

III-1
Wilayah Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya, yaitu:
❖ Bagian Utara : Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah
❖ Bagian Selatan : Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Kakap,
Kabupaten Kubu Raya
❖ Bagian Barat : Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya
❖ Bagian Timur : Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Ambawang,
Kabupaten Kubu Raya

III-2
2.1.2 KONDISI FISIK WILAYAH
A) Keadaan Geografi
Kota Pontianak merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah
Kota Pontianak mencapai 107,82 km2 yang terdiri dari 6 kecamatan dan 29
kelurahan. Kota Pontianak dilalui oleh garis khatulistiwa, yaitu terletak pada 0o
02’ 24” Lintang Utara sampai dengan 0o 05’ 37” Lintang Selatan, dan 109o 16’
25” Bujur Timur sampai dengan 109o 23’ 01” Bujur Timur. Ketinggian Kota
Pontianak berkisar antara 0,10 sampai 1,50 meter di atas permukaan laut
(mdpl).
Kecamatan di Kota Pontianak yang mempunyai wilayah terluas adalah
Kecamatan Pontianak Utara (34,52 persen), diikuti oleh Kecamatan Pontianak
Barat (15,71 persen), Kecamatan Pontianak Kota (14,39 persen), Kecamatan
Pontianak Tenggara (13,75 persen), Kecamatan Pontianak Selatan (13,49
persen) dan Kecamatan Pontianak Timur (8,14 persen).
Di dalam wilayah Kota Pontianak banyak terdapat sungai dan parit yang
keseluruhannya berjumlah 61 sungai/parit. Sungai/parit tersebut dimanfaatkan
oleh sebagian masyarakat untuk keperluan sehari- hari dan sebagai penunjang
sarana transportasi.
Kondisi tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis tanah Organosol, Gley,
Humus, dan Aluvial yang masing- masing mempunyai karekteristik yang
berbeda.

Pontianak Selatan
Pontianak Utara 13%
35%

Pontianak
Tenggara
14%

Pontianak
Timur
8%
Pontianak
Kota
14% Pontianak Barat
16%

B) Keadaaan Iklim

III-3
Hasil pencatatan dari Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak menunjukkan
bahwa pada tahun 2017 temperatur udara di Kota Pontianak berkisar antara
22,40 oC hingga 36,4 oC, sedangkan rata-rata tekanan udaranya sebesar 1.010,3
milibar
Rata-rata kecepatan angin di Kota Pontianak berkisar antara 1,8 knot
hingga 2,9 knot dengan kecepatan angin terbesar terjadi pada Bulan November
yaitu sebesar 44 knot.
Selama tahun 2017 hari hujan terbanyak terjadi pada Bulan November yaitu
sebanyak 26 hari dengan curah hujan sebesar 234,3 mm.

Tabel 2.1 Batas dan Luas Wilayah Kota Pontianak, 2017

Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)


Pontianak Selatan 14,54 13,49
Pontianak Tenggara 14,83 13,75
Pontianak Timur 8,78 8,14
Pontianak Barat 16,94 15,71
Pontianak Kota 15,51 14,39
Pontianak Utara 37,22 34,52
Kota Pontianak 107,82 100,00
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.2 SOSIAL BUDAYA


2.2.1 KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kota Pontianak pada tahun 2017 diperkirakan sebanyak
627.021 jiwa, dimana untuk setiap kilometer persegi wilayahnya rata-rata dihuni
oleh 5.816 jiwa. Kecamatan Pontianak Timur merupakan wilayah dengan kepadatan
penduduk terbesar yaitu dihuni oleh 10.605 jiwa per km2, sedangkan wilayah
kecamatan yang kepadatannya paling kecil adalah Kecamatan Pontianak Utara
dengan tingkat kepadatan penduduknya sebesar 3.396 jiwa per km2.
Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Pontianak pada periode 1990-2000 adalah
0,7 persen pertahun, sedangkan untuk periode 2000-2010 meningkat menjadi
sebesar 1,8 persen per tahun.
Pada tiga tahun terakhir, perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki
dan perempuan di Kota Pontianak menunjukkan jumlah yang cukup berimbang, hal

III-4
ini dapat dilihat dari Sex Ratio yang rata-rata bernilai 100, ini berarti terdapat 100
penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

Tabel 2.2 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota
Pontianak, 2017

