Print Referat RJP Nirmala 03 Juli 2019
Print Referat RJP Nirmala 03 Juli 2019
OLEH :
Nirmala, S.Ked
NIM : 10542018510
PEMBIMBING:
2019
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan……………………………………………………….. ii
1. Defenisi ................................................................................................. 3
2. Indikasi ................................................................................................. 3
3. Bantuan Hidup Dasar ............................................................................ 3
A. Defebrilasi ..................................................................................... 12
4. Panduan RJP ......................................................................................... 13
A. Airway ........................................................................................... 13
B. Breathing ....................................................................................... 13
C. Circulation ..................................................................................... 13
5. Kompresi Dada ..................................................................................... 16
6. Kedalaman Kompresi ........................................................................... 19
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar.
Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Segenap tahmid senantiasa tercurah kepada Sang Pemilik kehidupan yang Maha
Pengasih dan Penyayang atas segala limpahan Rahmat dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan referat ini dengan lancar. Sholawat dan salam untuk
Rasulullah Muhammad SAW, sang pembawa cinta yang membimbing manusia
menuju surga serta mengajarkan kepada manusia untuk saling mengasihi.
Dalam Penyelesaian referat ini, peneliti ucapkan banyak terima kasih atas semua
bantuan, doa serta motivasinya kepada pihak yang ikut memberi andil dalam
penyelesaian referat ini, terutama kepada dosen pembimbing . dr. Zulfikar Tahir,
M.Kes, Sp.An yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan
pengarahan dan koreksi sampai referat ini selesai.
Penulis sadar bahwa penulisan ini sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis berharap kepada para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan referat ini.
Demikian, semoga referat ini bisa bermanfaat untuk penulis dan para pembaca,
Insya Allah, Amin.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
dan henti jantung yang tidak diharapkan mati pada saat itu. Tindakan
RJP ini tidak hanya berlaku dalam ruangan operasi, tapi dapat juga
diluar jika terdapat suatu kejadian dimana ada seorang pasien atau
korban, dalam usaha mempertahankan hidupnya dalam keadaan mengancam jiwa. Hal
ini dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS).
sebagai lanjutan dari BHD disebut Bantuan Hidup. Sedangkan bantuan yang
dilakukan dirumah sakit sebagai lanjutan atau BHD disebut sebagai bantuan hidup
dilakukan oleh orang awam dan juga orang yang terlatih dalam bidang
1
respiratori, dan banyak lagi. Pada saat pertama kali menemukan pasien
ditemukan sumbat jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan tidak ada
yang diberikan RJP, mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat hidup
Cardiovascular Care.1
pesawat udara, kapal selam, atau dalam computed tomography (CT) / magnetic
resonance imaging (MRI) suites, atau selama transfer antar rumah sakit, melakukan
CPR efektif di ruang terbatas yang tersedia atau pada pasien Mengangkut troli dengan
literatur untuk mengidentifikasi berbagai cara untuk memberikan CPR pada posisi
2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Defenisi
fungsi nafas dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab
life support (BLS) termasuk jantung, aktivasi respon sistem gawat darurat.1
ventilasi buatan untuk mempertahankan aliran sirkulasi dan oksigenasi selama henti
jantung (lihat gambar di bawah). Meskipun tingkat kelangsungan hidup dan hasil
neurologis buruk untuk pasien dengan henti jantung, resusitasi dini yang tepat - yang
melibatkan defibrilasi dini - dan penerapan perawatan henti henti jantung yang tepat
B. Indikasi
Kompresi dada umumnya diindikasikan untuk semua yang tidak dapat diandalkan.
Pasien cardiac arrest. Tidak seperti intervensi medis lain, kompresi dada dapat
diinisiasi oleh kesehatan.4 Dilakukan pada keadaan henti nafas atau henti jantung.
3
dipastikan penolong memeriksa jalan nafas apakah terdapat benda asing ataupun
Teknik ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami cedera kepala,
Gambar : 1
Teknik ini digunakan pada penderita yang mengalami cedera kepala, leher
Teknik ini hanya digunakan pada penderita yang tidak respon / tidak sadar untuk
membersihkan benda asing yang masuk ke jalan nafas penderita. Jari telunjuk
4
ditekuk seperti kait untuk mengambil benda asing yang menghalangi jalan nafas.
