Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN PADA LAHAN MARGINAL

Oleh :
Dety Asriati
NIM. A1L014076
Rombongan IV

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

“Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Pada Lahan Marginal”. Laporan ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Budidaya

Tanaman Pada Lahan Marginal.

Penulis menyadari bahwa terselesainya laporan praktikum ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dosen-dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Pada Lahan Marginal;

2. Asisten praktikum yang telah banyak membantu dalam praktikum, serta

3. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Budidaya Tanaman

Pada Lahan Marginal ini masih banyak kekurangan. Namun demikian, penulis

berharap laporan ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Purwokerto, 25 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

ACARA I. ............................................................................................................

I. Pendahuluan .........................................................................................

II. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

III. Metode Praktikum ................................................................................

IV. Hasil dan Pembahasan ..........................................................................

V. Kesimpulan dan Saran ..........................................................................

Daftar Pustaka ..............................................................................................

ACARA II. ............................................................................................................

I. Pendahuluan .........................................................................................

II. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

III. Metode Praktikum ................................................................................

IV. Hasil dan Pembahasan ..........................................................................

V. Kesimpulan dan Saran ..........................................................................

DaftarPustaka ...............................................................................................

ACARA III. Pengukuran Infiltrasi ........................................................................


I. Pendahuluan..........................................................................................

II. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

III. Metode Praktikum ................................................................................

IV. Hasil dan Pembahasan ..........................................................................

V. Kesimpulan dan Saran ..........................................................................

Daftar Pustaka ..............................................................................................

ACARA IV. ..........................................................................................................

I. Pendahuluan .........................................................................................

II. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

III. Metode Praktikum ................................................................................

IV. Hasil dan Pembahasan ..........................................................................

V. Kesimpulan dan Saran ..........................................................................

Daftar Pustaka ..............................................................................................


LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN PADA LAHAN MARGINAL

ACARA I
Perlakuan Bahan Organik Sebagai Pembenah Tanah Dan Pemupukan Pada
Lahan Marginal

Oleh:
Dety Asriati
NIM A1L014076
Rombongan IV

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi. Tanpa

tanah, kehidupan yang kita ketahui tidak mungkin ada karena tanah mendukung

kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai

penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang

baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh karena tanah memainkan peran kritis

dalam memelihara atau menjaga kualitas udara, menyimpan air dan bahan

makanan bagi tumbuhan, serta menyaring bahan pencemar air permukaan. Tanah

juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme dan bagi sebagian besar

makhluk hidup di daratan, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Media tanam berperan penting dalam proses pertumbuhan pada usaha

budidaya pertanian. Hal tersebut didukung oleh lahan yang sesuai dengan masing-

masing jenis tanah. Dalam hal ini yang dimaksud media tanam adalah tanah yang

sampai sekarang menjadi alternatif media tanam. Agar dalam pengolahan dan

pemanfaatan tanah mampu menghasilkan hasil yang optimal, maka diperlukan

pengetahuan lebih lanjut mengenai masing-masing sifat tanah baik sifat fisika

maupun sifat kimia tanah.

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan. Tak

dapat disangkal dan tidak ada yang menyangkalnya bahwa demikianlah halnya,
manusia hidup di atas tanah, mencukupi segala kebutuhan hidupnya dengan

segala kebutuhan hidupnya dengan segala produk yang bahan-bahannya hampir

seluruhnya tersedia di dalam tanah.

B. Tujuan

1. Mempelajari cara pemberian pembenah tanah pada lahan marginal

2. Mempelajari cara pemberian pupuk pada lahan marginal

3. Mengetahui pengaruh pemberian pembenah tanah dan pemupukan pada tanah

pasir pantai terhadap pertumbuhan tanaman


II. TINJAUAN PUSTAKA

Teknologi pembenah tanah telah digunakan oleh petani lahan pasir pantai,

yaitu dengan menggunakan bahan tanah lempung sebagai pembenah tanah anorganik

dan pupuk kandang sebagai pembenah tanah organik. Sumber bahan organik yang

penting bagi tanaman antara lain : pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, dan

berbagai kotoran binatang (FAO, 1984). Bahan organik atau humus meliputi total

senyawa organik didalam tanah selain jaringan tanaman dan hewan yang belum

busuk, hasil sebagian peruraiannya, dan biomasa tanah (Stevenson, 1982).

Banyaknya bahan organik yang akan diberikan sebagai pembenah tanah didasarkan

atas kadar C dalam tanah yang akan dikehendaki harkatnya. Bahan organik yang akan

ditambahkan merupakan kekurangan kandungan C dalam tanah yang merupakan

selisih antara harkat C dalam tanah yang dikehendaki dengan kadar C tanah mula-

mula. Jadi jumlah bahan organik yang harus diberikan dapat dihitung dengan formula

tertentu (Marschner, 1998).