Luas Penduduk Kepadatan


Kecamatan 2
km % Jumlah % Penduduk
Pontianak Selatan 14,54 13,49 94.250 15,03 6.225
Pontianak 14,83 13,75 50.737 8,09 3.568
Tenggara
Pontianak Timur 8,78 8,14 93.112 14,85 10.605
Pontianak Barat 16,94 15,71 138.715 22,12 8.422
Pontianak Kota 15,51 14,39 123.823 19,75 7.749
Pontianak Utara 37,22 34,52 126.385 20,16 3.396
Kota Pontianak 107,81 100,00 627.021 100 5.815,98
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.2.2 KETENAGAKERJAAN
Jumlah angkatan kerja di Kota Pontianak berdasarkan hasil Survei Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas) 2017 adalah 297.834 jiwa atau sebesar 61,89 persen dari
penduduk usia kerja, dengan kata lain TPAK Kota Pontianak pada tahun 2017 adalah
sebesar 63,66 persen. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki yang
masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak 182.637 orang (61,32 persen), dan
penduduk perempuan sebanyak 115.197 orang (38,68 persen). Hal ini menunjukkan
bahwa pasar kerja di Kota Pontianak relatif didominasi oleh pekerja laki-laki.
Selama tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran di Kota Pontianak cenderung
mengalami penurunan. Pada tahun 2017, tingkat pengangguran Kota Pontianak
adalah sebesar 9,36 persen atau sekitar 27.889 orang dari 297.834 angkatan kerja.
Berdasarkan tingkat pendidikan, pengangguran di Kota Pontianak didominasi oleh
tamatan SMA dan SD Ke Bawah.
Upah Minimum Regional (UMR) di Kota Pontianak selalu mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, UMR yang ditetapkan untuk Kota Pontianak
adalah Rp. 1.972.000,- atau naik sebesar Rp. 157.000,- dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. UMR ini merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh para
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawainya.

III-5
Tabel 2.3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama
Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kota Pontianak, 2017

Jenis Kelamin
Jenis Kegiatan Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
I. Angkatan Kerja 182.637 115.197 297.834
1. Bekerja 164.924 105.021 269.945
2. Pengangguran 17.713 10.176 27.889
Bukan Angkatan Kerja (Sekolah,
II 48.654 121.371 170.026
Mengurus Rumah Tangga dan Lainnya)
Jumlah 231.291 236.568 467.860
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.2.3 PENDIDIKAN
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Pontianak untuk golongan umur 7-12
tahun selama tiga tahun terakhir ini sudah berkisar pada angka 100 persen, hal ini
menandakan bahwa hampir seluruh penduduk usia 7-12 th di Kota Pontianak sudah
dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada sesuai dengan usia pada jenjang
pendidikannya. Berbeda dengan kelompok umur 13-15 tahun, APS pada kelompok
umur tersebut cukup berfluktuasi pada beberapa tahun terakhir. Namun demikian,
pertisipasi sekolah anak usia 13-15 tahun pada tahun 2017 sudah mendekati angka
100 persen.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Pontianak, pada tahun 2017 Kota
Pontianak memiliki sebanyak
128 Taman Kanak-Kanak, 192 SD, 106 SMP, 68 SMA, dan 31 SMK. Dilihat dari sisi
Rasio Murid Terhadap Guru, Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan
Jenjang pendidikan yang memiliki nilai rasio tertinggi yaitu 20,83 ini artinya ada
sekitar 21 orang murid yang menjadi beban kerja seorang guru SD di Kota Pontianak
dalam mengajar.

III-6
50000 46304

40000

30000

20000 18591

10871
10000
4752
824 1786 1134
103
0
RA SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat
Murid Guru

Sumber: Kanwil Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Kota Pontianak

Grafik 2.1 Jumlah Murid dan Guru menurut Jenjang Pendidikan di Kota
Pontianak, 2017/2018

2.2.4 KESEHATAN
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2017 di kota Pontianak yang
tercatat oleh Badan Pemberdayaan masyarakat, Perempuan, Anak dan KB Kota
Pontianak adalah sebanyak 97.732 pasangan, dimana pasangan yang menggunakan
KB aktif adalah sebanyak 69,94 persen. Dari berbagai macam metode kontrasepsi
yang ada, metode suntik KB adalah yang paling banyak digunakan.
Tabel 2.4 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Pontianak, 2017
Pontianak

Pontianak

Pontianak

Pontianak

Pontianak

Pontianak
Tenggara
Selatan

Timur

Utara
Barat

Kota

Fasilitas Kesehatan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Rumah Sakit Umum 2 3 1 1 3 0 10
2 Rumah Sakit Bersalin 1 1 0 0 0 0 2
3 Puskesmas 2 2 6 4 4 5 23
4 Puskesmas Pembantu 1 0 2 1 2 4 10
5 Posyandu 32 19 54 50 46 83 284
6 Klinik/Balai Kesehatan 8 11 5 4 8 2 38
7 Penunjang Pelayanan 22
13 1 0 0 8 0
Kesehatan
8 Rumah Sakit Khusus 0 0 0 0 1 0 1

III-7
2.2.5 AGAMA
Jumlah sarana peribadatan masing- masing pemeluk agama yang ada di Kota
Pontianak pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: 329 Masjid, 358 Surau, 83
Mushola, 48 Gereja Kristen, 32 Gereja Katolik, 1 Kapel, 34 Vihara Budha, 0 Cetia
Budha, 1 Pura Hindu, dan 1 Kelenteng Kong Hu Cu.
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota
Pontianak, 2017

Rumah Ibadah
Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Surau Mushola
Kristen Katolik
Pontianak Selatan 54 29 28 28 6
Pontianak Tenggara 40 24 26 2 1
Pontianak Timur 43 108 0 0 9
Pontianak Barat 61 88 0 0 6
Pontianak Kota 72 29 28 14 3
Pontianak Utara 59 80 1 4 7
Kota Pontianak 329 358 83 48 32
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.3 POTENSI EKONOMI WILAYAH


2.3.1 PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Data pokok tanaman pangan yang dikumpulkan adalah luas panen dan
produktivitas (hasil per hektar). Produksi tanaman pangan merupakan hasil
perkalian antara luas panen dengan produktivitas. Pengumpulan data luas panen
dilakukan setiap bulan dengan pendekatan area kecamatan di seluruh wilayah
Indonesia. Pengumpulan data produktivitas dilakukan melalui pengukuran langsung
pada plot ubinan berukuran 2½ m x 2½ m. Pengumpulan data produktivitas dilakukan
setiap subround (empat bulanan) pada waktu panen petani.
Bentuk produksi perkebunan adalah; karet kering (karet), daun kering (teh dan
tembakau), biji kering (kopi dan coklat), kulit kering (kayu manis dan kina), serat
kering (rami), bunga kering (cengkeh), refined sugar (tebu dari perkebunan besar),
gula mangkok (tebu dari perkebunan rakyat), ekivalen kopra (kopra), biji dan bunga
(pala) serta minyak daun (sereh).

III-8
Grafik 2.2 Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenisnya di Kota Pontianak (Ku),
2016-2017

Jamur
Lobak
Tomat
Terong*
Bayam
Kangkung
Timun
Bawang Merah
Cabe Rawit
Kacang Panjang
Petsai/Sawi

Bawang Daun
0 5.000 10.000 15.000 20.000

2017 2016

Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.3.2 PETERNAKAN
Data populasi ternak bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, sedangkan jumlah pemotongan ternak
merupakan hasil Survei Laporan Pemotongan Ternak. Pengumpulan data
pemotongan ternak dilakukan secara lengkap setiap triwulan di seluruh Rumah
Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) yang ada di Indonesia.
Pada tahun 2013 jumlah Dokumen RPH/TPH hasil pencacahan yang diolah sebanyak
4.033.
Pada tahun 2017, Dinas pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak
mencatat bahwa populasi sapi potong mencapai 3.017 ekor, kambing 1.534 ekor,
dan babi 146 ekor.
Untuk ternak unggas, ayam pedaging merupakan populasi yang terbesar
dibandingkan dengan unggas lainnya, yaitu mencapai 7.685.878 ekor, sedangkan
ayam kampung dan itik masing-masing sebanyak 17.361 ekor dan 6.565 ekor.

III-9
Tabel 2.6 Populasi ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kota
Pontianak, 2017

Kecamatan Sapi Potong Sapi Perah Kambing Babi


Pontianak Selatan 230 0 268 0
Pontianak Tenggara 166 0 237 0
Pontianak Timur 356 0 213 0
Pontianak Barat 347 0 180 0
Pontianak Kota 569 0 263 0
Pontianak Utara 1.349 0 373 146
Kota Pontianak 3.017 0 1.534 146
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.3.3 INDUSTRI PENGOLAHAN


A. Perindustrian

Data industri Kota Pontianak yang terdapat dalam sub bab ini bersumber
pada data yang dikumpulkan melalui Survei Perusahaan Industri Besar dan
Sedang Tahunan Badan Pusat Statistik, dimana kategori industri yang digunakan
adalah sebagai berikut:
➢ Industri Besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih;
➢ Industri Sedang dengan tenaga kerja 20 – 99 orang;
➢ Industri Kecil dengan tenaga kerja 5 – 19 orang;
➢ Industri Mikro dengan tenaga kerja 1 – 4 orang.
Jumlah perusahaan Industri Besar Sedang di Kota Pontianak pada kondisi
terakhir tahun 2017 adalah sebanyak 35 perusahaan, 23 perusahaan
diantaranya terletak di Kecamatan Pontianak Utara, 4 perusahaan di
Kecamatan Pontianak Selatan, 3 perusahaan di Kecamatan Pontianak Timur, 3
perusahaan di Kecamatan Pontianak Barat, dan 2 perusahaan di Kecamatan
Pontianak Kota.
Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan Industri Besar Sedang tersebut
berjumlah 3.535 orang, terdiri dari 2.178 laki-laki dan 1.357 perempuan.