Gambar : 3
Posisi pemulihan.
Bila penderita dapat bernafas dengan baik dan tidak ditemukan adanya cedera leher
maupun tulang belakang. Posisi penderita dimiringkan menyerupai posisi tidur miring.
Dengan posisi ini diharapkan mencegah terjadinya penyumbatan jalan nafas dan
apabila terdapat cairan pada jalur nafas maka cairan tersebut dapat mengalir keluar
Sumbatan jalan nafas umumnya terjadi pada saluran nafas bagian bawah yaitu
nafas pada penderita respon / sadar ialah karena makanan dan benda asing lainnya,
sedangkan pada penderita tidak respon / tidak sadar ialah lidah yang menekuk ke
(hentakan perut-dada).
Heimlich Maneuver
penolong dirangkulkan tepat di antara pusar dan iga penderita. Hentakkan rangkulan
tangan ke arah belakang dan atas dan minta penderita untuk memuntahkannya.
Lakukan berulang-ulang sampai berhasil atau penderita menjadi tidak respon / tidak
sadar.
5
Gambar 4 : Manuver Helmich
penderita. Posisikan kedua tumit tangan di antara pusat dan iga kemudian lakukan
hentakan perut ke arah atas sebanyak 5 (lima) kali. Periksa mulut penderita bilamana
terdapat benda asing yang keluar dari mulut penderita. Lakukan 2-5 kali sampai jalan
nafas terbuka
Heimlich Maneuver pada penderita kegemukan atau wanita hamil yang respon /
Posisikan rangkulan tangan tepat di pertengahan tulang dada dan lakukan hentakan
dada sambil meminta penderita memuntahkan benda asing yang menyumbat. Lakukan
berulangkali sampai berhasil atau penderita menjadi tidak respon / tidak sadar.
Heimlich Maneuver pada penderita kegemukan atau wanita hamil yang tidak
tidak sadar di atas namum posisi penolong berada di samping penderita dan posisi
B. Bantuan Pernafasan
Terdapat beberapa teknik yang dikenal untuk memberikan bantuan pernafasan pada
penderita yang ditemukan tidak terdeteksi adanya nafas namun nadi masih berdetak
Mulut ke masker RJP (Resusitasi Jantung Paru). APD dan Masker RJP
7
2. Menggunakan alat bantu nafas : menggunakan kantung masker berkatub.
Di udara bebas kandungan oksigen ialah sebesar kurang lebih 21%. Dari
proses pernafasan. Sehingga terdapat sekitar 16% kandungan oksigen dari udara
pernafasan yang manusia keluarkan. Sisa oksigen sebanyak 16% inilah yang
digunakan untuk memberi bantuan nafas kepada penderita yang terdeteksi tidak
terdapat nafas.
Pada manusia dewasa frekuensi pemberian nafas buatan ialah sebanyak 10-12
kali bantuan nafas per menit dengan durasi tiap bantuan nafas ialah 1,5-2 detik tiap
Memberikan bantuan nafas kepada penderita bagi penolong bukan tanpa resiko.
Terdapat resiko yang mungkin dialami penolong antara lain : penyebaran penyakit,
lain :
2. Jika penolong menggunakan APD ataupun alat bantu pastikan alat tersebut tidak
3. Pastikan juga bantuan nafas yang dihembuskan tidak bocor melalui hidung
4. Berikan 2 (dua) kali bantuan nafas awal (1,5-2 detik pada manusia dewasa).
5. Periksa nadi penderita selama 5-10 detik dan pastikan nadi penderita masih
terdeteksi.
7. Apabila bantuan nafas berhasil dengan baik akan ditandai dengan bergerak naik
C. Bantuan Sirkulasi
Tindakan paling penting dalam bantuan sirkulasi ialah pijatan jantung luar. Hal
tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek pompa jantung yang dinilai cukup
untuk membantu sirkulasi darah penderita pada saat kondisi penderita mati klinis.
