Oleh:
Dewi Sumaryani Soemarko
Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI
Pendahuluan
Dalam bekerja prinsip bekerja harus Aman, bebas dari Penyakit dan Kecelakaan, serta NYAMAN yaitu
merasa suasana hati yang nyaman saat bekerja ditambah dengan lingkungan kerja yang nyaman yang
mendukung pekerja untuk bekerja secara nyaman
Hazards, atau yang dikenal dengan bahaya potensial adalah suatu zat/ suatu hal yang mengenai pekerja
secara terus menerus selama pekerja menjalankan pekerjaannya, yang efekya dapat menimbulkan
gangguan kesehatannya. Hazards juga disebut dengan pajanan.
Sementara itu risiko atau sesuatu yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada saat pekerj
melakukan pekerjaannya disebut dengan risiko kecelakaan kerjalakaan
Secara garis besar maka harus mengikuti kaidah Identify (identifikasi), Assess (penilaian), Control
(pengendalian) dan Monitor (pengawasan)
Semua nya harus dilakukan minimal setahun sekali dan juga melakukan Medical Check Up (pemeriksaan
kesehatan pekerja serta pemeriksaan biomonitoring dilakukan minimal setahun sekali. Pemeriksaan
lingkungan kerja juga dilakukan dengan pengukuran yang sesuai dengan standar yang berlaku.
Proses identifikasi dilakukan dengan melakukan aktiitas seperti inspeksi faktor fisik, analisis tugas/
jabatan, analisis proses kerja,pekerja, tempat kerja dan proses kerja
Hirarki pengendalian:
1. eliminasi (teknis)
2. Isolasi (teknis)
3. Meminimalkan pajanan (alat Pelindung diri)
4. ukur keparahan akibat pajanan (risk)
TLV atau NAB adalah rata-rata besarnya konsentrasi / kadar suatu substansi yang diperbolehkan berada
di lingkungan kerja, tanpa menyebabkan gangguan kesehatan pada sebagian besar pekerja
Pengendalian teknis berhubungan dengan aspek teknik, yang memerlukan bantuan dari ahli higiene
industri. Dalam melakukan intervensi lingkungan kerja, maka perlu memperhatikan semua aspek,
termasuk lingkungan kerja, roses kerja dan alat kerja, seperti disain mesin, disain tempat kerja, disain
alat kerja, disain cara kerja
Pengendalian Admnistrasiperlu memperhatikani semua regulasi dan peraturan yang ada, termsuk
melihat UU ketenaga kerjaan, peraturan ketenagakerjaan,UU kesehatan, peraturan kesehatan kerja,
kepmenaker, dan lain lain
Bila dianggap perlu maka perlu membuat sendiri aturan internal tempat kerja
Jangan lupa semua perlu disosialisasi ke setiap orang baik itu pihak manajemen ataupun pekerja.
Mereka perlu diberitahu dan didik tentang pajanan di lingkungan kerja dan efek kesehatan/ risiko
2
kecelakaan
Contohnya bebeapa Peraturan dan Perundangan yang perlu diketahui dalam bidang K3: N
UUD’45 Pasal 27, 2 hak WN atas pekerjaan yg layak
UU no 1/1970 Keselamatan Kerja
UU no 13/2003 Ketenagakerjaan tentang Pelindungan bagi Tenaga Kerja
S.E no 01/1997 dan Kep Men 51/1999 tentang NAB Faktor kimia dan fisika
Per Men 01/82 tentang kewajiban lapor kecelakaan kerja dan PAK
PerMenaker no 02/Men/80 tentang Pemeriksaan Kesehatan tenaga kerja, dalam
Penyelengaraan Kesehatan Kerja
Permenaker RI No.Per.01/Men/76 tentang Wajib Latihan Hiperkes bagi Dokter Perusahaan
KepMen Tenaga Kerja KEP : 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat
Kerja
Pengendalian dengan menggunakan Alat Pelindung Diri dilakukan apabila pengendalian teknis dan
kendali admnistrasi tidak dapat dilakukan. Harus diingat ini adalah prioritas terakhir.
Prinsip penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah untuk mengurangi masuknya pajanan ke adlam
tubuh pekerja
A. Pengendalian teknik
Mengurangi kebisingan dengan menutup mesin yang bising menggunakan bahan peredam suara
Melakukan maintenance mesin agar saat berputar tidak mengeluarkan suara bising
Mengganti mesin yang sangat bising dengan mesin yang kurang bisingnya
B. Pengendalian administrasi
Membuat peraturan: di lingkungan dengan bising > 85 dB harus pakai ear plugs
Ada pola kerja pekerja untuk terpajan panas tinggi 2 jam - >30 WBGT
C. Penggunaan Alat Pelindung diri
Gunakan bila kendali teknik, administrasi tidak dapat mengendalikan pajanan di lingkungan kerja
Ear plug, ear muff, sarung tangan kulit, sarung tangan asbes, baju tahan panas, apron Pb,
kacamata anti sinar ultra violet
A. Kendali Teknik
Membuat disain tempat kerja, disain mesin, disain alat kerja
B. Kendali Administrasi,
Membuat atura aturan dan standar prosedur untuk angkat angkut, cara kerja dan lainnya
C. Penggunaan APD
Penggunaan sepatu yang sesuai, misal dengan alas yang tidak licin
A.Kendali Teknik
Membuat sistem ortala (organisasi tata laksana)
B.Kendali Administrasi
Membuat peraturan tentang hubungan antar pekerja, atasan-bawahan, sanksi dan reward
Membuat aturan kesejahteraan pegawai
Membuat program pendampingan pekerja
Identifikasi Hazards
- mapping hazards , dengan melakukan pengukuran dan penentuan pajanan dan risiko kecelakaan di
lingkungan kerja
Penilaian Hazards
- dilakukan dengan Risk Assessment
- tentukan: High Risk worker yang harus dimonitor dan high risk tempat kerja yang dikendalikan
- Contoh: Bising
Kendali Hazards
Pengendalian: teknik, adminsitrasi dan menggunakan alat pelindung diri
5
Monitoring Hazards
- di lingkungan kerja perlu dilakukan evaluasi pajanan tiap tahun
- untuk pekerja perlu dilakukan pemeriksaan MCU yang sesuai dan pemeriksaan Biomonitoring yang
sesuai setiap tahun
Contoh: KEBISINGAN , pada masalah ini dilakukan Program Konservasi Kebisingan (HCP= Hearing
Conservation Program) , dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
– Survey pajanan bising (identifikasi dan penilaian)
– Pengendalian kebisingan (kendali)
– Pendidikan dan motivasi pekerja (kendali)
– Perlindungan pendengaran pekerja (kendali)
– Pemeriksaan audiometri (monitoring)
– Penilaian program (monitoring)
– Pencatatan dan pelaporan (monitoring)
Kesimpulan
Pengendalian bahaya potensial sesuai pajanan (fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial) harus
dilakukan secara efektif dan melibatkan pekerja/orang yang terpajan bahaya potensial serious harm dan
pihak manajemen
Pada pengendalian perlu dibuat perencanaan pengendalian hazards secara terpadu dan menyeluruh
(Program hazard management)
Semuanya membutuhkan kerjasama dan psrtisipasi semua pihak, demi tercapainya suasana kerja yang
aman, nyaman
Kepustakaan