B. Energi

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Cabang Pontianak,
bahwa pada kondisi akhir tahun 2017 yakni Bulan Desember, ada sebanyak

III-10
627.417 pelanggan yang tercatat di PT. PLN. Pelanggan ini meliputi rumah
tangga, Industri, Perkantoran, Bisnis, Sosial, dan pelanggan prabayar.
Produksi listrik PLN yang terjual selama tahun 2017 adalah sebanyak
1.186.791 MWH, dimana golongan pelanggan yang paling banyak menggunakan
listrik PLN adalah golongan rumah tangga dengan konsumsi listrik sebanyak
43,79 persen dari total listrik yang diproduksi PLN, sedangkan pelanggan listrik
kelas industri hanya mengkonsumsi listrik sebesar 8,27 persen.
Tabel 2.7 Produksi Listrik PLN yang Terjual Menurut Golongan Pelanggan di
Kota Pontianak (KWH), 2017

Rumah Perkantor
Bulan Sosial Bisnis Industri Prabayar Jumlah
Tangga an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Januari
3 744 455 43 138 666 20 215 448 7 145 747 4 695 611 20 510 578 99 450 505

Februari 3 331 981 38 529 836 17 800 089 6 475 243 4 394 584 17 817 151 88 348 884

Maret 3 894 896 41 825 316 19 771 337 8 089 685 4 887 218 20 231 643 98 700 095

April 3 869 669 43 640 805 20 458 657 7 272 293 4 897 812 20 496 519 100 635 755

Mei 3 913 327 41 470 236 19 501 608 6 327 441 4 742 836 21 175 053 97 130 501

Juni 3 470 608 43 489 086 19 750 107 6 748 173 4 601 887 21 465 289 99 525 150

Juli 3 443 585 41 328 641 19 667 663 7 853 100 4 897 115 20 150 239 97 340 343

Agustus 3 933 792 42 339 896 19 907 755 8 773 270 5 075 961 21 964 417 101 995 091

September 3 883 607 40 279 664 19 289 506 8 717 995 4 947 299 20 261 139 97 379 210

Oktober 4 285 032 41 769 525 20 793 684 9 339 695 5 351 365 21 785 993 103 325 294

November 4 144 626 40 302 002 20 417 740 9 038 045 5 074 193 20 995 762 99 972 368

Desember 3 960 272 41 780 978 20 862 885 8 615 817 5 300 629 22 467 699 102 988 280

Jumlah 45 875 850 499 894 651 238 436 479 94 396 504 58 866 510 228 810 904 1 186 791 476
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

Tabel 2.8 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja menurut Jenis Industri di
Kota Pontianak, 2017
Kode dan Jenis Industri Tahun 2017
(1) (2)
10 Industri Makanan 17
11, 14, 16 Industri Minuman, Pakaian Jadi, Barang dari Kayu 4
18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3
22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 6
20, 29, 30, Industri Bahan Kimia, Kendaraan Bermotor, Alat
5
33 Angkutan, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin

III-11
Jumlah 35
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.3.4 PERDAGANGAN DAN JASA


A. Perdagangan
Pertumbuhan kota dapat diindikasikan dari pertumbuhan jumlah usaha di
dalamnya. Jumlah perusahaan yang baru berdiri pada tahun 2017 di Kota
Pontianak sebanyak 1.349 usaha, dengan jenis usaha terbanyak berupa
CV/Firma yakni sebanyak 520 usaha, 396 PT, dan 391 usaha perorangan.
Tabel 2.9 Jumlah Perusahaan yang Baru Berdiri Menurut Bentuk Badan
Hukum di Kota Pontianak, 2017

Bentuk Usaha 2017


(1) (2)
PT 396
CV/Firma 520
Koperasi 12
Perorangan 391
Perusahaan Dagang 28
Lainnya 2
Jumlah 1.349
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

B. Koperasi
Koperasi sebagai pondasi utama bagi tumbuhnya perekonomian rakyat
perlu terus didorong perkem- bangannya dalam rangka mewujud- kan
Demokrasi Ekonomi. Untuk Keadaan koperasi di Kota Pontianak dapat dilihat
pada Tabel 2.10.
Pada tahun 2017, total jumlah koperasi aktif di Kota Pontianak yang
tercatat oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota
Pontianak adalah sebanyak 496 koperasi, terdiri dari 78 KPN, 40
KOPKAR, 3 KOPPAS, 8 KOPWAN, dan 367 koperasi lainnya.

