Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia industri konstruksi merupakan salah satu dunia yang paling dinamis
dibandingkan dengan dunia industri lainnya, terutama dinegara yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Kondisi pasar yang selalu berubah, periode
konstruksi yang relatif sangat singkat, serta adanya fluktuasi harga material yang
sangat sulit diprediksi membutuhkan suatu kemampuan manajemen yang handal
serta pengetahuan yang baik.
Peranan jasa konstruksi semakin meningkat tetapi belum optimal,
sebagaimana terlihat pada kenyataan bahwa pangsa jasa konstruksi asing di
Indonesia masih cukup besar, juga proses pembangunan yang belum efektif dan
efisien. Peran industri konstruksi dalam ekonomi juga dapat dilihat dari segi
potensi lapangan kerja, kebutuhan material dan dampaknya, peraturan publik yang
mendukung ekonomi dan termasuk dampak perluasan industri konstruksi terhadap
ekonomi, distribusi bagi masyarakat. Jalan, bendungan, pekerjaan irigasi,
perumahan, sekolah dan pekerjaan konstruksi lain adalah landasan fisik dimana
usaha pengembangan dan peningkatan standar hidup dibentuk. Dimana pada
sebagian besar negara berkembang, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
konstruksi adalah penting, termasuk meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan
kualitas pekerjaan konstruksi.
Sebagai usaha yang menghasilkan produk berupa sarana dan prasarana
fisik, industri konstruksi mempunyai peran penting bagi pertumbuhan ekonomi
nasional sehingga perlu diperhatikan berbagai permasalahan yang sering terjadi
yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan jasa konstruksi. Tolak
ukur kesuksesan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang
dihasilkannya.
Industri jasa konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang
terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi
dan juga para pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam

1
industri. Jasa konstruksi adalah jasa yang menghasilkan prasarana dan sarana
fisik. Jasa tersebut meliputi kegiatan studi, penyusunan rencana teknis/rancang
bangun, pelaksanaan dan pengawasan serta pemeliharaannya. Peran industri jasa
konstruksi juga dapat dilihat dari segi potensi lapangan kerja, kebutuhan material
dan dampaknya, peraturan publik yang mendukung ekonomi, dan termasuk
dampak perluasan industri konstruksi terhadap ekonomi.
Berdasarkan kualifikasinya industri konstruksi di Indonesia terdiri dari
kualifikasi kontraktor besar, kontraktor menengah dan kontraktor kecil. Pada
daftar registrasi perusahaan nasional yang dikeluarkan oleh LPJK
(www.lpjk.or.id/klasifikasi_kualifikasi.php,2008), bahwa kontraktor kecil
mendominasi industri konstruksi yang ada di Indonesia, hal ini terlihat dengan
komposisi 86% kontraktor kecil, 11% kontraktor menengah dan 3% kontraktor
besar. Dengan kata lain kontraktor kecil memiliki peranan penting dalam proses
pertumbuhan perekonomian nasional.
Bila dilihat dari jumlah kontraktor kecil yang cukup banyak sedangkan
ruang lingkup pekerjaan yang ditawarkan terbatas, menimbulkan persaingan
antara sesama kontraktor kecil. Perkembangan dan daya tahan suatu perusahaan
kontraktor kecil dalam menghadapi persaingan dapat diwujudkan dengan terus
menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi, harga lebih murah, promosi lebih
efektif dan penyerahan akhir barang/jasa lebih cepat dengan pelayanan yang lebih
baik dibandingkan dengan para pesaingnya. Bila ingin memenangkan persaingan
harus mampu mencapai mutu dengan tingkat mutu sesuai dengan kebutuhan dari
pengguna jasa (owner), mutu yang ingin dicapai tidak hanya mutu produknya saja
akan tetapi mutu yang ditinjau dari segala aspek, seperti bahan mentah (material
konstruksi), pemasok (supplier), sumber daya yang mampu bekerja secara efektif
dan efisien.
Kondisi saat ini kontraktor kecil adalah masih lemah dalam berbagai hal
seperti manajemen yang tidak efisien, keterbatasan dana, keterbatasan dalam
teknologi, peralatan dan metode, dan sumber daya manusia yang kurang
berkualitas. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di kontraktor kecil dapat
mengakibatkan proses dan hasil akhir dari pelaksanaan konstruksi sering

