OLEH :
NURINDAH EKA FITRIANI
B111 13 590
SKRIPSI
Pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
studi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Strata Satu (S1) bagian
Hasanuddin Makassar.
pengarahan dari berbagai pihak serta kemauan keras maka skripsi ini
orang tuaku pemberi motivasi terbesar penulis dalam penulisan skripsi ini,
vi
Hasniar atas segala pengorbanan, kasih sayang dan jerih payahnya
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. selaku Rektor
Halim, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin.
3. Bapak Prof. Dr. Muhadar, S.H., M.S. selaku Pembimbing I dan Ibu
penulis.
vii
4. Bapak Prof. Dr.H.M. Said Karim,S.H.,M.H.,M.Si, Bapak Dr.
Hasanuddin.
melakukan penelitian.
viii
10. Kepada keluarga besar, nenek ,kakek, tante, om dan sepupu-
sepupu Penulis yang tidak dapat disebut satu persatu terima kasih
11. Sahabat terbaikku yang paling setia sejak mahasiswa baru,Sri Rezky
Radeng, Selly Oktaviani, dan Risma Nur Hijriah Rusni Rauf, yang
diukur dengan apapun . Semoga kita selalu bisa saling berbagi dan
Kifa, Titis, Lisa, Mey, Inzani, Helga dan Helsa yang atas support,
14. Terima Kasih kepada Andri Noor Fadly yang selalu memberikan
skripsi ini.
15. Kepada keluarga besar UKM Bengkel Seni Dewi Keadilan (BSDK),
Terus Berekspresi.
ix
16. Kepada keluarga besar Asian Law Student’s Association (ALSA),
Always Be One.
sekarang.
Kebersamaan !
20. Dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis tapi tidak
x
Penulis sadari bahwa dalam skripsi ini masih begitu banyak
akan datang bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para
xi
DAFTAR ISI
vii
xii
C. Anak............................................................................ 27
1. Pengertian Anak ................................................. 27
2. Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana ................. 29
3. Anak Sebagai Korban Tindak Pidana ................. 30
4. Perlindungan Hukum Terhadap Anak ................ 30
D. Perimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan ..... 31
1. Pertimbangan Yuridis .......................................... 31
2. Pertimbangan Sosiologis ..................................... 35
A. Kesimpulan ................................................................... 68
B. Saran ............................................................................ 69
LAMPIRAN
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
amanah Tuhan harus senantiasa dijaga dan dilindungi karena dalam diri
dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia
1
anak,kelangsungan hidup dan tumbuh kembang,menghargai partisipasi
anak. 2
penentu pada cerah atau suramnya nasib dan masa depan anak. Anak
2
memberikan perlindungan terhadap anak. Meskipun demikian, dipandang
menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang
(delapan belas) tahun. Hal ini bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak
3
melalui lembaga perlindungan anak,lembaga keagamaan,lembaga
negara dalam praktiknya terus mengalami modernisasi dan tidak ada satu
dalam membangun kehidupan yang aman, tentram dan damai. Salah satu
4
bidang hukum dalam rangka menjaga ketertiban dan keamanan warga
perbuatan yang terlarang dan memiliki sanksi yang tegas bagi yang
suatu bentuk sikap manusia yang harus kita kawal bersama dalam
Salah satu bentuk kejahatan yang seringkali terjadi di sekitar kita yakni
pertanda bahwa hal tersebut tidak lepas dari perilaku masyarakat yang
5
dan pengaruh lingkungan pergaulan yang kurang baik. Perselisihan baik
secara personal ataupun kelompok dapat menjadi suatu faktor yang dapat
penganiayaan.
pula.
yang dapat merugikan orang lain terhadap fisik bahkan dapat berimbas
pada hilangnya nyawa orang lain. Tidak hanya itu, terdapatnya aturan
sendiri telah termuat dalam KUHP yakni pada Pasal 351 s/d Pasal 358
6
Selain Pasal 351 s/d Pasal 358 KUHP yang mengatur tentang
pelaku dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan rasa keadilan bagi
7
mempertanggungjawabkan perbuatannya melalui proses peradilan. Tidak
penganiyaan itu sendiri menjadi hal penting, bagi penegakan Hak Asasi
7/Pid.Sus/2015/PN.Tka).”
B. Rumusan Masalah
7/Pid.Sus/2015/PN.Tka)?