Kedalaman penekanan pijatan jantung luar pada manusia dewasa ialah 4-5 cm ke
tidak ada respon / tidak sadar, tidak terdapat pernafasan dan tidak terdapat denyut
9
nadi. Pada manusia dewasa resusitasi jantung paru dikenal 2 (dua) rasio, yaitu rasio
15 kali kompresi dada berbanding 2 kali tiupan bantuan nafas (15:2) apabila
dilaksanakan oleh satu penolong, serta rasio 5:1 per siklus apabila dilaksanakan oleh
1. Posisikan penderita berbaring telentang pada bidang yang keras (misal : lantai).
3. Temukan pertemuan lengkung tulang iga kanan dan kiri (ulu hati).
4. Tentukan titik pijatan (kira-kira 2 ruas jari ke arah dada atas dari titik
10
Gambar 8 : Mengukur Titik Pijatan
5. Posisikan salah satu tumit tangan di titik pijat, tumit tangan lainnya diletakkan
6. Posisikan bahu penolong tegak lurus dengan tumit tangan. Posisi Pijat Jantung
dengan irama ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardia dengan tanpa nadi.
Segera setelah 5 siklus RJP dilakukan dan dilakukan penilaian dan masih
ditemukan VF atau VT tanpa nadi maka dapat segera dilakukan terapi defibrilasi
dan langsung dilanutkan dengan CPR selama 5 siklus atau 2 menit kemudian6.
yang dipakai bergantung pada spesifikasi alat antara 120 – 200 Joule, bila
tidak ada pakai yang 200J. Bilamana VF berhasil diatasi tetapi timbul VF
memberikan energi secara unidirectional. Energi awal dan energi harus 360J.
akan efektif untuk terapi takikardia junctional atau takicardia ektopik atau
multifokal.6
12
D. Panduan RJP
2017 (Diperbaharui)
atau saluran trakea), penyedia EMS memberikan CPR dengan siklus 30 kompresi
dan 2 napas. Penyedia EMS dapat menggunakan tingkat 10 napas per menit
sebagai penggunaan awal dari kompresi dada dengan gangguan yang minim
Bantuan hidup dasar (BHD) atau basic life support (BLS) ialah oksigenasi
darurat yang diberikan secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung
melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat
mengingat dengan mudah tindakan pada BHD ini dirumuskan dengan huruf A,
B dan C yaitu : 11
13
Obat-obat tersebut dibagi menjadi 2 golongan:
Penting:
Adrenalin : Mekanisme kerja merangsang reseptor alfa dan beta, dosis yang
diberikan 0,5 – 1 mg iv diulang setelh 5 menit sesuai kebutuhan dan yang perlu
ventrikel(11).
dengan dosis awal : 1 mEq/kgBB, baik berupa bolus ataupun dalam infus
sirkulasi spontan yang efektif tercapai, pemberian harus dihentikan karena bisa
sirkulasi yang efektif maka ulangi lagi pemberian dengan dosis yang sama(11).
bradikardi sekunder karena infark miokard, terutama bila ada hipotensi. Dosis
yang dianjurkan ½ mg, diberikan iv. Sebagai bolus dan diulang dalam interval 5
menit sampai tercapai denyut nadi > 60 /menit, dosis total tidak boleh melebihi
lebih besar.
diastole. Pada dosis terapeutik biasa, tidak ada perubahan bermakna dari
14
fibrilasi ventrikel setelah defibrilasi yang berhasil, juga efektif mengontrol
denyut ventrikel prematur yang mutlti fokal dan episode takhikardi ventrikel.
Dosis 50-100 mg diberikan iv sebagai bolus, pelan-pelan dan bisa diulang bila
perlu. Dapat dilanjutkan dengan infus kontinu 1-3 mg.menit, biasanya tidak
mg/ml) 11.
Berguna:
hebat karena complete heart block). Ia diberikan dalam infus dengan jumlah 2
Juga berguna untuk sinus bradikardi berat yang tidak berhasil diatasi dengan
Atropine11.
Propanolol : Suatu beta adrenergic blocker yang efek anti aritmianya terbukti
ventrikel berulang dimana ritme jantung tidak dapat diatasi dengan Lidocaine.