III-12
Tabel 2.10 Banyaknya Koperasi Menurut Jenis Koperasi dan Kecamatan di Kota
Pontianak, 2017

KOPWAN
KOPKAR

KOPPAS

Lainnya
KUD

KPN
Kecamatan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Pontianak Selatan 0 17 13 1 2 72 105
2 Pontianak Tenggara 0 4 0 0 1 28 33
3 Pontianak Timur 0 6 2 0 1 77 86
4 Pontianak Barat 0 20 5 0 0 42 67
5 Pontianak Kota 0 23 17 1 4 113 158
6 Pontianak Utara 0 8 3 1 0 35 47

Jumlah 0 78 40 3 8 367 496


Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

C. Pariwisata
Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) adalah perbandingan antara
banyaknya malam kamar yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang
tersedia. Pada tahun 2017, TPK hotel berbintang di Kota Pontianak menurun
sedangkan TPK hotel non bintang meningkat. TPK hotel berbintang pada tahun
2017 adalah sebesar 48,62 persen, sementara TPK hotel/akomodasi non
bintang sebesar 55,66 persen.
Tabel 2.11 Tingkat Hunian Kamar Hotel (TPK) Menurut Bulan di Kota
Pontianak, 2016-2017

2016 2017
Bulan Non Non
Bintang Bintang Bintang Bintang
(1) (4) (5) (6) (7)
Januari 45,73 64,22 40,41 30,38
Februari 55,66 43,23 43,89 35,59
Maret 54,33 42,56 48,57 65,96
April 59,80 55,22 46,91 60,56
Mei 59,16 62,33 46,37 57,13
Juni 55,91 49,91 37,21 60,50
Juli 54,32 42,59 47,08 69,07
Agustus 61,32 48,72 55,87 61,32
September 44,29 45,17 53,46 67,86
Oktober 50,35 54,42 56,30 63,87
November 56,92 42,89 51,40 62,60

III-13
2016 2017
Bulan Non Non
Bintang Bintang Bintang Bintang
Desember 59,61 49,79 56,15 67,91
TPK 54,78 50,22 48,62 55,66
Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

D. Transportasi
Pada tahun 2017, jumlah kendaraan yang berada di Kota Pontianak
mencapai 202.095 unit, di mana 90% di antaranya merupakan kendaraan bekas
dan 10 % adalah kendaraan baru. Berdasarkan jenisnya, jumlah kendaraan yang
paling banyak adalah kendaraan roda 2 yang mencapai 90% dari total seluruh
kendaraan yang ada di Kota Pontianak.
Tabel 2.12 Panjang Jalan Menurut Pemerintah yang Berwenang di Kota
Pontianak, 2014-2917 (km)

Tahun
Jenis
Permukaan
2013 2014 2015 2016 2017
Aspal 236,95 239,62 233,77 161,86 193,18

Telford 0,00 0,00 0,00 4,49 3,89

Tanah 15,76 15,76 15,76 31,60 20,24

Beton 6,93 7,71 13,56 78,40 60,37

Total 259,64 263,09 263,09 276,34 277,68

Sumber: Kota Pontianak Dalam Angka, 2018

2.3.5 PEREKONOMIAN MAKRO WILAYAH


A. Keuangan Daerah

Data mengenai Keuangan Daerah Kota Pontianak dikumpulkan melalui


SurveI Statistik Keuangan dan diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Kota Pontianak.
Nilai Realisasi Pendapatan Daerah Kota Pontianak pada tahun anggaran
2017 mencapai 1,548 triliun rupiah, atau turun sebesar 0,98 persen dibanding
tahun sebelumnya. Jumlah ini sebagian besar berasal dari Pos Dana
Perimbangan yang memberikan kontribusi sebesar 58,50 persen terhadap total
pendapatan, sementara itu Pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak
yang didominasi oleh Pajak Daerah hanya memberikan kontribusi sebesar 30,92
persen.

III-14
Dilihat dari sisi Pengeluaran, Belanja Daerah Kota Pontianak untuk tahun
anggaran 2017 mencapai 1,506 triliun rupiah, atau menurun sebanyak 0,79
persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

B. Perbankan

Industri Perbankan di Kota Pontianak selama empat tahun terakhir


mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat salah satunya
dari bertambahnya jumlah Kantor Bank dengan berbagai bentuk pelayanannya,
dimulai dari Kantor Pusat hingga Kantor Unit. Pada Tahun 2017, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mencatat bahwa di Kota
Pontianak terdapat 4 Bank Umum Pemerintah, 33 Bank Umum Swasta, 2 Bank
Pemerintah Daerah, dan 12 Bank Perkreditan Rakyat.

C. Inflasi dan Harga

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga- harga


secara umum dan terus menerus. Indikator yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK
dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Laju inflasi secara umum di Kota Pontianak selama beberapa tahun
terakhir cukup berfluktuatif. Pada tahun 2017 laju Inflasi Kota Pontianak
mencapai angka 3,86 persen atau turun sebanyak 0,02 poin. Dari beberapa
kelompok pengeluaran yang merupakan komponen pembentuk inflasi,
Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga adalah kelompok dengan inflasi
tertinggi pada tahun 2017, yaitu mencapai 8,14 persen, sedangkan kelompok
dengan tingkat inflasi yang terkecil adalah kelompok Bahan Makanan yaitu
sebesar 0,77 persen.

