Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BALONGAN
Jl. Raya Balongan No . 20 Kecamatan Balongan – Indramayu kode Pos 45285
HP. 087739671193 Email: puskesmasbalongansiap@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP)

A. Pendahuluan
Acute flaccid paralysis adalah kelumpuhan yang bersipat layuh terjadi dalam waktu kurang
dari 14 hari yang bukan disebabkan oleh trauma akan tetapi karena gangguan lower motor
neuron .Dalam rangka mendapatkan sertifikasi Indonesia bebas polio ,diperlukan surveilans
kasus AFP /lumpuh layuh yang tidak dilaporkan oleh tenaga kesehatan ,masyarakat ke
kesehatan setempat.Angka cakupan AFP pada beberapa daerah masih sangat rendah.

B. Latar belakang
Upaya pemberantasan polio dilakukan melalui 4 strategi yaitu :immunisasi rutin ,immunisasi
tambahan ,surveilans AFP,dan pengamanan VPL di laboratorium .Dengan intensifnya
program immunisasi polio ,maka kasus polio makin jarang ditemukan .Berdasarkan
rekomendasi WHO tahun 1995 dilakukan kegiatan surveilans AFP yaitu menjaring semua
kasus dengan gejala mirip polio yaitu lumpuh layuh mendadak (Accute Flaccid
Paralysis/AFP ),untuk membuktikan masih terdapat kasus polio atau tidak dipopulasi .
Surveilans AFP dalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus kelumpuhan
yang sifatnya layuh (flaccid )seperti kelumpuhan pada poliomyelitis dan terjadi pada anak
berusi < 15 tahun ,dalam upaya untuk menemukan adanya transmisi virus polio liar.WHO
memperkirakan terdapat lebih 200 diagnosa yang dapat digolongkan kepada kasus
AFP,sebagian besar (30-60 %) kasus afp yang dilaporkan adalah GBS di Indonesia sampai
saat ini dilaporkan sekitar 32 diagnosa yang termasuk sebagai kasus AFP.
Strategi penemuan kasus AFP dilaksanakan melalui surveilans berbasis puskesmas dan
berbasis masyarakat oleh sebab itu tenaga kesehatan di puskesmas ,maupun masyarakat
mempunyai peran yang sangat penting dalam surveilans AFP.

C. Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan Umum :
Mengidentifikasi daerah resiko tinggi AFP di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan Khusus :
1. Menemukan semua kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas
2. Melacak semua kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas
3. Mengambil 2 specimen semua kasus AFP sesegera mungkin bila kelumpuhan terjadi < 2
bulan.

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Penanggung jawab program melakukan pelacakan kasus suspek AFP ,pengambilan 2 kali
spesimen tinja dan penyuluhan

E. Cara melaksanakan kegiatan:


1. Surveilan AFP:
2. Melacak setiap kelumpuhan yang dileporkan oleh masyarakat untuk memastikan bahwa
kelumpuhan tersebut adalah AFP
3. Mengisi format pelacakan (FP1)
4. Melaporkan setiap kasus AFP ke Dinas Kesehatan Kab Sumedang
5. Pengambilan 2 spesimen tinja
6. Mengambil spesimen tinja bila kelumpuhan terjadi < 2 bulan
7. Pengambilan spesimen diupayakan dalam kurun waktu 14 hari pertama setelah
kelumpuhan
8. Pengumpulan 2 spesimen dilakukan dengan tenggang waktu minimal 24 jam
9. Specimen harus tiba di laboratorium paling lambat 3 hari
10. Penyuluhan
11. Menyipakan leaflet tentang AFP atau immunisasi polio

F. Sasaran
Anak berusia kurang dari 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Bulan
No KEGIATAN
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1. Pelacakan x x x x x x x x x x x x
kasus susp
AFP
2. Penyuluhan x x x x x x x x x x x x
AFP

H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Hasil dari pendataan jumlah kasus AFP setiap bulan dilaporkan melalui Kepala Puskesmas
dengan menggunakan format PD3I

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


No Kegiatan Pencatatan Pelaporan Evaluasi
1 Surveilans kasus Pencatatan Pelaporan ada di Evaluasi kegiatan
AFP (Acute Flaccid format pelacakan dalam laporan dilaksanakan 1
Paralysis) FP1 hasil pelacakan tahun sekali untuk
kemudian menjadi acuan
dilaporkan ke pelaksanaan
Dinas Kesehatan kegiatan pada
periode berikutnya

Anda mungkin juga menyukai