Dosis umumnya adalah 1 mg iv, dapat diulang sampai total 3 mg, dengan
hebat karena complete heart block). Ia diberikan dalam infus dengan jumlah 2
Juga berguna untuk sinus bradikardi berat yang tidak berhasil diatasi dengan
Atropine11
15
Kortikosteroid : Sekarang lebih disukai kortikosteroid sintetis (5 mg/kgBB
untuk pengobatan syok kardiogenik atau shock lung akibat henti jantung. Bila ada
sodium succinate tiap 6 jam akan menguntungkan. Bila ada komplikasi paru
seperti pneumonia post aspirasi, maka digunakan dexamethason fosfat 4-8 mg tiap
6 jam11
E. Kompresi Dada
dipelajari, standarnya adalah manual. Beberapa ukuran aliran darah adalah meskipun
lebih banyak iklan kompresi dada di mana sternum tertekan setidaknya 2 inci
setidaknya 100 kali per menit, dengan separuh waktu dalam kompresi.8
Sekolah Kedokteran Johns Hopkins mengajukan teori alternatif aliran darah ke depan
selama upaya resusitasi untuk henti jantung.4 Mereka mengusulkan itu kompresi dada
masing-masing tekanan intrathoracic naik karena jatuhnya saluran udara; toraks teori
kolapsnya paru saluran udara, sehingga mengurangi pergerakan udara keluar dari
paru-paru dan mengurangi ukuran struktur intratoraks, tetapi tidak perlu sama.
16
retrograde aliran darah vena dan dengan setiap relaksasi kompresi dada, tekanan
intrathoracic turun bersama kembalinya darah vena.2,4 Ini kemudian temuan baru dari
inisial mereka rekomendasi tingkat kompresi dada manual 60 / min dengan jeda
Konsep ini asing bagi kelompok riset resusitasi kami, serta untuk menyadarkan
para peneliti di Departemen Bedah dan Fisiologi di Pusat Medis Universitas Duke
(Durham, NC, AS), memimpin kami untuk bekerja sama dalam sebuah penelitian
tingkat kompresi 120 / menit menghasilkan lebih banyak hewan yang berhasil
defibrilasi; 12/13 dari penerimaan hewan kompresi pada 120 / menit dibandingkan
2/13 pada kompresi dada ingkat sion 60 / mnt P <0,002 ”. 5 “Dan lebih dari 24 jam
yang selamat (8/13) pada laju kompresi dada cepat versus 2/13 pada 60 / mnt P <0,03.
Semua 24 jam yang selamat sadar dan bisa duduk, berdiri, dan minum secara
normal ”
17
Ga,mbar 10 : Penekanan Thorax
dada terior, saat kompresi dada untuk jantung penangkapan kemungkinan besar tidak
dalam tekanan intrathoracic sebagai mekanisme aliran darah selama upaya resusitasi
18
F. Kedalaman Kompresi
(CPR). Mereka bekerja dengan secara manual 'meremas' jantung dan mendorong
darah ke seluruh tubuh agar organ vital tetap hidup. Agar kompresi dada menjadi
efektif, mereka harus dilakukan pada kedalaman yang benar untuk memaksimalkan
menyarankan agar kompresi dada dilakukan pada kedalaman 5 - 6cm di atas bagian
tengah dada.
Gambar : 11
Kedalaman ini diperlukan untuk memberikan aliran darah yang cukup ke organ
vital. Kompresi dada yang tidak mencapai kedalaman ini tidak mungkin efektif dalam
memindahkan darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu sangat penting bahwa penolong
pertama dan penanggap pertama dapat melakukan kompresi dada yang memadai dan
19
BAB III
KESIMPULAN
sirkulasi untuk bayi, anak atau orang dewasa yang telah mengalami serangan jantung
mencakup aplikasi manual kompresi dada dan ventilasi untuk pasien henti jantung,
dilakukan dalam upaya mempertahankan viabilitas sampai bantuan tingkat lanjut tiba.
Prosedur ini adalah komponen dasar dari penunjang hidup dasar (BLS) dan penunjang
20
DAFTAR PUSTAKA
7. Pembaharuan Pedoman AHA untuk bantuan dasar hidup Pediatrik Dewasa dan
University of Pennsylavania.
9. Ewy. 2018. The Mechanism of Blood Flow during Chest compressions for
11. Latief S.A. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Penerbit FKUI. 2010
21