Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu kedokteran jiwa atau psikiatri merupakan salah satu cabang ilmu

kedokteran yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan gangguan

jiwa, yaitu dalam hal pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta

juga dalam pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa.

Konsep gangguan jiwa berdasarkan PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III

adalah sindrom atau pola perilaku atau psikologis seseorang yang secar klinis

bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress)

atau hendaya (impairment/disability) didalam satu atau lebih fungsi yang penting

dari manusia.
Dalam rangka meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan jiwa, maka

diperlukan hubungan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan

anggota keluarga penderita gangguan jiwa. Dukungan dari pihak keluarga

merupakan hal terpenting yang dibutuhkan oleh pasien. Keluarga berperan

penting dalam menentukan cara, asuhan dan perawatan yang diperlukan oleh

pasien untuk menghadapi masalah gangguan jiwa dan mencegah kekambuhan.

Salah satu cara untuk meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan jiwa adalah

kunjungan rumah (home visit) yang bertujuan untuk mengetahui dan melengkapi

riwayat perjalanan gangguan jiwa pasien, untuk meninjau lingkungan, keadaan

ekonomi, keadaan keluarga dan hubungan sosial pasien di lingkungan tempat

tinggalnya, pemberian informasi dan edukasi kepadapihak keluarga serta

memperdayakan keluarga dalam merawat pasien di rumah. Paulsell, Boller,

Hallgren, & Esposito (2010) menjelaskan bahwa home visit merupakan suatu

1
2

strategi pemberian pelayanan, tetapi konten dan fokus home visit sebagaimana

karakteristik home visitors dan target hasilnya, berbeda-beda sesuai dengan

model yang digunakan.

Pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan home visit dan home

care merupakan hal yang penting untuk dikuasai seorang dokter untuk dapat

melaksanakan pelayanan kedokteran keluarga yang baik. Oleh karena kegiatan ini

dilaksanakan sebagai salah satu langkah pembelajaran untuk melakukan home

visit bagi pasien. Salah satu kasus yang kami pilih yaitu kasus Sdr. I yang berumur

26 tahun dengan diangnosis gangguan cemas menyeluruh (F41.1). Kami datang

ke rumahnya pada hari Sabtu, 8 Juni 2019 pukul 12.00-14.00. Kami memilih

kasus Sdr. I, karena pasien mampu kembali menjadi pribadi yang mandiri dengan

datang sendiri ke poli untuk melakukan pemeriksaan dan terapi terhadap dirinya

yang terdiagnosis gangguan cemas menyeluruh. Kami ingin menggali lebih dalam

faktor-faktor yang mendukung perbaikan klinis pada Sdr. I dengan melakukan

home visite.

Anda mungkin juga menyukai