Nomor 7/Pid.Sus/2015.PN.Tka)?
8
C. Tujuan Penelitian
Nomor 7/Pid.Sus/2015.PN.Tka)?
D. Kegunaan Penelitian
penulis, dan para kalangan yang berminat dalam kajian bidang yang
sama.
2. Dari segi praktis, dapat dijadikan masukan dan sumber informasi bagi
9
dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi para pengambil
pengetahuan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
berasal dari bahasa Belanda yaitu Strafbaar feit yang berarti tindak pidana,
dipidana. Kata Strafbaar feit terdiri dari 3 (tiga) suku kata yaitu Straf,baar,
dan feit. Straf artinya pidana. Dalam kaitannya dengan istilah Strafbaar feit
secara utuh, ternyata Straf diterjemahkan juga dengan kata hukum. Untuk
kata baar, ada dua istilah yang digunakan yakni dapat atau boleh.
pengertian dasar dalam ilmu hukum sebagai istilah yang dibentuk dengan
haruslah diberikan arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas
11
dikenal, maka dalam perundang-undangan yang menggunakan Istilah
rumusan delik);
yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang
Yogyakarta, Hlm.28
8 I Made Widnyana, 2010, Asas-asas Hukum Pidana, Fikahati Aneska, Jakarta, hlm. 34
12
Sudarto berpendapat bahwa pembentuk Undang-Undang sudah tetap
istilah tindak pidana seperti yang telah dilakukan oleh pembentuk Undang-
a. Unsur objektif.
13
1) Sifat melanggar hukum
3) Kausalitas
b. Unsur subjektif.
ayat(1) KUHP.
pencurian,penipuan,pemerasana,dan sebagainya.
10Ibid., hlm. 50
14
Simons menyebutkan adanya unsur objektif dan unsur subjektif dari
dibagi menjadi :
melakukan perbuatan.
pembuat.
1. Pengertian Penganiayaan
Politeia,Bogor,hlm.245
15
1) Sengaja menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan)
3) Menyebabkan luka-luka
menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain,unsur dengan sengaja
disini harus meliputi tujuan menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang
perbuatan. Kehendak atau tujuan disini harus disimpulkan dari sifat pada
perbuatan yang menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain. Dalam
hal ini harus ada sentuhan pada badan orang lain yang dengan sendirinya
menimbulkan akibat sakit atau luka pada orang lain. Misalnya memukul,
lain.14
16
pidana Belanda, mula-mula dalam rancangan Undang-Undang dari
kesehatan orang lain karena perumusan ini tidak tepat. Karena meliputi
atau anggota badan manusia yang mana luka yang diderita oleh korban
1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
2) Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian;
3) Kehilangan salah satu panca indra;
4) Mendapat cacat berat;
5) Menderita sakit lumpuh;
6) Terganggu daya pikir selama empat minggu atau lebih;
7) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
17
2. Unsur-unsur Penganiayaan
berikut:
a. Adanya kesengajaan.
b. Adanya perbuatan
18
kekerasan fisik dalam bentuk memukul, menendang, mencubit, mengiris,
terjadinya penganiayaan.
pokok atau bentuk standar terhadap ketentuan Pasal 351 KUHP yaitu pada
penganiayaan biasa,yakni :
16Tongat, 2003, Hukum Pidana Materiil: Tinjauan Atas TIndak Pidana Terhadap Subjek
Hukum dalam KUHP, Djambatan, Jakarta, hlm. 74
17Adami Chazawi,2010, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa,Rajawali Pers,
Jakarta,hlm.10
19
3) Penganiayaan mengakibatkan kematian dan di hukum dengan
hukuman penjara dan selama-lamanya tujuh tahun
4) Penganiayaan yang berupa sengaja merusak kesehatan
a) Adanya kesengajaan.
b) Adanya perbuatan
penjara tiga bulan atau denda tiga ratus rupiah apabila tidak masuk dalam
rumusan Pasal 353 dan Pasal 356 KUHP,dan tidak menyebabkan sakit
ringan ini terhadap orang yang bekerja padanya atau yang ada di bawah
perintahnya.
20
a) Bukan berupa penganiayaan berencana
c) Tidak menimbulkan :
1) Penyakit;
3) Pencaharian
empat tahun.