III-15
BAB 3
RENCANA KERJA DAN
PELAKSANAANNYA
3.1 RENCANA KERJA
Subtansi ruang lingkup PEKERJAAN KONSULTAN PERENCANAAN RENOVASI
BANGUNAN GEDUNG KELAS DAN LABORATORIUM adalah melakukan Jasa Konsultansi
Pembuatan Perencanaan Renovasi Bangunan Gedung Kelas dan Laboratorium. Dalam
pelaksanaan pekerjaan lingkup pelaksanaan pekerjaan minimal mengacu pada hal-hal
berikut ini :
A. Tahap persiapan
Mempersiapkan berbagai metodologi, konsep, kebijakan & Peraturan, standar
dan pedoman yang akan menjadi pegangan dalam perancangan perencanaan;
B. Tahap pengumpulan data dan informasi lapangan
Pengumpulan data dan informasi di lapangan baik itu demografi,
infrastruktur, lokasi site engineering, dan lainya;
C. Tahap Analisis dan Penetapan Tolak Ukur
Tahap Analisis Kondisi Eksisting (Analisis Awal). Masukan utama didapatkan
dari hasil analisis terhadap performansi fisik gedung terkait dengan aspek-aspek
lahan, bangunan, dan infrastruktur.
Tolak ukur akan digunakan sebagai gambaran terhadap kondisi ideal
yang akan dituju. Tolak ukur diambil berdasarkan beberapa hal yaitu:
1. Tolak ukur kualitatif dari pengembangan strategi yang dijabarkan dalam
kerangka pentahapan yang rasional;
2. Tolak ukur kualitatif dan kuantitatif dari standard fisik pengembangan sarana
prasarana sesuai dengan kelas layanan diakhir tahun perencanaan;
3. Tolak ukur kualitatif bangunan dan fasilitas pada gedung sekolah lain dari
dalam negeri yang bisa menjadi contoh sukses ataupun sebaliknya;
D. Tahap Pra-rancangan
Perancangan awal Renovasi Bangunan Gedung Kelas dan Laboratorium berupa
konsep rancangan berdasarkan standar minimum jenis bangunan, letak bangunan,
tema bangunan, dan lain-lain sesuai kebutuhan;
E. Presentasi dan Pembahasan

III-16
Presentasi pra rancangan dilaksanakan guna menyempurnakan hasil
Pekerjaan Perencanaan Renovasi Bangunan Gedung Kelas Dan Laboratorium, yang
dilaksanakan baik di SMK-SMTI Pontianak maupun di Jakarta (Kementerian
Perindustrian) guna menerima masukan-masukan serta saran-saran dari
stakeholder yang diselenggarakan oleh konsultan dan difasilitasi oleh SMK SMTI
Pontianak;
F. Tahap rancangan
Besaran dan jenis layanan yang direkomendasikan oleh rencana strategis akan
menjadi input langsung pada langkah penyusunan program. Hasil-hasil dalam
langkah penyusunan program adalah bentuk kuantitatif program kegiatan dan
program ruang. Langkah-langkah dari penyusunan program akan menjadi awal
tahap perencanaan hingga menghasilkan rencana programatik, rencana tata
massa, rencana tata sirkulasi, dan rencana sistem struktur. Rencana
pengembangan fisik tersebut diatas ditata dalam kerangka pentahapan sesuai
Rencana Strategis serta efisiensi teknis arsitektural maupun konstruksi.
Rancangan yang telah mendapat persetujuan dari pemberi pekerjaan dan telah
dipresentasikan bersama pemerintah terkait, serta telah melalui proses konsultasi
kepada SMK SMTI Pontianak;
Data dan fasilitas yang dapat disediakan oleh PA/KPA/PPK adalah data-data
terkait dalam rangka pengumpulan data dan survey

3.2 PROGRAM KERJA


Rencana kerja yang telah dikembangkan dari program kerja adalah rencana kerja
keseluruhan. Rencana Kerja disusun berdasarkan ruang-lingkup kerja
konsultan.Menurut Kerangka Acuan Kerja, tahapan yang perlu dilaksanakan oleh
Konsultan adalah sebagai berikut:
❖ Persiapan perencanaan termasuk survey.
❖ Penyusunan Pra-Rencana.
❖ Pengembangan Rencana/Draft Design
❖ Penyusunan Rencana Anggaran Biaya.
❖ Penyusunan Rencana Detail (Arsitektural, Struktural dan MEP)

3.3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN


3.3.1 PENDEKATAN
Penanganan pelaksanaan pekerjaan perancangan akan dibuat se-optimal
mungkin dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis, luwes, nyaman dan

III-17
fungsional.Selain itu juga mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan pembangunan,
penggunaan maupun pemeliharaan.