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) dari subfamili

myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah teosinte dan tripsacum

yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Perkembangan akar jagung

(kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik

dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan

indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran

aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar


(Syafruddin 2002). Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan

perbedaan perkembangan (plasticity) sistem perakaran jagung (Smith et al. 1995).

Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara

10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap

daun. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak

dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal 2000).

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.

Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada

bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak

pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu

genap.

Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk

gergajian, jerami, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut difermentasikan

dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang mempercepat proses fermentasi.

Campuran mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat fermentasi dikenal

sebagai effective microorganism (EM). Penggunaan EM tidak hanya mempercepat

proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya muncul pada proses

penguraian bahan organik. Bokashi terdiri dari beberapa macam yaitu :

Bokashi pupuk kandang, bokashi pupuk kandang arang, bokashi pupuk kandang

tanah, bokashi jerami, bokashi cair, bokashi eksores 24 jam, dan bokashi sebagai

pakan ternak.
Kadang-kadang pupuk majemuk hanya dilengkapi dengan dua unsur hara saja,

misalnya : pupuk NPK 18-46-0 berarti setiap 100 kg pupuk mengandung 18 kg N +

46 kg P2O5 + 0 kg K2O. Pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P, K disebut

pupuk majemuk lengkap.

Pupuk majemuk umumnya dibuat dalam bentuk butiran yang seragam

sehingga memudahkan penaburan yang merata. Butir-butirnya umumnya agak keras

dengan permukaan licin sehingga dapat mengurangi sifat menarik air (higroskopis)

dari udara lembab. Dikenal tiga jenis butir yaitu kasar, sedang dan halus atau prill.

Prill ini keras, bulat, permukaan licin dan besar butirnya seragam.

Pupuk NPK

Pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur sekaligus (NPK) disebut pupuk

lengkap, contoh dari pupuk ini adalah :

 Rustica Yellow

– Rumus kimia NH4 NO3 – NH4 H2PO4-KCl

– Kadar unsur hara 15 % N + 15 % P2O5 + 15 % K2O

– Disamping itu mengandung Mg sebanyak 0,5 % dan juga unsur-unsur

mikro seperti B, Cu, Zn.

Sifat-sifatnya :

– Berupa butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan bila kering dan

kuning coklat bila basah (karena itu disebut Rustica Yellow)

– Sangat higroskopis, karena N dalam bentuk amonium dan nitrat dan tidak

dilapis bahan penolak air


– Bekerjanya sedang, dapat digunakan sebelum atau sesudah tanam

– Reaksi fisiologis sedang sampai agak masam

(Hanafiah, 2005).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada saat praktikum pembenah tanah pada lahan

marginal antara lain adalah screen house, polybag, timbangan, ember, penggaris dan

alat tulis. Bahan yang digunakan adalah tanah pasir pantai, bahan organik, bahan

pupuk, benih jagung dan air.

B. Prosedur Kerja

1. Tanah pasir pantai ditimbang sejumlah 5 kg

2. Dosis perlakuan pemberian bahan pembenah tanah ditentukan yaitu :

Bokhasi B0 = 0 gram

B1 = 250 gram

B2 = 500 gram

3. Dosis perlakuan pemberian pupuk ditentukan dengan menghitung

Pupuk NPK P0 = 0 gram

P1 = 5 gram

P2 = 10 gram

4. Perlakuan dosis pembenah tanah dan dosis pupuk disusun ke dalam rancangan

factorial 3x3 ada 9 kombinasi, dan diulang sebanyak 3x jadi total 27 unit

percobaan.
5. Pembenah tanah dan pupuk diberikan sesuai dengan perlakuan dosis, dicampur

hingga merata dengan tanah pasir yang sudah disiapkan lalu diberi label pada

setiap polybag.

6. Biji / benih tanamkan jagung sebanyak 3 biji / polybag ditanam di masing-masing

polybag, sebelum ditanam disiram sampai kapasitas lapang.

7. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman sejumlah air 250 ml/polybag.

8. Pengendalian DPT dilakukan secara incidental.

9. Pengamatan terhadap variable tinggi dan jumlah tanaman diamati setiap 1 minggu

sekali.

10. Variable diamati bobot basah tajuk, panjang akar, bobot akar dilakukan setelah 4

minggu.