21
1) Pengambilan keputusan untuk berbuat suatu kehendak dilakukan
b) Bagaimana cara dan dengan alat apa serta bilamana saat yang
Perbuatan berat atau atau dapat disebut juga menjadikan berat pada
menganiaya.
a) Kesalahannya: kesengajaan
22
b) Perbuatan: melukai berat.
Penyakit atau luka yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan
pencaharian.
Kekudung-kudungan
kandungan.
(Pasal 354 ayat 1 KUHP) dan penganiayaan berencana (Pasal 353 ayat 2
23
dalam penganiayaan berat berencana bukanlah menjadi tujuan.Dalam hal
akibat,kesengajaan ditujukan pada akibat luka beratnya saja dan tidk ada
Pidana yang ditentukan dalam Pasal 351, 353, 354 dan355 dapat
a) Kualitas korban
18
Ismu Gunadi dan Jonaedi Efendi,Op.Cit,hlm.97
19Tongat, Op. Cit. hlm. 104
24
lebih besar agar dapat menunaikan tugas-tugas tersebut demi kepentingan
umum.
2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) luka berat,
maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,. (seratus juta
rupiah).
3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) mati, maka
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 dan/atau
denda paling banyak Rp. 200.000.000,. (dua ratus juta rupiah).
25
4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1),ayat (2).dan ayat (3) apabila yang melakukan
penganiayaan tersebut orang tua nya.
tentang penganiayaan anak ini diatur khusus dalam Pasal 76C UU 35/2014
yang berbunyi:
2014:
(2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka
berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati,
maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
26
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat apabila yang
melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya.
C. Anak
1. Pengertian Anak
kecil.23
dalam kandungan.
21 Marlina,Op.Cit.hlm.33
22 Yudo Waskitho,2005. Tindak Pidana Penganiayaan yang Dilakukan Anak dan Upaya
Penanggulangannya. Skripsi. Semarang: Fakultas Hukum Universitas Katolik
Soegijapranata. hlm. 22
23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997, Jakarta : Balai Pustaka, hlm. 35.
27
b) Anak menurut Undang-undang Pengadilan Anak:Undang-undang
1997.
genap 21 (dua puluh satu) tahun dan tidak lebih dulu telah kawin.
28
2. Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana
Pengadilan Anak, batas usia anak beragam tetapi dengan adanya Putusan
belum 18 tahun tetapi telah mencapai umur 12 tahun dan belum 18 tahun.
peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Batas umur Anak Nakal yang dapat diajukan ke Sidang Anak adalah
belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun, tetap diajukan ke Sidang
Anak.
24
Bambang Waluyo,2008, Pidana dan Pemidanaan.Sinar Grafika,Jakarta. hlm. 26
29
yang menjadi saksi tindak pidana. Anak yang berkonflik dengan
hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah
berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan
belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
korban tindak pidana yang selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak
30
Perlindungan anak merupakan suatu bidang pembangunan nasional.
1. Pertimbangan Yuridis
untuk segala macam tindak pidana, baik tindak pidana yang diatur dalam
31
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana maupun tindak pidana yang diatur
khusus adalah dirumuskan dan berlaku pada tindak pidana tertentu saja,
486, Pasal 487, dan Pasal 488 KUHP, pemberatan pidana adalah
25
Ade Hardianti, 2012, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Anak,
Skripsi, Makassar. hlm. 32.
32
dapat ditambah sepertiga dari ancaman maksimum pidana penjara.
Menurut Pasal 486, Pasal 487, dan semua jenis pidana menurut
tindak pidana yang termasuk dan disebiut dalam ketiga pasal ini
menjadi dua minggu kurungan sesuai Pasal 492 ayat (2), atau
sesuai Pasal 495 ayat (2) dan Pasal 501 ayat (2).
dalam jenis/kualifikasi tindak pidana pencurian dalam Pasal 363 dan Pasal
33
- Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997, anak yang
dalam Pasal 53 ayat (2) dan Pasal 57 ayat (1). Pidana maksimum
itu saja, dan tidak berlaku umum untuk segala macam tindak pidana.
34
Misalnya : tindak pidana pencurian ringan yang diatur dalam Pasal
364.
2. Pertimbangan Sosiologis
1) Kesalahan terdakwa
pelaku.
meringankan.