3.3.2 METODE PERENCANAAN


Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang baik dan berkwalitas maka Tim
Konsultan akan menerapkan metode pekerjaan berupa “design-sistimatis” yakni:

FEED-BACK FEED-BACK FEED-BACK

DATA ANALISIS SINTESIS EVALUASI

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV

A) TAHAP 1 (DATA)
Data yang dibutuhkan pada saat ini adalah Gambar DED Existing. Data ini
merupakan hal yang mutlak harus ada. Tim Konsultan akan melihat kembali
ketika Kantor Kelurahan dioperasikan pada saat pertama-kalinya. Dengan
mempelajari DED Eksisting akan diperoleh gambaran awal bagaimana Bangunan
Gedung ini direncanakan. Setelah Data DED Eksisting diperoleh, dilakukan
survey awal berupa mempelajari perubahan-perubahan yang telah terjadi.
Perubahan ini dapat berupa pengembangan ruang, penambahan dinding
pemisah, pertambahan jumlah staf-karyawan, pertambahan meubelair,
penambahan sistem utilitas seperti AC, Plumbing, dll. Survey ini dilaksanakan
secara detail dengan merekam semua perubahan. Setelah survey awal
dilaksanakann, berdasarkan data survey awal dilaksakan survey terstruktur.
Survey terstruktur dilaksnakan sesuai dengan lingkup pekerjaan.
1) Survey Plumbing
a) Plumbing Air Bersih adalah plumbing PDAM, Reservoir atau Deep Whell
dan seluruh sistemnya baik diluar gedung maupun didalam gedung.
Survey Plumbing Air bersih adalah melakukan pendataan system
sirkulasi air, pipa dan dimensi, kerusakan sistem maupun komponen
dan penyebab kerusakan, stop kran, mata-kran, meter, dsb.
b) Plumbing Air Kotor adalah semua perpipaan yang menyalurkan air kotor
kedalam tangki-septik. Semua sistem plumbing air kotor dideteksi
kembali terutama kerusakan yang terjadi serta penyebab kerusakan

III-18
tersebut. Semua type dan dimensi pipa didata termasuk kapasitas
tangki-septik dan perletakan tangki-septiknya.
c) Plumbing Air Hujan adalah semua perpipaan yang menyalurkan air-
hujan dari atap sampai dengan riool-kota. Data yang dibutuhkan adalah
sistem distribusi air serta type dan dimensi pipa. Kerusakan dan
penyebab kerusakan.
d) Plumbing Air Conditioning System berupa perpipaan yang digunakan
pada System AC Sentral. Pipa-pipa AC hanya pada Sistem AC sentral
yang menggunakan ‘Chilled Water System’. Pipa-pipa ini adalah yang
menyalurkan air dari condensor ke cooling tower pulang-pergi dan yang
menyalurkan refrigerant dari condensor ke evaporator pulang-pergi
2) Survey Mekanikal Elektrikal
a) Jaringan Listrik seluruh bangunan. Data yang diperlukan adalah sistem
distribusi listrik, type dan jenis sirkuit box, stop-kontak, titik lampu,
type dan daya lampu ( jenis fiting, fixture dan mata lampu), aarde,
alat-alat listrik yang digunakan seperti refrigerator, komputer, printer,
televisi, dll dalam setiap unit ruang.
b) Jaringan Air Conditioning System dimana data yang dibutuhkan adalah
Type Mesin AC (central AC, Air Handling Unit, Portable AC, AC Split,
AC Window, Kapasitas (Btuh, Ton, PK), ducting (supply duct dan return
duct), difuser, dll. Perlu dilihat apakah sistemnya berjalan atau down
penyebab kerusakan dan kondisi daripada mesin AC yaitu kompresor-
condensor, evaporator, dll.
Data-data yang diperoleh dikaji secara spasial dan komprehensif
dan selanjutnya dikompilasikan dan bila mungkin di tabulasikan. Data-
data ini merupakan fresh-data yang akan dianalisis pada TAHAP 2.

B) TAHAP 2 (ANALISIS)
Dalam tahap ini, tenaga ahli yang telah direkrut dan di tugaskan akan
melaksanakan kajian baik teoritis maupun perhitungan. Kajian dapat berupa
kajian sederhana ataupun kajian mendalam. Misalnya dalam penetapan System
AC. Setelah ruangan-runagan dikaji berdasarkan fungsi dan telah ditemukan
zoning penghawaan maka penentuan AC dapat secara sederhana yaitu 500 Btuh
per 1 M2. Sehingga sebuah ruangan dengan luas 9 M2 (3M x 3M) akan
membutuhkan 9 x 500 Btuh = 4500 Btuh. 1 PK setara dengan 9000 Btuh maka
untuk ruangan tersebut dibutuhkan AC ½ PK. Cara lain yang lebih mendalam