C. Rancangan Percobaan

B1P1 B0P0 B0P2 B2P1 B0P1 B2P0 B1P0 B1P2 B2P2

B0P2 B1P1 B0P1 B2P0 B2P0 B1P2 B2P2 B2P1 B1P0

B2P2 B2P0 B1P1 B0P2 B2P1 B0P0 B0P1 B1P1 B1P2


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil sidik ragam perlakuan bokhasi dan pupuk NPK majemuk terhadap

pertumbuhan tanaman jagung

Perlakuan
No. Variabel
B P BxP
1 Tinggi tanaman Sn n n
2 Jumlah daun sn tn sn
3 Bobot basah tajuk sn tn tn
4 Bobot akar sn tn tn
5 Panjang akar tn tn tn
Keterangan : B= pupuk bokhasi, P= pupuk NPK majemuk, BxP= kombinasi

pupuk bokhasi dan pupuk NPK majemuk. sn= sangat nyata, n= nyata dan tn=

tidak nyata

Kesimpulan :

1. Perlakuan bokhasi sebagai bahan pembenah tanah memberikan pengaruh

sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot

akar dan pengaruh yang tidak nyata terhadap pnjang akar.

2. Perlakuan pupuk NPK majemuk memberikanpengaruh yang nyata terhadap

tinggitanaman dan pengaruh yang tidk nyata terhadap jumlah daun, bobot

basah tajuk, bobot akar dan panjang akar.

3. Perlakuan kombinasi antara pupuk bokhasi dan pupuk NPK majemuk

memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, dan pengaruh


yang sangat nyata terhadap jumlah daun serta pengaruh yang tidak nyata

terhadap bobot basah tajuk, bobot akar, panjang akar.

Tabel 2. Pengaruh perlakuan pupuk bokhasi dan pupuk NPK majemuk terhadap

pertumbuhan tanaman jagung

Variabel
Perlakuan
TT JD BBT BA PA
B0 61,33 b 6,89 b 8,76 b 0,67 b 14,89
B1 86, 17 a 8,67 a 23,02 a 1,69 a 17,22
B2 85,39 a 8,67 a 25,94 a 1,99 a 18,55
P0 73,44 b 7,67 19,59 1,27 18,28
P1 82,05 ab 8,44 21,03 1,54 14,83
P2 77,44 ab 8,11 17,1 1,53 17,56
B0P0 50,33 c 5,33 c 4,42 0,41 18,83
B0P1 66,67 b 7,67 b 11,87 0,87 12,83
B0P2 67 b 7,67 b 9,99 0,75 13
B1P0 83,33 a 8,67 ab 24,43 1,53 16,83
B1P1 91 a 9a 24,57 1,86 18,83
B1P2 84,17 a 8,33 ab 20,04 1,67 16
B2P0 86,67 a 9a 29,90 1,88 19,17
B2P1 88,5 a 8,67 ab 26,66 1,90 12,83
B2P2 81 a 8,33 ab 21,26 2,19 23,67
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil (a,b) yang berbeda pada kolom dan

perlakuan yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata setelah diuji

menggunakan DMRT (α= 0,05) TT= Tinggi tanaman, JD= Jumlah daun, BBT=

Bobot basah tajuk, BA= bobot akar dan PA= Panjang akar.

Kesimpulan :
1. Dosis pupuk bokhasi terbaik memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman yaitu pada B2; jumlah daun pada B1, B2; bobot basah tajuk yaitu B1;

dan bobot akar pada B1, sedangkan pada panjang akar memberikan hasil tidak

nyata.

2. Dosis pupuk NPK terbaik untuk semua variebel adalah pada perlakuan P0.

3. Dosis kombinasi pupuk bokhasi dan NPK terbaik memberikan pengaruh nyata

pada tinggi tanaman yaitu pada perlakuan B0P1, B1P0, B2P2; jumlah daun

pada perlakuan B0P1, B0P2, B1P0, B2P0; sedangkan pada bobot basah tajuk,

bobot akar dan panjang akar memberikan pengaruh yang tidak nyata.
B. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA

FAO, 1984. Official Methods of Analysis. Association of Official. Agricultural


Chemists Washington DC. 1141 hal.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar ilmu tanah (p.360). Divisi Buku Perguruan


Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Marschner H. 1998. Mineral Nutrition of Higher Plant. San Diego : Academic Press
Inc.

Paliwal. R.L. 2000. Tropical maize morphology. In: tropical maize: improvement and
production. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. p
13-20.

Smith, M.E., C.A. Miles, and J. van Beem. 1995. Genetic improvement of maize for
nitrogen use efficiency. In Maize research for stress environment. p. 39-43.

Stevenson, F.J. 1982. Humus Chemistry. Genesis Composition, Reaction. John


Wileyand Son Inc. New York

Sumardi M, Kasim, Auzar S, Akhir N. 2007. Respon Padi pada Teknik Budidaya
secara Aerobik dan Pemberian Bahan Organik. Jurnal Agrosia 10(1):65-71.

Syafruddin. 2002. Tolak Ukur dan Konsentrasi Al untuk Penapisan Tanaman Jagung
terhadap Ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan. 24 : 3-4.

Anda mungkin juga menyukai