35
Hal-hal yang memberatkan dalam menjatuhakan pidana menurut
adalah:
memperbaiki kesalahannya.
26
Ibid.,hlm. 37
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Jenis data yang dipergunakan adalah data kualitatif yakni data yang
37
penelitian.Data jenis ini diperoleh melalui perpustakan atau
sebagai berikut :
Takalar.
Negeri Takalar.
1. Yurisprudensi;
38
3. Berbagai literature
4. Sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh Penulis.
D. Analisis Data
39
BAB IV
Nomor 7/Pid.Sus/2015/PN.Tka
1. Identitas Terdakwa
Syamsuddin
Kebangsaan : Indonesia
Kecamatan Pattalassang,Kabupaten
Takalar.
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
40
2. Posisi Kasus
berkelahi dengan terdakwa dan pada waktu itu ADNAN sedang dirangkul
dan berada dibawah badan terdakwa dan tiba-tiba saksi korban langsung
jaket yang dipakai terdakwa agar tangan terdakwa terlepas lalu terdakwa
41
ditandatangani oleh dr.H.M. Munir,M.Kes. dokter pada puskesmas
pada hari Minggu tanggal 31 Agustus 2014,sekitar jam 17:30 Wita atau
42
ALIAS CIWA yang mengakibatkan luka berat, yang dilakukan oleh terdakwa
sebagai berikut :
hari.
43
Akhirnya perbuatan terdakwa MUH. PEBRI RAHMADANI SYAM BIN
Pasal 80 ayat (2) UU. No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
44
5. Analisis Penulis
45
Jaksa Penuntut Umum harus membuktikan perbuatan terdakwa
dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP, maka unsur-unsur tindak pidananya harus
sebagai berikut:
a. Adanya Kesengajaan
perbuatannya tersebut.
sedang berkelahi dengan terdakwa dan pada waktu itu temannya sedang
dirangkul dan berada dibawah badan terdakwa dan tiba-tiba saksi korban
46
menarik baju atau jaket yang dipakai terdakwa agar tangan terdakwa
terlepas lalu terdakwa menggigit jari telunjuk saksi korban sampai putus.
dimaksud terbukti.
luka pada tubuh orang lain. Sedangkan, menurut alinea ke-4 dalam Pasal
351 ayat (1) KUHP masuk pula dalam pengertian penganiayaan ialah
dilakukan dengan sengaja dan tidak dengan maksud yang patut atau
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah. Dari alat bukti itu dapat
tersebut.
47
Berbicara mengenai alat bukti tentu saja tidak akan terlepas dari
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.
alat bukti seperti yang dikehendaki secara limitatif olehPasal 184 KUHAP.
a. Keterangan saksi
27
KUHAP, Pustaka Yustisia: Yogjakarta, hlm: 79.
48
- Bahwa saksi tahu diperiksa dipersidangan sehubungan
49
- Bahwa atas kejadian tersebut jari tangan saksi mengalami
Takalar;
50
Kabupaten Takalar,saksi hendak pulang kerumah tiba-tiba
terdakwa
51
- Bahwa yang menjadi korban penganiayaan adalah
Takalar;
52
b. Bukti Surat
c. Keterangan Terdakwa
53
bertanya kepada saudara Adnan “kenapa kau pukul om
kembali.
Unsur ke-3 ini adalah unsur perbuatan yang menyebabkan luka pada
54
dari tubuh, atau menjadi lain dari rupa semula sebelum perbuatan itu
dilakukan.
telah terbukti.
dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan di buktikan dengan alat bukti yang
55
Dalam penerapan hukum pidana formiil, ada satu permasalahan
yang menurut penulis adalah hal yang sangat fundamental tapi dilupakan
berbunyi :
28
doktrin Miranda principles yang merupakan hak-hak dasar manusia atau konstitusional
tersangka/terdakwa meliputi :
1. Hak untuk tidak menjawab atau diam sebelum diperiksa dan/atau sebelum
dilakukan penyidikan;
2. Hak untuk menghadirkan penasihat hukum dan hak untuk berkonsultasi sebelum
dilakukan pemeriksaan atau penyidikan oleh penyidik;
3. Hak untuk disediakan penasihat hukum bagi tersangka atau terdakwa yang tidak
mampu.
Lebih lanjut lihat pada Siswanto Sunarso, Filsafat Hukum Pidana: Konsep,
Dimensi,dan Aplikasi, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2015, hlm.286.