III-19
untuk menghitung kebutuhan AC ruangan tersebut adalah dengan melakukan
‘Cooling Load Calculation’. Cooling Load ini dihitung dengan mempelajari
kebutuhan pendinginan ruang misalnya Ruang Kerja 9M2 itu akan dikondisikan
dalam rentang waktu Jam 09.00 s/d 15.30 (6 Jam 30 Menit) maka dihitunglah
sensible heat load dan latent heat load secara satu persatu yaitu:
1) Sensible Heat Load
❖ Solar Heat Load yang mengalir melalui jendela (kaca atau non kaca).
❖ Panas transmisi yang mengalir melalui bidang opaque seperti dinding,
beton, kayu, dll.
❖ Outside-Air yang mengalir kedalam ruangan melalui ventilasi maupun
infiltrasi pada lubang-lubang kecil seperti lubang kunci, celah pintu,
dsb.
❖ Internal Heat berupa panas tubuh manusia, alat-alat listrik seperti
refrigerasi (kulkas) dan setrerika, lampu pijar, alat-alat rumah tangga
seperti kompor,
2) Latent Heat Load
❖ Uap air pada panas tubuh manusia
❖ Kandungan air pada udara yang masuk melalui ventilasi dan infiltrasi
❖ Kandungan air dalam udara yang dihasilkan dari proses memasak
Semua data diperhitungkan kedalam OTTV dan diproses dengan
perhitungan Cooling Load sampai menemukan berapa Btuh yang diperlukan
selama waktu pengkondisian tersebut. Dalam tahap analisis akan terjadi
usulan-usulan terhadap pengunakan utilitas baik plumbing maupun mekanikal-
elektrikal serta pengujian system melalui perhitungan-perhitungan. System
yang terbukti baik serta komponen system yang dapat diandalkan telah
tersedia, maka Tim Konsultan akan melaksanakan uji-coba dengan sistem
sampel. Bila hasilnya positif maka akan disusunlah data-data hasil analisis yang
akan dibawa dalam TAHAP 3-SINTESA.
Apabila dalam tahap analisis ini terjadi stagnan dan diperlukan data-data
tambahan maka dilaksanakanlah prosedur feed-back. Feed-back adalah proses
untuk memenuhi kekurangan-kekurang yang ada pada saat survey yaitu dengan
melakukan re-survey sesuai kebutuhan analisis data.

C) TAHAP 3 (SINTESA)
Tahap 3 ini, diharapkan hasil dari setiap unsur pekerjaan sudah ada sebagai
berikut:

III-20
1) Sistem Plumbing baik Plumbing Air Bersih, Plumbing Air Kotor, Plumbing Air
Hujan dan Plumbing AC berupa Eksisting dan Usulan lengkap dengan desain
dimensi spesifikasi teknis dan estimasi biayanya.
2) Sistem kelistrikan eksisting dan usulan lengkap dengan spesifikasi teknis dan
estimasi biaya.
3) Sistem AC baik eksisting maupun usulan lenhgkap dengan spesifikasi teknis
dan estimasi biaya.
Dengan data-data ini, prosedur sintesa dilakukan kedalam gambar
bangunan. Semua sistem usulan di plot kedalam gambar dan dikaji kembali
secara keseluruhan.
Bila dalam proses sintesa terdapat kesalahan atau tidak sinkron data dengan
aplikasinya, maka dilakukan feed-back ke Tahap Analisis. Hal-hal yang tidak
sinkron di analisis kembali sampai ketemu dengan hasil.

D) TAHAP 4 (EVALUASI)
Tahap evaluasi adalah tahap dimana semua hasil sintesis telah terplot
kedalam gambar rencana. Tahap evaluasi adalah melakkan ujicoba keseluruhan.
Dengan mengsimulasikan misalnya listrik dinyalakan, AC dihidupkan, plumbing
dicoba dengan mengalirkan air dan dilakukan pengukuran. Suhu ruangan diukur
dengan thermometer bola kering dan bola basah. Suhu permukaan bidang diukur
dengan thermometer infra merah. STP dioperasikan dan dilihat apakah dapat
berfungsi dengan benar. Tahap ini dilaksanakan setelah selesai konstruksi.
Khusus dalam pekerjaan konsultan evaluasi dilaksanakan dengan cara
memperoleh second-opinion misalnya dengan presentasi dan seminar.

III-21
BAB 4
SURVEI AWAL DAN
IDENTIFIKASI PEKERJAAN
4.1 SURVEY TEKNIS
Survey telah dilaksanakan dalam bentuk pengukuran fisik dan di dokumentasikan
sebagai berikut:
Gambar Keterangan

Bagian Depan Gedung

Bagian Belakang Gedung

V-1
Bagian Depan Gedung

Selasar Facade Depan

Selasar Facade Belakang

Ruang Kelas

IV-2
Ruang Kelas

Plafond pada Ruang Kelas

Bagian Depan Gedung (UKS)

UKS

IV-3
Plafond Rg. Kelas

Rg. Kelas

Lantai Keramik Ruangan

IV-4
BAB 5
PENUTUP
KESIMPULAN
Bagian-bagian gedung yang telah di teliti pada Survey Pendahuluan di dalam Bab
IV akan di desain menurut konsep Perencanaan “Minimalist and Smart Building” yang
akan dipaparkan pada Ekpose Pendahuluan yang akan mendatang.

IV-5
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai