Anda di halaman 1dari 5

A.

Isu, Kebijakan, Tantangan Patient Safety serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dalam Pelayanan Kesehatan
1. Isu-isu
a. Preventable adverse events (PAEs) atau kejadian yang tidak diharapkan
dapat dicegah dan dilaporkan dibeberapa pelayanan kesehatan.
b. Penyebab tingginya permintaan akan jasa pelayanan kesehatan yang
berdasarkan pada ukuran biaya.
c. Beban kerja petugas pelayanan kesehatan, ketidakouasan, burn out,
perhatian yang terbagi, dan bekrja tergesa-gesa.
d. Sebagian pasien dapat diperkirakan terancam bahaya, karena tenaga
kesehatan kurang memperhatikan patient safety.
e. Sebagian pasien mengalami infeksi yang diperoleh dari Rumah Sakit.
f. Akses keperawatan medis yang memadai masih terlambat.
2. Isu-isu K3 bagi petugas pelayanan kesehatan
a. Petugas kesehatan dapat terkena penyakit maupun kecelakaan kerja.
b. Ergonomom kerja :
 Posisi kerja : Saat memindahkan pasien posisi tubuh perawat
dalam keadaan membungkuk dan bisa menyebabkan cidera pada
tulang punggung.
 Sepatu yang tidak nyaman : Dapat melukai kaki dan jari kaki.
Alangkah baiknya menggunakan sepatu yang pas atau nyaman
untuk digunakan karena hal tersebut juga dapat mempengaruhi
aktivitas kerja.
c. Hand hygiene
Kebersihan tangan sangat dianjurkan untuk perawat, diharuskan selalu
mencuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
d. Tertusuk jarum
Hal ini sangat sering terjadi, maka dari itu dianjurkan para perawat
memakai APD saat melakukan injeksi atau tindakan lainnya.
e. Bekerja dengan shift yang berganti-ganti
f. Bekerja terlalu lama
Jika jam kerja over akan mengakibatkan stress karena kelelahan, maka
dari itu perlu dilakukan pembagian shift kerja.
3. Tantangan Patient Safety dalam pelayanan kesehatan (Yankes)
a. Kesiapan pihak provider pelayanan kesehatan dalam menjamin
keselamatan pasien.
b. Merasionalkan beban kerja petugas pelayanan kesehatan.
c. Memfasilitasi diselenggarakannya mutu pelayanan kesehatan.
d. Meningkatkan skill dan komitmen petugas kesehatan dan managemen
yankes untuk menjamin keselamatan pasien.
4. Tantanagan K3 dalam pelayanan kesehatan
System pengelolaan yankes telah menggunakan basis K3 dari mulai
bangunan dan sumber daya :
a. Setiap pembangunan fasilitas yang belum tentu ada yang menguasai
prinsip-prinsip K3 dalam bangunan Yankes, misal fasilitas dapat
mendukung ergonomic kerja, fasilitas dapat menjamin keselamatan
pengguna.
b. Belum semua SDM mengikuti pelatihan K3.
c. Komitmen implementasi K3 Yankes belum dibangun.
d. Akreditasi merupakan pendorong untuk pelaksanaan dan bukan
kesadaran berdasarkan tanggungjawab untuk jaminan K3 Yankes.
B. Penerapan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
1. Keselamatan Pasien
Yaitu pelayan yang berkualitas untuk mencegah terjadinya KTD namun
masih juga sering terjadi. Adapun tujuan keselamatan pasien di Rumah Sakit
yaitu :
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
b. Meningkatkan akuntabilitas Ruma Sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menunrunkan kejadian yang tidak diharapkan atau KTD di Rumah Sakit.
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD.
2. Contoh kejadian insiden keselamatan pasien
a. Operasi atau amputasi salah sisi, salah orang.
b. Salah pemberian jenis obat, salah dosis.
c. Salah tindakan.
d. Saat melakukan operasi alat tertinggal di dalam tubuh.
3. KPRS
Yaitu suatu system dimana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih
nyaman, meliputi : assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko.
4. Tugas komite KPRS
a. Mengembangkan program KPRS.
b. Menyusun kebijakan dan prosedur program KPRS.
c. Melakukan motivasi, educator, konsultasi, monitoring, dan evaluasi
implementasi.
d. Melakukan pelatihan internal.
e. Melakukan pencatatan pelaporan dan analisa masalah terkait IKP.
f. Pelaporan eksternal.
g. Secara berkala membuat laporan kegiatan kepemimpinan Rumah Sakit.
5. Tahap penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit
a. Persiapan
 Direktur menerapkan kebijakan tentang KPRS
 Direktur menetapkan penanggungjawab KPRS
 Pilih champion
 Sosialisasi atau buku saku
b. Tahap pelaksanaan
 Deklarasi
 Program 7 langkah menuju keselamatan pasien
 Program penerapan standar penerapan keselamatan pasien
 Pilot projek
 Program khusus
 Forum diskusi
c. Tahap evaluasi
 Monev secara periodic
6. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
b. Pimpin dan dukung staf anda, bangunlah komitmen dan focus yang kuat
dan jelas tentang KP di RS anda
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko, kembangkan system dan proses
pengelolaan resiko, serta lakukan identifikasi dan assesmen hal yang
potensi berbahaya
d. Kembangkan system pelaporan, pastikan staf anda agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden serta mengatur pelaporan kepada
KPRS
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang KP, dorong staf untuk
melakukan analisis akan masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
kejadian itu terjadi
g. Cegah cidera melalui system KP, gunakan informasi yang ada tentang
kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada system
pelayanan
7. Prinsip keselamatan pasien
a. Safe culture (keselamatan budaya)
b. Safe care (keperawatan yang aman)
c. Safe place (tempat yang aman)
d. Safe patient (pasien yang aman)
e. Safe staff (staf yang aman)
f. Safe support system (system pendukung yang aman)
8. Tujuan manfaat penerapan keselamatan pasien rumah sakit merupakan tolak
ukur keberhasilan KP dirumah sakit
a. Budaya safety meningkat dan berkembang
b. Komunikasi dengan pasien dan masyarakat berkembang
c. KTD menurun, peta KTD selalu ada dan terkini
d. Resiko klinis menurun
e. Keluhan dan litigasi menurun
f. Mutu pelayanan meningkat
g. Citra rumah sakit dan pelayan rumah sakit meningkat
C. Menjamin Keamanan dan Keselamatan Pasien dan Pengunjung di Rumah Sakit
1. Pendekatan Human Error
Pendekatan personal dan pendekatan system
2. Jenis-jenis Hazard (Bahaya)
a. Biologi
 Kuman pathogen (bakteri, virus, jamur) dari pasien,
limbah/cairan dari tubuh pasien. Penularan penyakit dari pasien
karena kontak melalui udara, darah, sputum.
 Melalui kontak langsung, tertusuk jarum, airborne, dll
 Terpapar obat/bahan kimia lain
b. Fisika
 Listrik (penataan kabel listrik yang tidak aman)
 Radiasi (C-ARM)
 Kompor gas yang diletakkan diruang dengan penghawaan
tertutup
c. Kimia
 Kontak dengan obat-obat yang berbahaya (obat kemoterapi)
 Bahan kimia iritatif (desinfektan : alcohol 96%, klorin)
 Oksigen (mudah terbakar)
d. Ergonomic
Mengangkat beban berat (angkat, angkut pasien yang benar
e. Psikososial
Stress dan kejenuhan
3. Perubahan Paradigma Pelayanan Kesehatan (RS menjamin palayanan yang
lebih aman)
a. Akreditasi menjamin pelayanan RS yang aman
 KARS (INDONESIA)
 JCI (INTERNATIONAL)
b. Akreditasi
 Menyeimbangkan hak dan kewajiban pasien dan fasyankes
 Melindungi pasien dari pelayanan yang tidak aman
 Memaksa fasyankes memenuhi standar

Anda mungkin juga menyukai