56
terdakwa yang tidak di dampingi oleh Penasihat Hukum selama tahapan
seharusnya penyidik, penuntut umum dan majelis hakim harus tetap jeli
berbunyi :
secara cuma-cuma.
57
B. Pertimbangan Hukum Oleh Majelis Hakim dalam Memutuskan
Hal ini sangat perlu untuk menciptakan putusan yang proporsional dan
1. Putusan Hakim
58
c. Menetapkan supaya terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).
2. Pertimbangan Hakim
59
benda tajam yang mengakibatkan terganggunya aktivitas korban
dalam melakukan kegiatan sehari-hari;
60
SYAMSUDDIN dengan identitas seperti dalam dakwaan Jaksa
Penuntut Umum sebagaimana tersebut diatas dan bukan orang lain
serta Terdakwa juga sehat secara rohani dan mampu bertanggung
jawab,sehingga dengan demikian unsur “setiap orang” telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa oleh karena seluruh unsur dari Pasal 80 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
telah terpenuhi,maka Terdakwa harus dinyatakan telah terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan
kualifikasi melakukan penganiayaan terhadap anak;
61
Menimbang, bahwa selanjutnya sebelum terdakwa dijatuhi
pidana,maka terlebih dahulu akan dipertimbangkan hal-hal yang dapat
memberatkan maupun meringankan pidana bagi terdakwa;
Hal-hal yang memberatkan :
- Perbutan terdakwa dapat merusak mental dan masa depan Korban
serta meresahkan masyarakat pada umumnya dan orang tua korban
pada khusunya;
- Perbuatan terdakwa mengakibatkan cacat pisik pada korban;
Hal-hal yang meringankan:
- Terdakwa bersikap jujur dan sopan sehingga mempermudah
persidangan.
MENGADILI
62
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa MUH.PEBRI RAHMADANI
4. Analisis Penulis
Putusan itu sendiri ditujukan bagi siapa saja yang ikut andil dalam
suatu kasus pidana oleh karena guna menciptakan tujuan hukum itu sendiri.
Secara yuridis berapapun sanksi pidana yang dijatuhakan oleh hakim tidak
63
objektif dapat diterima dan memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat luas
pada umumnya dan bagi saksi korban dan juga terdakwa pada khususnya.
merupakan salah satu alat yang penting yang digunakan oleh Majelis Hakim
pidana apabila perbuatan pelaku tindak pidana terbukti secara sah dan
ini adalah sebagai sarana untuk menjerat siapa saja yang telah melakukan
64
kejahatan yang mengancam hak asasi anak dan kesejahteraan anak. Pasal
penjara selama 1 (satu) tahun dan biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua
ribu rupiah).
pemidanaan 29:
29
Retno,2012, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan terhadap Anak yang
dilakukan Secara Bersama-sama,Skripsi,Makassar,hlm.75
65
1. Untuk memperbaiki pribadi dari diri penjahat itu sendiri
2. Untuk membuat orang menjadi jera dalam melakukan kejahatan-
kejahatan,dan
3. Untuk membuat penjahat-penjahat tertentu menjadi tidak mampu
untuk melakukan kejahatan lain,yakni penjahat dengan cara-
cara lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
sejak dari janin dalam kandungan sampai pada usia 18 tahun. Titik tolak
66
yang meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak.
1. Non Diskriminasi;
2. Kepentingan yang terbaik bagi anak;
3. Hak untuk hidup,kelangsungan hidup,perkembangan;
4. Penghargaan terhadap pendapat anak.
30
Paulus Hadisuprapto, Delikuensi Anak Pemahaman dan Penanggulangannya.Bayumedia
Publishing,2008,Malang.hlm. 162
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penyidikan yang dilakukan oleh pihak penyidik dan realita yang ada.
pada diri terdakwa dan atau pada perbuatan terdakwa yang dapat
68
harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatan terdakwa
B. SARAN
69
4. Bagi para Hakim hendaknya memberikan sanksi yang tegas dan
70
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
71
Rika Saraswati,2009,Hukum Perlindungan Anak di Indonesia.PT Citra
Aditya Bakti,Bandung.
Kamus
Majalah
Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XXVI No.308 Juli 2011. Ikatan
Peraturan Perundang-Undangan
72
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
73