2
menyimpang dari perencanaan awal (sesuai dengan kontrak kerja). Hal ini dapat
disebabkan oleh kemudahan dalam membuat suatu perusahaan kontraktor kecil,
dimana terkadang suatu perusahaan kontraktor kecil didirikan hanya untuk
pengaturan tender proyek pemerintah saja sehingga menyebabkan mutu
perusahaan lemah. Ketidak profesionalan kontraktor kecil ini dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan mutu.
Pemerintah dalam hal ini Departemen PU, dalam kapasitanya sebagai
pembina di bidang jasa konstruksi selalu berupaya untuk meningkatkan atau
mendorong mutu, kompetensi, professional mitra kerja untuk menghadapi
tantangan-tantangan dimasa depan dengan membuat dan melakukan kegiatan
bimbingan teknis untuk kontraktor kecil.
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis, maka dibutuhkan
keunggulan bersaing bagi perusahaan agar bisa bertahan dalam dunia bisnis ini.
Dalam upaya memperoleh keunggulan bersaing maka perusahaan melakukan strategi
bersaing yang salah satunya bisa dilakukan dengan cara fokus pada penekanan biaya
produksi suatu barang hingga pada titik biaya terendah namun tetap mampu dalam
memenuhi kebutuhan customer yang bisa dilakukan dengan penerapan supply chain
management bagi perusahaan.
Agar organisasi mampu bersaing dan memiliki kinerja organisasi yang
baik maka dapat didukung dengan mengimplementasikan Supply Chain
Management. Supply chain management adalah seperangkat pendekatan untuk
mengefisiensikan integrasi supplier, manufaktur, gudang, dan penyimpanan,
sehingga barang diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi
yang tepat, waktu yang tepat untuk meminimalkan biaya dan memberikan
kepuasan layanan terhadap konsumen. Menurut (Christopher, 1998) Supply chain
management adalah jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan
downstream dalam proses dan aktivitas yang berbeda yang member nilai dalam
bentuk produk dan jasa pada konsumen.
Untuk meningkatkan daya saing pada industri konstruksi, diperlukan
adanya pengelolaan, baik secara internal ataupun eksternal perusahaan. Hubungan
antara supplier, customer, dan perusahaan itu sendiri, harus dikelola dengan baik.

3
Bagaimana agar supplier ikut bertanggungjawab terhadap kualitas produk,
hubungan yang baik dan jangka panjang dengan supplier dan customer, serta agar
distribusi produk dari hulu ke hilir tepat pada waktunya sampai ke pengguna
akhir. Disinilah pengelolaan perlu dilakukan. Terjadi sebuah kesalahan pada
distribusi barang dan jasa akan membuat kualitas barang dan jasa menurun, dan
ini berakibat daya saing melemah. Untuk meningkatkan distribusi barang dan jasa,
serta sharing informasi dan financial dari hulu ke hilir pada sektor industri
konstruksi, maka diperlukan pengelolaan secara komprehensif. Penerapan dan
praktek supply chain management untuk penyediaan barang dan jasa inilah yang
sangat diperlukan bagi sektor industri konstruksi, dalam rangka meningkatkan
daya saing industri yang akan memberikan dampak pada kinerja usaha.
Saat ini anggaran untuk infrastruktur sangat besar. Namun pada saat
implementasinya dilapangan, kerap kali dijumpai bangunan-bangunan atau
infrastruktur yang bersumber dari negara itu ternyata tidak sesuai, antara
spesifikasi awal dengan realisasi. Ada beberapa faktor penyebab, diantaranya
kualitas bahan, profesionalitas pekerja atau sumber daya manusia, cara
pelaksanaan, lingkungan dan lain sebagainya.
Perusahaan yang bergerak dibidang industri konstruksi harus menerapkan
Supply Chain Management (SCM), karena persaingan di era globalisasi inilah
mentutut perusahaan agar dapat menghasilkan kebutuhan sesuai permintaan
pelanggan. Agar perusahaan ini dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang
juga bergerak pada bidang konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh Supply Chain
Manajemen terhadap Daya Daing pada industri konstruksi di Jawa Barat.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
pengaruh Supply Chain Management (SCM) terhadap daya saing pada industri
konstruksi pada kontraktor di Jawa barat.

4
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan dalam latar belakang di
atas, maka peneliti menyimpulkan masalah, dan apa yang akan diteliti adalah :
1. Bagaimana implementasi Supply Chain Management (SCM) pada kontraktor
di Jawa Barat
2. Bagaimana daya saing pada industri konstruksi pada kontraktor di Jawa Barat
3. Apa pengaruh Supply Chain Management (SCM) terhadap daya saing pada
industri konstruksi pada kontraktor di Jawa Barat

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Implementasi Supply Chain Management (SCM) pada kontraktor di Jawa

Barat

2. Daya saing pada industri konstruksi pada kontraktor di Jawa Barat


3. Pengaruh Supply Chain Management (SCM) terhadap daya saing pada
industri konstruksi pada kontraktor di Jawa Barat

1.5 Pembatasan Masalah


Pengarus Suplay Chain Manajemen terhadap daya saing pada industry
konstruksi, dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur oleh kontraktor, baik
infrastruktur gedung dan infrastruktur lainnya di Jawa Barat, oleh kontraktor
menengah keatas. Penelitian ini lebih memfokuskan pada wilayah Jawa Barat,
mengingat jumlah kontraktor yang banyak berada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai